Abymana dan Dirga terus mengikuti Mawar dari kejauhan, begitu besar rasa penasarannya terhadap Mawar.
"Neng Mawar, sendirian aja Neng?" ucap seorang pedagang di Pasar itu.
"Iya Bu." Mawar tersenyum ramah pada Ibu itu.
Mawar memang sering ke pasar untuk menjual hasil kebunnya, karena itulah dia banyak dikenali pedagang di sana.
Mawar melanjutkan langkahnya untuk segera pulang!
Beberapa orang di sana menatap Mawar penuh kekaguman. "Beruntung banget ya Pak Dirja dan Bu Ratna punya anak kayak Mawar, udah cantik, baik, jagoan lagi," ucap seseorang yang tengah menatap Mawar.
Saat Aby dan Dirga sedang berjalan mengikuti Mawar, tanpa sengaja dirinya menabrak orang yang berada di depannya. Karena tak memperhatikan jalan, Aby tak sengaja menabrak orang itu.
"Aduh, Mas kalau jalan lihat-lihat dong jadi berantakan nih barang saya," ucap orang yang ditabrak oleh Aby.
"Maaf Pak, saya tidak sengaja," ucap Aby sembari terus menatap Mawar yang kian menjauh.
"Terus bagaimana dengan barang dagangan saya ini. Semua sudah rusak dan kotor, tidak bisa dijual lagi."
Dirga menatap kue yang berceceran di lantai pasar yang kotor itu. Memang benar semua kue milik Bapak itu tumpah dan menjadi kotor.
"Maaf Pak, saya akan ganti." Dirga mengeluarkan dompetnya lalu mengambil beberapa lembar uang kertas berwarna merah.
"Ini Pak, lima ratus ribu, cukup ya," sambung Dirga sembari memberikan uang itu.
"Kebanyakan. Tiga ratus lima puluh ribu saja."
"Saya gak ada uang lima puluh ribuan. Ini ambil saja empat ratus ribu ya Pak." Dirga langsung menarik Aby ke jalan yang Mawar lewati!
"Sekali lagi saya minta maaf ya Pak," ucap Aby sembari terus berjalan mengikuti Dirga!
"Siapa mereka? Kelihatannya mereka bukan berasal dari perkampungan, mereka terlihat seperti orang dari kota," ucap seorang yang sedari tadi menyaksikan perdebatan antara dua pemuda yang tak mereka kenal dengan teman sesama pedagang di sana.
"Gak tahu, kelihatannya mereka sedang mengikuti seseorang atau sedang mencari sesuatu," ucap Bapak yang tadi ditabrak oleh Aby.
Mereka pun beramai-ramai membersihkan tempat itu dari kue yang berceceran di lantai!
Saat akan memasuki tempat dimana rumah orang tua Mawar, Aby dan Dirga kesulitan untuk melewati jalan setapak yang kiri dan kanannya terdapat sawah yang baru ditanami bibit padi itu.
Jalan setapak dengan tanah merah dan becek membuat dua pemuda itu sangat kesulitan untuk melangkahkan kakinya.
"Ini jalan kok kecil banget, licin lagi," ucap Aby sembari terus berjalan pelan-pelan.
"Sepertinya Mawar memang sudah biasa tinggal di daerah sini, buktinya dia sudah kenal sama banyak orang dan dia juga pintar sekali melewati jalan licin ini," timpal Dirga.
Setelah bersusah payah, akhirnya mereka berhasil melewati jalan itu namun mereka sudah kehilangan Mawar. Gadis itu sudah tak terlihat lagi, entah kemana dia pergi.
"Yah, kita ketinggalan jejak Mawar kan jadinya." Aby sedikit kesal karena tertinggal oleh Mawar.
"Kita cari dulu sebentar, semoga saja dia masih ada di sekitar sini."
Dua pemuda itu mengedarkan pandangannya ke semua arah namun tak dapat melihat sosok Mawar.
"Bu, serai di rumah sudah habis. Aku ambil dulu ya di kebun belakang rumah."
Aby dan Dirga yang sedang berdiri di samping sebuah rumah semi permanen itu dapat dengan mudah mendengar suara orang yang berbicara di dalamnya.
"Itu suara Mawar, ya dia pasti Mawar," ucap Aby.
Kedua pemuda itu berjalan menuju depan rumah untuk melihat orang yang ada di dalamnya! Namun, tiba-tiba Mawar keluar dari pintu belakang dan langsung mengejutkan dua pemuda itu.
"Aby!"
"Mawar!"
Secara bersamaan mereka menyebutkan nama orang yang ada di depannya.
"Kamu kok ada di sini?" ucap mereka lagi masih dengan bersama-sama.
"Cie, kalian kompak banget," goda Dirga.
Dirga tersenyum kepada Aby lalu menggodanya dengan bahasa isyarat.
"Kamu kenapa ada di sini?" tanya Aby lagi yang tak menghiraukan Dirga.
"Ini rumah orang tuaku. Kamu sendiri ngapain di sini? Kok tahu aku ada di sini?"
"Kita datang untuk –"
"Untuk mencari kamu. Ya, mencari kamu," ucap Dirga memotong perkataan Aby yang belum selesai.
"Ada siapa Nak? Kamu bicara dengan siapa?" tanya Ratna sembari keluar dari rumahnya lewat pintu belakang.
"Ini Bu, mereka orang yang datang dari kota," sahut Mawar.
"Bu." Dirga tersenyum ramah lalu menyalami Ratna.
"Saya Dirga dan ini Abymana, suaminya Mawar," ucap Dirga lagi.
Aby langsung kesal pada Dirga namun dirinya tak mungkin marah di tempat itu. Alhasil, Aby hanya menerimanya dan terpaksa tersenyum pada wanita paruh baya itu.
"Oh jadi ini suaminya Mawar. Kamu pasti datang untuk menjemput Mawar ya? Mari masuk dulu, baru Mawar mau pulang nanti habis zuhur eh kebetulan suaminya datang untuk menjemputnya."
Dirga tersenyum sembari menatap Aby sementara Aby hanya cemberut dengan hati yang sedang menahan ingin memarahi Aby.
"Mawar, cepat ajak suamimu masuk dan buatkan minum untuk mereka. Mereka pasti lelah." Ratna yang tak tahu apa-apa merasa bahagia dengan kedatangan menantunya di rumahnya.
Mawar tersenyum kecut lalu mengajak dua pemuda itu masuk ke dalam rumah mereka lewat pintu depan!
**********
Di Bandara.
Jingga dan Roger baru tiba di tanah air. Dengan menyeret kopernya, Jingga terlihat sangat cantik dan elegan.
Rambutnya yang panjang dan dibiarkan terurai dengan rok pendek yang nyaris memperlihatkan seluruh kakinya itu ditambah lagi dengan senyumannya yang terus terukir di bibirnya membuat Jingga terlihat sempurna.
"Sayang, akhirnya kita sampai juga di tanah air," ucap Roger.
"Iya sayang. Kangen juga ya sama suasana kantor," sahut Jingga.
"Sayang, kamu pulang sendiri saja ya. Aku ada pekerjaan yang sudah menungguku."
"Oh ya udah, aku pulang naik taksi aja."
"Kamu gak marah?"
"Kenapa aku harus marah. Kamu kan kerja buat masa depan kita."
Roger tersenyum lalu merangkul Jingga!
"Kamu memang perempuan yang sempurna yang aku miliki. Aku beruntung memiliki kamu."
"Lebay deh. Ingat, cepat lamar aku ya."
"Iya sayang, kalau pekerjaanku sudah tidak terlalu sibuk, aku akan lamar kamu kalau perlu kita langsung nikah."
Jingga tersenyum bahagia mendengar setiap perkataan Roger padanya.
Dibelakang mereka. Michelle berdiri sembari memegangi ponselnya seolah dirinya sedang mengetik pesan atau juga main game.
Michelle yang sudah mendapatkan bayaran tinggi tak ingin kliennya kecewa, dirinya pun nekat mendekati sepasang kekasih itu lalu merekam semua percakapan mereka.
Sebuah senyuman pun terukir lebar di bibir Michelle. Dirinya merasa sudah mendapatkan bukti yang cukup untuk diperlihatkan pada Dirga dan Abymana.
Setelah berhasil mendapatkan apa yang dibutuhkannya, Michelle langsung pergi menjauh dari Jingga dan Dirga!
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Rara Kusumadewi
banyak typo
2023-11-06
1
Lilis Ilham
Alhamdulilah sudah ada bukti
2023-08-15
2
Yani
Kasih tu ke si Aby rekamannya kalau madih ga percaya bego aja si Aby
2023-07-17
0