Aby dan Mawar berjalan menuju pelaminan dengan bergandengan tangan. Dirga yang melihat mereka pun menatap Mawar dengan matanya yang tak pernah berkedip satu kalipun.
"Kenapa bukan Jingga yang di samping Aby?" gumam Dirga.
Untuk beberapa saat Dirga hanya berdiri dan menatap mereka berdua. Ada banyak pertanyaan yang berkecambuk dihatinya, apa yang terjadi dan kenapa bukan pengantinnya bukan Jingga.
"Jangan terus cemberut seperti itu, kamu bisa senyum gak? Di sini banyak tamu undangan yang datang dan mereka semua tamu penting bagiku. Sapa mereka dengan senyuman," ucap Aby dengan sedikit berbisik.
Ingin sekali Mawar menangis tapi dirinya tidak bisa boleh sampai meneteskan air matanya di sana.
"Kalau bukan karena orang tuaku, aku tidak akan pernah ada di sini dan sampai menikah dengan kamu. Dasar orang gila harta, hanya karena takut menanggung malu dan kehilangan harta, kamu mau saja menikah dengan aku yang sama sekali tidak pernah kamu kenali," ucap Mawar didalam hatinya.
Setelah tiba di pelaminan, mereka berdua duduk di kursi pengantin!
Tak lama, Dirga datang menghampiri mereka.
"Apa yang terjadi?" ucapnya dengan suara pelan.
"Ceritanya panjang, kamu akan tahu nanti setelah acara ini selesai," sahut Aby.
Dirga tersenyum ke arah Mawar dan Mawar pun membalasnya dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.
Para tamu undangan pun mulai bergantian untuk memberikan doa terbaik mereka pada kedua mempelai.
Mawar berusaha tersenyum dan berterimakasih pada semua orang yang mendoakan pernikahan mereka meski didalam hatinya ada luka yang mendalam.
Setelah seharian menjalani resepsi, akhirnya semua tamu sudah meninggalkan gedung itu dan kini hanya menyisakan keluarga saja.
"Aby, ajak istrimu istirahat dia pasti lelah," ucap Ratu.
"Pak, Bu sepertinya kami berdua langsung pulang sekarang aja. Masih ada yang harus saya lakukan, saya mau menemui orang-orang saya yang sedang mencari Jingga," ucap Mahendra berbohong.
"Oh ya, silahkan. Semoga Jingga cepat ditemukan ya Pak."
Kedua orang tua Mawar itu pun langsung pergi! Tak lupa sebelum pergi mereka berpamitan kepada semua orang yang berada di sana.
Keluarga Randy pun segera meninggalkan tempat itu karena sudah lelah mereka memilih beristirahat di hotel itu.
Sebelumnya mereka memang sudah menyewa gedung dan beberapa kamar di di sana untuk mereka beristirahat.
Di kamar Aby dan Mawar.
Mawar nampak kesulitan untuk membuka resleting gaun pengantinnya yang terletak di belakang namun dirinya enggan meminta tolong pada Aby.
"Sial, kenapa ini susah sekali," umpat Mawar didalam hatinya.
Mawar pun memilih tidur tanpa mengganti bajunya dan tanpa membersihkan diri.
"Kamu gak mau mandi dulu dan ganti pakaian gitu?" tanya Aby datar.
"Aku lelah, aku ngantuk jadi jangan ganggu aku."
"Enak aja tidur di tempat tidur ini. Sana! Tidur dimana kek, aku gak mau ya tidur sama kamu."
Mawar tak mengucapkan sesuatu apa pun, dia segera turun dari tempat tidurnya lalu berjalan ke arah sofa yang ada di sudut ruangan itu!
"Kalau bukan karena orang tuaku, aku sudah gampar muka laki-laki sombong ini. Bisa-bisanya dia nyuruh wanita tidur di sembarang tempat," ucap Mawar sembari terus berjalan.
Tak lama setelah Mawar duduk seseorang datang untuk mengantarkan pesanan makanan milik Aby.
"Mbak ini makanan yang dipesan oleh Tuan Muda Abymana," ucap seseorang yang berdiri di depan pintu kamar Aby dan Mawar.
"Oh iya, terimakasih ya Mas," ucap Mawar dengan senyuman ramah.
Orang yang mengantarkan makanan itu pun langsung membalikkan badannya hendak pergi.
"Mbak, tunggu sebentar," ucap Mawar lagi menghentikan langkah perempuan itu.
"Iya Mbak, ada yang bisa saya bantu?"
Mawar tersenyum ragu. "Mbak bisa tolong bukain resleting baju saya. Ini kok susah banget ya."
"Oh boleh Mbak."
Mawar pun membalikkan badannya dan membiarkan wanita itu membukakan resleting gaun pengantinnya!
"Ini nyangkut Mbak, pantas saja susah dibuka." Perempuan itu berusaha membuka resleting itu dengan hati-hati agar tak mengenai kulit punggung Mawar.
"Terimakasih ya Mbak," ucap Mawar setelah selesai dan akhirnya dirinya bisa melepaskan gaun menyebalkan itu.
Mawar pun segera menutup pintunya dan berjalan memasuki kamar mandi!
"Kamu gak menganggap ada manusia di sini. Dari tadi aku ada sama kamu tapi cuma untuk membukakan resleting aja kamu minta tolong orang lain," ucap Aby yang sedari tadi hanya memperhatikan Mawar dengan diam-diam.
Mawar menghentikan langkahnya lalu menatap Aby.
"Aku pikir kamu tidak akan membantuku lagipula kamu tidak menyukai aku kan? Gak mungkin kamu mau membantuku dengan cuma-cuma."
Mawar pun langsung melanjutkan langkahnya lagi!
"Perempuan aneh, harusnya aku yang marah sama dia karena dia tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan aku tanpa permisi," gumam Aby.
Aby langsung membuka makanan yang diletakkan di atas meja oleh Mawar lalu memakannya.
Dirinya tak ingin terlalu memikirkan pernikahannya yang sangat-sangat mengecewakan itu. Bagaimana tidak mengecewakan, seharusnya dirinya menikahi gadis bernama Jingga namun tiba-tiba dirinya harus menikah dengan gadis bernama Mawar yang selama ini tidak dikenalnya.
**********
Di kediaman Mahendra.
"Untungnya mereka percaya dengan kebohongan kita kalau tidak, mereka tidak akan pernah menikahkan Mawar dengan anaknya," ucap Mahendra.
Marisa tertawa kecil merasa dirinya sudah menang. "Aku bilang juga apa. Mawar kan cantik, mana ada yang bisa menolak menikah dengannya."
"Untung kamu melahirkan Mawar kalau tidak, pasti mereka sudah melakukan sesuatu pada kita. Kamu ingat ya, separuh saham perusahaan kita adalah milik Aby dan kalau anak kita batal menikah, kita akan bangkrut. Sekarang urus anak kesayangan kamu itu jangan sampai dia berulah lagi."
Mahendra meninggalkan Marisa di sana karena merasa muak dengan Marisa yang selalu menuruti permintaan Jingga.
Ya, dua puluh tahun lalu, Marisa melahirkan Mawar namun, karena dirinya sudah mempunyai Jingga dan tidak menginginkan anak perempuan lagi, dirinya memaksa Mahendra untuk membuang Mawar dan akhirnya Mahendra memberikan Mawar pada Budenya yang tinggal di kampung kebetulan mereka juga tidak mempunyai anak.
"Gak apa, Papa marah hari ini yang penting Jingga tidak menikah dengan Aby dan dia bisa melakukan apa yang dia mau. Gak mungkin lah aku tega melihat Jingga tertekan karena harus menikah dengan orang yang tidak dia cintai," gumam Marisa.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
febby fadila
kayakx si marisa ni sinting...
2025-01-26
0
Rara Kusumadewi
orang tua macam apa tuh
2023-11-06
0
Arin
heh orng tua laknat...tunggu karma dri author y😡
2023-10-16
0