Bab. 6. Dirujuk

Mobil Vadeo sudah memasuki halaman rumah sakit milik kepolisian itu. Tuan Jonathan yang sudah tidak sabar ingin melihat kondisi kedua cucunya minta diturunkan di depan pintu tidak mau ikut Vadeo yang masih akan memarkirkan mobil nya.

Tuan Jonathan segera melangkah menuju ke dalam bagian informasi pasien sedangkan Vadeo masih menjalankan mobil nya ke tempat parkir.

Tuan Jonathan sudah menanyakan pada bagian informasi akan tetapi belum mendapatkan jawaban yang memuaskan hatinya. Tuan Jonathan pun masih berdiri menunggu Vadeo.

Beberapa menit kemudian.

“Bagaimana Pa?” tanya Vadeo sambil berjalan tergopoh gopoh menuju ke bagian informasi dan menghampiri Papa nya, Tuan Jonathan yang ekspresi wajah nya masih terlihat gelisah.

“Yang dua orang laki laki dewasa di dalam mobil masuk ke ruang ICU. Kedua anak di dalam mobil masih dalam pemeriksaan.” Jawab Tuan Jonathan dengan nada cemas.

“Katanya ada kemungkinan Valexa dan Deondria harus dirujuk ke rumah sakit yang biasa menangani mereka.” Ucap Tuan Jonathan lagi. Vadeo tampak wajahnya semakin panik.

“Mereka menunggu id card mu.” Ucap Tuan Jonathan selanjutnya. Dan Vadeo pun segera melangkah menuju ke meja bagian informasi, setelah menunjukkan kartu identitasnya satu orang petugas di rumah sakit itu mempersilahkan Vadeo dan Tuan Jonathan mengikuti diri nya.

Beberapa saat mereka sudah sampai di depan ruang pemeriksaan khusus pasien anak.

“Silahkan Tuan masuk, sudah ditunggu Dokter.” Ucap petugas yang mengantar itu sambil menekan bel yang ada di dekat pintu.

Tidak lama kemudian pintu di ruangan itu sedikit terbuka. Tuan Jonathan dan Vadeo yang sudah tidak sabar segera masuk ke dalam ruang tersebut bahkan mereka berdua berebut untuk masuk pintu lebih dulu.

Dan betapa kagetnya Vadeo dan Tuan Jonathan, sangat masuk ke dalam ruang periksa itu, tampak Dokter sedang menatap layar lap top dan memijit mijit pelipis nya, dan di depan nya duduk seorang laki laki memakai seragam polisi. Sedangkan kedua anak nya Valexa dan Deondria duduk di pangkuan dua orang perempuan yang memakai baju sergam polisi dan kedua tangan Valexa dan Deondria masing masing sibuk memegang cup besar es krim dan tangan perempuan perempuan yang memakai seragam polisi itu pun turut membantu memegangkan cup es krim itu. Mulut mungil kedua bocah itu pun belepotan es krim yang berwarna coklat dan pink. Mereka memang memilih es krim rasa coklat dan stroberi.

“Aca, Aya..” ucap Vadeo sambil melangkah mendekati kedua anaknya. Sedangkan Tuan Jonathan mendekati Sang Dokter.

“Papa....” teriak mereka berdua dengan senyuman di wajahnya.

“Pa mobing tita yucak.” Ucap Valexa sambil menatap Sang Papa.

“Pak coping catit, oyang dahat nya duda catit..” saut Deondria sambil masih sibuk menyendok es krim nya.

“Bagaimana dengan kalian nak?” tanya Vadeo sambil memeriksa seluruh tubuh anaknya.

“Pa biyang cama poyici dan Pak dokteng ciapa namatu..” teriak Valexa sambil menatap wajah Sang Papa

“Atu cudah biyang namatu vayeca wiemina donatan.. mayah dibiyang donat.. Cebel.” Ucap Valexa selanjutnya dengan nada kesal lalu menyendok lagi es krim nya.

“Atu duda cudah biyang namatu deyondiya wiemita donatan.. meyeka calah calah teyus.” Saut Deondria sambil menatap Sang Papa juga.

“Kalian kan sudah bisa nulis nama kalian kenapa tidak minta pena dan kertas buat nulis nama kalian..” Ucap Vadeo sambil tersenyum.

“Ooo iya Pa... yupa..” ucap Valexa sambil tersenyum lebar.

“Abisna cudah ada es kim cih...” sambung Deondria lalu memasukkan satu sendok es krim ke dalam mulut mungil nya.

Dua orang polisi wanita yang memangku dua bocah itu hanya tersenyum gemas dan juga curi curi pandang menatap wajah Vadeo yang masih mengecek tubuh anaknya.

“Sepertinya tubuh kalian baik baik saja. Apa ada yang dirasa sakit?” tanya Vadeo yang sudah berdiri sambil menatap kedua anaknya yang masih asyik makan es krim. Kedua anak itu hanya geleng geleng kepala.

Vadeo lalu mengambil tas mungil milik salah satu anaknya yang ada di samping tempat duduk polisi wanita. Vadeo membuka retsleting tas itu dan mengambil tisue yang ada di dalam tas itu. Vadeo pun lalu mengelap dua mulut mungil anaknya yang belepotan.

Setelah bersih dan yakin tubuh anaknya baik baik Vadeo berjalan menuju ke meja Sang Dokter. Tampak Tuan Jonathan, Pak Dokter dan Pak Polisi masih berbincang bincang.

“Silahkan duduk Tuan.” Ucap Pak Dokter sambil menarik satu kursi lipat dan di berikan pada Vadeo. Vadeo pun menerima kursi itu lalu dia duduk di depan meja Pak Dokter dan tidak jauh dari Tuan Jonathan dan Pak Polisi.

“Tuan, saya sudah memeriksa semua organ anak anak Tuan, tetapi kami tidak mendapatkan masalah apa pun juga pada tubuh mereka. Padahal menurut keterangan dari Pak Polisi, dia menemukan dua anak itu posisinya terjatuh di dalam lantai mobil bahkan terjepit oleh jok mobil. Kaca jendela mobil juga pecah.” Ucap Pak Dokter dengan nada serius sambil menatap Vadeo.

“Benar Tuan, saya yang mengevakuasi mereka. Mereka berdua tidak menangis hanya berteriak teriak menyuruh saya segera memanggil ambulance untuk membawa pak coping. Sambil menunjuk ke pak sopir yang tidak sadarkan diri itu.” Ucap Pak Polisi menambahkan.

“Maka saran saya, segera bawa mereka pada dokter dan rumah sakit yang biasa menangani mereka.” Ucap Dokter sambil menatap Vadeo dan Tuan Jonathan kemudian menatap Valexa dan Deondria yang masih nyaman duduk di pangkuan ibu ibu polisi sambil menikmati es krim nya.

“Terus bagaimana dengan sopir kami, dan bagaimana cerita nya sampai kecelakaan itu terjadi?” tanya Vadeo sambil menatap Pak Dokter lalu berganti menatap Pak Polisi.

“Sopir dan satu orang laki laki yang berada di jok samping Pak Sopir masih di ruang ICU. Mereka belum sadar.” Ucap Pak Dokter.

“Yang saya lihat mobil jalannya sudah oleng lalu menabrak pembatas jalan. Sepertinya Pak Sopir dalam sebuah tekanan, kalau menurut cerita kedua anak itu yang mengatakan laki laki di samping Pak Sopir adalah penculik dan orang jahat. Mereka juga mengatakan jika laki laki itu mengancam mereka dan Pak Sopir dengan pisau. Dan barang bukti itu sudah kami amankan.” Ucap Pak Polisi itu memberi penjelasan pada Vadeo, Tuan Jonathan yang tadi sudah bertanya hanya diam saja.

“Nanny itu tayo dibiyangi cama anak tecing endak nuyut..” teriak Deondria dengan bibir mengerucut saat mendengarkan ucapan Pak Polisi.

“Iya tita tan cudah biyang lancung puyang aja ndak ucah mamping mamping. Ngeyeng..” tambah Valexa dengan nada kesal.

Sesaat tiba tiba hand phone di saku Pak Dokter berdering. Pak Dokter segera mengambil hand phone dan melihat di layar hand phone nya tertera nama kontak perawat yang menjaga ruang ICU. Pak Dokter segera menggeser tombol hijau.

“Baik, akan saya sampaikan.” Ucap Pak Dokter lalu memutus sambungan telepon nya.

“Perawat meminta Tuan Vadeo untuk ke ruang ICU mungkin ada suatu hal yang ingin disampaikan oleh Dokter yang menangani Pak Sopir.” Ucap Pak Dokter sambil menatap wajah Vadeo.

“Dan tolong segera bawa anak anak Anda ke rumah sakit rujukan.” Ucap Pak Dokter sambil menyerahkan surat rujukan.

“Deo apa aku yang mengantar mereka ke rumah sakit rujukan.” Ucap Tuan Jonathan sambil menatap Vadeo sebab dia ingin segera memastikan kesehatan cucu cucu nya tidak ingin ada masalah di organ dalam nya nanti.

“Atu mo liyat pak coping duyu..” ucap dua bocah itu sambil meloncat dari pangkuan dua polisi wanita itu. Sampai sampai kedua polisi wanita itu kaget untung es krim sudah habis jadi tidak ada yang tumplek.

Terpopuler

Comments

Rianti Dumai

Rianti Dumai

hadeuh bikin t'ke²ke² sie cadel donat,,😅🤣

2024-04-12

0

💐Nie Surtian💐

💐Nie Surtian💐

😀😀😀

2024-03-01

1

Nia Sulistyowati

Nia Sulistyowati

kalo lagi baca sesi nya aca dan aya jadi suka ikutan cadel🤣

2024-02-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Intuisi si Kembar
2 Bab. 2. Ada Penguntit
3 Bab. 3. Aksi Penculikan
4 Bab. 4. Jurus Sangkakala Maut si Kembar
5 Bab. 5. Berita Kecelakan
6 Bab. 6. Dirujuk
7 Bab. 7. Rencana Baru Richie dan Amelia
8 Bab. 8. Keajaiban Sel Tubuh si Kembar
9 Bab. 9. Pengawal Buat si Kembar
10 Bab. 10. Si Kembar Demam
11 Bab. 11. Langkah Pertama Amelia
12 Bab. 12. Si Kembar Menghilang
13 Bab. 13. Kekhawatiran Papa Vadeo
14 Bab. 14. Rencana si Kembar Dilatih Bang Bule
15 Bab. 15. Tembakan Rahasia di Ruang Rahasia
16 Bab. 16. Izin dari Sang Mama
17 Bab. 17. Hebohnya di Mansion Jonathan
18 Bab. 18. Kedatangan Atikah di Mansion Jonathan
19 Bab. 19. Mencari Tahu Tentang si Kembar
20 Bab. 20. Si Kembar Membuat Bang Bule Terkapar
21 Bab. 21. Energi Super si Kembar
22 Bab. 22. Si Kembar Gelisah
23 Bab. 23. Atikah Lulus Test
24 Bab. 24. Pertengkaran si Kembar dengan Oma Jo
25 Bab. 25. Dunia Terbalik di Mansion Jonathan
26 Bab. 26. Bahagia Hati Atikah
27 Bab. 27. Niat Jahat Atikah
28 Bab. 28. Atikah Mencari Kesempatan
29 Bab. 29. Atikah Menyelinap Masuk Mansion Utama
30 Bab. 30. Menggoda Vadeo?
31 Bab. 31. Si Kembar Mengulik Masa Lalu Sang Papa
32 Bab. 32. Bekerja Sama dengan Orang Dalam?
33 Bab. 33.
34 Bab. 34. Kekhawatiran
35 Bab. 35. Perintah dari Si Kembar
36 Bab. 36. Melibatkan si Kembar di Misi Bang Bule
37 Bab. 37. Pembicaraan Serius si Kembar?
38 Bab. 38. Si Kembar Menerima Tawaran Kerja
39 Bab. 39. Mencurigai Satu Nama
40 Bab. 40. Test Untuk si Kembar
41 Bab. 41. Rencana Richie Kirim Barang Terlarang
42 Bab. 42.
43 Bab. 43. Kontrak Kerja (Syarat dari Papa Vadeo)
44 Bab. 44.
45 Bab. 45. Kehilangan Jejak
46 Bab. 46. Namanya Juga Anak Anak
47 Bab. 47. Kangen Mama Alexandria
48 Bab. 48.
49 Bab. 49. Harapan Terdeteksi?
50 Bab. 50. Menginap di Mansion William
51 Bab. 51. Atikah Gelisah
52 Bab. 52. Richie Berpesta
53 Bab. 53. Informasi dari Si Kembar
54 Bab. 54. Rencana Baru Atikah
55 Bab. 55. Barang Sudah di Tangan Atikah
56 Ben. 56. Digeledah
57 Bab. 57. Atikah Membantah
58 Bab. 58. Cara si Kembar
59 Bab. 59. Sketsa dan Peta dari Si Kembar
60 Bab. 60. Tertangkapnya Jhon, Larinya Richie
61 Bab. 61. Harapan pada Si Kembar
62 Bab. 62. Pelarian Richie
63 Bab. 63.
64 Bab. 64. Melepas Rindu
65 Bab. 65. Informasi Baru?
66 Bab. 66. Undangan ke Pulau Alexandria
67 Bab. 67. Kursi Singgasana?
68 Bab. 68. Perintah Si Kembar pada Ular Besar
69 Bab. 69.
70 Bab. 70. Kotak Perhiasan
71 Bab. 71. Rahasia
72 Bab. 72. Benda Penunjuk
73 Bab. 73. Penasaran
74 Bab. 74. Masih Penasaran dan Khawatir
75 Bab. 75. Proyek Baru
76 Bab. 76. Aura yang Terpancar
77 Bab. 77. Manuskrip Kuno
78 Bab. 78. Harta Karun di Bawah Laut
79 Bab. 79. Si Kembar Gelisah
80 Bab. 80.
81 Bab. 81. Menghubungi Penterjemah Manuskrip Kuno
82 Bab. 82.
83 Bab. 83. Membeli Manuskrip Kuno
84 Bab. 84. Menuju Rumah Tuan Rangga
85 Bab. 85. Mulai Menerjemahkan Manuskrip
86 Bab. 86. Penawaran Sepuluh Kali Lipat
87 Bab. 87. Ada Cerita Sedih?
88 Bab. 88. Kerajaan Asasta
89 Bab. 89. Masih Penasaran
90 Bab. 90. Gawat
91 Bab. 91. Racun?
92 Bab. 92.
93 Bab. 93. Berduka
94 Bab. 94. Si Kembar Menangis
95 Bab. 95. Kode
96 Bab. 96.
97 Bab. 97.
98 Bab. 98. Ke Pulau Alexandria
99 Bab. 99. Oma Jo Penasaran Lagi
100 Bab. 100. Seperti di Manuskrip
101 Bab. 101. Kunci Kerajaan
102 Bab. 102. Ajakan Sang Ular Besar
103 Bab. 103. Menuju Bangunan Bawah Tanah
104 Bab. 104. Tak Terhubung
105 Bab. 105. Kawasan Istana
106 Bab. 106. Punden Berundak
107 Bab. 107.
108 Bab. 108. Alarm Tanda Bahaya
109 Bab. 109.
110 Bab. 110. Berpacu Melaju
111 Bab. 111. Bantuan Alam Semesta
112 Bab. 112. Ada Apa Dengan Si Kembar
113 Bab. 113.
114 Bab. 114. Kapal Tenggelam
115 Bab. 115.
116 Bab. 116. Alarm Tanda Waspada
117 Bab. 117. Tuan Njun Liong dan Siu Lie
118 Bab. 118.
119 Bab. 119. Cara Mistis?
120 Bab. 120.
121 Bab. 121. Santet?
122 Bab. 122.
123 Bab. 123. Bola Kristal Mamah Mimi
124 Bab. 124. Sementara Aman
125 Bab. 125. Melacak Nyonya Siu Lie
126 Bab. 126. Santapan Mamah Mimi?
127 Bab. 127. Penasaran
128 Bab. 128.
129 Bab. 129. Ide Si Kembar
130 Bab. 130.
131 Bab. 131.
132 Bab. 132.
133 Bab. 133. Ritual Mamah Mimi
134 Bab. 134.
135 Bab. 135. Menuju Kota Mamah Mimi
136 Bab. 136.
137 Bab. 137. Korban?
138 Bab. 138. Tibanya Hari Yang Dinanti
139 Bab. 139.
140 Bab. Mamah Mimi Bahagia
141 Bab. 141. Ritual Di Malam Bulan Purnama
142 Bab. 142.
143 Bab. 143. Rencana Si Kembar Datang Menyerang
144 Bab. 144.
145 Bab. 145. Menunggu Waktu
146 Bab. 146.
147 Bab. 147.
148 Bab. 148.
149 Bab. 149. Waktunya Tiba
150 Bab. 150.
151 Bab. 151. Pukul Dua Belas Malam
152 Bab. 152.
153 Bab. 153.
154 Bab. 154.
155 Bab. 155. Menyamar
156 Bab. 156.
157 Bab. 157.
158 Bab. 158. Masih Bahaya
159 Bab. 159.
160 Bab. 160. Ditembak dari Bawah?
161 Bab. 161. Sebuah Tembakan
162 Bab. 162.
163 Bab. 163. Perintah Si Kembar
164 Bab. 164.
165 Bab. 165. Penyebab Kapal Besar Tenggelam
166 Bab. 166.
167 Bab. 167.
168 Bab. 168. Oma Jo Mau Datang
169 Bab. 169.
170 Bab. 170.
171 Bab. 171.
172 Bab. 172. Kejar dan Tangkap
173 Bab. 173.
174 Bab. 174.
175 Bab. 175.
176 Bab. 176.
177 Bab. 177.
178 Bab. 178.
179 Bab. 179.
180 Bab. 180.
181 Bab. 181.
182 Bab. 182.
183 Bab. 183.
184 Bab. 184.
185 Bab. 185.
186 Bab. 186.
187 Bab. 187. Di mana Ular Besar?
188 Bab. 188. Pesan Sang Ular Besar
189 Bab. 189.
190 Bab. 190. Acara Bersesi sesi
191 Bab. 191.
192 Bab. 192.
193 Bab. 193.
194 Bab. 194.
195 Bab. 195.
196 Bab. 196.
197 Bab. 197.
198 Bab. 198
199 Bab. 199.
200 Bab. 200.
201 Bab. 201.
202 Bab. 202.
203 Bab. 203.
204 Bab. 204.
205 Bab. 205.
206 Bab. 206.
207 Bab. 207.
208 Bab. 208.
209 Bab. 209.
210 Bab. 210.
211 Bab. 211.
212 Bab. 212.
213 Bab. 213.
214 Bab. 214.
215 Bab. 215.
216 Bab. 216.
217 Bab. 217.
218 Bab. 218.
219 Bab. 219.
220 Bab. 220. Kabur
221 Bab. 221.
222 Bab. 222.
223 Bab. 223.
224 Bab. 224.
225 Bab. 225.
226 Bab. 226
227 Bab. 227.
228 Bab. 228.
229 Bab. 229.
230 Bab. 230.
231 Bab. 231.
232 Bab. 232.
233 Bab. 233.
234 Bab. 234.
235 Bab. 235.
236 Bab. 236.
237 Bab. 237.
238 Bab. 238.
239 Bab. 239.
240 Bab. 240.
241 Bab. 241.
242 Bab. 242.
243 Bab. 243.
244 Bab. 244.
245 Bab. 245.
246 Bab. 246.
247 Bab. 247.
248 Bab. 248.
249 Bab. 249.
250 Bab. 250.
251 Bab. 251.
252 Bab. 252.
253 Bab. 253.
254 Bab. 254.
255 Bab. 255.
256 Bab. 256.
257 Bab. 257.
258 Bab. 258.
259 Bab. 259.
260 Bab. 260.
261 Bab. 261.
262 Bab. 262. Rencana Si Kembar ke Jerman
263 Bab. 263.
264 Bab. 264.
265 Bab. 265.
266 Bab. 266.
267 Bab. 267.
268 Bab. 268.
269 Bab. 269.
270 Bab. 270.
271 Bab. 271.
272 Bab. 272.
273 Bab. 273.
274 Bab. 274.
275 Bab. 275.
276 Bab. 276.
277 Bab. 277.
278 Bab. 278.
279 Bab. 279.
280 Bab. 280.
281 Bab. 281.
282 Bab. 282.
283 Bab. 283.
284 Bab. 284.
285 Bab. 285.
286 Bab. 286.
287 Bab. 287
288 Bab. 288.
289 Bab. 289.
290 Bab. 290.
291 Bab. 291.
292 Bab. 292.
293 Bab. 293.
294 Bonchap. 1.
295 Bonchap. 2.
296 Bonchap. 3.
297 Bonchap. 4.
298 Bonchap. 5.
299 Bonchap. 6.
300 Bonchap. 7.
301 Bonchap. 8.
302 Bonchap. 9.
303 Bonchap. 10.
304 Bonchap. 11.
305 Bonchap. 12.
306 Bonchap. 13.
307 Bonchap. 14.
308 Bonchap. 15.
309 Bonchap. 16.
310 Bonchap. 17.
311 Bonchap. 18.
312 PROMO NOVEL Aja dan Ata
313 Bonchap. 19
314 Bonchap. 20.
315 Bonchap. 21.
316 Bonchap. 22.
317 Bonchap. 23.
318 Bonchap. 24.
319 Bonchap. 24.
320 Bonchap. 25.
321 Bonchap. 26.
322 Bonchap. 27.
323 Bonchap. 28.
324 Bonchap. 29.
325 Bonchap. 30.
326 Bonchap. 31.
327 Bonchap. 32.
328 Bonchap. 33.
329 Bonchap. 34.
330 Bonchap. 35.
331 Bonchap. 36.
332 Bonchap. 37.
333 Bonchap. 38.
334 Bonchap. 39.
335 Bonchap. 40.
336 Bonchap. 41.
337 Bonchap. 42.
338 Bonchap. 43.
339 Promo Novel Married with Daddy
340 Bonchap. 44.
341 Bonchap. 45.
342 Bonchap. 46.
343 Bonchap. 47.
344 Bonchap. 48.
345 Bonchap. 49.
346 Bonchap. 50.
347 Bonchap. 51.
348 Promo Novel Baru
349 Promo Novel Baru
350 Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
351 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 351 Episodes

1
Bab. 1. Intuisi si Kembar
2
Bab. 2. Ada Penguntit
3
Bab. 3. Aksi Penculikan
4
Bab. 4. Jurus Sangkakala Maut si Kembar
5
Bab. 5. Berita Kecelakan
6
Bab. 6. Dirujuk
7
Bab. 7. Rencana Baru Richie dan Amelia
8
Bab. 8. Keajaiban Sel Tubuh si Kembar
9
Bab. 9. Pengawal Buat si Kembar
10
Bab. 10. Si Kembar Demam
11
Bab. 11. Langkah Pertama Amelia
12
Bab. 12. Si Kembar Menghilang
13
Bab. 13. Kekhawatiran Papa Vadeo
14
Bab. 14. Rencana si Kembar Dilatih Bang Bule
15
Bab. 15. Tembakan Rahasia di Ruang Rahasia
16
Bab. 16. Izin dari Sang Mama
17
Bab. 17. Hebohnya di Mansion Jonathan
18
Bab. 18. Kedatangan Atikah di Mansion Jonathan
19
Bab. 19. Mencari Tahu Tentang si Kembar
20
Bab. 20. Si Kembar Membuat Bang Bule Terkapar
21
Bab. 21. Energi Super si Kembar
22
Bab. 22. Si Kembar Gelisah
23
Bab. 23. Atikah Lulus Test
24
Bab. 24. Pertengkaran si Kembar dengan Oma Jo
25
Bab. 25. Dunia Terbalik di Mansion Jonathan
26
Bab. 26. Bahagia Hati Atikah
27
Bab. 27. Niat Jahat Atikah
28
Bab. 28. Atikah Mencari Kesempatan
29
Bab. 29. Atikah Menyelinap Masuk Mansion Utama
30
Bab. 30. Menggoda Vadeo?
31
Bab. 31. Si Kembar Mengulik Masa Lalu Sang Papa
32
Bab. 32. Bekerja Sama dengan Orang Dalam?
33
Bab. 33.
34
Bab. 34. Kekhawatiran
35
Bab. 35. Perintah dari Si Kembar
36
Bab. 36. Melibatkan si Kembar di Misi Bang Bule
37
Bab. 37. Pembicaraan Serius si Kembar?
38
Bab. 38. Si Kembar Menerima Tawaran Kerja
39
Bab. 39. Mencurigai Satu Nama
40
Bab. 40. Test Untuk si Kembar
41
Bab. 41. Rencana Richie Kirim Barang Terlarang
42
Bab. 42.
43
Bab. 43. Kontrak Kerja (Syarat dari Papa Vadeo)
44
Bab. 44.
45
Bab. 45. Kehilangan Jejak
46
Bab. 46. Namanya Juga Anak Anak
47
Bab. 47. Kangen Mama Alexandria
48
Bab. 48.
49
Bab. 49. Harapan Terdeteksi?
50
Bab. 50. Menginap di Mansion William
51
Bab. 51. Atikah Gelisah
52
Bab. 52. Richie Berpesta
53
Bab. 53. Informasi dari Si Kembar
54
Bab. 54. Rencana Baru Atikah
55
Bab. 55. Barang Sudah di Tangan Atikah
56
Ben. 56. Digeledah
57
Bab. 57. Atikah Membantah
58
Bab. 58. Cara si Kembar
59
Bab. 59. Sketsa dan Peta dari Si Kembar
60
Bab. 60. Tertangkapnya Jhon, Larinya Richie
61
Bab. 61. Harapan pada Si Kembar
62
Bab. 62. Pelarian Richie
63
Bab. 63.
64
Bab. 64. Melepas Rindu
65
Bab. 65. Informasi Baru?
66
Bab. 66. Undangan ke Pulau Alexandria
67
Bab. 67. Kursi Singgasana?
68
Bab. 68. Perintah Si Kembar pada Ular Besar
69
Bab. 69.
70
Bab. 70. Kotak Perhiasan
71
Bab. 71. Rahasia
72
Bab. 72. Benda Penunjuk
73
Bab. 73. Penasaran
74
Bab. 74. Masih Penasaran dan Khawatir
75
Bab. 75. Proyek Baru
76
Bab. 76. Aura yang Terpancar
77
Bab. 77. Manuskrip Kuno
78
Bab. 78. Harta Karun di Bawah Laut
79
Bab. 79. Si Kembar Gelisah
80
Bab. 80.
81
Bab. 81. Menghubungi Penterjemah Manuskrip Kuno
82
Bab. 82.
83
Bab. 83. Membeli Manuskrip Kuno
84
Bab. 84. Menuju Rumah Tuan Rangga
85
Bab. 85. Mulai Menerjemahkan Manuskrip
86
Bab. 86. Penawaran Sepuluh Kali Lipat
87
Bab. 87. Ada Cerita Sedih?
88
Bab. 88. Kerajaan Asasta
89
Bab. 89. Masih Penasaran
90
Bab. 90. Gawat
91
Bab. 91. Racun?
92
Bab. 92.
93
Bab. 93. Berduka
94
Bab. 94. Si Kembar Menangis
95
Bab. 95. Kode
96
Bab. 96.
97
Bab. 97.
98
Bab. 98. Ke Pulau Alexandria
99
Bab. 99. Oma Jo Penasaran Lagi
100
Bab. 100. Seperti di Manuskrip
101
Bab. 101. Kunci Kerajaan
102
Bab. 102. Ajakan Sang Ular Besar
103
Bab. 103. Menuju Bangunan Bawah Tanah
104
Bab. 104. Tak Terhubung
105
Bab. 105. Kawasan Istana
106
Bab. 106. Punden Berundak
107
Bab. 107.
108
Bab. 108. Alarm Tanda Bahaya
109
Bab. 109.
110
Bab. 110. Berpacu Melaju
111
Bab. 111. Bantuan Alam Semesta
112
Bab. 112. Ada Apa Dengan Si Kembar
113
Bab. 113.
114
Bab. 114. Kapal Tenggelam
115
Bab. 115.
116
Bab. 116. Alarm Tanda Waspada
117
Bab. 117. Tuan Njun Liong dan Siu Lie
118
Bab. 118.
119
Bab. 119. Cara Mistis?
120
Bab. 120.
121
Bab. 121. Santet?
122
Bab. 122.
123
Bab. 123. Bola Kristal Mamah Mimi
124
Bab. 124. Sementara Aman
125
Bab. 125. Melacak Nyonya Siu Lie
126
Bab. 126. Santapan Mamah Mimi?
127
Bab. 127. Penasaran
128
Bab. 128.
129
Bab. 129. Ide Si Kembar
130
Bab. 130.
131
Bab. 131.
132
Bab. 132.
133
Bab. 133. Ritual Mamah Mimi
134
Bab. 134.
135
Bab. 135. Menuju Kota Mamah Mimi
136
Bab. 136.
137
Bab. 137. Korban?
138
Bab. 138. Tibanya Hari Yang Dinanti
139
Bab. 139.
140
Bab. Mamah Mimi Bahagia
141
Bab. 141. Ritual Di Malam Bulan Purnama
142
Bab. 142.
143
Bab. 143. Rencana Si Kembar Datang Menyerang
144
Bab. 144.
145
Bab. 145. Menunggu Waktu
146
Bab. 146.
147
Bab. 147.
148
Bab. 148.
149
Bab. 149. Waktunya Tiba
150
Bab. 150.
151
Bab. 151. Pukul Dua Belas Malam
152
Bab. 152.
153
Bab. 153.
154
Bab. 154.
155
Bab. 155. Menyamar
156
Bab. 156.
157
Bab. 157.
158
Bab. 158. Masih Bahaya
159
Bab. 159.
160
Bab. 160. Ditembak dari Bawah?
161
Bab. 161. Sebuah Tembakan
162
Bab. 162.
163
Bab. 163. Perintah Si Kembar
164
Bab. 164.
165
Bab. 165. Penyebab Kapal Besar Tenggelam
166
Bab. 166.
167
Bab. 167.
168
Bab. 168. Oma Jo Mau Datang
169
Bab. 169.
170
Bab. 170.
171
Bab. 171.
172
Bab. 172. Kejar dan Tangkap
173
Bab. 173.
174
Bab. 174.
175
Bab. 175.
176
Bab. 176.
177
Bab. 177.
178
Bab. 178.
179
Bab. 179.
180
Bab. 180.
181
Bab. 181.
182
Bab. 182.
183
Bab. 183.
184
Bab. 184.
185
Bab. 185.
186
Bab. 186.
187
Bab. 187. Di mana Ular Besar?
188
Bab. 188. Pesan Sang Ular Besar
189
Bab. 189.
190
Bab. 190. Acara Bersesi sesi
191
Bab. 191.
192
Bab. 192.
193
Bab. 193.
194
Bab. 194.
195
Bab. 195.
196
Bab. 196.
197
Bab. 197.
198
Bab. 198
199
Bab. 199.
200
Bab. 200.
201
Bab. 201.
202
Bab. 202.
203
Bab. 203.
204
Bab. 204.
205
Bab. 205.
206
Bab. 206.
207
Bab. 207.
208
Bab. 208.
209
Bab. 209.
210
Bab. 210.
211
Bab. 211.
212
Bab. 212.
213
Bab. 213.
214
Bab. 214.
215
Bab. 215.
216
Bab. 216.
217
Bab. 217.
218
Bab. 218.
219
Bab. 219.
220
Bab. 220. Kabur
221
Bab. 221.
222
Bab. 222.
223
Bab. 223.
224
Bab. 224.
225
Bab. 225.
226
Bab. 226
227
Bab. 227.
228
Bab. 228.
229
Bab. 229.
230
Bab. 230.
231
Bab. 231.
232
Bab. 232.
233
Bab. 233.
234
Bab. 234.
235
Bab. 235.
236
Bab. 236.
237
Bab. 237.
238
Bab. 238.
239
Bab. 239.
240
Bab. 240.
241
Bab. 241.
242
Bab. 242.
243
Bab. 243.
244
Bab. 244.
245
Bab. 245.
246
Bab. 246.
247
Bab. 247.
248
Bab. 248.
249
Bab. 249.
250
Bab. 250.
251
Bab. 251.
252
Bab. 252.
253
Bab. 253.
254
Bab. 254.
255
Bab. 255.
256
Bab. 256.
257
Bab. 257.
258
Bab. 258.
259
Bab. 259.
260
Bab. 260.
261
Bab. 261.
262
Bab. 262. Rencana Si Kembar ke Jerman
263
Bab. 263.
264
Bab. 264.
265
Bab. 265.
266
Bab. 266.
267
Bab. 267.
268
Bab. 268.
269
Bab. 269.
270
Bab. 270.
271
Bab. 271.
272
Bab. 272.
273
Bab. 273.
274
Bab. 274.
275
Bab. 275.
276
Bab. 276.
277
Bab. 277.
278
Bab. 278.
279
Bab. 279.
280
Bab. 280.
281
Bab. 281.
282
Bab. 282.
283
Bab. 283.
284
Bab. 284.
285
Bab. 285.
286
Bab. 286.
287
Bab. 287
288
Bab. 288.
289
Bab. 289.
290
Bab. 290.
291
Bab. 291.
292
Bab. 292.
293
Bab. 293.
294
Bonchap. 1.
295
Bonchap. 2.
296
Bonchap. 3.
297
Bonchap. 4.
298
Bonchap. 5.
299
Bonchap. 6.
300
Bonchap. 7.
301
Bonchap. 8.
302
Bonchap. 9.
303
Bonchap. 10.
304
Bonchap. 11.
305
Bonchap. 12.
306
Bonchap. 13.
307
Bonchap. 14.
308
Bonchap. 15.
309
Bonchap. 16.
310
Bonchap. 17.
311
Bonchap. 18.
312
PROMO NOVEL Aja dan Ata
313
Bonchap. 19
314
Bonchap. 20.
315
Bonchap. 21.
316
Bonchap. 22.
317
Bonchap. 23.
318
Bonchap. 24.
319
Bonchap. 24.
320
Bonchap. 25.
321
Bonchap. 26.
322
Bonchap. 27.
323
Bonchap. 28.
324
Bonchap. 29.
325
Bonchap. 30.
326
Bonchap. 31.
327
Bonchap. 32.
328
Bonchap. 33.
329
Bonchap. 34.
330
Bonchap. 35.
331
Bonchap. 36.
332
Bonchap. 37.
333
Bonchap. 38.
334
Bonchap. 39.
335
Bonchap. 40.
336
Bonchap. 41.
337
Bonchap. 42.
338
Bonchap. 43.
339
Promo Novel Married with Daddy
340
Bonchap. 44.
341
Bonchap. 45.
342
Bonchap. 46.
343
Bonchap. 47.
344
Bonchap. 48.
345
Bonchap. 49.
346
Bonchap. 50.
347
Bonchap. 51.
348
Promo Novel Baru
349
Promo Novel Baru
350
Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
351
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!