Saat mereka sedang bersantai di dalam rumah panggung milik orang tua angkat Mawar itu tiba-tiba, Pak Dirja datang dan menyapa mereka.
"Tuan Muda Abymana," ucap Pak Dirja sembari menatap Abymana yang tengah duduk di sudut ruangan rumah itu.
"Pak Ija." Aby menatap laki-laki tua yang kini sedang menatapnya.
"Tuan Muda kenapa bisa ada di sini?"
"Oh ya, selamat siang Pak," ucap Dirga.
"Kami datang ke sini untuk melihat lahan milik Bapak yang hendak dijual tapi sebelum itu Tuan Muda ingin menemui seseorang dulu di sini," ucap Dirga lagi.
"Pak, laki-laki dari kota ini adalah suaminya Mawar," ucap Ratna.
Perkataan Ratna langsung membuat Ija/Dirja terkejut hingga menjatuhkan gelas kopinya yang sedang ia pegang.
"Astaghfirullah, Pak." Ratna langsung membersihkan kopi yang berantakan di karpet buyutnya itu.
"S_suaminya Mawar? Jadi mereka menikahkan Mawar dengan Anda?" Ija menatap Aby dengan tatapan aneh.
"Bapak kenal sama Mawar?" ucap Dirga.
"Dia anak saya, anak angkat saya."
"Pak, aku ingin menjadi anak Bapak dan Ibu saja. Aku tidak mau menjadi anak mereka, bukankah selama ini merek tidak pernah menganggapku anak mereka?" Mawar yang sedang berada di dapur pun ikut angkat bicara.
Aby menatap Mawar yang sedang memasak daging sapi yang tadi dibelinya dari pasar.
Rumah yang hanya berukuran enam kali sepuluh meter itu membuat Aby dapat mendengar suara Mawar dan dapat melihat Mawar dengan jelas meski saat itu Mawar sedang berada di dapur.
Tak ada yang dia ucapkan, dia hanya menatap Mawar dengan tatapan sendu. Seandainya dia tahu Mawar adalah anak yang disia-siakan oleh orang tuanya mungkin dirinya tidak akan bersikap kasar pada Mawar setelah mereka menikah.
"Mawar bilang kalau–"
"Maafkan saya Pak, saya janji saya akan membahagiakan Mawar semampu saya, tolong jangan ambil Mawar dari saya." Aby langsung memotong perkataan Dirja yang belum selesai.
Seolah tahu apa yang akan dikatakan oleh Pak Dirja, Aby langsung meminta maaf dan berjanji akan membagikan Mawar.
Dirja terdiam, dia menatap Mawar yang saat itu sedang menyimak perkataannya.
"Mawar, sini Nak." Tanpa diminta, Ratna langsung meminta Mawar untuk bergabung bersama mereka di ruang tamu rumahnya.
Mawar pun langsung beranjak dan berjalan menghampiri mereka!
"Saya tidak bisa memutuskan apa-apa. Kalau memang ingin membahagiakan Mawar, silahkan saja kalau memang Mawar nya mau hidup bersama dengan Tuan Muda. Saya sebagai orang tua hanya bisa mengizinkan apa yang diinginkan oleh Mawar."
"Mawar, maaf karena saya sudah ...." Aby menggantung ucapannya.
"Kamu gak lupa kan dengan janji kamu?" ucap Mawar sembari menatap Abymana.
"Janji apa?"
"Katanya kamu mau membiayai pendidikan saya sampai selesai dan sampai saya menjadi seseorang yang saya inginkan."
"Asalkan kamu tetap tinggal bersamaku, apapun yang kamu minta akan aku berikan."
Mawar tersenyum lebar namun tak mengatakan apa pun lagi.
"Ehhm, Pak beralih ke lahan yang akan Bapak jual. Kita biarkan pasangan pengantin baru ini mengobrol dulu. Bisa kita bicara di tempat lain saja?" ucap Dirga.
"Boleh, kita ke depan ya."
"Nggak usah, kita bicara di sini aja," ucap Aby.
"Tuan muda tenang saja, saya akan mengurus semuanya dengan baik jadi Anda urus dulu Mawar, mumpung belum dipetik orang." Dirga berucap dengan senyum menggoda sang bos muda.
"Nggak-nggak, aku sama Mawar baik-baik aja kok. Iya kan Mawar? Kamu gak keberatan kan kalau kami membicarakan tentang pekerjaan dulu?"
"Lakukan saja apa yang kalian mau, lagipula aku juga mau melanjutkan masak di dapur." Mawar beranjak dari duduknya dan mulai melanjutkan masak nya yang belum selesai.
**********
Di kota.
"Dasar bodoh, cuma nyari gadis lemah aja gak bisa!" seru Marisa pada Jhon dan kawan-kawannya.
"Maaf Bu, mungkin gadis itu pergi ke luar kota atau mungkin juga dia pergi ke luar negeri," ucap Jhon.
"Gak mungkin dia ke luar negeri. Mana dia tahu bagaimana cara pergi ke sana."
"Kami benar-benar tidak menemukan Mawar Bu."
"Gak guna kalian semua. Pergi dari sini!" Marisa mengambil ponselnya yang terletak di atas meja lalu menelpon Ratna untuk menanyakan apakah Mawar ada di sana.
[Halo Bude.] ucap Marisa setelah Ratna menerima telponnya.
**********
[Ada apa Marisa?]
[Mana Mawar? Dia pasti ada di sana kan?]
Ratna menutup layar ponselnya dengan tangannya!
"Pak, Marisa telpon, dia nanyain Mawar," ucap Ratna dengan sedikit berbisik.
"Jangan kasih tahu dia. Saya mohon," ucap Aby dengan nada pelan.
[Kenapa kamu menanyakan Mawar pada kami? Bukankah kamu yang menculik Mawar dua minggu lalu?]
[Apa?]
[Mawar tidak ada di sini, kami juga sedang mencari Mawar. Sudah dua minggu dia hilang.]
[Halo, halo Marisa.]
Ratna mencoba bicara lagi namun telponnya sudah terputus karena Marisa mematikan telponnya secara sepihak.
**********
"Aaaah! Kemana anak itu. Dasar anak gak tahu diuntung, udah dilahirkan tapi tidak berbakti sama aku yang sudah capek-capek ngelahirin dia."
"Hai Mama." Jingga yang baru tiba di rumahnya langsung berjalan menghampiri Marisa yang sedang berdiri di samping televisi.
Gadis itu memeluk Marisa untuk melepas rindu setelah dua minggu lebih tidak bertemu!
"Mama, aku kangen," ucapnya manja.
"Sayang, Mama juga kangen sama kamu."
"Mama kelihatan lagi kesel banget, ada apa?"
"Mawar kabur dari rumah Abymana."
"Kenapa Mama kesal, biarkan aja dia mau apa."
"Jingga sayang, tolong kamu kalau bicara pakai otak. Kalau Mawar gak ketemu, Aby akan meminta haknya dari perusahaan kita dan kamu seharusnya udah tahu ya kalau setengah dari perusahaan kita sudah jadi milik Abymana."
"Jadi kita harus apa dong Ma? Masa aku harus nikah sama Aby. Ah gak mau, gak mau. Pokoknya aku gak mau."
"Ini juga Mama lagi berusaha untuk mencari Mawar agar kamu tidak perlu berkorban."
"Jhon sama yang lain udah cari dia?"
"Udah tapi gak ketemu."
"Aku penasaran banget sama wajah adikku itu. Kira-kira lebih cantik dia atau aku."
"Pastinya lebih cantik kamu dong."
"Apa jangan-jangan Aby memperlakukan dia dengan tidak baik sehingga dia kabur dari rumah Aby."
"Mungkin saja, yang Mama tahu, Aby begitu kecewa saat tahu pengantin perempuannya bukan kamu."
Jingga tersenyum bangga. Baginya tak ada yang lebih membahagiakan selain disukai oleh banyak laki-laki.
Disukai oleh Aby adalah kebanggaan tersendiri baginya namun dirinya tidak bisa mencintai Aby dengan tulus karena sudah memiliki laki-laki lain yang sangat ingin dimilikinya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Rara Kusumadewi
Roger rival Aby kah
2023-11-06
0
Lilis Ilham
sehat dan sukses selalu thor dalam segala kebaikan Aamiin yaa Rabbal Aalamiin🤲🤲🤲
2023-08-15
1
Firtrian Delli
jgn byk iklan
2023-06-21
2