Menyadari ada orang lain selain mereka berdua, laki-laki penjaga itu mulai panik dan khawatir. Mereka tidak menyangka kalau Selena masih berada di sana.
Bugh!
Selena terjatuh begitu Ia mendapatkan pukulan dari dua orang itu. Tubuhnya yang mungil itu membuatnya tidak mampu membalas pukulan dua orang yang bertubuh kekar. Penjaga klub malam itu pun tertawa setelah ia melihat Selena langsung ambruk di lantai.
"Ha-ha-ha! Biarkan saja dia ada di sini! Mungkin sudah nasib buruknya berada di tempat ini. Siapa yang mengira bahwa dia akan berada di sini? Jika kita membiarkan dia hidup, mungkin saja ini akan membahayakan bagi kita. Ayo cepat laksanakan tugas kita!" Salah satu dari mereka pun memilih untuk meninggalkan Selena di sana.
Mereka ingin meninggalkan jejak supaya tidak ada yang mengetahui tindakan jahat keduanya. Padahal tanpa mereka berdua sadari ada banyak kamera CCTV di tempat itu. Mereka berdua pun kemudian bergegas menyiram bensin ke segala arah. Mereka melakukannya dengan cepat. Sebab bisa saja karena kesalahan kecil mereka berdua ikut terbakar di dalam klub malam itu.
"Kita sudah menyebar ke segala penjuru. Mungkin semua tempat sudah terkena oleh bahan bakar ini. Ayo kita segera keluar dan lemparkan api ke tempat ini."
Mereka pun mulai keluar dari club malam itu. Dari kejauhan mereka memandangi gedung menjulang tinggi itu dengan kepuasan yang tak terelakkan.
"Sudah lama aku menantikan datangnya hari ini." Penjaga klub malam itu melemparkan korek ke klub malam tersebut.
Membuat tempat itu seketika dipenuhi kobaran api. Gelak tawa penjaga klub malam itu semakin keras. Lantaran api dengan cepat menjalar ke semua tempat klub malam itu.
Di sisi lain tanpa mereka berdua sadari bahwa di tempat itu juga ada Elliot yang tengah tertidur. Telinga dan hidung Eliot pun mulai bekerja. Kedua matanya terbuka ketika ia mendengar suara barang-barang yang terbakar. Bahkan hidungnya mencium bau dari asap atau sesuatu yang terbakar.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Eliot.
Laki-laki itu segera berdiri dari sofa. Kemudian Ia membuka pintu ruangan pribadinya. Kedua matanya pun melebar saat ia melihat asap tebal mengitari sekitar. Ingatannya pun tertuju kepada Selena yang tertidur di salah satu ruangan.
"Gadis itu!" Dengan cepat Eliot berlari menuju ke arah tempat di mana Selena berada. Ia tidak ingin menyerah. Walaupun sebagian dari klub malam itu sudah tidak berbentuk lagi. Akan tetapi Eliot masih tetap berlari.
Meski begitu Eliot juga waspada. Ia juga tidak ingin mati konyol lantaran tergesa-gesa untuk menyelamatkan Selena. Lebih tepatnya ia juga harus menyelamatkan dirinya sendiri terlebih dahulu.
"Uhuk! Uhuk! Si*l! Mengapa apinya sudah merembet? Api itu semakin besar!" Eliot terbatuk berulang kali.
Sebab asap hitam pekat sudah menguasai tempat itu. Eliot pun menyipitkan kedua matanya. Ia harus menajamkan penglihatannya untuk mencari keberadaan Selena.
Bahkan mulutnya tak hentinya mengumpat dan memaki siapa yang sudah melakukan kejahatan ini. Eliot bersumpah, apabila menemukan pelakunya, ia tidak akan memberikan ampunan.
Brak!
Tiba-tiba saja suara atap yang roboh mulai terdengar. Eliot semakin panik. Ia mungkin tidak bisa menyelamatkan Selena.
Di luar sana situasi juga tak kalah pentingnya. Zack maupun Kay keduanya terlihat anik saat mendapati klub malam milik Eliot terbakar. Keduanya mendapatkan kabar bahwa terjadi kebakaran di club malam milik Eliot.
"Jangan bilang kalau gadis itu dan juga Eliot ada di sana!" Zack mulai menebak. Laki-laki itu mengusap wajahnya dengan kasar.
"Mobil Eliot masih ada di parkiran, Zack. Apakah itu artinya Eliot masih belum pulang? Itu artinya mereka berdua berada dalam bahaya!" Kay tidak kalah panik.
Ia terpikirkan oleh dua orang yang kemungkinan masih berada di dalam klub malam itu. Orang-orang yang berkumpul di sekitar lokasi kejadian itu pun mulai panik.
Kay pun mengambil ponselnya pada. Ia harus segera menghubungi pihak pemadam kebakaran untuk datang ke lokasi. Tanpa diduga Zack hendak berlari untuk masuk ke dalam.
"Apa yang kau lakukan?" Beruntungnya Kay bisa menahan laju Zack saat berlari.
"Apalagi yang harus aku lakukan? Tentu saja aku harus mencari di mana Eliot dan gadis itu berada! Apa kau tidak lihat bahwa mobil Eliot ada di parkiran? Sedangkan gadis itu ia masih belum pulang karena Eliot menghukumnya! Kemungkinan besar gadis itu juga masih belum pulang lantaran hukuman yang diberikan oleh Eliot, Zack!" Kay membentak. Ia sangat khawatir dengan Selena.
"Kenapa Eliot menghukum gadis itu?" tanya Zack bingung.
"Entahlah, Zack. Sebab aku tidak sengaja tahu kalau gadis itu ada di ruangan Eliot. Dia membersihkan ruangan kerja Eliot. Ya Tuhan! Api semakin membesar!" Kay memejamkan kedua matanya. Ia berdo'a untuk keselamatan Selena dan juga Eliot.
Tak lama kemudian, mobil pemadam kebakaran mulai berdatangan. Kay dan Zack sedikit lega karena mereka cepat tanggap. Yang lebih mengejutkan lagi adalah, Mely. Wanita itu datang tergopoh-gopoh bersama suaminya, Deni.
"Astaga! Bagaimana ini bisa terjadi?" Mely menjerit keras.
Wanita itu tidak percaya kalau club malam milik Eliot terbakar. Bahkan api sangat besar dan terus menjalar ke setiap sisi bagian club malam itu.
"Nona Mely, darimana kau tahu jika club malam Eliot ini terbakar?" tanya Zack.
"Dari Berto. Dia menelponku dan mengatakan kalau ada orang jahat yang akan membakar club malam Eliot. Tapi aku tidak menduga kalau apa yang dikatakan oleh Berto benar adanya. Kupikir, tadinya dia bercanda saja." Mely menjawab sambil menundukkan kepalanya. Ia malu lantaran sering berburuk sangka kepada Selena.
"Apa?" Kay dan Zack sangat syok mendengar penuturan yang diberikan oleh Mely.
"Ba-bagaimana itu bisa terjadi? Siapa orang yang membakar club malam Eliot ini?" Zack memukul udara. Ia tidak menyangka jika Eliot memiliki musuh.
"Jadi, kebakaran ini disengaja? Siapa yang memiliki rencana? Darimana dia tahu kalau tidak ada orang di jam segini di club malam ini. Hanya ada Berto dan juga Eliot yang mungkin saja tidak tahu kalau akan terjadi kebakaran!" timpal Kay.
Mendengar penuturan Kay, kedua mata Mely melebar. "Tu-tunggu sebentar, Kay. Kau bilang Berto masih ada di dalam?"
Kay menganggukkan kepala. Membuat Mely terduduk lemas di tanah. Berto, orang yang sudah berjasa membuat rumah tangganya kembali. Dia sedang terjebak dalam kobaran api itu.
"Ya Tuhan, Berto! Dia baru saja menelponku! Sungguh, Kay! Dia baru saja menghubungiku!" Mely panik dan gugup. Matanya kini menatap kosong ke arah api yang terus membakar club malam Eliot.
Seorang laki-laki terus berjuang untuk bertahan hidup di tengah asap tebal. Eliot, ia terus saja mencari Selena. Tidak peduli jika saat ini api sudah semakin membesar. Sampai pada akhirnya, ia melihat seseorang tertelungkup di lantai. Dari pakaiannya, Eliot cukup mengenalinya.
"Berto!" Eliot semakin tidak terkendali. Laki-laki itu takut jika Selena sekarat.
"Berto! Bangun, Berto! Ini bukan waktunya untuk bercanda, Berto! Bangunlah, Berto! Kumohon jangan mati, Berto!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments