Vadeo yang mendengar teriakan Bang Bule dengan nada khawatir segera bangkit berdiri dan dengan langkah lebar nya dia menyusul Bang Bule yang masih mencari cari Valexa dan Deondria.
Saat Vadeo masuk ke dalam kamar tampak Bang Bule berjongkok melihat kolong tempat tidur nya untuk melihat jika si kembar sembunyi di kolong tempat tidur.
“Aca, Aya... keluar jangan sembunyi!” teriak Vadeo sambil melihat di balik lemari besar Bang Bule.
“Coba kamu cek CCTV!” perintah Vadeo pada Bang Bule.
Bang Bule pun segera berjalan menuju ke meja dan membuka layar lap top nya. Bang Bule lalu duduk di kursi sedangkan Vadeo juga melangkah mendekati tempat duduk Bang Bule, dia berdiri di samping Bang Bule dengan pandangan mata tertuju di layar lap top. Dia tidak sabar untuk melihat rekaman CCTV.
“Apa tadi ada mobil mengikuti kamu?” tanya Bang Bule pada Vadeo dia khawatir kasus yang sama terjadi, mengikuti lalu penculik mengambil si kembar dari jendela kamar.
“Seperti nya tidak. Valexa dan Deondria tidak bilang apa apa tadi hanya ingin cepat sampai sini.” Jawab Vadeo sambil mata nya terus menatap layar monitor lap top.
Sesaat layar monitor lap top sudah menampilkan rekaman CCTV.
“Hah mereka berdua meloncat dari jendela kamar mu yang tinggi itu!” teriak Vadeo saat melihat di tanggapan kamera CCTV kedua anak nya meloncat dari jendela dan tampak keduanya terjatuh. Wajah Vadeo menegang, jantung berdebar sangat kencang.
Bang Bule Vincent dan Vadeo masih mengamati rekaman CCTV itu. Setelah dua anak itu terjatuh mereka berdua langsung berdiri dan terlihat mereka berdua mengamati tubuh mereka sendiri. Dan beberapa saat setelah nya mereka berdua berlarian.
“Deo, anak anak mu ajaib!” ucap Bang Bule yang sejak tadi sangat serius mengamati apa yang terjadi pada kedua ponakan itu.
“Mereka meloncat dari jendela yang ukuran nya sangat tinggi buat anak seumur mereka. Mereka tidak takut dan kamu lihat mereka tidak merasakan kesakitan dan bisa berlari dengan kencang.” Ucap Bang Bule yang masih mengamati ke mana kedua ponakannya itu berlari.
“Aku belum cerita ke kamu, kata Dokter sel sel tubuh mereka sangat cepat memperbaiki diri.” Ucap Vadeo masih mengamati rekaman CCTV yang menampilkan kedua anaknya masih terus berlarian.
“Hah.. itu sangat ajaib bagai mana bisa?” teriak Bang Bule Vincent sambil menutup layat lap top nya sebab dia sudah tahu ke mana keponakannya itu pergi.
“Entahlah.” Jawab Vadeo
“Ayo kita susul mereka.” Ucap Bang Bule sambil bangkit berdiri. Vadeo dan Bang Bule pun segera melangkah keluar dari kamar dan selanjutnya segera keluar dari rumah.
Mereka berdua terus berjalan menuju ke belakang.
“Aku coba bertanya pada Dokter apa itu membahayakan buat mereka tidak. Dan jawaban dari Dokter tidak membahayakan justru memberikan keuntungan buat twins.” Ucap Vadeo yang terus melangkah di samping Bang Bule.
“Tapi aku tidak menyangka mereka jadi senekat itu. Mungkin dia sudah tahu setelah kecelakaan kemarin tubuh nya baik baik saja.. akhirnya dia berani senekat itu.” Ucap Vadeo sambil geleng geleng kepala.
“Hmmm..” gumam Bang Bule sambil berpikir pikir dan terus melangkah menuju ke suatu tempat.
“Bagaimana jika tiba tiba sel tubuh mereka menjadi normal seperti pada orang orang pada umumnya, pasti mereka akan kesakitan dan bisa sangat membahayakan buat tubuh mereka.” Ucap Vadeo dengan nada khawatir dan masih melangkah di samping Bang Bule Vincent.
“Deo kamu tidak mencari tahu bagaimana bisa dia menjadi seperti itu.” Ucap Bang Bule yang masih penasaran dengan keadaan tubuh kedua keponakannya.
“Kata Dokter sejak mereka terlahir..” jawab Vadeo.
“ Mereka pun memiliki insting dan intuisi yang sangat tajam.” Ucap Vadeo selanjutnya dan Bang Bule yang mendengar tampak ekspresi wajahnya campur aduk antara kagum, heran dan excited.
Bang Bule dan Vadeo pun terus berjalan mereka telah sampai di suatu bangunan tempat para orang binaan tinggal. Dan mereka terus berjalan. Akan tetapi tIba tiba Bang Bule berlari karena melihat sesuatu yang sangat mengkhawatirkan.
“No... No... lepaskan!” teriak Bang Bule saat melihat tangan mungil keponakannya itu menggerak gerakkan ganggang pintu dengan sangat keras. Bang Bule pun segera menarik tubuh mungil kedua ponakan itu agar menjauh dari pintu ruang rahasia itu.
“Atu tau ada enti Icoya di dayam...” teriak mereka berdua.
“Buka pintu nya Bul..” pinta Vadeo yang sudah berdiri di dekat mereka, sebab Vadeo ttau jika tidak dibukakan kedua anak itu pasti akan membuat heboh lagi.
“Tapi ruangan ini tidak baik buat anak kecil Bro.” Ucap Bang Bule sambil menoleh menatap Vadeo.
“Nanti aku jelaskan pada mereka. Mereka bisa diajak komunikasi dengan baik.” Ucap Vadeo sambil mengusap usap kepala kedua anaknya.
“Hmmm benar benar anak anak ajaib. Bagai mana bisa dia tahu ada Ixora di dalam.” Ucap Bang Bule sambil membalikkan badannya untuk melangkah menuju ke rumah nya lagi sebab dia tidak membawa kunci ruang rahasia itu. Sementara Ixora yang sedang di dalam tidak bisa diganggu.
Saat Bang Bule sudah melangkah pergi. Vadeo menundukkan kepala sambil memegang bahu kedua anaknya dengan lembut.
“Aca, Aya kalian boleh masuk. Tapi Papa akan tanya kenapa kalian loncat dari jendela kamar Uncle Vin?” ucap Vadeo dengan lembut penuh kasih.
“Atu tan mo macuk yuang ya hahaha cia..” ucap Valexa sambil mendongak menatap wajah Papanya dengan serius
“Atu duda.. pengen liat tan pengen tamu enti Icoya..” ucap Deondria yang juga mendongak menatap wajah Sang Papa dengan serius juga.
“Tapi itu sangat membahayakan buat kalian.” Ucap Vadeo sambil menatap tajam wajah keduanya
“Apa kalian tidak merasakan sakit?” tanya Vadeo kemudian.
“Tidak...” ucap mereka berdua sambil mengulurkan kedua tangannya agar diperiksa oleh Vadeo.
“Tapi lain kali tidak boleh Papa mengkhawatirkan kalian. Coba pegang dada Papa, sampai sekarang masih berdebar debar melihat rekaman CCTV kalian. Apa kalian ingin Papa sakit jantung.” Ucap Vadeo yang sudah berjongkok menyejajarkan kepala nya dengan kepala kedua anak nya sambil meraih tangan mungil kedua anak nya dan ditempelkan pada dada nya.
“Tidak .. ndak mau Papa catit...” ucap mereka berdua sambil geleng geleng kepala, ekspresi wajah mereka tampak sedih lalu memeluk tubuh Papa nya itu dengan erat. Vadeo pun memeluk dua tubuh mungil itu.
Saat mereka bertiga masih berpelukan dan posisi Vadeo masih berjongkok. Bang Bule Vincent sudah datang.
“What happened?” tanya Bang Bule Vincent yang melihat pemandangan anak bapak saling berpelukan.
“Ndak mau Papa catit ...” ucap Valexa dan Deondria masih memeluk tubuh Papanya dengan erat.
“Kamu sakit Bro?” tanya Bang Bule Vincent sambil memegang dahi Vadeo.
“Sakit jantung jika Aca dan Aya nekat lagi seperti tadi..” ucap Vadeo lalu bangkit berdiri.
“Endak yadi Pa...” ucap mereka berdua sambil memeluk kaki Sang Papa.
“Jadi masuk ruang rahasia tidak?” tanya Bang Bule sambil menatap dua bocah yang memeluk kaki Papa nya dengan penuh sayang. Hati Bang Bule pun menjadi ingin segera memiliki buah hati.
“Jadi dong...” teriak mereka berdua lalu melepaskan pelukannya dari Sang Papa.
“Tapi kalian tidak boleh mengganggu aunty Ixora dan kamu harus digendong.” Ucap Bang Bule lalu meraih tubuh salah satu dari mereka dan segera digendong nya. Vadeo pun juga menggendong yang satu nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Kinay naluw
ya ampun kelakuannya bocil.
2023-07-31
1
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
si kembar benar benar penasaran ya nanti jd penerus alexa yg jenius
2023-05-05
2