Valexa Deondria Kembar Ajaib
Alexandria, mama dari si kembar Valexa dan Deondria terpaku saat membaca email yang isi nya dia harus menghadiri undangan ke luar negeri untuk urusan perusahaannya William Group yang tidak bisa diwakilkan.
“Aku harus meninggalkan Valexa Deondria dan Papa nya untuk sementara waktu.” Gumam Alexandria yang belum mengirim konfirmasi kehadirannya.
“Nanti aku diskusikan dengan Kak Deo saja.” Gumam Alexandria yang akan meminta pertimbangan pada suaminya.
“Siapa tahu aku boleh mengajak Valexa dan Deondria.” Gumam Alexandria sambil tersenyum membayangkan hebohnya kedua anak nya jika boleh ikut bersama nya.
Waktu terus berlalu dan tidak terasa sudah sore hari. Sang Sekretaris nya pun sudah pamit untuk pulang lebih dahulu. Alexandria pun bersiap siap untuk pulang. Rencana nya Vadeo sang suami akan menjemput nya. Setelah menutup lap top nya dia langsung meninggalkan ruang kerja nya di William Group. Dia akan menunggu suami nya di lantai bawah agar Sang suami tidak perlu naik ke lantai atas.
Saat dia keluar dari pintu terdengar langkah langkah kaki kecil berlari larian mendekati diri nya.
“Mamaaaa atu datang...” teriak suara dua anak kecil yang berlari lari yang tidak lain adalah Valexa dan Deondria.
“Aca, Aya jangan berlari.” Teriak Vadeo Jonathan, sang Papa yang melangkah di belakang Valexa dan Deondria. Vadeo lebih suka memanggil anak kembarnya dengan panggilan Aca dan Aya.
“Cudah tebuyu tangen Mama..” teriak Aca dengan lantang
“Iya bial cepet , ayo yayi Pa..” sambung Aya yang juga dengan suara lantang
“Hoyyyyeeee tita cudah campe.” Ucap mereka berdua sambil memeluk kaki Alexandria. Alexandria pun lalu menekuk lututnya agar kepala nya bersejajar dengan kepala kedua anak anak nya itu, lalu mereka bertiga saling berpelukan dan berciuman.
“Sudah harum dan cantik cantik.” Ucap Alexandria sambil masih menciumi wajah kedua anaknya.
“Iya Ma.. udah mandi.” Jawab mereka berdua.
“Papa yang mandiin?” tanya Alexandria yang lalu menoleh dan mendongak sebab merasa sang suami sudah berada di dekat nya
“Iya dong.” Jawab Vadeo sambil mencium puncak kepala Alexandria. Tadi Valexa dan Deondria memang tidak mau ditinggal oleh orang tua nya bekerja, tidak mau juga masuk ke sekolah play group nya, alasannya bosan di sekolah. Dan akhirnya mereka berdua memilih ikut kerja di kantor Vadeo. Sementara Alexandria bekerja di William Group.
Vadeo lalu mengendong Valexa dan Deondria digendong oleh Alexandria. Mereka berempat melangkah untuk keluar dari gedung William Group menuju ke tempat mobil nya terparkir.
Beberapa menit kemudian mereka berempat sudah masuk ke dalam mobil. Valexa alias Aca duduk di jok depan di samping Vadeo sang Papa yang mengemudikan mobil. Sedangkan Deondria alias Aya duduk di jok belakang kemudi di samping Alexandria, Sang Mama.
Mobil berjalan pelan pelan menuju mansion Jonathan tempat tinggal mereka berempat bersama Opa dan Oma Jonathan.
“Pa yuyus aja ye depan dangan beyok ke kiyi nanti macet Pa.” Suara Valexa memberi saran pada sang Papa yang fokus mengemudikan mobilnya.
“Jalan ke Mansion kita kan harus belok kiri.” Jawab Vadeo sambil sekilas menoleh ke arah Valexa yang tampak serius melihat ke arah depan.
“Pa lewat yuyus aja nanti bayu beyok, putang cedikit tapi tidak macet.” Ucap Valexa lagi kini menoleh ke arah Papanya dan ekspresi wajah nya tampak serius saking serius nya berbicara hingga mulut mungilnya mengerucut ke depan.
“Iya Pa, ada yame yame di cana.” Saut Deondria tapi agak santai nada bicaranya.
Alexandria yang paham akan kelebihan anak anak nya lalu mengecek kondisi lalu lintas lewat aplikasi di hand phone nya.
Sesaat kemudian...
“Benar Pa, jalan macet, ada kecelakaan.” Ucap Alexandria setelah selesai melihat situasi dan berita lalu lintas lewat hand phone nya.
“Hmmm..” gumam Vadeo lalu dia pun siap siap menjalankan mobilnya ke jalur yang lurus.
“Anak anakku kenapa intuisi nya sangat tajam ya.” Gumam Vadeo dalam hati dan tampak dia fokus pada kemudi mobilnya namun masih memikirkan kelebihan kedua anaknya itu.
“Ih Mama dan Papa itu tidak pelcaya pada kita.” Ucap Valexa sambil bersedekap tangannya dengan wajah tampak kesal.
“Cebel dech, mayah pelcaya pada apikaci ga pelcaya pada anaknya cendiyi.” Ucap Valexa lagi.
“Percaya Sayang, Cuma memastikan saja he... he...” ucap Vadeo sambil tertawa kecil
“Cama aja namanya ga pelcaya.” Saut Deondria yang juga bibirnya cemberut mengerucut. Alexandria yang duduk di samping nya dibuatnya gemas lalu menunduk dan mencium bibir anaknya yang mengerucut itu sambil tertawa kecil.
“Iya pate pate ngecek cegaya.” Ucap Valexa masih dengan nada kesal.
“Bukan ngecek tapi memastikan.” Ucap Vadeo sambil tangan kiri nya mengusap usap sebentar puncak kepala Valexa, gemas.
“Pucing baaaca oyang dewaca.” Saut Deondria yang kini sudah dipangku oleh Alexandria.
Sementara itu di bandara Soekarno Hatta, seorang laki laki Bule memakai kaca mata hitam dan salah satu tangannya menarik koper hitam nya yang berukuran sedang. Laki laki itu berjalan dengan kaki terpincang pincang keluar dari terminal kedatangan dari penerbangan internasional. Dia lah Richie Bach, orang yang pernah berniat jahat akan membawa kabur dokumen dokumen Vadeo agar perusahaan otomotif Vadeo ditutup karena bermasalah dengan perpanjangan izin. Dan tembakan dari Alexandria membuat kaki nya itu terpincang pincang jalannya. Kini dia datang ke Indonesia ingin balas dendam.
“Mana Amel katanya menjemputku.” Gumam Richie dalam hati sambil pandangan mata nya melihat ke arah orang orang penjemput para penumpang.
Dan tidak lama kemudian pandangan mata nya menangkap satu sosok wanita cantik nan sexy berjalan cepat menuju ke arah nya. Richie pun tersenyum.
“Hallo Richie kamu semakin tampan.” Ucap wanita cantik dan sexy itu saat sudah berada di depan Richie berjarak dua meter.
“Hey Amelia aku kira kamu tidak datang.” Ucap Richie yang kini jarak dia dengan wanita cantik dan sexy itu sudah semakin dekat. Mereka berdua pun lalu saling berpelukan dan cipika cipiki.
“Aku tidak mungkin ingkar janji, demi kamu.” Ucap Amel dengan kerlingan mata menggoda.
Mereka berdua pun terus berjalan menuju ke tempat mobil Amelia terparkir.
Dan tidak lama kemudian, mereka sudah ada di dalam mobil Amelia dan mobil berjalan meninggalkan lokasi bandara menuju ke hotel tempat Richie menginap.
“Bagaimana rencanamu Rich?” tanya Amel dengan pandangan mata tetap fokus ke depan tanpa menoleh ke samping ke arah Richie.
“Seperti yang kamu tahu, kaki ku menjadi cacat permanen. Aku harus ambil dua anak nya itu. Biar dia tahu rasa.” Jawab Richie dengan nada serius
“Kamu mau culik kedua anak Alexa?” tanya Amel sambil terus fokus pada kemudi mobil nya.
“Iya, dan akan aku didik dua anak itu menjadi penjahat kelas kakap biar mereka menghancurkan orang tua nya sendiri ha... ha... ha...” jawab Richie sambil tertawa.
“Aku akan puas sepuas puas nya ha... ha...” ucap Richie lagi dan terus saja mulut nya tertawa membayangkan bisa terbalas dendamnya.
“Tapi Rich, pengawasan mereka berdua sangat ketat. Dua anak itu ikut play group tapi tidak sembarang orang bisa masuk ke lokasi play group itu. Harus memiliki id card khusus.” Ucap Amelia yang sudah tahu di mana Valexa dan Deondria bersekolah.
“Masuk ke dalam mansion Jonathan atau William pun juga sangat susah.” Ucap Amel lagi dengan nada serius masih tanpa menoleh pada Richie.
“Pakai strategi dong.” Saut Richie.
“Besok akan aku atur. Yang terpenting kamu bantu aku. Aku belum terbiasa di negeri ini, sangat asing buat ku.” Ucap Richie selanjutnya.
“Aku akan bantu kamu Rich.” Ucap Amel dengan mantap. Dan mobil yang dikemudikan oleh Amelia pun terus melaju menuju ke hotel tempat penginapan Richie.
Dan malam hari nya di mansion Jonathan, tepatnya di kamar Vadeo dan Alexandria. Mereka berempat sedang dalam acara santai santai.
“Pa, lihat ini.” Ucap Alexandria yang sedang duduk di sofa sambil memperlihatkan layar hand phone nya pada suami nya yang sedang duduk di karpet bawah di depan nya. Vadeo sedang bermain monopoli dengan kedua anak nya.
“Dua minggu? lama sekali?” gumam Vadeo saat sudah membaca email undangan meeting buat Alexandria.
“Bagai mana kalau aku ajak si kembar Pa?” tanya Alexandria sambil mengusap usap leher belakang Vadeo.
“Tidak boleh.” Jawab Vadeo dengan cepat
“Siapa yang menjaga mereka. Di mansion ada aku masih ditambah Opa dan Oma nya masih dengan dua pengasuh saja kewalahan untuk mengurus mereka.” Ucap Vadeo selanjutnya sambil menatap kedua buah hati nya yang sibuk dengan mainannya.
“Kamu nanti malah tidak bisa bekerja karena direpotkan oleh mereka.” Ucap Vadeo lagi yang kini menatap Alexandria yang duduk di sofa di dekatnya.
“Bagai mana kalau sama Kak Deo juga.” Ucap Alexandria yang kini sambil memijit mijit punggung Vadeo.
“Tidak bisa Al, Jonathan Co juga sedang membutuhkan aku. Aku juga masih pikir pikir untuk cari waktu ke Jerman, Edwind sudah menanyakan terus. Nanti aku terlalu banyak izin dari Jonathan Co.” Ucap Vadeo sambil menepuk nepuk pelan paha Alexandria sebagai ungkapan rasa sayang, sebenarnya dia juga ingin mengantar istrinya itu namun waktu tidak memungkinkan.
“Pa, atu dan Aya tidak meyepotkan kok, atu dan Aya pengen itut Mama.” Ucap Valexa sambil menatap Vadeo Papa nya.
“Iya Pa, atu dan Aca mau bantu Mama.” Tambah Deondria yang juga menatap wajah Vadeo sang Papa nya.
Vadeo yang masih berpikir pikir, dia mendapat giliran melempar dadu mainan monopoli dan muncul enam titik, dia pun melempar dadu lagi. Dan pionnya dijalankan oleh Valexa dan Deondria. Dan tiba tiba kedua bocah itu tertawa dengan riang..
“Papa bayal atu...” teriak mereka berdua sambil menengadahkan tangan mungilnya sebab pion Vadeo yang pertama berada di property milik Valexa dan langkah pion kedua berada di property milik Deondria. Vadeo pun menghitung uang mainannya dan memberikan pada Valexa.
“Bayal atu juda...” ucap Deondria yang masih menengadahkan tangan mungilnya sebab Vadeo belum membayarnya.
“Bangkrut dech Papa...” ucap Vadeo yang memperlihatkan uangnya habis.
“Utang Bank Aleca Pa...” teriak mereka berdua sambil menatap Sang Mama yang duduk di sofa yang di samping ada tatanan rapi uang uang mainan karena Alexandria yang disuruh anak anak nya menjadi Bank di permainan monopoli mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 348 Episodes
Comments
💐Nie Surtian💐
Baru mulai baca ttg anak²nya Alexa n Vadeo... Seru juga... Padahal baca ttg Alexa n Vadeo belum selesai krn penasaran di sini...
2024-03-01
1
°nina°
masih bingung dengan nama nya yg sama
2023-12-27
1
Kinay naluw
absen ya thor sepertinya seru semangat berkarya.
2023-07-29
3