Merasa Bersalah

Setelah selesai buang air besar. Angkasa dipapah oleh sang perawat menuju ranjang lagi. Pria itu merebahkan punggungnya di atas ranjang.

"Bagaimana keadaan nya, Mas? Apa masih merasa pusing?" tanya sang perawat pada Angkasa.

"Tidak." Angkasa menjawab dengan datar. Seperti biasa, sikapnya memang sangat dingin dan cuek. Dia tidak terlalu suka untuk terbuka dengan banyak orang.

Memang benar kepalanya tak lagi pusing. Hanya saja pergerakannya masih terbatas.

"Syukurlah … jangan lupa berterima kasih sama dokter Cika! Kalau tidak ada beliau mungkin Mas sudah beda alam."

Sang perawat berkata dengan lugas, menyuruh Angkasa untuk berterima kasih pada Cika.

Tentu saja mendengar ucapan pria itu membuat Angkasa heran. Dia bingung sekaligus penasaran, mengapa harus berterima kasih pada Cika?

"Untuk apa saya harus berterima kasih? Sudah tugas dokter menyelamatkan pasiennya," jawab Angkasa datar dengan raut wajah dingin.

Sang perawat menghela nafas berat. Ternyata Angkasa merupakan pasien yang sangat keras kepala dan angkuh.

Pasien VVIP memang begitu. Meski tidak semuanya, tetapi, kebanyakan begitu.

"Emang bener, Mas. Tugas dokter menyelamatkan pasiennya. Tapi, nggak harus juga mendonorkan darah sampai dokternya pingsan!" jelas sang perawat ambigu membuat Angkasa terhenyak.

Dia mengalihkan atensinya pada sang perawat.

"Apa maksud mu?" tanya Angkasa dingin.

Sang perawat menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Angkasa mengalami pendarahan di kepalanya, pria itu kehilangan banyak darah dan kebetulan golongan darah A sedang kosong.

Alhasil, Cika yang memiliki darah golongan A ikut menyumbang darahnya untuk Angkasa, hingga tumbang.

Angkasa yang mendengarnya merasa kesal, marah dan bersalah. Semuanya bercampur menjadi satu.

Kesal, karena Cika menolongnya.

Marah, karena Cika pingsan gara-gara menolongnya.

Bersalah, karena telah membentak Cika tempo lalu.

Ahh … rasanya nano-nano … Angkasa sangat tidak suka itu. Hatinya diselimuti rasa bersalah.

"Jadi, begitu, Mas. Jangan lupa berterima kasih sama dokter Cika. Saya kembali dulu, setengah jam lagi waktunya makan siang. Saya akan membawakan nya untuk, Mas," ujar sang perawat setelah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Suruh dokter Cika untuk mengantarkan makan siang saya!" titah Angkasa dingin tak ingin dibantah.

Pria itu menganggukkan kepalanya. Dia segera keluar dari ruangan meninggalkan Angkasa yang sedang gelisah, karena rasa bersalahnya.

"Haiss … kenapa jadi begini? Bukannya mati malah hutang jasa sama si cupu," gumam Angkasa kesal.

Dia sendiri masih tidak terima gagal mati. Semuanya salah Cika, namun dia juga tak bisa marah pada gadis cupu itu.

"Orang-orang kok mudah banget bunuh diri, lah aku udah berkali-kali coba bunuh diri, selalu gagal," gerutu Angkasa tak habis pikir dengan nasibnya.

*

*

Jam makan siang telah tiba. Seperti permintaan Angkasa yang datang membawa makan siang adalah Cika. Gadis itu masuk ke dalam rumahan Angkasa membawa nampan makanan yang berisikan makanan khas rumah sakit.

"Waktunya makan, Kak," ujar Cika lembut seraya menghempaskan bokongnya di ranjang dekat Angkasa.

Gadis itu menyetel posisi ranjang yang nyaman untuk Angkasa. Dia menaikkan kepala ranjang agar Angkasa nyaman bersandar di sana.

"Silahkan, Kak." Cika memberi kode agar Angkasa makan sendiri.

Namun, pria itu tetap diam saja. Dia hanya menatap lekat wajah Cika, tanpa mengalihkan atensinya ke manapun.

Jantung Cika berdegup kencang. Dia merasa gugup ditatap oleh Angkasa sedari tadi.

"Kak, makanannya di makan," suruh Cika gugu.

"Suapi aku!" titah Angkasa membuat Cika terhenyak.

Dia melongo mendengar perintah Angkasa.

Apa yang terjadi?

"Suapi aku, Cika," ulang Angkasa sekali lagi menyebut nama Cika untuk pertama kali membuat gadis itu terkejut bukan main.

*

*

Guys, mohon dukungan agar karya ini menang yah 🌹🥰❤️

Author up 4 bab hari ini. Jadi, mohon perbanyak komentar biar author semangat 🙏🌹

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️

Terpopuler

Comments

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Anggap ja kamu gak mati karna Tuhan masih sayang ma kamu. Mungkin suatu saat nanti kamu akan mensyukurinya.

2023-07-09

1

asih

asih

orang berhatu batu keras kyk gunung salju yg dinginnya luar biasa g bakal 1 % Dr 100 ngucap terimakasih pd orng lain kecuali kalo sdh bucin nanti

2023-05-26

1

Yunia Afida

Yunia Afida

karena bunuh diri itu g enak

2023-05-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!