"Kita bisa lihat lahannya sekarang Pak?" tanya Dirga karena hari semakin siang.
"Bisa-bisa."
"Aku ikut Pak," ucap Mawar.
"Kamu udah selesai masaknya?"
"Udah."
Pak Ija hanya mengangguk mengiyakan keinginan Mawar yang ingin ikut dengan mereka.
Mawar tersenyum, dia pun langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil sesuatu!
Setelah itu mereka pun mulai keluar dari rumah orang tuanya Mawar!
"Frans! Astaga, Ga, kita ninggalin Frans di jalan tadi," ucap Aby dengan memasang raut wajah panik.
"Yah, lupa lagi. Kenapa aku juga lupa sama dia."
Entah kenapa Aby dan Dirga bisa lupa pada Frans yang mereka tinggalkan di jalanan tadi, Aby baru ingat pada Frans saat dirinya tak menemukan kunci mobilnya yang biasa dia simpan dalam saku celananya.
"Siapa dia?" tanya Mawar.
"Sopir baru."
"Gak bertanggungjawab banget, bawa orang kok malah ditinggalin, gimana kalau ada orang iseng ngerjain dia."
"Kita cari dia dulu yuk."
"Memangnya Tuan Muda ninggalin dia di mana?"
"Di pinggir jalan, didekat Taman kecil yang ada di depan sana."
"Kalau gitu sekalian kita ke lahan milik saya lagian kita kan juga melewati jalan itu."
"Syukurlah. Mari Pak!" Dirga mempersilahkan Pak Ija berjalan lebih dahulu.
Mereka pun memulai perjalanan mereka menuju lahan milik Pak Ija yang akan dijual pada Abymana!
**********
Di kota.
"Hey sayang, kamu kok udah pulang jam segini?" tanya Ratu yang melihat Nasya sudah pulang padahal biasanya anak gadisnya itu pulang sore hari.
"Iya Ma, aku lagi kurang sehat nih. Perutku sakit." Nasya terlihat pucat dan lemas. Dengan langkah pelan dia menghampiri Mamanya yang sedang duduk di kursi yang ada di ruang keluarga!
"Sakit perut? Diare maksud kamu?"
"Nggak, rasanya sakit banget Ma." Nasya memegangi perutnya dengan sedikit meremasnya.
"Aduh-aduh kamu jangan bikin Mama panik deh. Kita ke Dokter yuk! Ayo-ayo sayang."
Ratu membantu Nasya berjalan keluar dari rumahnya!
Melihat kondisi sang putri yang sangat kesakitan membuat Ratu khawatir. Dia pun langsung membawa Nasya ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan medis.
**********
Di kantor Abymana.
Michelle sengaja datang ke kantor milik Abymana untuk menyampaikan semua yang sudah diketahuinya tentang Jingga.
Di kursi tunggu, Michelle duduk menunggu seorang yang sedang dicarinya.
"Maaf Mbak, Pak Dirga sedang tidak ada di tempat," ucap seorang karyawan di sana.
"Kalau Tuan Muda Abymana?" tanya Michelle.
"Beliau juga sedang tidak ada di tempatnya, atau kalau penting banget, Anda bisa bertemu dengan Pak Randy selaku pemilik perusahaan ini."
"Nggak-nggak. Saya ada kepentingan sama Pak Dirga aja kalau boleh tahu kapan mereka ada di sini?"
"Besok. Atau mau bikin janji sekalian, biar besok Pak Dirga atau Tuan Muda bisa meluangkan waktunya untuk Mbak."
"Nggak usah deh, nanti saya telpon aja lagi orangnya. Terimakasih ya Mbak." Michelle berdiri lalu berjalan keluar dari kantor itu!
"Kemana mereka pergi? Bukankah kemarin mereka memintaku untuk segera menemui mereka saat sudah mengumpulkan bukti-bukti yang cukup," gumam Michelle.
Michelle pun langsung pergi dari sana! Karena yang dicarinya sedang tidak ada di tempatnya, Michelle memilih pulang terlebih dahulu ke rumahnya!
**********
"Frans! Alhamdulillah kamu masih ada," ucap Dirga saat melihat Frans yang masih berdiri didepan mobilnya.
"Pak Dirga. Udah selesai urusannya?" tanya Frans yang dari tadi menyangka kalau bosnya sedang mengurus keperluannya di kampung itu.
"Udah, kita tinggal pergi ke suatu tempat habis itu pulang," ucap Abymana.
"Kamu ... kamu sudah ke rumah sakit belum? Maaf ya waktu itu saya terpaksa," ucap Mawar saat melihat luka lebam di wajah Frans.
"Tidak apa-apa Nona, saya baik-baik saja," ucap Frans.
"Kita langsung aja ke tempatnya ya. Apa perlu naik mobil?"
"Tempatnya udah deket kok, kita jalan kaki aja."
Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan dikawal oleh tiga Bodyguard yang sengaja Aby ajak ke kampung itu untuk berjaga-jaga kalau ada orang yang menyerangnya lagi.
Tak lama mereka pun tiba di tempat yang mereka tuju.
"Berapa luas tanah ini Pak?" tanya Dirga.
"Semuanya ada sepuluh hektar tapi saya hanya ingin menjual separuhnya saja."
"Kenapa tidak semuanya Pak?"
"Tidak, karena separuhnya mau saya wariskan untuk Mawar."
Di yang sedikit jauh dari Dirga dan Pak Ija.
Mawar sedang mengelus bunga mawar yang kebetulan sedang mekar itu.
"Dari sekian luas tanah ini dari banyaknya pohon yang tumbuh, kenapa ada satu bunga mawar yang tumbuh?" tanya Aby yang sedari tadi berdiri dibelakang Mawar.
"Ada cerita dibalik pohon bunga ini. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menggusur tanah tempat bunga ini tumbuh."
"Kalau tanahnya dijual gimana? Aku mau bangun pabrik lho di atas tanah ini."
"Tanah yang akan di jual hanya sebatas pohon duren itu." Mawar mengarahkan jari telunjuknya pada sebuah pohon duren yang tumbuh sekitar sepuluh meter dari bunga itu.
"Tanah ini masih milik orang tuaku jadi kamu tidak ada hak untuk mengganggu bunga ini," sambung Mawar.
"Kalau aku tetap memusnahkan bunga ini karena aku alergi dengan serbuk sari yang ada didalam bunga ini gimana?"
"Sebelum kamu menebang bunga ini, aku akan lebih dulu menebang lehermu itu."
Aby terkejut namun beberapa detik kemudian dia tersenyum.
"Segitu sayangnya sama bunga ini sampai suami sendiri mau digorok."
"Suami ... suami dari mana? Kamu bilang kamu hanya akan menjadikan aku sebagai pembantu di rumahmu."
"Iya, meski begitu kita kan sudah mengucapkan janji suci. Kita sudah terikat dalam sebuah pernikahan."
"Hah, pernikahan palsu. Sudahlah, cepat temukan gadis bernama Jingga agar kamu bisa menceraikan aku secepatnya."
"Aku sudah menyuruh orang untuk mencari Jingga, kakakmu."
"Baguslah kalau gitu. Aku tegaskan ya sama kamu, aku tidak pernah mempunyai kakak yang bernama Jingga atau siapa pun itu dan satu lagi aku bukan anaknya Pak Mahendra dan Bu Marisa. Kamu hanya ditipu oleh mereka agar mereka ada waktu untuk mencari anaknya yang kayanya diculik orang itu."
Aby menatap Mawar, dia melihat ada kemarahan dan kebencian di wajah gadis yang dinikahinya karena terpaksa itu.
Ada rasa yang tak biasa saat, Aby bersama Mawar tapi dirinya sendiri tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Lilis Ilham
semoga cepat terbuka kebohongan ulat bulu dan ular hitam
2023-08-15
2
Yani
Jutekkin terus aja si Aby nya biar tau rasa emang enak di jutekkin
2023-07-17
1
Firtrian Delli
jgn byk iklan, aby mulai naksir deh sm mawar
2023-06-21
1