"Ayunda.." Panggil Roy, pria itu keluar dari ruangan nya dan memanggil Ayunda, gadis itu pun segera menyahut, tapi Fira memberi kode mata seperti mengatakan hati-hati. Ayunda paham benar dengan kode yang di berikan oleh Fira, dia pun berjalan mendekat ke arah Roy.
"Saya, Pak."
"Nanti sore, bisakah kamu bekerja lembur menggantikan Yola?" Tanya Roy membuat Ayunda tanpa banyak berpikir lagi langsung mengiyakan saja.
"Boleh, Pak."
"Ya sudah, kalau sudah jelas kamu bisa. Fira juga lembur hari ini, jadi kamu ada teman nya."
"Baik, Pak. Terimakasih." Jawab Ayunda, gadis itu pun menunduk hormat dan pamit undur diri. Entahlah, hawa nya berdekatan dengan pria itu membuat nya tidak enak hati. Ada sesuatu yang membuat Ayu tidak betah untuk berdekatan dengan pria itu.
"Kalau begitu, saya pamit dulu, Pak."
"Ya." Buru-buru Ayunda pun pergi dengan cepat, dia kembali mengerjakan pekerjaan nya yang masih tersisa cukup banyak.
'Gadis yang menarik, aku harus bisa membawa gadis itu ke atas ranjang ku.' Batin Roy, dia tersenyum smirk begitu melihat punggung Ayunda menjauh. Rasa nya, dia penasaran dengan sosok gadis cantik dan polos itu. Dari wajah nya saja, Roy bisa menebak kalau Ayunda adalah gadis yang polos dan lugu. Maklumlah, dia kan gadis desa. Jadi, mana tahu bagaimana pergaulan di kota. Sudah pasti kalau Ayunda masih memiliki apa yang tidak di miliki oleh Yolanda.
Ya, Roy dan Yola memiliki hubungan tersembunyi. Mereka sering kali melakukan hubungan badan, mereka menjalin hubungan itu di belakang Mariska, selaku atasan dan istri dari Roy. Hubungan kedua nya bukanlah sebuah rumor lagi, sudah banyak karyawan yang memergoki mereka tapi tidak ada yang berani melapor pada Mariska karena ancaman Roy.
Kenapa mereka menjalin hubungan itu? Nafssu, ya jawaban nya adalah nafssu. Roy merasa tidak puas dengan pelayanan istri nya, jadi dia jajan di luar. Tapi, jajan di luar nya dengan salah satu karyawan di restoran milik istri nya sendiri. Gila bukan? Tapi, itulah kenyataan nya.
Sekarang, Roy sudah merasa bosan dengan Yola, jadi dia mencari mangsa baru dan gadis yang menjadi incaran nya saat ini adalah Ayunda. Gadis desa yang cantik dan polos, sudah jelas kalau gadis itu masih suci, belum pernah di jamah siapapun. Roy yakin akan hal itu, salah satu alasan kenapa dia tertarik dengan Ayunda, karyawan baru disini.
"Ayu, ngapain tadi Pak Roy manggil kamu?" Tanya Fira.
"Katanya aku harus lembur gantiin Yola, Fir."
"Ohh, yaudah. Kalo gitu kita sama-sama lembur hari ini, Yu."
"Iya, aku seneng kalau aku bareng-bareng sama kamu, Fir." Jawab Ayunda, sebenarnya dalam hati dia bersyukur kalau Fira juga ikut bekerja lembur hari ini, itu artinya dia tidak akan ketakutan saat bertemu dengan Roy.
"Tapi, kamu harus hati-hati sama Pak Roy ya?"
"Siap, Fir." Jawab Ayunda sambil tersenyum. Kedua nya pun kembali dengan pekerjaan masing-masing, Ayunda mencuci piring dan Fira mengelap nya agar kering lalu siap di gunakan kembali.
Sore hari nya, Ayunda dan Fira tidak ikut pulang bersama teman-teman nya yang lain. Safira dan Ayunda terlihat sibuk di dapur, sibuk apa? Makan, karena tak ada pelanggan di luar sana.
"Ayunda, ke ruangan ku." Ucap Roy, membuat jantung Ayunda terasa berhenti berdetak saat ini. Wajah nya memucat, sungguh dia terkejut dengan apa yang dia dengar dari mulut pria itu.
"B-baik, pak."
"Hati-hati, Ayu." Bisik Fira, Ayunda menganggukan kepala nya. Meskipun sebenarnya dia takut, tapi dia bisa apa? Dia baru saja bekerja disini, tak mungkin jika dia menjadi karyawan yang pembangkang bukan?
Ayunda mengekor di belakang Roy, gadis itu menundukan kepala nya. Melihat situasi nya benar-benar sepi, tanpa ada nya pengunjung karena belum waktu nya makan malam. Restoran ini mengusung tema outdoor yang nyaman, para pengunjung bisa menikmati pemandangan indah di bagian belakang sambil menikmati makanan mereka. Jadi, bisa di pastikan akan ada banyak pemuda pemudi yang datang berkunjung untuk menikmati malam mereka bersama dengan orang yang di sayangi.
"Ada apa, Pak?" Tanya Ayunda saat mereka sudah sampai di ruangan pria itu. Suasana nya benar-benar mencekam bagi Ayunda yang belum terbiasa dengan suasana semacam ini, apalagi di ruangan ini hanya ada dirinya dan Roy.
"Tidak apa-apa."
"Lalu, ada apa memanggil saya, Pak?" Tanya Ayunda polos, membuat Roy tersenyum menyeringai.
"Duduklah."
"T-tidak, Tuan. Saya harus bekerja, di dapur sedang banyak pekerjaan." Tolak Ayunda membuat Roy terlihat mengubah ekspresi wajah nya.
"Kau menolak ku, Ayu?"
"Bukan seperti itu, Pak. Tapi.."
"Duduk!" Tegas Roy membuat Ayunda mau tidak mau menuruti perintah pria itu, dia duduk di kursi kosong yang berhadapan langsung dengan pria itu.
"Ayu.."
"Iya, Pak.." Jawab Ayunda. Tiba-tiba saja, pria itu beranjak dari duduk nya, dia membuka kancing jas yang dia kenakan dan berjalan mendekat ke arah nya. Roy memutar kursi yang di duduki oleh Ayunda, membuat gadis itu menghadap ke arah nya.
"Pak.."
"Hmm, kenapa? Kau terlihat sangat tegang, biasa saja. Aku takkan menyakiti mu, Ayu."
"Tapi.."
"Diamlah." Ucap Roy, tangan nya membelai lembut permukaan kulit Ayunda, mengusap wajah cantik gadis itu, membuat wajah Ayunda memucat, jantung nya berdetak lebih cepat dari biasa nya.
"Tolong jangan lancang, Pak."
"Kenapa? Kau tidak menyukai nya hm?"
"Tidak, tentu saja tidak. Anda melakukan hal seperti ini, sama saja dengan anda merendahkan saya." Jawab Ayunda pelan.
Roy meraih dagu Ayunda dan mengangkat nya, hingga membuat wajah gadis itu terdongak.
"Kau cantik, Ayu. Sesuai dengan nama mu." Sebuah pujian yang membuat Ayunda muak saat mendengar nya.
"Maaf, Pak. Kalau hanya ini tujuan anda memanggil saya kemari, sebaiknya saya pergi saja."
"Kenapa hmm? Banyak dari teman-teman mu yang berharap untuk bisa datang ke ruangan ku, tapi kau malah sebaliknya."
"Saya tidak nyaman, itu saja." Jawab gadis itu, membuat Roy tersenyum smirk.
"Kau terlalu polos, sayang."
"Tolong jangan memanggil saya seperti itu, Tuan. Saya rasa tidak ada yang penting bukan? Kalau begitu saya permisi." Ayunda beranjak dari duduknya, lalu membuka pintu ruangan dan segera pergi. Untung saja, pintu nya tidak di kunci, jadi Ayunda bisa pergi.
"Lihat saja, lainkali kau takkan bisa lolos, sayang." Gumam Roy, pria itu tersenyum simpul.
Sedangkan di luar, ternyata sudah banyak pelanggan yang menunggu. Ayunda buru-buru pergi ke dapur dan ternyata benar, semua nya sedang sibuk menyiapkan makanan saat ini.
"Ayu, sudah kembali?"
"Iya, Fira." Jawab Ayunda sambil menyimpan beberapa makanan ke dalam nampan.
"Ini pesanan meja nomor lima, Ayu." Ucap Firman, gadis itu pun mengangguk lalu dengan cepat dia membawa nya keluar. Dia tetap harus profesional saat bekerja bukan? Meskipun dia baru saja mendapatkan hal yang tidak mengenakan dari suami atasan nya.
"Ayu, kamu gak di apa-apain sama Pak Roy kan?" Tanya Safira dengan berbisik di telinga Ayunda.
"Enggak, cuma ngusap wajah aku doang." Jawab Ayunda, membuat Fira terkejut. Ini sudah tidak benar.
"Hati-hati, Ayu. Itu artinya kamu adalah target selanjutnya."
"Target?" Tanya Ayunda dengan kening yang mengernyit heran.
"Ya, target."
"Target apa sih maksud nya, aku gak ngerti, Fir."
"Nanti aku jelasin di kost an, sekarang kita kerja aja." Ajak Fira, Ayunda pun kembali di sibukkan dengan pekerjaan nya. Tanpa menyadari kalau sedari tadi interaksi mereka di lihat oleh seseorang, lagi-lagi pandangan nya tertuju pada Ayunda sang gadis desa. Mungkin itulah yang di sebut dengan pesona gadis desa ya, setelah Roy ada pria lain yang tertarik pada gadis itu.
......
🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Yani
Jangan sampai jadi korban buaya buntung
2023-07-17
1
Uneh Wee
aduh kasiaan ayu ...jd target binatang buas ..siapa yg tertarik sama ayu tuh ma
2023-05-07
1
nuna jimin🧸🧸
siapkah gerangn...lnjut
2023-05-05
1