Setelah selesai mandi dan menunaikan kewajibannya nya,Kiki bergegas keluar dari kamar nya dengan sedikit berlari karena mendengar suara deruan motor dari arah luar.
" Ayah..." teriak Kiki sambil memeluk erat tubuh sang ayah .
Entah angin apa yang membisikkan kata-kata di telinga nya, sehingga Kiki dengan refleks memeluk tubuh Ayah nya yang mulai menua,
Kiki takut, bahkan sangat takut untuk kehilangan kedua orang tua nya.sebab mereka adalah separuh hidupnya.
" Sudah...Sudah... Sekarang ayo kita makan malam,jangan sampai nasi nya menjadi dingin karena kelamaan menunggu kedatangan kita."
seru Ibu Ratna dari dalam ketika melihat suami dan anak perempuan nya masih berpelukan di teras depan,Riko yang berada di samping mereka ikut bingung melihat tingkah sang kakak yang berubah menjadi manja malam ini.
" Tumben Kakak manja banget sama Ayah." ujar Riko sambil berjalan masuk ke dalam rumah.
" Ya ngga papa dong,lagi kangen aja." jawab Kiki lalu menggandeng tangan sang ayah menuju meja makan.
Ibu Ratna dan Ayah nya langsung menaruh sebuah kecurigaan besar terhadap putri sulung mereka, feeling mereka berkata,bahwa ada masalah besar yang sedang di pikul putri mereka saat ini,ikatan batin seorang anak dengan orang tua nya tidak akan bisa di ragukan lagi,serapat apapun Kiki berusaha menyimpan nya, seorang ibu pasti mampu menebak nya menggunakan mata batin.apalagi kedatangan Kiki tadi ke rumah nya dengan berhias kan mata yang masih bengkak.
Ibu Ratna tidak ingin mengulik terlalu dalam, beliau lebih menunggu kejujuran dari putri nya berbicara sendiri tanpa ada tekanan.
" Riko! Ikan bakar nya sisain buat Kakak kamu!" tegur Ibu Ratna kala mendapati satu ekor ikan bakar habis di lahap oleh putra nya sendirian.
" Ya elah Buk." jawab Riko sambil menggaruk kepala nya yang tidak terasa gatal menggunakan tangan kiri yang tidak kotor.
" Ngga papa Buk, Kiki pakai tempe goreng ini saja,ikan nya biar buat Riko semua." sahut Kiki yang tidak tega melihat wajah murung sang adik.
" Yes...Tuh Buk! Kakak udah bosan makan ikan terus,soal nya di tempat ker..." belum sempat Riko menyelesaikan ucapan nya,kedua kaki nya yang berada di bawah kolong meja di hantam kuat oleh kaki Kiki.
Karena merasa diri nya terancam,Kiki dengan cepat bergerak lincah membungkam mulut sang adik yang terlalu jujur.
" Ups..." ucap Riko menyadari kesalahannya,rasa sakit akibat tendangan yang dia dapat dari sang Kakak seolah sirna,di saat sorot mata tajam Kiki terlihat mengarah kepada nya.
" Maaf." bisik Riko pelan di telinga sang Kakak,dan untung nya kedua orang tua mereka tidak melihat aksi bisik-bisik kedua Kakak-beradik ini.
" Jangan sampai Ibu dan Ayah curiga ,awas saja Kamu!Uang jajan Kamu taruhan nya." nada penuh ancaman keluar dari mulut Kiki.
Riko hanya mengangguk paham.
Selama ini Kiki sering memberi uang jajan tambahan kepada adik nya secara diam-diam, Entah untuk membeli buku atau sekedar membeli barang yang sedang di inginkan oleh sang adik,hidup serba berkecukupan membuat Kiki sangat paham akan keadaan adik nya,jika sampai rahasia ini bocor,kedua orang tua nya bisa marah besar kepada dia jika mengetahui anak nya begitu tega membohongi mereka selama ini.
Suasana meja makan mendadak hening sampai semua nya selesai menghabiskan nasi yang ada di piring mereka masing-masing.
" Kiki langsung ke kamar ya Bu." ucap Kiki pamit, di meja makan itu hanya tersisa mereka berdua saja, sedang kan sang Ayah dan Riko sudah berangkat menuju mesjid ketika mendengar adzan isya berkumandang begitu merdu nya.
" Iya Nak." jawab Ibu Ratna sembari mengikuti putri nya dari belakang.
****
Pagi hari ini sang surya menyambut dengan sinar nya yang begitu terang,sebagian orang bahkan sudah terlihat mulai melakukan aktivitas mereka masing-masing.begitu juga dengan Kiki, meskipun mata nya terlihat masih mengantuk dengan rasa malas nya yang cukup besar,dengan penuh paksaan Kiki bangkit dari ranjang nya lalu bergegas mencuci muka sebelum keluar membantu sang Ibu menyiapkan sarapan pagi untuk seluruh anggota keluarga.
Di tempat yang berbeda,malam tadi Teguh memutuskan untuk pulang ke apartemen nya ketimbang pulang ke rumah orang tua nya,dia sudah terlalu lelah jika harus kembali berdebat dengan kedua orang tua nya.
Pagi ini Teguh bangun agak terlambat karena kesiangan.akibat dari ulah nya yang terlalu bersemangat bergadang memikirkan nasib hubungan nya bersama Kiki, sejumlah rencana besar telah tersusun rapi di lembaran memori nya. Hanya tinggal menunggu tanggal main nya saja.
Kali ini nyali nya sudah sangat mantap mengambil keputusan besar itu,dia sudah tidak perduli lagi dengan tekanan yang akan dia dapat kan dari kedua orang tua nya.dengan tergesa-gesa Teguh turun dari ranjang nya lalu berlari menuju kamar mandi.
Di atas meja makan tidak ada yang bisa dia makan sama sekali, hanya ada roti yang terbungkus rapi tetapi sudah tidak layak untuk di makan karena sudah terlalu lama dan berjamur.
Teguh berangkat ke kantor hanya dengan meminum segelas air putih sebagai pengganti sarapan nya.
Hari ini dia kembali menyetir sendiri mobil nya tanpa membawa sopir, lagu mellow yang mendayu-dayu dengan lirik sedih menemani perjalanan nya pagi ini.
Alasan mereka masih bersama saat ini,bukan hanya karena sudah terlalu lama melangkah jauh, melainkan rasa yang mereka punya masih tetap sama seperti awal mereka bertemu pada waktu itu.
Menjalin hubungan bersama orang terkasih dan membawanya menuju jenjang yang lebih serius sudah menjadi impian hampir semua pasangan,namun sayang nya ada saat nya keinginan itu tak sesuai dengan harapan.
Itu lah yang di rasakan oleh Teguh saat ini, padahal rasa cinta nya kepada Kiki sudah tidak dapat di ragukan lagi.
" Ya Allah ..Semoga saja ini jalan terbaik bagi hubungan kami,semoga semua nya berjalan dengan lancar." ucap Teguh dalam hati nya.
Di rumah Kiki pagi ini,terlihat begitu kondusif dan terkendali,karena biang rusuh nya sudah berangkat ke sekolah dengan di antar oleh sang Ayah.
" Buk,Kiki pamit ya." ucap Kiki sambil mencium punggung tangan sang Ibu dan tidak lupa mengecup kedua pipi nya.
" Hati-hati ya Nak,kamu bawa motor nya jangan terlalu ngebut dan ingat jangan lupa berdoa minta keselamatan."
" Siap Buk."
Kiki pun mulai menghidupkan mesin motor nya.
Motor warna hitam ini baru saja dia beli menggunakan uang hasil jerih payahnya sendiri, tetapi kepada kedua orang tua nya Kiki beralasan karena mendapat kan beasiswa, Motor yang lama sudah dia jual karena sering mogok di tengah jalan ,hasil penjualan nya di beri kan kepada sang Ibu untuk menambah uang belanja bulanan.
Pagi ini Kiki memilih berangkat pagi karena sudah deal dengan pihak restoran yang biasa menggunakan jasa nya paruh waktu.lumayan untuk menambah isi dompet nya.
" Selamat pagi Pak." sapa Kiki kepada pria yang menjadi atasan di tempat dia bekerja.
" Pagi Ki, kinclong amat itu wajah." seloroh sang atasan yang bernama Yuda mencairkan suasana yang terasa sedikit kaku.
" Masa sih Pak? Saya tidak memakai apapun di wajah Saya." kaget Kiki sambil memegang kedua pipi nya.
Jantung Yuda menjadi berdebar kencang melihat wajah Kiki yang semakin terlihat mempesona dengan wajah imut nya.
Sorot mata nya jelas memancarkan sebuah rasa untuk Kiki,namun entah kenapa pria ini belum berani mengungkapkan secara jujur kepada Kiki.
" Bercanda doang Ki,jangan terlalu serius nanti cepat bosan nya." kilah Yuda mengalihkan perhatian.
" Ya sudah Saya ke belakang dulu ya Pak." pamit Kiki sopan, bagaimana pun juga pria yang berada di depan dia saat ini adalah atasan nya walaupun mereka sudah sering mengobrol berdua tetapi menghormati atasan sudah menjadi kewajiban nya.
Jangan lupa Like , Vote dan Berikan Komentar kalian ya guys .
Terimakasih semua nya 🥰😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments