Eliot meletakkan ponselnya ketika tidak lagi mendengar suara. Pria itu ingin menemui Selena dan memeriksa hasil kerja wanita itu. Namun langkahnya terhenti ketika dia melihat Selena tertidur di atas sofa sambil memegang sapu dan pembersih debu. Wajahnya yang lelah bisa dilihat dengan jelas oleh Eliot. Pria itu tertegun. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi melihat wajah lelah Selena.
"Siapa sebenarnya nama aslimu?" Eliot duduk di sofa yang ada di dekat Selena. Memperhatikan wajah cantik Selena dengan serius. "Dia memiliki dua rupa. Cocok menjadi seorang pria dan cantik menjadi seorang wanita." Eliot menahan kalimatnya. Pria itu menghela napas dan membuang tatapannya ke arah lain. Dia beranjak lalu pergi meninggalkan Selena tidur di ruang pribadinya. Amarah pria itu seperti sudah reda. Dia bahkan kini juga mulai merasa lelah karena terlalu banyak memarahi Selena.
...***...
Selena tersentak kaget ketika mendengar suara yang begitu keras dari luar ruangan. Wanita itu melebarkan kedua matanya lalu segera beranjak dari sofa. Dia kembali mengingat apa yang terjadi sebelum akhirnya terlelap sampai pagi.
"Dimana Tuan Eliot? Gawat! Apa aku ketiduran? Apa dia marah padaku dan pergi?" Selena memeriksa lagi ruangan tempatnya berada untuk memastikan kalau Eliot memang sudah tidak ada di ruangan tersebut. Ada rasa lega sekaligus khawatir ketika dia tidak menemukan Eliot di dalam ruangan tersebut.
"Sebaiknya aku segera pergi saja. Masih ada waktu juga untuk pulang ke rumah. Aku harus mandi dan mengganti pakaianku." Selena keluar dari ruangan itu seperti maling. Wanita itu mengendap-endap dan memperhatikan keadaan di depan ruangan pribadi Eliot.
"Apa semua orang masih di rumah? Apa hanya aku sendiri yang ada di tempat ini?" batin Selena. Ketika ingin melangkah, tiba-tiba Selena mendengar suara dari sudut lorong. Arahnya berlawanan dengan jalan keluar. Namun karena penasaran, mau tidak mau Selena melangkah menuju ke lorong tersebut untuk memeriksa keadaan di sana.
"Aku yakin tidak ada orang di tempat ini. Sekarang kesempatan yang bagus bagi kita untuk meratakan tempat ini dengan api," ujar salah satu pria. Di lihat dari penampilannya, mereka memiliki niat jahat terhadap Eliot. Mereka berdua berencana untuk membakar club malam milik Eliot tersebut.
Selena yang sudah ada di sana dan bisa mendengar dengan jelas apa yang dibicarakan oleh dua pria itu berusaha tetap tenang. Dia tidak mau sampai ketahuan.
"Bukankah itu pria yang bertugas menjaga club? Kenapa dia memiliki niat sejahat itu? Aku harus mencegahnya. Aku tidak bisa diam saja."
Selena yang hanya seorang wanita, terlihat kebingungan. Wanita itu merasa sangat yakin kalau tidak ada pekerja lain di tempat itu. Hanya dia yang ada di sana.
"Aku harus pergi dan mencari bantuan." Selena segera berlari. Langkah kaki Selena membuat dia pria itu tersadar. Mereka saling memandang dan segera keluar untuk memeriksa.
"Pasti ada yang menguping pembicaraan kita. Cepat tangkap dia. Jangan sampai rencana kita sampai ke telinga Tuan Eliot!" perintah salah satu pria. Pria yang satunya hanya mengangguk dan berlari.
Selena menahan langkah kakinya dengan napas ngos-ngosan. Wanita itu memandang sekali lagi ke arah gedung club' sebelum mencari ponselnya. "Nona Mely. Dia bisa menolongku."
Selena segera melekatkan ponselnya di telinga. Sembari menunggu panggilan telepon tersambung, Selena kembali memperhatikan ke arah gedung.
"Ada apa? Kenapa kau mengganggu tidurku?" protes Mely di kejauhan sana.
"Nona, tolong saya. Seseorang berniat untuk membakar-"
Ponsel itu sudah direbut dan Selena tidak sempat menyelesaikan kalimatnya. Wanita itu mematung melihat sosok penjaga yang memang sering dia temui. Pria itu meremas ponsel Selena hanya sekali genggaman sebelum membuangnya begitu saja.
"Sepertinya aku sudah meremehkanmu!" ujar pria itu. Dia menatap Selena dengan begitu tajam. "Aku akan membuatmu mati terpanggang di gedung ini Berto!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments