Bab. 2

Selena memang wanita yang mudah belajar. Masih hari pertama bekerja dia sudah berhasil mendapatkan pelanggan pertamanya. Senyum Selena yang manis membuat semua orang tertarik untuk mengobrol dengannya. Di tambah lagi Selena orangnya jujur dan ramah. Beberapa pekerja yang ada di Dragon Star juga tertarik untuk berteman dan mengenal Selena.

Namun memang sampai detik ini semua orang masih memandangnyay sebagai seorang pria. Nada bicara Selena yang tegas membuat semuanya tidak menyangka kalau Selena seorang wanita.

“Hai pria tampan, siapa namamu?” tanya seorang wanita cantik berpakaian seksi. Dilihat dari penampilannya Selena bisa tahu kalau wanita itu juga karyawan di Dragon Star.

“Namaku ….” Selena berpikir sejenak. Dia harus menyebutkan nama pria tampan. Tih kerja di situ juga tidak harus menunjukkan kartu identitas. “Berto. Ya, namaku Berto.”

“Kenapa kau takut sekali ketika aku ingin mengetahui namamu? Apa ada hati yang harus kau jaga?” ledek wanita itu. Dia mengambil kain lalu membersihkan gelas kristal yang ada di sana. Gerakan tubuhnya terlihat disengaja untuk menggoda Selena. Namun karena Selena juga seorang wanita, dia sama sekali tidak tergoda. Bahkan Selena merasa jijik.

“Saya masih ada pekerjaan lain. Permisi.”

Wanita itu segera merangkul lengan Selena. “Namaku Marla. Kau harus mengingatnya.” Marla meletakkan jarinya di dahi Selena lalu menurunkannya sampai ke bibir. “Aku akan selalu ada jika kau membutuhkan bantuanku.”

Selena segera menyingkirkan tangan Marla dan segera pergi meninggalkan wanita itu. Sambil berjalan dia bergidik karena merasa mual membayangkan kelakuan Marla terhadapnnya. “Dia pasti akan menyesal sudah bersikap seperti itu padaku ketika dia tahu kalau aku ini wanita!”

Dari kejauhan, Eliot memperhatikan Selena yang saat itu sedang sibuk melayani pelanggan. Biasanya Eliot tampak tidak peduli dengan orang-orang yang bekerja di Dragon Star tersebut. Tapi kali ini entah kenapa Selena memiliki daya tarik tersendiri hingga membuat Eliot tidak berhenti untuk memandangnya.

"Apa kau sedang memperhatikan karyawan baru itu?" tebak Zack asal saja. Pria itu menuang minuman di gelas Eliot yang telah kosong. “Kau tertarik padanya?”

"Tidak. Aku hanya memperhatikan tempat ini. Sepertinya perlu renovasi agar bisa semakin menarik," dusta Eliot. Pria itu mengambil gelas didepannya lalu meneguk isinya hingga habis. “Aku kebetulan saja memandangnya tadi.”

"Kau yakin?" Ada tatapan meledek di sana. “Kau ini takut dia kabur dan tidak membayar utangnya atau karena sekarang seleramu sudah berubah?”

“Zack, jangan kurang ajar!” ketus Eliot. "Apa untungnya aku memperhatikan dia! Dia hanya pria jelek yang miskin. Sama sekali tidak berguna. Kalau saja dia tidak melakukan kesalahan dan memecahkan vas bunga itu, mungkin detik ini dia tidak ada di Dragon Star!" Pria itu segera beranjak dan pergi meninggalkan Zack sendirian di sana.

Zack tertawa melihat kelakuan Eliot. Pria itu juga beranjak dari kursi yang ia duduki dan berjalan menuju ke tempat Selena berada. Entah kenapa dia juga merasa tertarik dan ingin mengobrol dengan Selena meskipun yang dia tahu kalau Selena itu seorang pria.

Selena memandang ke depan sejenak sebelum melanjutkan pekerjaannya. Wanita itu tahu kalau kini Zack menghampirinya namun dia tidak tertarik untuk memandangnya. Justru Selena segera mencari cara untuk menghindar.

"Aku lihat kau sangat menikmati pekerjaan barumu," ledek Zack. Pria itu duduk di kursi yang ada di sana. “Meskipun tidak di bayar.”

"Saya terpaksa, Tuan. Sebenarnya saya tidak suka bekerja di tempat seperti ini," jawab Selena dengan nada pelan.

“Kenapa? Di sini ramai. Pekerjanya juga ramah-ramah. Ya, meskipun pemiliknya sedikit galak, tetapi sebenarnya dia sangat baik.”

“Di sini banyak sekali pria hidung belang,” ujar Selena keceplosan. Wanita itu langsung menahan gerakannya.

“Pria hidung belang? Lalu apa pedulinya denganmu? Club malam memang identik dengan hal seperti itu. Kau juga seorang pria. Tidak mungkin pria hidung belang itu menggodamu.” Zack tertawa setelahnya. “Kecuali jika seleramu pria!” timpalnya lagi.

Selena tidak memberikan jawaban apapun. Yang dia tahu juga Zack bukan atasannya. Jadi dia merasa tidak perlu menghormati pria itu.

Zack meneguk lagi minuman yang ada di depannya ketika Selena tidak memberikanrespon lagi. Pria itu duduk diam sambil memperhatikan gerak-gerik Selena. Berulang kali wanita itu merapikan penampilannya hingga membuat Zack menyadari kalau ada yang salah di sana. "Kau seorang wanita?" tanya Zack penasaran.

Selena kaget mendengarnya. Namun wanita itu memilih untuk menghindar daripada menjawab. "Permisi, Tuan. Saya harus kembali bekerja." Selena pergi menjauhi Zack. Sedangkan Zack hanya mendengus kesal melihat gerak-gerik Selena yang mencurigakan. "Aku yakin dia seorang wanita," gumam Zack di dalam hati. “Tapi, apa mungkin ada seorang wanita yang berpura-pura menjadi seorang pria? Mungkin ini perasaanku saja karena sebagai seorang pria dia sangat cantik!”

Selena memandang ke arah Zack sejenak sebelum berputar dan melangkah untuk menjauh. Tiba-tiba saja wanita itu menabrak tubuh seorang pria yang berdiri di sana. Selena yang hampir terjatuh segera ditangkap oleh pria tersebut. Hingga tanpa sengaja posisi mereka berpelukan. Untuk beberapa detik mereka saling memandang satu sama lain. Selena termenung dan mengingat kembali nama pria di depannya. Sebelum akhirnya dia berusaha melepaskan diri.

"Maaf, maaf Tuan Kay." Selena segera menunduk untuk menunjukkan rasa bersalahnya.

"Aneh. Bukankah dia seorang pria? Kenapa di dadanya terasa begitu empuk," gumam Kay di dalam hati dengan wajah bingung. Sebagai seorang playboy jelas saya dia tahu bagaimana lekuk tubuh seorang wanita.

Selena memandang ke arah Kay yang kini memandangnya dengan tatapan menyelidik. "Apa yang dia pikirkan? Apa dia tahu kalau aku ini seorang wanita? Kenapa aku tidak hati-hati tadi," gumam Selena di dalam hati.

"Kau mau kemana? Bukankah lokasi kerjamu di sana?" tanya Kay pada akhirnya. Dia akan terus melakukan penyelidikan terhadap Selena untuk mengetahui kebenarannya.

"Maaf, Tuan. Saya ingin ke toilet. Saya sudah tidak tahan lagi. Permisi." Lagi-lagi Selena memilih untuk menghindar daripada menjawab. Kay yang saat itu tidak memiliki hal apapun untuk menahan Selena hanya diam saja sambil memikirkan kembali apa yang sebelumnya terjadi. "Aku yakin sekali kalau dia seorang wanita!" gumam Kay di dalam hati.

Selena segera masuk ke dalam toilet wanita. Kay yang saat itu masih berdiri tidak jauh dari toilet memandang Selena dengan satu alis di angkat. "Toilet wanita?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!