Diperjalanan, Mawar dan Aby hanya saling diam, tak ada salah satu dari mereka yang memulai pembicaraan dalam heningnya suasana perjalanan mereka.
Mawar hanya diam sembari terus memainkan ponselnya, entah apa yang sedang dia lakukan dengan ponselnya sehingga gadis itu terlihat betah menatap layar ponselnya.
Aby yang jarang melewati jalan perkampungan tak hentinya memandang pemandangan dari jendela mobilnya, baginya suasana menenangkan seperti yang dia dapatkan di jalan itu sangat sayang untuk dilewatkan.
Dirga terus menyetir mobilnya sambil sesekali menatap Aby dan Mawar dari spion dalam mobil yang sedang dikemudikannya.
"Padahal kalau aku gak di sini mereka bisa berduaan," ucap Dirga didalam hatinya.
Di mobil lain.
"Joe, gimana lukamu?" tanya Salman pada Joe yang sedari tadi hanya memainkan luka di dengannya.
"Masih sakit, aku sudah obati pakai obat merah tapi sepertinya belum mau sembuh."
"Kepalaku juga masih benjol," sambung Frans.
"Untung cuma benjol lah aku sedikit lagi tanganku mau patah," ucap Salman.
"Kalian berdua pada gak berdarah, lihat nih tangan aku yang sobek karena terkena besi kran," ucap Joe.
"Pantas saja Tuan Muda menyuruh kita untuk menghalangi Nona Muda ternyata dia sudah tahu kalau istrinya begitu tangguh bahkan terbilang ganas."
"Iya. Pantas Tuan Muda rela membayar kita dengan mahal."
"Tapi akhirnya kita kalah kan, untung Nona Muda tidak sampai membunuh kita."
"Gak mungkin lah, dari wajahnya daja sudah terlihat kalau Nona muda itu sangat baik dan kalau dia gak baik dia gak mungkin minta maaf sama kita."
"Eh tapi, Nona Muda sedang apa ya di kampung itu?"
"Mana kita tahu, kita kan gak terus mengikuti Tuan Muda dan Pak Dirga tadi."
"Lagian ngapain mikirin istrinya Bos. Ya udahlah itu urusan mereka, kita gak usah ikut campur."
Tiga pria yang kemarin dihajar oleh Mawar itu terus berbicara membicarakan banyak hal tentang Mawar dan luka mereka yang didapat dari pukulan gadis yang berasal dari kampung itu.
Di mobil Aby.
"Mawar, itu tempat apa ya?" tanya Aby sembari menunjuk ke sebuah tempat yang dilihatnya dari kejauhan.
"Oh itu, itu tempat rekreasi," ucap Mawar dengan wajah datar.
"Kita ke sana dulu yuk!"
"Nggak, aku lelah."
"Ya udah kita pulang saja."
"Kalau mau ke sana ya ke sana aja, aku tunggu di sini aja."
"Itu wisata apa?"
"Kolam renang Tirta Alam Gunung Leutik. Di dalam sana kamu bisa renang atau kalau gak mau renang bisa juga naik gunung. Pemandangan di atas sana indah lho, kalau penasaran berhenti aja dulu sebentar," jelas Mawar.
"Kalau kamu gak masuk, aku ogah tapi kalau kamu ikut juga, aku mau."
"Ayolah Mawar, turuti kemauan suami kamu," ucap Dirga.
"Maaf, aku sedang tidak mood. Kalian saja."
"Ya udah kita langsung pulang aja Ga."
Mawar menatap Aby lalu kembali menatap layar ponselnya.
"Kamu lagi ngapain si dari tadi ngeliatin ponsel terus?" Aby yang penasaran memberanikan diri untuk bertanya.
"Lagi main facebook. Kenapa, gak boleh?"
"Boleh, apa nama akun facebook kamu?"
"Mau ngapain tanya-tanya?"
"Ya pengen tahu aja nanti kita saling folow."
"Aku juga mau dong saling folow," ucap Dirga.
"Idih ternyata orang kaya juga suka main facebook."
"Kenapa, emang ada aturannya orang kaya gak boleh main facebook?"
"Nggak sih, aneh aja gitu kalian kan orang sibuk."
"Kita udah masuk kota nih, pada lapar gak? Mau pada makan dulu gak?" tanya Dirga.
Tak terasa karena keasyikan ngobrol ternyata mereka sudah melalui perjalanan panjang dan kini mereka sudah masuk perkotaan.
"Itu, bodyguard kamu mau pada makan gak? Kasian kalau sampai kelaparan," ucap Mawar.
"Ga, kita menepi dulu deh di depan restoran sana." Aby menunjuk ke sebuah arah.
"Oke." Dirga pun langsung menurunkan laju kecepatan mobilnya secara berkala agar mobil di belakangnya tidak terkejut dan tidak kagok.
**********
"Sayang, udah sore nih, aku pulang ya," ucap Roger pada Michaela.
"Yah, gak terasa ya ternyata udah sore aja." Michaela cemberut karena tak ingin pisah dari sang kekasih. Lama tak bertemu membuatnya merasa belum puas berduaan dengan Roger.
"Aku harus pulang karena Mamaku sendirian di rumah."
"Nanti malam bisa ketemu gak?"
"Gak bisa dong sayang, aku kan capek mau istirahat dulu."
Michaela tersenyum kecut, dirinya tak ingin berpisah dengan sang kekasih tapi apa mau diperbuat, mereka belum menikah yang mengharuskan mereka berpisah dan bertemu di waktu-waktu tertentu saja.
"Ya udah pulang sana tapi ingat, besok ketemu lagi ya. Masih kangen nih."
"Iya sayang. Aku juga kangen kok."
Tring!
Ponsel Roger berbunyi menandakan ada pesan masuk.
Roger melihat siapa yang mengiriminya pesan dan terlihat nama Jingga di layar ponselnya.
"Siapa?" tanya Michaela karena tiba-tiba wajah Roger berubah menjadi panik.
"Nggak, bukan siapa-siapa. Ini cuma teman."
"Oh." Michael masih menatap Roger dengan tatapan penuh tanya.
"Ya udah ya aku pulang." Roger beranjak dari duduknya lalu mencium pipi Michaela setelah mereka berdua berdiri.
Roger pun langsung pergi dari rumah Michaela!
**********
"Frans, Joe, Salman ayo duduk di sini jangan berdiri terus," ucap Abymana.
"Tapi Tuan Muda?" ucap Frans.
"Ayo tunggu apa lagi mumpung makan gratis karena dibayarin bos kalian," ucap Mawar.
"Apa gak sebaiknya kami makan di meja lain saja."
"Di sini aja, gak apa-apa kok."
Brak!
Seorang laki-laki menggebrak salah satu meja yang terdapat di dekat pintu masuk.
Semua pengunjung restoran itu terkejut termasuk Mawar dan Aby, mereka berhamburan berlari menjauhi kelompok orang-orang yang menodongkan senjata tajam pada beberapa orang di sana.
Seorang laki-laki berjalan menuju meja kasir lalu memberikan sebuah tas besar!
"Masukan uangnya ke dalam tas ini!" ucapnya dengan suara lantang hingga membuat petugas kasir itu ketakutan.
"Diam semuanya dan keluarkan semua barang berharga milik kalian!" Laki-laki lain yang termasuk komplotan perampok itu mengancam para pengunjung restoran itu dan merampas semua barang miliknya.
Seorang petugas keamanan di sana tidak bisa berbuat apa-apa karena jumlah perampok itu berkali-kali lipat lebih banyak darinya, selain itu juga mereka membawa senjata tajam jika ada yang melawannya penjahat itu bisa saja melukai pengunjung restoran tersebut.
Frans dan dua rekannya langsung memasang badan menghalangi Aby dan Dirga agar mereka tidak terluka oleh serangan perampok itu.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Joe sembari terus memastikan bosnya ada dibelakangnya.
"Kawan saja mereka. Saat ini bukan cuma Tuan Muda yang harus kita selamatkan tapi juga para pengunjung restoran ini," ucap Salman.
"Jangan gegabah, mereka bersenjata dan juga berkelompok, kita tidak tahu apakah mereka masih ada yang di luar atau tidak," ucap Frans.
"Aaaah! Jangan sakiti saya." Seorang gadis ditodongkan pisau oleh salah satu dari komplotan penjahat itu karena gadis itu tidak mengeluarkan dompetnya.
"Keluarkan tas kamu!"
Dengan rasa takut, gadis remaja itu melepaskan tasnya lalu meletakkannya di atas meja.
Semua orang di dalam sana tegang dan beberapa anak kecil menangis karena ketakutan.
Komplotan penjahat yang jumlahnya lebih dari lima orang itu sudah menggendong tasnya yang sudah berisi uang dari kasir. Salah satu dari mereka memereteli pengunjung dan mengambil semua barang berharga milik pengunjung mulai dari ponsel, dompet, perhiasan dan semua yang mereka punya.
"Ini gak bisa dibiarkan," gumam Mawar.
"Mana ponselmu!" ucap laki-laki itu sembari menodongkan pisau pada Joe.
"Mau apa kamu!" seru laki-laki itu pada Mawar.
"Mau ngambil ponsel dan dompet, tadi Anda sendiri yang memintanya," ucap Mawar dengan nada ketakutan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Lilis Ilham
lanjutkan thor seruuu
2023-08-15
0
Utiarli Manda
Misyele tdk melihat Roger kh dgn Jingga
2023-08-07
1
Yani
Ayi lawan Mawar
2023-08-05
1