Bab. 9

Selena pun masuk bekerja dengan hati yang was-was. Ia takut apabila Eliot mengenalinya. Tadi siang setelah Eliot melihatnya untungnya Eliot langsung pulang. Ia juga tidak banyak bertanya kepada Kay dengan siapa ia pergi.

"Halo, Berto." Mely duduk dan segera memesan minuman.

"Halo, Nona Mely. Sepertinya Anda sangat bersemangat!" Selena mengambil gelas-gelas kosong yang berada di dekat Mely.

"Ya! Suamiku sudah kembali ke rumah. Tentu saja aku bersemangat. Kau juga harus bersemangat hari ini. Hari terlalu cerah untuk dilewatkan!" Mely pun berbicara dengan temannya yang baru datang.

Melihat itu, Selena pun sadar diri dan pergi. Ia mencuci gelas-gelas kotor. Kemudian bartender memintanya untuk mengantar minuman ke ruangan karaoke. Ini yang membuat Selena sedikit merinding.

"Jangan sampai aku ketemu gadis-gadis gatel." Selena membatin dalam hati.

"Kenapa?" Bartender menyodorkan nampan untuk dibawa Selena ke ruang karaoke.

"Hei, Romi. Di dalam sana apa ada gadis-gadis yang agresif?" Selena berbisik pada Romi, bartender tampan yang terkadang memberikan perintah menyebalkan.

Romi tersenyum. "Entahlah. Tapi berhati-hatilah!"

Selena memberengut ketika Romi malah menertawakannya. Melihat Selena kesal dan pergi, Romi semakin mengeraskan tawanya.

"Padahal gadis-gadis di sini sangat berkelas. Bisa-bisanya dia menolak! Nilai jualnya berarti plus-plus!" Romi menggelengkan kepala. Saat ada pelanggan lain, barulah ia menghentikan tawanya.

"Kenapa kau tertawa?" tanya Eliot.

"Hei, Bos! Selamat datang. Mau kubuatkan minuman?" balas Romi.

"Yeah, berikan minuman seperti biasa. Bagaimana club hari ini? Awal yang bagus?" Eliot pun bergabung di meja sang bartender. Di belakangnya muncul Zack dan Kay. Melihat dua orang itu seketika membuat mood Eliot menurun.

"Hai, kenapa kalian berdua berbisik-bisik?" tanya Kay.

"Romi, bisakah nanti kau bawakan minumanku di ruanganku? Aku ingat pekerjaanku belum selesai semalam. Kalian berdua bisa-bisanya datang terlambat." Setelah mengatakan hal itu, Eliot pun pergi meninggalkan tempat itu. Membuat Romi terheran.

"Apa kalian bertengkar?" Romi pun bertanya pada Zack dan Kay.

"Jangan menatapku seperti itu, Rom. Aku sungguh membenci tatapan itu. Aku baru saja datang. Kenapa kau menuduhku?" Zack tidak terima.

"Mungkin memang pekerjaannya sedang banyak. Tadi siang aku bertemu dengannya. Dia biasa-biasa saja. Berikan aku minuman seperti biasa. Di mana Berto?" Kay mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Ia tak menemukan Selena di sana.

"Dia kan pelayan serbaguna. Jadi aku menyuruhnya mengantar minuman. Sudah. Biarkan aku membuat minuman kalian berdua. Begitu selesai aku akan membuat minuman Eliot dan mengantarkan untuknya." Romi mengakhiri pembicaraan.

Di sisi lain, Selena memasuki salah satu ruangan yang tertulis nomor. Ini merupakan club paling terkenal di kota. Selena meneguk ludahnya sendiri.

"Ya Tuhan, tolong selamatkan aku!" Selena membatin resah.

Terakhir kalinya ia masuk ke dalam ruangan VIP ini memang dirinya berakhir dikejar banyak gadis-gadis gila. Dengan perlahan Selena memasuki ruangan VIP itu.

"Ah! Di sini!" Seorang gadis melambaikan tangannya pada Selena. Ia juga tersenyum lebar. Mungkin gadis itulah yang memesan minuman.

"Apakah ini pesanan Anda, Nona?" tanya Selena.

"Benar. Tuan saya yang akan membayar. Oh." Gadis itu mendapatkan billnya. Kemudian ia meminta uang kepada seorang laki-laki berambut putih.

"Baby, jangan banyak-banyak," bisiknya menggoda. Mendengar hal itu Selena hanya diam saja di posisinya berada.

"Astaga! Gadis ini cantik. Tapi mengapa ia sudi untuk menempel pada laki-laki tua seperti ini?" Selena membatin sambil terus memperhatikan gadis yang berbicara dengannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!