Dua jam sudah Frans pergi dari rumah untuk menjemput Mawar di rumah Mahendra namun dia tak juga kembali, hal itu membuat Abymana semakin khawatir karena takut terjadi sesuatu pada Mawar.
Meski dirinya tahu, Mawar adalah gadis tangguh tapi mungkin di luar sana banyak orang yang lebih tangguh darinya dan mungkin mereka bukan lah seorang perempuan melainkan seorang laki-laki.
"Kalau Mawar sampai kenapa-kenapa, aku bisa kena marah Mama nih. Frans juga mana lagi, kenapa dia belum pulang juga?"
Tak ada rasa cinta ataupun sayang terhadap Mawar tapi Aby tetap mengkhawatirkan gadis yang dinikahinya secara terpaksa itu. Bukan tanpa alasan Aby mengkhawatirkan Mawar, ancaman sang Mama lah yang membuatnya takut.
Dirinya takut tidak bisa membuktikan perkataannya terhadap Ratu, yang mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menyakiti Mawar meski sebenarnya dengan tanpa sadar dirinya pernah menyakiti batin Mawar dengan berucap semaunya pada gadis itu.
"Permisi Tuan Muda," ucap Frans yang baru tiba di rumah itu.
Aby membalikkan badannya menjadi menghadap Frans! "Mana dia?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Nona Muda tidak datang ke rumah Pak Mahendra. Beliau tidak ada di sana."
"Apa! Lalu dia kemana? Dari kemarin tidak pulang."
Frans menggeleng pelan, dirinya pun tak tahu Mawar pergi ke mana.
"Kembali ke tempat kamu!"
Aby langsung berjalan memasuki kamarnya untuk mengambil ponselnya!
Dia segera menelpon Mahendra karena merasa penasaran dengan pernyataan sang bodyguard.
[Halo, Aby.] terdengar suara Mahendra dari sebrang telpon saat telponnya sudah tersambung.
[Mawar tidak ada di sini. Apa dia di sana? Aku sudah mengutus orang untuk menjemput Mawar tapi dia pulang tanpa Mawar.] Aby langsung bicara pada intinya karena tak ingin berlama-lama membuang waktunya.
[Dia tidak ada di sini. Kenapa kamu membiarkan dia pergi?]
[Mawar menangis ingin bertemu dengan orang tuanya. Aku tidak tega dan akhirnya membiarkan dia pergi sendiri.]
[Jangan-jangan dia nyasar, dia baru pertama ke Jakarta.]
Aby menautkan kedua alisnya mencoba mencerna perkataan Mahendra.
[Baru pertama ke Jakarta? Dia putrimu kan Pak Mahendra? Jangan coba membohongi saya atau saya akan menarik semua saham saya dari perusahaan Anda.]
[A_Aby, dia anak saya tapi selama ini dia tinggal bersama dengan neneknya di kampung.]
[Kalau dalam dua sampai besok sore dia tidak kembali maka jangan salahkan saya jika saya mencabut semua hak saya dari perusahaan Anda.]
Aby langsung mematikan telponnya dan langsung menelpon Dirga.
**********
"Aaaah! Kemana anak itu?" teriak Mahendra sampai mengagetkan Marisa.
"Ada apa Pa? Papa bikin Mama kaget aja."
"Anak itu pergi dari rumah Aby dan jika sampai besok malam dia gak kembali, Aby akan minta uang yang sudah dia berikan pada perusahaan kita."
"Mawar pergi? Ini gak bisa dibiarkan. Cepat Papa telpon Bude!"
"Kalian ... baguslah kalian tiba tepat waktu. Cepat cari Mawar sampai ketemu." Dengan tanpa rasa kasihan, Mahendra menyuruh Jhon dan rekannya yang baru tiba dari kampung untuk mencari Mawar.
Tiga laki-laki itu saling menatap lalu segera pergi untuk menjalankan perintah majikannya.
Setelah mengemudi lumayan lama, Mereka menepikan mobilnya di depan sebuah restoran! Mereka pun masuk dan langsung memesan makanan.
"Bagaimana kita bisa membawa gadis itu sedangkan dia sekarang sedang berada di kampung?" ucap Hans.
"Kita makan dulu dan setelah ini kita pikirkan bagaimana caranya agar Pak Mahendra dan Bu Marisa tidak minta kita mencari Mawar lagi," ucap Jimmy.
Mereka pun langsung menyantap makanan yang sudah terhidang di atas meja itu.
**********
"Kenapa ngajak ketemuan sore-sore gini. Aku sibuk Pak," protes Dirga.
"Mawar hilang. Aku mau kamu bantu aku cari dia," ucap Aby.
"Mawar hilang? Kok bisa? Jingga aja belum tahu gimana sekarang Mawar malah hilang."
"Urusan Jingga nanti aja lagian udah ada Michelle yang ngawasin dia sekarang cepat carikan Mawar sebelum Mama sama Papa tahu."
"Gaji dobel ya." Dirga nyengir sembari menatap Aby.
"Iya, kalau kamu berhasil nemuin Mawar, tiga kali lipat menunggu kamu."
"Oke, kalau gitu aku langsung pergi." Dirga mulai berjalan meninggalkan Aby!
Setelah beberapa langkah, Aby menghentikan langkahnya lalu berbalik badan!
"Ada petunjuk gak ya? Kemana dia akan pergi?"
"Mawar bilang dia mau ketemu sama orang tuanya tapi setelah Frans menjemput dia ke rumah Pak Mahendra ternyata Mawar gak ada di sana, dari kemarin dia gak ke sana," jelas Aby.
"Sepertinya akan sedikit sulit tapi aku akan berusaha." Dirga kembali melangkahkan kakinya keluar dari rumah bosnya itu!
Aby pun langsung pergi dari rumah dengan menggunakan motor agar dirinya lebih cepat dan bisa masuk ke gang-gang sempit!
"Kemana Mawar pergi. Kenapa gak bisa ditelpon?"
Hari mulai gelap dan adzan maghrib pun mulai berkumandang. Aby mencari masjid terdekat dari tempatnya berada untuk menjalankan tugasnya sebagai umat islam dan juga untuk beristirahat sebentar!
*********
Di kampung.
"Besok aku pulang ke rumah suami aku. Pak, Bu, kalian hati-hati ya, jaga diri baik-baik kalau orang-orang suruhan Pak Mahendra datang lagi cepat telpon aku," ucap Mawar yang merasa khawatir berlebihan kepada kedua orang tuanya.
"Iya Nak. Bagaimana dengan kuliahmu?"
"Aku akan pindah kuliah ke Jakarta. Suamiku yang akan membiayai semuanya."
"Apa benar? Kalau ya, suamimu itu pasti orang baik."
"Entahlah Bu, yang aku rasakan dia seorang iblis."
"Maksudnya bagaimana? Ibu lihat kamu tidak terluka."
"Bu, Pak, laki-laki calon suaminya kak Jingga itu tidak punya hati masa dia mengatai ku dengan kata-kata tidak pantas, mulai dari aku tidak pantas untuk dia, aku ini jal**ng yang mau menjadi wanita pengganti pokoknya dia jauh dari kata layak untuk jadi suami." Mawar mengoceh mengeluarkan semua unek-unek nya.
"Mungkin karena dia masih belum bisa menerima kamu. Kemana Jingga sampai harus kamu yang dipaksa menikah dengan calon suaminya?" tanya Dirja penasaran.
"Katanya diculik orang tapi aku rasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Pak Mahendra dan Bu Marisa."
"Apapun itu, semoga kamu menemukan kebahagiaan kamu Nak."
"Pak, aku sudah bahagia bersama kalian dengan hadirnya mereka dalam kehidupanku membuat hidupku jadi berantakan seperti ini. Mereka tidak punya hati mereka tidak punya rasa kasihan." Mawar mulai menangis, dia merasa sakit karena mempunyai orang tua seperti Mahendra dan Marisa.
Seumur hidupnya, dirinya tak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua kandungnya, selama ini dirinya hanya mendengar kisah tentang mereka dari Ratna dan Dirja saja.
Dirinya memang sudah lama tahu kalau dirinya bukanlah anak kandung dari orang tua yang merawatnya selama ini. Saat usianya dua belas tahun, Ratna memberitahu semuanya padanya karena Ratna tidak ingin Mawar mengetahui itu dari orang lain.
Diawal, Mawar memang merasa sedih dan tidak terima tapi seiring berjalannya waktu, dirinya dapat menerima kenyataan bahwa dirinya adalah anak yang tak diinginkan oleh kedua orang tua kandungnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Arin
ap aby ngga inget ya klo dia di kmpng mwr pernh di kryok trs di tlong mawar🤔
2023-10-16
0
Yani
Ssbar ya....Mawar
2023-07-16
1
Jue
Kok Mawar tidak panggil nenek ya ,
2023-07-13
1