"Kalian lagi main apaan sih, kok kejar-kejaran gini?" tanya Dirga sembari terus berlari di samping Abymana.
"Jangan banyak tanya, cepat dapatkan gadis itu!"
Mawar terus berlari, sesekali dia melihat ke belakang untuk melihat apakah Aby mengejarnya atau tidak.
"Dasar curang, aku sendiri sementara dia dibantu banyak orang tapi aku gak bakal nyerah, aku harus bisa lari karena aku harus menemui Ibu dan Bapak di kampung," ucap Mawar didalam hatinya sambil terus berlari!
"Astaga, itu cewek larinya kenceng juga," gumam Dirga.
Mereka terus kejar-kejaran hingga setelah beberapa saat akhirnya Dirga mendapatkan Mawar. Dia memegangi tangan Mawar dan mengunci kaki gadis itu dengan kakinya!
"Hah capek banget," ucap Aby sembari membungkukkan tubuhnya dengan tangan yang memegang lututnya.
"Kamu gak bisa lari lagi sekarang," sambung Aby.
"Lepasin aku!" Mawar meronta ingin lepas dari pegangan Dirga.
"Kamu tuh curang ya, aku sendiri tapi kamu ramai-ramai gini. Kalau berani satu lawan satu dong."
"Aku akan menghalalkan segala cara agar kamu tidak bisa pergi dari rumah aku sebelum Jingga ditemukan. Aku butuh penjelasan dari semua ini."
"Oh menghalalkan segala cara ya, berarti aku juga berhak melakukan apapun yang bisa membuat aku pergi eh tapi, aku kasih tahu ya ni, walaupun kamu menyekap aku didalam rumah kamu, gak akan ada yang perduli sama aku. Pak Mahendra dan Bu Marisa tidak akan pernah mengkhawatirkan aku."
"Aku gak perduli."
"Mau lepasin aku secara baik-baik atau aku akan melepaskan diri dengan paksa?"
"Udah deh Mawar, kamu gak akan bisa lari lagi."
Mawar tersenyum tipis lalu menjadikan Dirga sebagai penopang tubuhnya saat dirinya melompat dan menendang perut Aby!
"Maaf ya Tuan Muda Abymana."
Mawar lanjut memutar tubuhnya agar Dirga melepaskan pegangannya! Dan setelah itu dia meninju lengan atas sebelah kiri Dirga agar laki-laki itu menjauh darinya.
"Maaf ya, aku terpaksa." Mawar pun langsung berlari meninggalkan mereka dan tak lama ada taksi lewat ke jalan itu.
Mawar pun langsung menghentikan taksi itu dan akhirnya Mawar bisa pergi dari sana dengan menumpangi taksi itu.
"Tuan Muda, anda tidak apa-apa?" tanya Dirga sembari membantu Aby terbangun.
"Gila tuh cewek, jagoan juga," ucap Aby sembari memegangi perutnya.
"Sebenarnya kalian kenapa? Pengantin baru kok gak ada akur-akurnya."
"Kamu gak ngerti Ga, aku tuh gak cinta sama dia."
"Emang dia cinta sama Tuan Muda?"
"Nggak."
"Ya udah kalau gitu hidup masing-masing aja."
"Kamu tuh gak ngerti banget ya. Aku mau Jingga yang jadi istri aku."
"Semua sudah terlambat Tuan Muda. Sampai sekarang Jingga belum ditemukan."
*********
"Mbak, mau kemana ini?" tanya sopir taksi itu pada Mawar.
"Oh ya Pak, maaf saya kurang fokus. Tolong antarkan saya ke stasiun kereta api ya."
"Oh baiklah Mbak."
Tempat tinggal Mawar memang berada jauh dari kota tempat sekarang dia berada, butuh waktu sampai berjam-jam untuk sampai sampai ke kampung halamannya.
Jarak dari kota Jakarta ke Bogor memerlukan waktu sekitar dua jam lebih dengan menumpangi kereta api.
Didalam taksi itu Mawar menghitung uang yang dia bawa didalam tas kecil miliknya, bukan apa-apa dirinya takut uangnya tak cukup untuk membayar ongkos sampai dirinya tiba di rumah kedua orang tua angkatnya.
"Pak kira-kira berapa yang harus saya bayar sampai tiba di stasiun?"
"Kenapa memangnya Mbak?"
"Saya takut uang saya tidak cukup."
"Memangnya Mbak mau kemana?"
"Saya mau ke Bogor Pak, mau pulang ke rumah orang tua saya."
"Tadi saya lihat Mbaknya dikejar-kejar orang, siapa itu Mbak? Maaf kalau saya ikut campur."
"Gak apa-apa Pak. Itu tadi suami saya, dia suka melakukan kekerasan makanya saya pengen pulang."
Terpaksa Mawar berbohong karena tak punya alasan lain.
"Astaghfirullah, yang sabar ya Mbak. Oh ya Mbak gak usah bayar. Pakai aja uangnya untuk ongkos Mbak pulang."
"Tapi Pak."
"Sudah sampai di stasiun Mbak. Hati-hati di jalan ya."
"Pak, bayar aja gak apa-apa. Saya masih pegang uang tiga ratus ribu kok ini."
"Pakai saja untuk ongkos pulang Mbak, saya ikhlas kok."
"Tapi Pak."
"Gak apa-apa Mbak. Saya langsung narik lagi ya."
"Pak, terimakasih banyak ya."
Sopir taksi itu tersenyum lalu mulai melajukan mobilnya meninggalkan Mawar di sana!
"Kapanpun kita bertemu dan di manapun kita bertemu, aku, akan membayar ongkos aku sama Bapak. Semoga kita panjang umur dan diberikan kesempatan untuk bertemu lagi," gumam Mawar sembari menatap mobil itu.
Mawar pun segera memasuki area stasiun itu untuk selanjutnya membeli tiket kereta api menuju Bogor!
**********
Di luar negeri.
Seorang gadis berambut panjang berwarna coklat itu sedang menikmati indahnya pantai dengan pasir putih yang terhampar di tengah kuasnya tepi pantai itu.
Dia duduk di sebuah kursi dengan kaki yang dibiarkan menjuntai ke bawah dan tertabrak ombak yang menghampirinya.
"Hidup aku enak banget ya. Punya orang tua yang sayang sama aku dan selalu menuruti permintaan aku," gumam Jingga.
Jingga Mahendra andarasta seorang gadis cantik yang tak pernah kekurangan sesuatu apa pun itu memang memiliki sifat keras kepala dan kadang brutal. Semua keinginannya memang harus dituruti atau kalau tidak, dirinya akan mengamuk bahkan melukai orang di sekitarnya demi mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Hai sayang, apa kamu happy?" tanya seorang laki-laki yang baru datang dan langsung memeluk Jingga dari belakang.
"Happy dong sayang, asalkan sama kamu, aku pasti happy."
Dari jarak yang lumayan jauh, seorang perempuan terus memperhatikan mereka berdua, sesekali dirinya mengambil gambar mereka berdua dengan menggunakan kamera ponselnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
febby fadila
semoga itu orang suruan aby
2025-01-26
0
Rara Kusumadewi
semoga yg foto tadi suruhan Aby. biar Aby sadar..
2023-11-06
0
Arin
alhmdllh si mwar bisa kabur,ayo mawar slmetin orng tua kmu
2023-10-16
0