Di sebuah perkampungan.
Di rumah orang tua angkatnya Mawar.
"Kedatangan saya ke sini untuk menjemput Mawar. Saya ingin Mawar tinggal bersama saya."
Kata-kata pertama yang dikeluarkan oleh mulut Mahendra, seketika membuat wanita tua itu terkejut.
Sejak Mawar diberikan padanya, tak pernah sekalipun Mahendra menjenguk atau menayangkan kabar putrinya tapi kini setelah gadis itu tumbuh, dengan seenaknya Mahendra ingin membawanya pulang.
"Tidak bisa begitu Mahendra. Kamu sudah memberikan Mawar pada Bude, kamu sudah tidak punya hak untuk membawa Mawar lagi," ucap Ratna ~ ibu angkatnya Mawar.
"Apa yang membuat kamu tiba-tiba datang dan ingin membawa Mawar. Dia masih kuliah jadi dia tidak akan kemana-mana," ucap Dirja ~ Ayah angkat Mawar.
"Ada apa ini, Pak, Bu?" tanya Mawar yang memang tak mengenal Mahendra.
"Mawar, Papa adalah orang tua kandung kamu. Selama ini Papa menitipkan kamu pada Bude Ratna dan Pakde Dirja untuk melindungi kamu Nak. Sekarang semua bahaya yang mengancammu sudah tuada jadi Papa ingin kamu pulang dan tinggal bersama kami lagi," ucap Mahendra berbohong.
"Lagi? Kapan aku tinggal bersama Anda?"
"Kami tidak bisa memberikan Mawar padamu lagi Mahendra. Kami tidak punya anak selain Mawar."
"Tolonglah Pakde. Saya sangat ingin membawa Mawar."
"Kemana saja Anda selama ini? Jika Anda mengakuiku sebagai anak, lalu kenapa baru sekarang Anda menjemputku?"
"Tolonglah. Izinkan Papa menebus semua kesalahan yang Papa perbuat padamu Nak, seharusnya Papa tidak memberikan kamu pada Bude dan Pakde."
"Pergilah Mahendra! Kami tidak akan pernah membiarkan kamu membawa Mawar dari sini." Dirja berkata dengan suara lantang sehingga suaranya terdengar sampai ke luar rumah mereka.
Orang yang lewat di depan rumah mereka pun menatap ke arah rumah keluarga Dirja dengan tatapan penuh tanya.
"Pakde, tolonglah."
"Pergi!"
Dirja membawa Mawar masuk ke dalam kamarnya dan melarang Mawar bertemu dengan orang tuanya!
Dengan perasaan kesal, Mahendra pun pergi dari rumah itu tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada sang pemilik rumah.
**********
Di kota.
Di sebuah rumah sakit besar, Abymana mendapatkan penanganan medis yang lebih baik dari kampung tempat Aby dikeroyok oleh orang-orang tak dikenal.
"Aby, kamu tidak apa-apa?" tanya Dirga asisten pribadi Abymana.
"Aku sudah baik-baik saja kok. Kita boleh pulang sekarang?" ucap Aby yang masih terbaring di atas ranjang pasien.
"Dokter menyarankan agar kamu beristirahat di sini semalaman."
"Ah, sial. Bagaimana dengan lahan di kampung yang akan kita lihat?"
"Sudahlah, jangan pikirkan itu. Tunggu kamu sehat total baru kita ke sana lagi."
"Aby, Aby kamu tidak kenapa-napa Nak?" tanya Ratu ~ Mamanya Aby, sembari berjalan cepat menghampiri Abymana!
"Ma, aku baik-baik saja."
"Siapa yang melakukan ini padamu? Beraninya mereka membuat anakku seperti ini," ucap Randy ~ Papanya Aby.
"Sepertinya mereka ingin kita membatalkan pembelian tanah di sana, sepertinya ada perusahaan lain yang menginginkan lahan itu," jelas Aby.
"Ya ampun, kalau sudah begini bagaimana dengan pernikahan kamu yang tinggal beberapa hari. Aduh wajah anak Mama yang ganteng ini jadi jelek karena banyak luka nya."
"Sekarang yang penting Tuan Muda selamat," ucap Dirga.
*************
Sore hari saat Mawar sedang berjalan santai di perkebunan milik orang tua angkatnya tiba-tiba ada seseorang dari belakangnya yang membekap mulutnya dengan saputangan.
Mawar mencoba melawan namun beberapa detik kemudian semuanya berubah menjadi gelap, dirinya tak dapat melihat apa pun lagi.
Beberapa orang berpakaian hitam dan memiliki perawakan tinggi dan besar, tertawa melihat Mawar yang sudah tak sadarkan diri.
"Cepat, bawa gadis ini," ucap laki-laki bernama Jhon.
Dua laki-laki rekannya itu pun langsung menggotong Mawar dan membawanya masuk ke dalam mobilnya!
Mereka pun membawa Mawar pergi dari sana dengan mobilnya yang dikemudikan dengan kecepatan di atas rata-rata.
––––––––––
Mawar terbangun karena kepalanya terasa sakit, dia melihat ke sekeliling tempat itu.
"Aduh, sakit sekali kepalaku. Dimana aku ini?" gumam Mawar yang masih meringkuk di atas tempat tidur.
Mawar mencoba bangun namun tak bisa karena tangan dan kakinya terikat oleh tali.
"Siapa yang mengikatku?" tanya Mawar sembari terus berusaha membuka tali yang mengikat tangannya.
"Kamu sudah sadar Nak?" ucap Mahendra yang sedari tadi duduk di sofa yang ada di sudut ruangan itu.
"Anda ... lepaskan aku, mau apa Anda?"
"Panggil saya Papa karena kamu adalah anak saya."
"Kenapa Anda melakukan ini? Orang tua saya pasti khawatir pada saya."
Marisa tersenyum lalu memperlihatkan ponselnya yang sedang melakukan panggilan video dengan orang suruhannya.
"Bapak, Ibu!" Mawar berteriak saat melihat kedua orang tua angkatnya digolongkan sebilah pisau oleh seseorang.
"Lepaskan orang tuaku. Kenapa kalian tega menyakiti saudara kalian sendiri?"
Marisa langsung mematikan telponnya lalu memasukan ponselnya kedalam saku celananya.
"Lakukan apa yang kami perintahkan kalau kamu mau orang tua kamu selamat," ucap Marisa.
"Menikahlah dengan calon suami kakakmu dan kami akan membebaskan kedua orang tua angkatmu," sambung Mahendra.
"Brengsek. Jadi Anda mengakui aku sebagai anak dan mengajak aku pulang hanya untuk menikah?"
"Ya. Bagaimana lagi, kakakmu tidak mau menikah dengan Aby jadi kami pikir kamulah yang harus menggantikan dia."
"Jadi benar, Anda menjemputku hanya untuk ini? Ternyata kalian orang tua yang tidak punya hati."
Plak!
Marisa menampar pipi Mawar dengan keras.
"Turuti apa yang kami minta atau kamu tidak pernah melihat dunia ini lagi," tegas Marisa.
"Dan jangan harap orang tua kamu masih bisa menghirup udara bebas," tambah Mahendra.
Deg!
Seketika hati Mawar terasa seperti ada yang menghantam.
Orang tua yang sejak lama ingin dia temui ternyata mempunyai sifat buruk dan rela melakukan apapun demi mencapai keinginannya.
Ingin sekali dirinya memberontak tapi dirinya tak bisa, selain karena dirinya takut orang tua angkatnya terluka, dirinya juga memikirkan yang lain.
"Jangan sakiti Bapak dan Ibuku. Aku bersedia melakukan apapun untuk kalian," ucap Mawar dengan air mata yang sudah berjatuhan dari sudut matanya.
Mahendra dan Marisa saling menatap lalu tersenyum penuh kemenangan.
"Bagus." Marisa mendekatkan wajahnya ke wajah Mawar! "Menikahlah dengan Aby dan jangan pernah berani meminta cerai darinya, jika kamu melakukan itu, jangan harap orang tua angkat kamu itu bisa selamat," sambung Marisa.
Sakit, sedih, kecewa dan marah bersatu dalam diri Mawar. Selama ini dirinya tahu bahwa dirinya dirawat dan dibesarkan oleh orang tua angkat, yang dia dengar dari orang tua angkatnya bahwa orang tuanya orang baik. Mereka terpaksa menitipkan dirinya pada orang tua angkatnya karena ada sesuatu masalah yang tidak diberitahukan padanya namun, kini setelah dirinya bertemu langsung dengan orang tua kandungnya ternyata orang tua kandungnya lebih jahat dari seekor serigala.
Semua yang dikatakan oleh orang tua angkatnya padanya tentang kebaikan orang tua kandungnya tidak terbukti, yang ada sekarang hanyalah hawa nafsu setan yang menyelimuti hati kedua orang tuanya.
Sampai saat ini masih menjadi pertanyaan besar dalam hati Mawar. Kenapakah orang tua kandungnya membuang dirinya seperti sampah dan kini ini dipungutnya lagi namun, bukan untuk dibahagiakan tapi untuk dipaksa menikah dengan laki-laki yang seharusnya menjadi suami kakaknya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
febby fadila
jangan pernah maafkan orang tua seperti itu... Najis aku
2025-01-26
0
Dwi Winarni Wina
kasian mawar dl msh bayi tdk diinginkan dikasih kesaudara giliran sudah besar diambil lg demi melancarkan bisnisnya ada org tua kayak gitu yg memaksa anknya menikah gantian posisi kakaknya.....
2023-09-27
1
✰͜͡ᴠ᭄⸙ᵍᵏ(^_^) Kᵝ⃟ᴸ🦎
nyesek jadi mawar
2023-09-04
2