“Hmmm anak anak aneh...” gumam Pak Dokter dalam hati sambil menatap Valexa dan Deondria dengan heran.
Vadeo dan Tuan Jonathan segera bangkit berdiri dan menangkap Valexa dan Deondria yang sudah berlari menghambur ke arah Papa dan Opa nya. Dua polisi wanita itu pun ikut bangkit berdiri sambil menyerahkan dua tas mungil milik si kembar yang tertinggal.
Valexa dan Deondria sambil tersenyum mengucapkan terima kasih dan selanjutnya mereka berdua sudah berada di gendongan Papa dan Opa nya. Deondria digendong oleh Vadeo dan Valexa digendong oleh Tuan Jonathan.
Pak Polisi yang mengevakuasi mereka pun ikut bangkit berdiri, sebab dia juga ingin melihat kondisi Pak Sopir.
Mereka semua berjalan keluar dari ruang periksa menuju ke ruang ICU tempat Pak Sopir berada.
“Kalau kondisi Pak Sopir segera membaik kami bisa segera memintai keterangan. Agar kasus rencana penculikan segera terungkap.” Ucap Pak Polisi sambil berjalan di samping Vadeo.
“Bapak bisa juga kok meminta keterangan pada Valexa dan Deondria mereka sudah bisa diajak komunikasi.” Ucap Vadeo sambil mengusap dengan lembut kepala Deondria. Dan masih berjalan di samping Pak Polisi menuju ke ruang ICU.
“Saya yang akan menjadi juru bahasa nya he... he... he....” ucap Vadeo sambil tertawa kecil dan mencium pipi Deondria. Deondria yang paham jika Papa nya menertawakan kecelatannya pun lalu mencubit pipi Papa nya. Dan Vadeo pun malah semakin terkekeh.
“Iya mereka sudah mengatakan katanya penculik menyuruh pak sopir membawa mobil ke stang hoteng. Saya tidak paham Tuan..” ucap Pak Polisi yang tadi tanpa ditanya pun Valexa dan Deondria sudah bercerita akan tetapi Pak Polisi bingung dengan kosa kata yang keluar dari mulut mulut mungil itu.
“Ooo star hotel itu maksud nya Pak.” Ucap Vadeo lalu sekilas mencium pipi Deondria.
“Ooo baiklah akan segera saya suruh anak buah untuk mengecek tamu tamu di star hotel.” Ucap Pak Polisi yang tangannya mengambil hand phone dari tempat hand phone yang berada di pinggangnya.
Mereka pun terus berjalan menuju ke ruang ICU. Tuan Jonathan yang berjalan di belakang mereka tampak berbincang bincang dengan Valexa yang ada di dalam gendongan nya.
Sementara itu Richie Bach sudah sampai di bandara, dia sudah memesan tiket untuk kembali ke negaranya Polandia.
“Hmm biar Amel tetap di sini saja.” Gumam Richie yang masih duduk di ruang tunggu menunggu Amel.
Beberapa menit kemudian Amelia datang dengan sudah menarik sebuah koper yang besar, dia bermaksud akan ikut Richie melarikan diri ke luar negeri.
“Rich kamu sudah belikan tiket aku kan?” tanya Amelia yang kini sudah duduk di samping Richie. Suasana ruang tunggu itu tampak sepi hanya ada beberapa orang dan duduk mereka pun agak jauh dari tempat duduk Richie dan Amel.
“Mel, kamu tetap di sini saja. Uang buat beli tiket kukasih saja ke kamu dan kutambahi lebih banyak. Dan besok aku kirim kamu barang yang kamu inginkan, katanya kamu butuh banyak uang.” Ucap Richie dengan pelan sambil menoleh menatap Amelia.
“Terus kamu biarkan aku diciduk kalau orang itu buka mulut gitu..” suara Amelia dengan nada kesal.
“Sttttt jangan keras keras.” Ucap Richie dengan lirih kuatir ada orang yang mendengar.
“Aman tempat di sini Rich, belum banyak orang.” Ucap Amelia yang melihat orang lain agak jauh keberadaannya.
“Sini hand phone mu aku lindungi, biar tidak ada yang bisa melacak.” Ucap Richie sambil menengadahkan telapak tangan nya ke arah Amelia. Dan tidak lama Amelia pun menyerahkan hand phone nya pada Richie.
“Kamu datang ke mansion Jonathan dan kamu melamar menjadi pengasuh kedua anak Alexandria itu. Usahakan kamu bisa dekat dengan mereka berdua. Setelah itu aku akan kirim tiket untuk kamu dan kedua bocah itu.” Ucap Richie sambil jari jari nya tangannya sibuk mengusap usap dan menekan nekan layar hand phone Amelia.
“Hmmm sepertinya menyenangkan aku bisa juga dekat dengan Papa nya, apalagi Alexandria sedang pergi.” Ucap Amelia sambil tersenyum dan pandangan mata menerawang jauh membayangkan bisa berada di dekat Vadeo, papa nya Valexa dan Deondria.
“Tapi ingat kamu harus mengubah penampilanmu itu dan berganti identitas.” Ucap Richie sambil menyerahkan kembali hand phone Amelia yang sudah dia program dengan perlindungan data.
“Okey okey... mana uang buat aku.” Ucap Amelia sambil menengadahkan tangannya.
Se saat Richie terlihat mengambil hand phone nya dan segera mengusap usap layar hand phone nya.
“Sudah aku transfer ke rekening kamu. Cepat kamu laksanakan tugasmu. Aku akan segera masuk ke ruang cek in dan akan segera meninggalkan negeri ini.” Ucap Richie sambil menaruh lagi hand phone nya ke dalam saku jas nya. Terlihat Amelia mengusap usap layar hand phone nya untuk mengecek nominal yang ditransfer ke rekeningnya.
Dan tiba tiba..
“Terima kasih Rich...” suara Amelia agak keras sambil spontan dia memeluk dan menciumi pipi Richie karena begitu bahagia nya mendapatkan transfer an dengan nominal yang fantastis.
“Itu belum seberapa kalau kamu sukses membawa dua anak Alexandria itu ke padaku.” Bisik lirih Richie.
“Dan akan aku tambah bonus jika kamu mau menjadi partner ranjangku ha... ha... “ ucap Richie sambil tertawa.
“Akan aku pertimbangkan tawaran kamu itu Rich..” ucap Amelia lalu dia melepas pelukannya pada Richie.
Akan tetapi tiba tiba ada suara dering di hand phone Richie. Richie pun segera mengambil hand phone dari saku jas nya. Dengan segera dia melihat layar hand phone nya.
“Star hotel.” Gumam Richie saat melihat ada sederet nomor yang melakukan panggilan suara dan dia ingat jika sederet nomor itu adalah nomor milik star hotel. Richie pun segera menggeser tombol hijau.
“Hallo.” Ucap Richie memberi sapaan setelah menggeser tombol hijau.
“Tuan, karyawan kami menemukan ada baju Tuan yang tertinggal di kamar.” Suara seorang perempuan karyawan hotel di balik hand phone Richie. Dan Richie pun terlihat lega.
“Ooo biar saja, saya tidak ada waktu untuk mengambilnya.” Ucap Richie lalu dia memutus sambungan teleponnya.
“Hmmm aku kira polisi sudah mendatangi hotel itu dan melacak keberadaanku.” Gumam Richie dalam hati lalu dia menon aktifkan hand phone nya.
“Aku harus segera pergi Mel, dan kamu juga harus segera mengubah penampilan dan menyembunyikan jati dirimu. Sebelum polisi mencari kamu.” Ucap Richie lalu dia bangkit berdiri. Amelia pun bangkit berdiri tidak lupa mereka berdua melakukan peluk cium sebagai ucapan perpisahan sementara.
Richie terus berjalan menuju ke ruang cek in. Sedangkan Amelia terus berjalan dan selanjutnya dia memesan taxi on line.
“Aku harus segera mengubah penampilanku dan mencari tempat kost.” Gumam Amelia dalam hati. Dan tidak lama taxi on line yang dipesan oleh Amelia pun tiba. Amelia segera masuk ke dalam mobil taxi itu dan mobil melaju menuju ke alamat rumah Amelia.
“Hmmm semoga Polisi belum mencium keterlibatan ku akan rencana penculikan tadi. Sial bodoh benar kenapa pakai kecelakaan segala. Jadi berantakan semua yang sudah berada di depan mata.” Gumam Amelia di dalam hati sambil duduk tidak tenang di dalam mobil taxi.
“Hmmm harus memulai lagi dengan rencana yang lain.” Gumam Amelia sambil tersenyum membayangkan bisa masuk ke dalam mansion Jonathan dan bisa berada di dekat Vadeo setiap hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Kinay naluw
Amelia gampang banget di bodohin.
2023-07-29
2
Lina aja
euleuh ada"j ni ulat bulu
2023-06-13
3
Nit_Nit
Aku kepo bgmn amel jika menghadapi twins
2023-05-06
3