Ciuman Selembut Kapas

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam. Akhirnya, Cika dan Angkasa tiba di rumah. Gadis muda berprofesi dokter itu melongo melihat rumah mewah Angkasa. Dia tidak menyangka kalau rumah suaminya bisa megah seperti ini.

Rasa kagum untuk sang suami bertambah dalam hatinya. Dia melirik Angkasa yang tampak biasa-biasa saja. Cika tidak banyak membawa barang, karena Angkasa melarangnya.

"Rumah kamu bagus banget, Kak. Kayak rumah di Drakor yang biasa aku nonton," puji Cika memuat Angkasa memutar bola matanya malas.

Pria itu melirik istrinya dengan sorot mata sinis. Pokoknya Angkasa harus membuat Cika lelah dengan pernikahan ini dan pergi dari kehidupan Angkasa.

"Norak," ketus Angkasa singkat membuat Cika mendengus kesal. Mulut suaminya memang sangatlah tajam. Tak pernah ada manis-manisnya.

Sedari tadi bisanya cuma menyakiti hati Cika. Padahal hubungan mereka sekarang adalah suami istri. Seharusnya Angkasa bisa bersikap layaknya seorang suami.

"Kejam banget sih suamiku ini," ujar Cika tanpa malu memeluk lengan Angkasa.

Degg

Pria itu terhenyak saat merasakan sesuatu yang empuk bersentuhan dengan lengannya. Angkasa belum ngeh kalau itu adalah squishy milik istrinya. Dia menggoyangkan nya perlahan membuat pipi Cika merona.

"Kak, jangan cuma di gesek. Di pegang juga boleh," lirih Cika pelan membuat Angkasa tersadar dari lamunan pendeknya.

"Hah? Apa-apaan kamu ini," pekik Angkasa terkejut lalu menjauh dari Cika. Sungguh, dia tidak menyangka kalau istri kecilnya ini punya pikiran mesum. Bisa-bisanya Cika menyuruhnya untuk memegang dua aset negara milik Cika.

"Kakak yang apaan? Kita, 'kan, baru saja menikah. Ini juga sudah malam … jadi … sudah saatnya kita berdua melakukan i-itu," tukas Cika dengan gugup seraya membuat ujung jari kedua tangannya saling bertemu. Seperti orang yang sedang ciuman.

Pipi gadis itu merah merona, dia sendiri amatlah malu. Namun, apa boleh buat? Dirinya telah menikah dan Angkasa berhak mendapatkan tubuhnya.

Angkasa bergidik ngeri. Membayangkan dirinya melakukan itu dengan Cika membuat bulu kuduk nya merinding. Pasalnya Angkasa belum pernah melakukan hal aneh-aneh.

Meski banyak godaan wanita yang menghadangnya tak membuat Angkasa lemah iman. Dia benar-benar berusaha menjaga keperjakaan nya.

"Jangan aneh-aneh kamu, ya! Aku ini masih perjaka dan aku nggak mau kasih perjaka aku untuk kamu!" sentak Angkasa berlagak seperti perempuan yang baru saja menikah dan dipaksa suaminya untuk melakukan hal intim.

Lah? Cika terbengong, mengapa peran mereka terbalik? Harusnya Cika yang berkata demikian.

"Eh, kakak pikir cuma kakak yang perjaka? Aku juga masih perawan! Lagian kita berdua suami istri jadi memang sudah seharusnya melakukan hubungan badan. Lagi pula tidak ada pihak yang dirugikan dalam hal ini. Kakak masih perjaka, aku masih perawan. Kalau kita melakukan hal itu, kita berdua sama-sama memberikan apa yang kita jaga selama ini!" jelas Cika panjang lebar berusaha berpikir realistis.

Pikiran kotor Angkasa langsung mengambil alih kepalanya membuat pria itu seolah melihat Cika sedang bertelanjang dan berpose layaknya model majalah dewasa.

Brerr … pria itu menggelengkan kepalanya cepat untuk mengusir pikiran kotornya. Bisa-bisanya di saat yang seperti ini pikiran itu datang membuat Angkasa menjadi pribadi yang mesum.

"Kakak … ayolah, sejujurnya aku malu minta itu. Karena biasanya yang minta itu pihak suami. Tapi, karena cinta ku buat kakak lebih besar. Jadi, nggak apa-apa. Anggap saja urat malu ku sudah putus," ajak Cika berusaha mendekati Angkasa dan menggenggam tangan pria itu.

Namun, Angkasa lebih dulu menjauh dari Cika. Pria itu benar-benar takut pada gadis yang baru saja menjadi istrinya itu.

"Enggak! Jangan aneh-aneh kamu. Aku tidak cinta sama kamu, jadi tidak mungkin aku menyentuh kamu!" tolak Angkasa dengan tegas membuat Cika mengerucutkan bibirnya.

"Setahuku pria bisa tidur dengan perempuan manapun tanpa harus ada cinta. Jadi, ayolah, Kak. Di coba dulu … siapa tahu enak dan kakak ketagihan," Cika berusaha untuk menggoda suaminya lagi membuat Angkasa terpojok. Punggung pria itu menyentuh dinding.

Cika telah mengukung suaminya. Dia menatap sang suami dengan sorot mata penuh arti.

"Ka–,"

Belum sempat Angkasa menjawab, Cika lebih dulu membungkam mulut cerewet Angkasa dengan mulutnya.

Mata Angkasa terbuka lebar. Dia melihat gadis yang selalu mengejarnya di masa sekolah dulu kini telah mencium bibirnya dengan sangat lembut.

Cika mencium bibirnya seperti sedang memakan permen kapas. Sangat lembut, sehingga membuat Angkasa tak mampu menolak.

Pria itu melingkarkan tangan kanannya di pinggang Cika. Sedangkan tangan kirinya bertugas menahan tengkuk Cika. Dia memperdalam ciuman tersebut membuat Cika membelai dada bidang suaminya.

Masih dengan pakaian pengantin, keduanya saling bertukar Saliva. Angkasa menggiring tubuh Cika menuju sofa. Ciuman mereka belum juga lepas, Cika ikut mengimbangi ciuman suaminya.

Perlahan Angkasa merebahkan tubuh istrinya di atas sofa panjang. Saat ciuman itu semakin panas, suara pecahan kaca membuat keduanya terkejut.

Prang.

Cika langsung mendorong tubuh Angkasa, begitu juga dengan Angkasa langsung bangkit dari tubuh istrinya.

Mata mereka berdua tertuju pada seorang wanita paruh baya berdiri tak jauh dari mereka.

"Lanjutin saja, Den. Anggap saja Bibi obat nyamuk!" Wanita paruh baya itu segera berlari dari sana dengan senyuman malu-malu membingkai wajahnya.

"Aaa … anak muda jaman sekarang sangat berani dan bergairah," ujarnya pelan seraya meraba pipinya yang merona.

Kembali lagi pada Cika dan Angkasa. Keduanya berubah menjadi canggung, Cika yang tadinya sangat berani menggoda Angkasa mendadak diam.

Dia sendiri belum menyangka kalau dirinya baru saja berciuman panas dengan idola nya.

"Bibirnya manis," gumam Cika pelan seraya menyentuh bibirnya.

Angkasa berusaha menguasai dirinya. Pria itu menghela nafas berat, dia mengacak-acak rambutnya kasar. Bagaimana bisa dia larut dalam ciuman si cupu ini?

Haiss … takdirnya sungguh lucu. Gadis cupu yang dulunya mengejar cintanya kini berhasil menjadi istri nya.

"Kak/kamu." Keduanya berbicara dengan serempak membuat Cika kembali tersenyum.

"Kakak duluan," ujar Cika malu-malu.

"Kamu … jangan berani-berani cium aku lagi kayak tadi! Yang harus kamu ingat adalah aku hanya suami di atas kertas. Kita berdua menikah tanpa cinta–,"

"Aku cinta sama kakak," potong Cika cepat.

"Tapi, aku tidak!" Angkasa membalas dengan kejam membuat gadis cantik itu menatap sendu dirinya.

"Tidak bisakah kakak belajar mencintai ku?" tanya Cika lembut dengan penuh harap.

Angkasa tertawa getir mendengarnya.

"Mencintai diri sendiri saja aku tidak bisa. Apalagi mencintaimu? Jangan berharap banyak padaku kalau kamu tidak mau kecewa."

Setelah mengatakan itu Angkasa beranjak dari sana meninggalkan Cika yang berdiri termangu menatap punggung Angkasa dari kejauhan.

Cika merasa kalau Angkasa punya banyak luka. Pria itu bukannya tidak cinta, dia hanya belum bisa membuka diri.

"Entah berapa banyak luka yang ada di hati kamu. Aku janji akan mencoba mengobatinya, Kak. Karena aku adalah dokter cintamu."

Cika si dokter muda berprestasi itu berjanji akan mengobati luka hati suaminya. Dia akan memberi Angkasa banyak cinta dan kebahagiaan agar suaminya itu bisa hidup bahagia.

*

*

Guys, perbanyak komentar nya dong 🥺

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***