Bab 14: Hati Yang Menghangat

Di pagi harinya, Xiao Shen Shen dikejutkan dengan suara bell apartemennya yang berbunyi dengan keras. Ketika melihatnya di layar intercom, wajah Sutradara Fu terlihat jelas sedang menunggu Shen Shen untuk membuka pintu apartemennya. Mengetahui bahwa tamunya ternyata adalah orang yang dia kenal, Shen Shen dengan cepat membuka pintu apartemennya dan mempersilahkan Ling Tian untuk masuk ke dalam unit apartemennya.

Fu Ling Tian berjalan masuk sembari membawa sebuah tas hitam berukuran cukup besar yang di dalamnya berisi beberapa kotak transparan berisi lauk yang sudah matang untuk Shen Shen. Rupanya, di saat Shen Shen masih tertidur di dalam kamarnya, Ling Tian yang telah bangun dari tidurnya bergegas pergi ke dapur dan memasak beberapa menu makanan berniat untuk memberikannya pada Shen Shen sesuai dengan ucapannya kemarin malam.

"Nona Penulis Xiao, ini adalah beberapa makanan yang aku masak untukmu. Jika kamu ingin memakannya, kamu bisa memanaskannya sebentar dan memakannya dengan nasi yang hangat."

Seperti melihat sebuah harta karun yang besar, kedua mata Shen Shen berbinar dengan senang. Sekalipun dia sendiri juga bisa memasak, di hari-hari yang sibuk ini dia merasa terlalu malas untuk melakukannya sendiri. Lalu, Sutradara Fu yang seperti seorang dewa penolong datang dan memberikannya beberapa kotak makanan untuknya, ini adalah sebuah berkah!

"Duduklah terlebih dahulu, Sutradara Fu! Akan ku buatkan teh untukmu."

Fu Ling Tian menolak halus dengan wajah datarnya, "Nona Penulis Xiao, tidak perlu begitu repot."

"Ah, tidak! Tidak! Aku tidak repot, justru kamu yang menjadi repot karena aku! Jadi, Tunggu sebentar, aku akan segera kembali!" menuntun Ling Tian untuk duduk, Shen Shen dengan cepat berlari menuju dapur tepat sebelum Ling Tian akan berbicara lagi.

Melihat hal itu, Sutradara Muda Fu Ling Tian hanya dapat menggelengkan kepalanya pelan dengan sorot mata yang pasrah. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Shen Shen keluar dari dapur dengan membawa dua cangkir berisi teh yang terlihat masih mengepulkan asap panas dan sepiring kue kering yang terlihat manis. Memutuskan untuk membiarkan Shen Shen melakukan keinginannya sesuka hatinya, Ling Tian memilih untuk tidak lagi menolak apa pun yang diberikan gadis itu untuknya saat ini.

"Nona Penulis Xiao, apa tidak masalah meninggalkan pekerjaan kamu untuk berbicara denganku seperti ini?" tanya Ling Tian setelah meneguk sedikit teh yang ada di dalam cangkir yang dia pegang.

Shen Shen tersenyum lebar dan berkata dengan manis, "Ah, bukan masalah yang besar. Sutradara Fu, kamu adalah tetangga apartemenku dan seorang tamu yang spesial, waktu singkat seperti ini tidak akan begitu merugikan aku."

Tanpa Shen Shen sadari, jawabannya membuat Ling Tian memerah malu. Pria muda itu dengan cepat memalingkan wajahnya ke samping dan meletakkan satu tangannya di depan mulutnya, berusaha untuk menutupi perasaan malu dan berdebar yang tengah dia rasakan saat ini. Itu terasa berbeda, namun anehnya Fu Ling Tian tidak merasa membencinya.

"Ehem! Terima kasih untuk itu, Nona Penulis Xiao." ucap Ling Tian dengan nada yang sedikit malu-malu.

"Tentu."

Shen Shen menatap ke arah Ling Tian yang terlihat bertingkah aneh, namun dia hanya mengendikkan kedua bahunya dan memutuskan untuk tidak terlalu peduli. Mungkin saja dia sedang berusaha menahan kentut? Apa pun itu, karena Ling Tian sudah berbaik hati memberikan sedikit masakan yang dia buat untuknya, Shen Shen merasa sangat berterima kasih untuk itu.

Pertemuan pertamanya dengan Ling Tian tidak begitu baik, jadi Shen Shen merasa khawatir jika dia dan tetangga apartemennya hanya akan saling bermusuhan di masa depan. Tapi, beberapa kali telah bertemu dengan Fu Ling Tian, Xiao Shen Shen cukup mengerti bahwa sebenarnya sutradara muda itu memiliki hati yang luas di dalamnya.

Shen Shen melirik ponselnya dengan ragu, dia terlihat sedang menimbang-nimbang keputusan sebelum benar-benar mengatakannya. "Uhm, Sutradara Fu! Sebagai tetangga apartemen yang akan terus bertemu di masa depan, bisakah kita saling menukar WeChat?"

Mendengar itu, Ling Tian dengan cepat menoleh ke arah Shen Shen. Kedua matanya terlihat membulat dengan ekspresi wajah yang tampak sedikit terkejut, Shen Shen meringis dalam hati. Sepertinya Fu Ling Tian tidak menyangka bahwa dia akan mengatakan hal seperti itu.

"A-ah, ya. Tentu, kebetulan aku juga sedang membawa ponselku." Ling Tian berkata dengan gugup, satu tangannya dengan cepat bergerak masuk ke dalam saku celananya dan mengambil sebuah ponsel berwarna hitam pekat dari dalam sakunya.

Mereka kemudian bertukar kode QR WeChat dengan ekspresi yang sama-sama terlihat gugup. Berbeda dengan Ling Tian, Shen Shen merasa gugup karena takut bahwa pria tampan itu akan menolaknya dengan keras dan galak seperti saat pertama kali mereka bertemu sebelumnya. Setelah memastikan bahwa tehnya telah habis, Ling Tian kemudian berpamitan untuk kembali ke apartemennya.

Pintu benar tertutup dan Fu Ling Tian telah keluar dari apartemen Shen Shen yang sepi, gadis itu memandang ke arah cangkir teh dan piring kue yang ada di meja tamu sembari menghela napas pelan. Kali ini apartemennya akan kembali terasa sepi, kakaknya, Xiao Feng Lun tidak bisa selalu mengunjunginya di sini, lalu Li Cheng Yu juga cukup sibuk dengan pekerjaannya. Beberapa temannya berkata bahwa mereka sedang sibuk untuk urusan naskah drama yang akan mereka kirim pada produser.

Membawanya kembali ke dapur, Shen Shen mencuci cangkir-cangkir tersebut dengan santai. Di tengah kegiatan mencucinya tersebut, tiba-tiba Shen Shen teringat pada momen ketika dia dan Sutradara Fu harus berlari menjauhi supermarket yang diserang secara mendadak oleh para penggemar berat pria itu. Semburat rona merah terlihat di kedua pipinya yang putih dan sedikit berisi, itu adalah peristiwa yang tidak bisa Shen Shen lupakan meskipun dia menginginkannya.

Saat di mana Fu Ling Tian memeluk tubuh Shen Shen dan menyembunyikan kepala gadis itu di dadanya membuat Shen Shen tanpa sadar tersenyum salah tingkah. Sorot matanya terlihat malu dengan pandangan yang mulai tidak fokus ke arah cangkir. Ah, Shen Shen merasa bahwa dirinya akan gila! Bagaimana bisa dia merasa bahagia untuk hal-hal seperti ini? Menggeleng-gelengkan kepalanya, Xiao Shen Shen berusaha menyadarkan dirinya sendiri.

Kali ini dia merasa moodnya berada di tingkat yang baik, Shen Shen berjalan ke kamarnya sambil bersenandung kecil. Setidaknya untuk saat ini dia merasa lebih percaya diri untuk mengerjakan naskah novel romansanya yang masih juga belum selesai. Kedua tangannya dia regangkan ke atas, lalu dia regangkan lehernya yang mulai terasa kaku ke kanan dan ke kiri. Shen Shen harus menunjukkan seberapa berbakatnya dia sebagai penulis, terlepas dari dia pernah berpacaran ataupun tidak!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!