Ayunda dan Fira bekerja dengan fokus, tapi tak sengaja tatapan mata nya malah salah fokus saat melihat seseorang dengan memakai jas rapih keluar dari area dapur. Ayunda juga melihat Yolanda keluar dari area dapur sambil merapikan baju nya. Dia juga menyisir rambut nya, lalu mengikat nya dan setelah itu dia juga ikut bekerja mengelap meja.
"Pagi, Ayu.."
"Pagi, Yol. Kamu habis dari mana?" Tanya Ayunda, sedangkan Fira hanya melihat saja karena posisi mereka agak berjauhan.
"Dari dapur, kenapa?"
"Enggak, kok keluar nya barengan sama pria itu?" Tanya Ayunda sambil menunjuk pria yang tadi keluar dari area dapur dengan dagu nya. Dia terlihat sedang duduk sambil menatap layar laptop yang menyala di depan nya. Kenapa juga dia ada disini, padahal restoran bukan buka?
"Ohh, cuma kebetulan aja kok."
"Hmmm, beneran?" Tanya Ayunda, membuat wajah Yola terlihat pucat seketika. Dia harus menjawab apa pada Ayunda?
"I-iya, Yu."
"Yaudah, kalo gitu kita kerja aja."
"Semangat, Ayu."
"Sama, kamu juga semangat kerja nya." Jawab Ayunda dengan senyum polos nya, Yola pun pergi ke arah belakang untuk mengelap meja di bagian sana. Dan setelah pukul delapan pagi, restoran pun buka.
Ada beberapa pengunjung yang datang, Ayunda langsung menghampiri mereka dengan membawa buku menu dan catatan kecil untuk mencatat pesanan pelanggan.
"Selamat pagi, Tuan. Apa anda ingin memesan sesuatu?" Tanya Ayunda pada seorang pria berwajah tampan ke bule-bulean, rambut nya coklat dengan bola mata biru.
"Menu sarapan disini apa saja?" Tanya nya, suara nya terdengar sangat berat membuat Ayunda tersenyum canggung. Apalagi saat tak sengaja tatapan mata nya bersirobok dengan pria tampan itu.
'Ya ampun, tampan sekali.' Batin Ayunda, maklumlah seumur hidup nya dia hampir tidak pernah melihat pria tampan kecuali di televisi. Dia hanya bisa melihat wajah brengos paman dan bibi nya, juga putri nya yang manja dan pemalas. Apa-apa harus dirinya yang mengerjakan, bahkan saat menstruasi saja, dia juga yang harus mencuci semua nya, termasuk pakaian dalaam nya.
Menjijikan bukan? Tapi tetap saja Ayunda mengerjakan nya. Kalau tidak, pasti bibi nya akan marah besar karena si anak manja itu mengadu kalau dia menolak permintaan nya. Sebagai orang yang tahu diri karena hidup hanya menumpang, Ayunda pun melakukan nya, meskipun terkadang sambil menggerutu, tapi dalam hati. Mana berani dia menggerutu secara langsung, yang ada nanti kena gampar.
"Ada soto daging dengan kualitas terbaik, bubur ayam spesial."
"Ya, aku pesan soto saja dengan secangkir kopi hitam tanpa gula." Jawab nya, Ayunda pun segera mencatat pesanan nya, setelah itu pun dia pamit undur diri.
"Baik, Tuan. Mohon tunggu sebentar, makanan nya akan segera sampai beberapa menit kemudian."
"Hmmm.." Pria itu hanya menjawab dengan deheman. Dia menatap punggung Ayunda dengan wajah datar nya, lalu tersenyum miring setelah gadis itu pergi ke dapur dan tidak terlihat lagi.
"Pesanan, kak." Ucap Ayunda sambil memberikan secarik kertas pada Firman selaku chef yang memasak semua makanan yang ada di menu. Tentu nya, bukan hanya Firman yang bertugas memasak, tapi masih ada beberapa orang lagi yang bertugas memasak.
"Ya, sebentar."
Benar saja, tak lama kemudian semangkuk soto daging dengan kuah kuning yang kaya akan rempah siap, juga secangkir kopi hitam tanpa gula. Ayunda langsung meletakan nya ke dalam nampan dan setelah itu mengantarkan nya ke meja itu.
Gadis itu tidak menyadari kalau setiap gerak gerik nya di perhatikan oleh seseorang, pria yang tadi keluar dari dapur bersama Yolanda terlihat memantau setiap gerakan gadis cantik dan anggun itu. Dia tidak ingat, kapan ada gadis ini disini? Rasa nya terlihat asing, namun gadis itu cukup cantik dengan tubuh yang berisi.
"Ini pesanan anda, Tuan."
"Ya, terimakasih. Omong-omong, apa kau karyawan baru disini?"
"Aaaa, iya Tuan. Saya baru bekerja hari ini disini."
"Ohh, pantas saja aku baru melihat mu. Siapa nama mu?" Tanya nya, Ayunda tersenyum ramah ke arah pria tampan itu.
"Ayunda, atau panggil saja Ayu." Jawab Ayunda. Pria itu menganggukan kepala nya, lalu membalas senyuman gadis itu.
"Terimakasih."
"Sama-sama, Tuan." Jawab Ayunda, dia pun pamit undur diri. Gadis itu pergi ke belakang, lalu di susul oleh pria yang sedari tadi memperhatikan nya.
"Tunggu, nona.." Ayunda berbalik dan menatap pria yang tadi keluar dari dapur, dia tersenyum kecil.
"Ada apa, Tuan?"
"Siapa kau?"
"Saya? Ayunda, saya karyawan baru disini." Jawab Ayunda sambil menyunggingkan senyuman tipis nya.
"Ohh, pantas saja aku baru melihat mu. Selamat bekerja disini, semoga kau betah."
"Terimakasih, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu." Pria itu mengangguk dan membiarkan Ayunda pergi. Tanpa sepengetahuan nya, pria itu menyeringai saat melihat penampilan gadis itu dari atas hingga ke bawah.
"Ayu.." Panggil Fira, dia menatap Ayunda dengan tatapan memicing.
"Iya, kenapa Fir?" Tanya Ayunda, sambil meletakan nampan dan mencuci tangan nya.
"Ada apa tadi Pak Roy manggil kamu?"
"Pak Roy? Siapa dia?" Tanya Ayunda, dia baru sehari bekerja disini, jadi belum hafal nama-nama orang yang berada disini.
"Itu, yang tadi ngajakin kamu bicara disana."
"Ohh, dia cuman nanya doang. Siapa aku, ya aku bilang nama aku Ayu dan aku karyawan baru disini." Jelas Ayunda dengan polos. Fira menggelengkan kepala nya, sambil menepuk kening nya.
"Kamu tahu dia siapa?" Tanya Fira pelan. Ayunda menggelengkan kepala nya, dia mana tahu dia siapa. Nama nya juga baru dia ketahui dari Fira kan barusan.
"Suami nya Bu Riska."
"Hah, jadi dia Pak Bos dong?"
"Ya iyalah." Jawab Fira, membuat Ayunda manggut-manggut paham. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.
"Fir, aku tadi kan ke kamar mandi terus aku cerita tentang suara itu kan? Aneh aja, aku melihat Pak Roy keluar nya barengan sama Yola."
"Sshhhtt, aku bilang juga nanti kamu bakalan terbiasa, Ayu. Sudah, ayo lanjut kerja keburu di marahin." Ucap Fira, Ayunda benar-benar heran. Apa sih yang akan terbiasa nanti? Dia benar-benar penasaran, tapi biarlah dia menyimpan dulu rasa penasaran nya.
Saat jam makan siang, Ayunda dan teman-teman lain nya sedang sibuk-sibuknya, karena restoran ini terletak tepat di dekat perusahaan. Jadi, mereka memilih untuk makan siang disini. Jujur saja, itu cukup membuat Ayunda kewalahan.
"Hufftt, capek banget ya.."
"Nama nya juga kerja, pasti capek lah Yu." Jawab Fira sambil menyuap makan siang nya dengan tangan. Saat ini, mereka tengah menikmati makan siang dengan lahap setelah hampir seharian bekerja. Tapi, lagi-lagi Ayunda tidak melihat keberadaan Yola disini. Padahal, semua karyawan nya makan siang bersama disini.
"Yola kemana ya?"
"Sshhtt, udah gak usah di bahas. Nanti juga kamu bakalan tahu sendiri tanpa harus nyari tahu. Udah, cepetan makan nya keburu jam makan siang nya abis." Ucap Safira, Ayunda pun menurut dan kembali melanjutkan pekerjaan nya.
Hari ini, Bu Riska tidak datang ke restoran karena ada halangan, jadi di wakilkan oleh Roy, suaminya.
Ayunda menyelesaikan makan nya, dia pun bergegas kembali mengelap meja untuk yang ke sekian kali nya. Tadi, ada banyak pelanggan, mungkin saja ada makanan yang tumpah hingga meja menjadi kotor dan itu harus di lap segera agar tidak meninggalkan bekas.
Lagi-lagi, Ayunda mendengar suara-suara yang sama seperti tadi pagi di kamar mandi. Suara aneh yang berasal dari ruangan tempat Bu Riska, atau ruangan khusus untuk tempat beristirahat.
"Aaahhh.. aahhh, faster babyh.." Suara yang terdengar begitu jelas, tapi itu suara seorang pria. Ya, Ayunda tahu benar akan hal itu. Dia berniat kembali menguping, tapi lagi-lagi niat nya di cegah oleh Safira. Gadis itu langsung menarik tangan Ayunda dan meminta nya jangan terlalu mempedulikan hal-hal semacam itu.
Meskipun penasaran, akhirnya Ayunda pun menurutinya. Dia kembali fokus dengan pekerjaan nya, mengelap meja dengan sepenuh hati agar hasilnya juga bersih.
......
🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Yani
Suaminya bu Riska ga bener tu
2023-07-17
1
Uneh Wee
hmmm. ...
2023-05-07
1
nuna jimin🧸🧸
lanjut
2023-05-04
1