"Kenapa kau suka sekali mengganggu orang, Eliot?" gerutu Zack.
"Sudah kubilang, dia ini karyawanku. Ini hampir memasuki jam kerja. Kau mau membuatnya tidak bisa beristirahat? Pergilah sebelum aku marah, Zack!" sentak Eliot.
Zack pun mengerucutkan bibirnya. Laki-laki itu kesal setengah mati dengan Eliot yang mengganggu kesenangannya. Dengan langkah yang berat, Zack pergi meninggalkan Eliot dan Selena. Namun, begitu sampai di tempat yang tidak terlihat, Zack malah berbalik dan justru mengawasi Eliot dan Selena.
"Entah kenapa Eliot selalu menggangguku," kesal Zack.
"Apa kau tidak tahu bahwa waktumu sangat terbatas?" tanya Eliot.
"Maafkan saya, Tuan Eliot. Tuan Zack tiba-tiba saja datang dan saya tidak siap dengan kedatangannya. Sehingga seperti yang Anda lihat tadi," jawab Selena.
"Kalau begitu jika lain paling Zack datang maka segera pergi saja. Bisa-bisa kau ketularan virus. Sekarang selesaikan makan siangmu setelah itu kau harus bekerja lagi. Ingat aku tidak akan memberikan toleransi kepadamu." Setelah mengatakan hal itu Eliot pergi meninggalkan Selena.
Kedua mata Selena terus mengawasi kepergian Eliot. Wanita itu pun bernapas lega ketika sudah melihat Eliot menghilang di tikungan.
"Mengapa semua orang menyeramkan?" Selena menghujam seorang diri.
Kemudian ia melanjutkan makan siangnya. Meskipun ia sudah tidak berselera lagi, ia harus tetap menghabiskan makanannya. Karena pekerjaan Selena benar-benar menguras tenaga.
Jangan sampai dirinya pingsan ketika bekerja. Atau Eliot akan menambah hutangnya. Setelah selesai makan siang, buru-buru Selena bekerja kembali. Gadis itu tidak ini mendapatkan hukuman dari Eliot. Jadi sebisa mungkin Selena cepat bekerja kembali.
"Kau dari mana saja, Sayang?"
Baru saja Selena bekerja lagi, tiba-tiba saja ada yang mengejutkannya. Begitu Selena membalikkan tubuhnya, gadis itu bernapas lega. Sebab Mely datang dan duduk di depan Bartender.
"Anda mengejutkan saya lagi, Nona Mely. Anda ingin saya memberikan minuman apa?" tanya Selena.
Mely tersenyum. Satu bartender menyajikan minuman kesukaan Mely. Selena mengucapkan terima kasih kepada bartender itu.
"Ini untukmu." Mely tiba-tiba memberikan sebuah amplop kepada Selena.
Tentu saja Selena tidak segera mengambil Amplop yang diberikan oleh Mely. Sebab Selena sendiri bingung mengapa mendadak Mely memberinya amplop.
"Apa maksud Anda, Nona Mely?" tanya Selena.
"Sebagai rasa terimakasihku karena kau sudah membantuku. Berkatmu hubunganku menjadi lebih baik. Aku harap kau bisa menerimanya. Jangan membuatku kesal, Berto." Mely memaksa Selena untuk menerima amplop pemberiannya. Wanita itu kemudian membawa amplop coklat itu ke tangan Selena.
"Bagaimana kalau Tuan Elliot marah?" Selena takut apabila Eliot marah kepadanya karena sembarangan menerima amplop dari Meli.
Ketika ia membantu Mely juga Eliot sudah marah. Bagaimana jadinya jika Eliot melihat dirinya mendapatkan amplop dari Mely? Selena mendadak merinding.
"Ini tips, Sayang! Kau sudah membantuku. Jadi ini upahmu. Biasanya banyak yang mendapatkan tip pada tips. Apa kau belum pernah mendapatkan tips?" Mely mengatakan bahwa banyak diantara pekerja klub yang mendapatkan tips dari pelanggan.
Mendengar kata bonus tentu saja kedua mata Selena melebar. Itu artinya bonus menjadi hak miliknya.
"Jadi ini untuk saya?" Selena masih berusaha untuk memastikan.
Tingkah Selena tentu saja membuat Mely tertawa. Padahal biasanya ia seringkali memberikan bonus kepada bartender maupun pelayan yang lain.
"Kau berbeda. Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu. Jika nanti aku membutuhkan bantuanmu lagi aku akan memanggilmu. Kau tidak kapok kan?" Mely menggoda Selena. Mendengar pernyataan Mely Selena pun semakin bersemangat.
"Tentu saja tidak! Kalau Anda memberikan saya bonus seperti ini bagaimana bisa saya menolak permintaan Anda, Nona Mely?" Selena menunjukkan bonus yang baru saja diberikan oleh Mely.
Akhirnya Mely pun pergi meninggalkan Selena. Tidak ingin Eliot melihat dirinya mendapatkan uang dari Mely buru-buru Selena menyembunyikan uang itu. Sebab uang itu akan ia gunakan untuk makan.
"Jangan sampai Tuan Eliot tahu kalau aku mendapatkan bonus dari Nona Meli. Bisa-bisa aku tidak makan. Tapi sepertinya aku tidak akan bisa membayar utang bapak dan ibu. Karena aku berada di tempat ini juga untuk membayar hutangku. Lalu bagaimana aku bisa mendapatkan uang tambahan? Supaya aku bisa membayar hutang yang ditinggalkan oleh Bapak dan Ibu?" Selena membatin sedih.
Gadis itu juga bingung dalam waktu yang bersamaan. Sebab Elena tidak memiliki uang untuk membayar utang yang sudah ditinggalkan oleh orang tuanya.
"Hei! Kenapa kau aneh sekali? Bukankah tadi kau senang karena mendapatkan tips dari Nona Mely? Lalu kenapa sekarang kau malah sedih? Cepat berikan ini kepada tamu di meja Nomor 17. Biar cepat selesai dan kau bisa istirahat lagi. Maksudku mencuci piring di belakang." Bartender yang menemani Selena itu menunjuk ke arah dapur.
Selena tahu apa maksud dari bartender itu. Itu artinya ada banyak gelas-gelas kotor yang perlu dicuci oleh Selena. Untuk itulah mengapa Selena sangat lelah karena memang Selena merangkap seperti menjadi pelayan serbaguna di klub ini.
"Tenang saja! Serahkan tugas itu padaku!" Selena mengambil nampan dan kemudian berjalan menuju ke meja nomor 17.
Setelahnya Selena kembali mencari gelas-gelas yang kotor di meja. Lalu ia juga membersihkan meja-meja itu supaya bisa digunakan oleh pelanggan baru lagi.
Kemudian Selena membawa gelas kotor itu ke dapur. Seperti yang sudah ditunjukkan oleh bartender tadi Selena pun kali ini mencuci gelas-gelas kotor.
Meskipun aroma minuman beralkohol yang menyengat di hidung, Selena tidak berani protes. Yang terpenting adalah Selena tidak pernah mencicipi minuman haram itu.
Tanpa Selena sadari dari kejauhan seseorang sedang memantau dirinya. Laki-laki itu menyeringai. Tak lama kemudian, ia pergi meninggalkan tempat itu. Entah apa yang sedang ia rencanakan, tapi Selena tidak menyadarinya.
"Akhirnya selesai juga! Tinggal menunggu jam pulang! Astaga! Punggungku!" Selena mengeluh. Baru bekerja beberapa hari saja, Selena selalu merasakan kelelahan yang luar biasa.
"Berto! Antar minuman ke meja pelanggan!" Bartender kembali memanggil Selena. Padahal Selena baru saja duduk dan hendak mengistirahatkan punggungnya.
"I-iya! Ya ampun! Aku ingin segera pulang!" Selena menggerutu. Meski begitu, Selena tetap melaksanakan perintah bartender itu.
Selena melangkahkan kakinya dengan mantap meninggalkan club malam. Ia telah selesai bekerja. Rasanya sangat plong dan ia tidak sabar untuk cepat sampai di rumah. Apalagi Selena juga tidak sabar untuk membuka amplop yang diberikan oleh Mely.
"Apa ini?" Eliot mendapatkan sebuah pesan dari seseorang. Laki-laki itu membuka foto yang dikirim dari nomor tak dikenal.
Begitu dibuka, kedua matanya melebar. Di sana tampak Selena mendapatkan sebuah amplop. Dan di foto yang kedua, Selena menggenggam amplop itu dan memasukkannya ke dalam saku celana.
"Gadis ini kenapa menerima uang dari Mely?" Eliot mengepalkan kedua tangannya. Amarah mendadak membuncah menyergap dadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments