"Aku rasa dia bukan pria. Pantas saja wajahnya terlihat berbeda. Suaranya lagi," tungkas Kay sembari menatap Zack yang kini ada di hadapannya.
"Kay, ini akan jadi cerita bagus. Bukankah Eliot tidak tahu kalau dia seorang wanita?" sahut Zack sambil tersenyum penuh arti. Dia sendiri juga sangat yakin kalau karyawan baru bernama Berto itu seorang wanita.
"Apa kau berniat mengerjai Eliot?" Kay terlihat serius.
"Sekali saja," ucap Zack dengan senyuman.
Kay hanya bisa menghela napas. "Terserah kau saja. Ayo kita ke dalam. Eliot pasti akan marah karena kita pergi terlalu lama." Kay melangkah lebih dulu yang akhirnya diikuti Zack dari belakang. Meskipun mereka berdua sudah tahu kalau Selena seorang wanita, tetapi mereka tidak mau memberi tahukannya kepada Eliot.
***
Walau sebenarnya Selena tidak tertarik bekerja di tempat tersebut. Namun pada akhirnya ia mulai menikmati pekerjaannya. Karena Selena dipandang sebagai host yang tampan semua wanita yang berkunjung ke sana suka sekali mengelilingi Selena. Mereka berbondong-bondong untuk menarik perhatian Selena tanpa mereka ketahui kalau Selena sendiri adalah seorang wanita.
Malam itu pelanggan yang selama ini sangat dihormati di Dragon Star tersebut datang. Wanita itu bernama Mely. Semua pekerja yang ada di sana sudah tidak asing dengannya. Mereka selalu memberikan pelayanan terbaik setiap kali wanita itu datang berkunjung.
"Aku pesan minuman biasa satu," ujar Mely dengan wajah tidak semangat. Wanita itu duduk di kursi lalu menunduk dengan wajah sedih.
Selena yang saat itu ada di sana terlihat khawatir melihat Jenny. Selain tidak bersemangat, Jenny juga terlihat seperti sedang sakit. Karena sesame wanita, dia memiliki rasa simpati yang begitu tinggi.
"Nona, anda baik-baik saja?" tanya Selena dengan sopan.
Mely mengangkat kepalanya lalu memandang Selena. "Kau karyawan baru di sini?"
"Benar, Nona." Selena tersebut ramah. "Senang bertemu dengan anda. Nama saya Berto.”
Mely hanya mengangguk saja. Wanita itu meneguk minumannya sambil sesekali memandang Selena lagi.
"Lihatlah, itu pria tampan yang tadi siang aku ceritakan. Bukankah wajahnya jauh lebih tampan dari yang dibicarakan?" ujar seorang tamu wanita yang ada di sana.
"Benar, ayo kita ke sana."
Mendengar ocehan wanita seksi itu membuat Selena merasa ingin kabur dari sana. Karena penampilannya sendiri, semua wanita yang berkunjung ke tempat tersebut justru memandang Selena sebagai seorang pria tampan. Tidak hanya satu dua wanita yang tertarik dengan Selena. Tetapi hampir setiap wanita yang datang pasti akan selalu menghampiri Selena.
"Kemarilah. Ayo temani kami," pinta wanita itu. Tanpa persetujuan Selena, wanita itu ditarik ke tengah kerumunan. Mereka semua mengagumi ketampanan Selena sambil sesekali mengajaknya foto bersama.
Mely yang melihat kejadian itu hanya geleng-geleng kepala saja. Namun wanita itu tidak bisa ceria seperti biasa karena dia kembali ingat dengan pria yang ia cintai. "Deny, apa sekarang dia juga memikirkanku?" lirih Mely dengan wajah sedih.
Eliot yang kebetulan muncul di sana terlihat bingung ketika melihat kerumunan wanita didepannya. Pria itu melangkah mendekat untuk memeriksa. Wajahnya kaget melihat karyawan baru yang tadinya ia anggap tidak berguna kini menjadi daya tarik tempat tersebut.
"Apa yang kalian lakukan? Bubar!" ketus Eliot. Pria itu memegang tangan Selena dan menariknya. Tanpa sadar pria itu membawa Selena ke tempat yang lebih sunyi agar Selena bisa merasa jauh lebih nyaman.
"Tuan, anda mau membawa saya kemana?" tanya Selena bingung.
Eliot menahan langkahnya. Pria itu memandang tangan Selena yang ada di genggamannya sebelum melepas tangan wanita itu dengan kasar.
"Kenapa kau diam saja ketika wanita-wanita itu menarikmu?" teriak Eliot.
"Apa ada yang salah?" tanya Selena bingung.
"Jelas saja ada. Kau ini–" Eliot menahan kalimatnya. "Aku ini kenapa? Kenapa aku cemburu melihat pria jelek ini dikerumuni wanita?" gumam Eliot di dalam hati.
"Tuan, ada apa? Anda kenapa?" tanya Selena bingung.
Eliot berdehem pelan sambil merapikan penampilannya. "Aku mau bilang kalau Mely adalah pelanggan tetap kita. Temani dia dan pastikan dia puas dengan pelayananmu. Kenapa kau lebih memilih untuk mempedulikan wanita-wanita itu daripada Mely!"
Selena mengangguk. "Baik, Tuan. Saya akan melayani Nona Mely dengan baik. Saya permisi dulu."
"Hemm," sahut Eliot. Dia memandang Selena yang pergi menjauhinya. "Aku ini kenapa? Kenapa rasanya ada yang aneh ketika berada di dekatnya? Apa jangan-jangan ….." Eliot menggeleng cepat. "Tidak. Ini pasti hanya rasa kesal saja karena melihatnya tidak serius dalam bekerja. Tidak mungkin kan aku jatuh cinta pada seorang pria?"
Selena telah tiba di tempat Mely berada. Mely segera meminta Selena duduk di kursi yang ada di dekatnya. "Apa kau mau membantuku? Aku lihat-lihat sebagai seorang pria kau ini sangat cantik. Aku tidak akan mungkin memberikan pekerjaan ini jika kau seorang wanita," ucap Mely dengan wajah yang serius.
"Apa yang bisa saya bantu, Nona?"
"Goda tunanganku. Aku ingin melihat sifat aslinya." Mely membanting gelas yang ada di genggamannya di meja.
"Anda sudah tunangan tapi masih belum saling percaya?"
"Itu bukan urusanmu." Mely beranjak dari tempatnya. "Ayo ikut aku. Aku akan mengubahmu menjadi wanita cantik."
"Tapi, Nona-"
Mely tidak memberi kesempatan kepada Selena untuk menjelaskan. Wanita itu menarik paksa Selena menuju ke ruang ganti.
"Gawat! Dia bisa tahu kalau aku seorang wanita," gumam Selena di dalam hati. “Sekarang aku harus bagaimana?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Anita Nitaa
nah kan ???
jadi bingung kan salena
2023-05-03
2