" Kamu adalah mempelai wanita nya Ki." bisik Lusi pelan di telinga Kiki.
" Serius?" tanya Kiki masih belum percaya.
" Dua rius." jawab Hana dan Lusi kompak.
Air mata Kiki mengalir begitu saja,dia juga bingung dengan hati nya, apakah harus berbahagia karena Teguh ternyata benar -benar menepati janji nya atau malah bersedih karena di ruangan ini tidak tampak kehadiran kedua orang tua Teguh.
Hiks...Hiks...Hiks...
Kiki menangis sesenggukan bersandar di tembok yang berdiri kokoh.
Semua tamu yang hadir di dalam ruangan itu, ikut sedih melihat pengantin wanita nya menangis,bagi yang belum mengetahui tentang permasalahan yang kedua calon pengantin ini alami,mereka menjadi bingung termasuk kedua orang tua Kiki yang masih belum di beritahu oleh Kiki.
Seberapa kejam dan sakit nya hinaan dan cacian yang dia terima,Kiki memilih memendam nya sendiri tanpa berniat berbagi kepada kedua orang tua nya.
Dia tidak ingin menjadi beban bagi kedua orang tua nya, terlebih lagi bagi ibu nya sering sakit-sakitan.
" Kasihan sekali Kiki ya Ma! Awas kamu Heru,aku akan memberi kamu perhitungan!" Pak Herman benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang ada di kepala sahabat nya itu, Bisa-bisa nya mereka menolak dan menentang pernikahan putra kandung nya sendiri, padahal Kiki adalah wanita baik-baik dan berasal dari keluarga baik-baik juga.
Pak Herman yang merupakan ayah dari Gita sudah mengenal dekat sosok pribadi Kiki.
Hati beliau ikut sakit melihat Kiki yang tengah menangis sesenggukan menggunakan kebaya pengantin nya.
" Mama ngga tega melihat nya Pa,semoga saja setelah ini kebahagiaan selalu mewarnai kehidupan rumah tangga mereka berdua." jawab istri pak Herman.
Wanita mana yang tidak bersedih ketika mengetahui kehadiran nya di tolak mentah oleh calon mertua nya.
Tanpa harus bertanya ,tentu Kiki sudah hapal alasan dari ketidakhadiran kedua calon mertua nya.
Ketiga sahabat dekat Kiki yang bertugas menjadi penggiring pengantin wanita,juga tidak bisa membendung air mata kesedihan mereka.
Ketiga perempuan ini adalah saksi kunci betapa tegar dan kuat nya Kiki melewati setiap proses kehidupan nya.
Mereka memeluk tubuh Kiki berusaha memberikan kekuatan kepada sahabat terbaik mereka.
" Kamu pasti bisa Ki! Jangan takut ." bisik Gita lirih.
Semua nya larut dalam kesedihan mereka masing-masing.
" Kalian berdua ternyata benar-benar menguji kesabaran Mama!"batin Nenek Kamila yang ikut larut dalam suasana haru ini,beliau bahkan sengaja mengeluarkan sapu tangan dari dalam tas untuk mengelap air mata yang menetes membasahi wajah yang sudah terlihat mengeriput.
Sebelum hari ini datang,Teguh sudah datang memohon kepada kedua orang tua nya untuk datang dan memberi restu atas pernikahan mereka,bahkan dia rela bersimpuh mencium kaki kedua orang tua nya hanya demi mendapatkan doa dan restu dari mereka.
Nenek Kamila yang menyaksikan semua drama perjuangan cucu nya menjadi geram bahkan ikut memberi kan ancaman kepada putra dan juga menantu nya.
Malam itu Pak Heru beserta Bunda Yeni terpaksa mengangguk kan kepala mereka seolah menerima semua keputusan yang di ambil oleh Teguh.
Namun pada kenyataannya, pada jam pukul 7 tepat pagi tadi,kedua manusia yang di kutuk oleh Nenek Kamila mendadak merasa pusing secara bersamaan dan memutuskan untuk beristirahat saja di rumah.itu arti nya mereka memilih absen di hari penting bagi putra semata wayang mereka.
" Ayo Ki, kamu sudah di tunggu calon mempelai pria nya." ucap Lusi dengan suara serak nya.
"Duduk di samping Mas Teguh." Hana kembali mengingat kan Kiki yang terlihat masih enggan untuk beranjak dari tembok yang menjadi sandaran nya.
Kiki hanya diam,dia terlihat seperti orang yang kebingungan.mata nya terus menatap ke arah tangga dan lift secara bergantian.
Mungkin saja tuhan akan mengabulkan isi doa nya yang selalu dia ucap di pertengahan malam.
" Sehina itu kah aku di mata kedua calon mertua ku? sehingga mereka tidak sudi untuk datang ke sini?" batin Kiki menjerit dalam hati nya.
Dia sangat ingin hidup bersama dengan lelaki yang sangat dia cintai dan tentunya juga mencintai dia.
Dia juga sangat menghargai upaya Teguh menepati janji yang telah dia ucapkan beberapa hari yang lalu.
Tetapi bukan pernikahan seperti ini yang dia harapkan terjadi,tanpa restu dan kehadiran dari calon mertua nya.
Ingin sekali rasa nya dia menolak dan merusak suasana siang ini,namun dia tidak tega mempermalukan Teguh beserta kedua orang tua nya.
Apalagi di dalam ruangan ini ada banyak tamu yang sudah di undang oleh Teguh walaupun tanpa berkomunikasi terlebih dahulu kepada dia.
Huft...
Kiki mengeluarkan segala sesak yang memenuhi paru-paru nya.
" Jika harus seperti ini,aku terpaksa harus belajar mengikhlaskan nya." ujar Kiki kepada ketika sahabat nya.
Sedang kan Teguh yang sudah duduk sejak tadi di kursi panas nya, mendadak gelisah dan resah menanti kedatangan calon istri nya.
Rasa bahagia sempat menari di hati nya ketika melihat bidadari nya keluar begitu anggun nya.namun harus berganti dengan suasana menegangkan ketika Kiki tiba-tiba saja menangis berurai air mata .
" Ya Allah semoga saja Kiki tidak berubah pikiran,dan masih mau melanjutkan acara sakral ini." gumam Teguh sambil menatap ke arah Kiki.
Ibu Ratna yang belum mengetahui semua rahasia kedua calon pengantin ini sampai harus berdiri untuk melihat kondisi putri nya.
" Nak,kenapa kamu malah menangis? Bukan kah ini hari bahagia kamu! Ayo kita jalan ke sana,sudah ada calon suami serta Bapak penghulu yang menunggu kedatangan kamu." ujar Ibu Ratna lembut.
Tangan halus milik ibu Ratna mulai mengelap air mata yang masih membasahi wajah cantik putri nya.
" Jangan menangis lagi, dandanan kamu bisa rusak." imbuh beliau sambil tersenyum hangat.
Kiki langsung memeluk tubuh renta Ibu nya,dia sungguh sangat bingung ingin berkata apa kepada sang Ibu.
" Sudah, ayo ! Ibu temani kamu kesana." ajak Ibu Ratna yang merasakan segan kepada Nenek Kamila dan juga tamu undangan lain nya.
Kiki mengangguk,lalu ikut berjalan dengan rasa gugupnya.
" Duduk di sini Nak." titah Ibu Ratna yang hanya di balas anggukan kepala oleh Kiki.
Kiki terus menatap tidak percaya dengan suasana yang ada,ingin sekali dia bertanya kepada Teguh yang duduk di samping nya saat ini, namun tatapan mata memohon dari Teguh membuat Kiki memilih menyimpan sejenak rentetan pertanyaan yang akan dia ucapkan.
" Kamu masih utang penjelasan kepada aku Mas." bisik Kiki pelan di telinga Teguh.
" Iya." jawab Teguh lalu menggenggam erat tangan Kiki yang masih gemetaran.
" Semoga engkau meridhoi langkah yang kami ambil hari ini ya Allah,aku tidak bermaksud menjadi tembok pemisah di antara seorang anak dengan kedua orang tua nya.jika garis hidup aku telah di lukis seperti ini,aku ikhlas menjalani nya ya Allah." batin Kiki.
Tes...
Lagi-lagi air mata yang sejak tadi dia tahan,kembali turun mewakili perasaan nya saat ini.
Tidak ingin sang Ibu dan juga Ayah nya khawatir dan bertanya-tanya,Kiki dengan sigap menghapus kasar air mata,bahkan dia tidak peduli lagi jika make up nya akan rusak atau luntur tidak berbentuk.
Ke khawatiran tiba-tiba kembali melanda hati Kiki ketika melihat tangan Teguh sudah menjabat erat tangan sang Ayah.
" Kuat kan aku ya Allah." mohon Kiki lagi dengan mata terpejam.
Sah..
Sah...
Sah...
Jangan lupa like,Vote dan Berikan hadiah sebanyak mungkin ya guys.
Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.
Terimakasih semua nya 😍🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments