Pagi hari, Aby bari terbangun dari tidurnya, dia melihat ke arah sofa tempat Mawar tidur semalam.
Aby mengerutkan dahinya saat melihat sofa itu kosong. "Kemana perempuan itu?" gumam Aby.
Laki-laki berusia dua puluh lima tahun itu bangkit dari tempat tidurnya dan memeriksa kamar mandi!
Dalam pikirannya, mungkin wanita yang kemarin dinikahinya sedang berada di dalam kamar mandi.
"Hey perempuan! Kamu didalam?" ucap Aby sembari mengetuk pintu kamar mandi.
"Pe ...." Aby menggantung ucapannya dan berpikir sesuatu.
"Siapa nama perempuan itu? Ah kenapa bisa lupa, kemarin kan saat ijab aku nyebutin nama dia." Aby menggerutu sendiri dan kesal pada dirinya sendiri karena tak bisa mengingat nama perempuan yang baru dinikahinya.
Aby pun keluar dari kamarnya dan ternyata Dirga sudah berada di depan pintu kamarnya dan bersiap mengetuk pintu.
"Dirga, ngapain kamu di sini?" tanya Aby.
"Mau ketemu sama Tuan Muda Abymana," sahut Dirga.
"Udahlah jangan bercanda, aku lagi pusing." Aby keluar dari kamarnya lalu berjalan ke kamar kedua orang tuanya!
"Mau kemana?"
"Mau ketemu sama Mama dan Papa. Aku lupa siapa nama istriku jadi aku mau menanyakan namanya sama Papa dan Mama."
"A ...." Dirga menghentikan ucapannya yang hendak memanggil Aby. Dua menautkan kedua alisnya karena merasa ada yang aneh pada Bos sekaligus sahabatnya itu.
"Nama istri kok sampai lupa. Apa dia terlalu banyak mengurus pekerjaan sampai-sampai dia lupa sama nama wanita yang sudah dinikahinya," gumam Dirga.
Di kamar Randy dan Ratu.
"Mama sudah pada mau pulang?" tanya Aby.
"Iya By, Mama harus pulang. Istri kamu mana?"
"Itu dia masalahnya. Dia gak ada di kamar."
"Ya kamu cari dong By, jangan sampai kamu menelantarkan anak orang," ucap Randy.
"Iya ini juga lagi nyari. Namanya siapa sih? aku lupa."
"Namanya Mawar, By. Kok bisa lupa sih?" ucap Ratu.
"Emang lupa, mau gimana lagi." Aby langsung keluar dari kamar hotel itu dan berjalan kembali ke kamarnya!
**********
Di sebuah kursi yang ada di taman depan hotel itu, Mawar duduk sembari memegang ponselnya. Sejak dari pagi dirinya menelpon kedua orang tua angkatnya namun tak ada jawaban dari mereka.
Nomor ponsel mereka aktif tapi telponnya tidak dibawa.
"Kemana Bapak dan Ibu? Apa mereka belum melepaskan mereka?" gumam Mawar.
Mengingat pemaksaan yang dilakukan oleh orang tua kandungnya membuat Mawar menangis, dirinya tak menyangka bahwa dirinya memiliki orang tua yang kejam seperti Mahendra dan Marisa.
"Selama ini yang diceritakan Bapak dan Ibu adalah bohong. Ternyata orang tuaku bukanlah orang yang baik," ucap Mawar didalam hatinya.
"Bapak, Ibu semoga kalian baik-baik saja di kampung. Aku ingin pulang tapi belum mendapatkan kesempatan."
"Jadi kamu di sini. Dari tadi aku nyariin kamu, bisa gak jangan bikin orang repot?" ucap Aby yang berdiri dibelakang Mawar.
Mawar segera menghapus air matanya lalu menatap Aby!
"Nangis? Ngapain nangis? Seharusnya aku yang nangis karena merasa ditipu oleh orang tua kamu. Kamu tahu gak, aku tidak mau menikahi kamu, aku maunya nikah sama Jingga."
"Kalau kamu mau nikah sama Jingga kenapa kamu hanya diam saat orang tuaku mengganti pengantin wanitanya dengan aku? Kalau kamu memang cinta sama dia, kamu cari dia yang aku tahu dia pergi ke luar negeri karena menghindari pernikahannya dengan kamu."
"Apa kamu bila? Orang tua kamu bilang, Jingga diculik."
"Mungkin. Mungkin mereka sendiri yang menculik Jingga seperti yang mereka lakukan padaku. Aku mau pulang untuk menemui Bapak dan Ibuku. Kalau kamu mau menceraikan aku, silahkan tapi kamu harus bicara dulu sama Pak Mahendra dan Ibu Marisa." Mawar segera pergi meninggalkan tempat itu namun, belum sempat dirinya menjauh, Aby mencekal pergelangan tangannya dan menahannya agar tidak pergi.
"Kamu tidak boleh pergi tanpa izin dariku."
Aby menarik tangan Mawar dan membawanya ke dalam kamarnya!
"Dirga temui aku sebentar lagi, kamu jangan pergi dulu," ucap Aby saat berpapasan dengan Dirga.
"Lepaskan, aku bisa jalan sendiri." Mawar menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman Aby.
"Aku bisa sendiri. Kalau kamu tidak mengizinkan aku pergi, setidaknya jangan siksa fisikku, cukup katakan dengan lisan dan aku pun akan mengerti."
Dirga menatap pasangan suami istri itu dengan tatapan aneh.
"Baru nikah kok gitu boro-boro bisa romantis yang ada malah pertengkaran terus," gumam Dirga.
Tak lama, Aby kembali menemui Dirga di tempat itu.
"Suruh orang untuk mencari Jingga, temukan dia di manapun dia berada," titah Aby.
"Tapi orang-orangnya Pak Mahendra sudah mencarinya."
"Aku tidak percaya. Suruh saja orang yang berpengalaman atau bila perlu sewa agen rahasia untuk mencari Jingga."
Setelah mendengar perkataan Mawar, Aby merasa tidak ada salahnya dirinya sedikit merasa curiga pada kedua orang tuanya Jingga.
Dirga menatap Aby dengan mulutnya yang terbuka sedikit.
"Cepat lakukan perintah."
"Sebenarnya ini ada apa? Aku asisten kamu di kantor bukan asisten untuk segala urusan kamu."
"Tolonglah Dirga, aku sedang pusing sekarang."
"Oke. Oke aku akan melakukan tugas aku sekarang." Dirga pun langsung pergi untuk melaksanakan perintah dari Abymana!
*********
Di kampung.
Di rumahnya, Ratna dan Dirja, disekap oleh orang-orang suruhannya Mahendra. Sebelum mendapatkan perintah dari Mahendra, mereka tidak akan melepaskan kedua orang tua angkat Mawar.
"Tolong lepaskan kami," ucap Ratna.
"Diam! Jangan banyak protes, yang penting kami tidak sampai menghabisi kalian," ucap Jhon ~ orang suruhannya Mahendra.
"Kalian sudah membawa Mawar pergi lalu apa lagi yang kalian inginkan?"
Tok!
Tok!
Tok!
"Bu! Pak!"
Seru seseorang dari luar rumah itu.
Tiga orang suruhannya Mahendra itu saling bertatapan dan memberi kode yang hanya mereka yang mengerti.
Hans melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki Ratna lalu kembali menodongkan pisau tepat di lehernya!
"Cepat temui orang di luar. Jangan suruh dia masuk dan katakan kalian baik-baik saja dan satu lagi, jangan pernah berani mengatakan bahwa ada kami di sini atau suamimu akan tiada ditangan kami," ucap Hans pada Ratna.
Tanpa menjawab, Ratna langsung membuka pintu rumahnya!
"Pak RT, ada apa Pak?" Ternyata Pak RT di sana yang datang ke rumah mereka.
"Saya hanya ingin memastikan bahwa Ibu dan Bapak baik-baik saja. Menurut laporan warga ada beberapa laki-laki mencurigakan yang berjalan bolak-balik di depan rumah Ibu."
Ratna tak langsung menjawab, dia menundukkan kepalanya ke bawah karena takut menampakkan wajahnya yang sedang ketakutan.
"Ada apa Bu?"
"T_tidak Pak, kami baik-baik saja," sahut Ratna dengan terbata.
"Beneran Bu?"
"Iya Pak. Saya masuk dulu ya, lagi goreng ikan takut hangus."
Terpaksa Ratna berbohong pada orang yang sebenarnya bisa menolong dirinya dan suaminya. Sebenarnya Ratna ingin sekali mengatakan yang sebenarnya tapi dirinya terlalu takut, takut mereka benar-benar melukai suaminya.
Di dalam rumah sang suami yang dalam keadaan kaki dan tangannya terikat tali sedang ditodongkan benda tajam oleh orang-orang tak dikenal itu. Dirinya tak bisa berlama-lama di sana.
Ratna pun segera meninggalkan Pak RT yang masih berdiri di depan rumahnya!
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
febby fadila
semoga mahendra dan marisa kena karma
2025-01-26
0
Dwi Winarni Wina
Mahendra2 berbagai cara dilakukan demi tujuan tercapai termasuk mengancam orgtua angkat mawar......
2023-09-27
1
Ida Nur Hidayati
kok ada orang sekejam Mahendra...
2023-08-29
0