“Aca dan Aya minum obat dulu ya...” ucap Vadeo sambil mengusap usap kepala dua anaknya. Akan tetapi kedua anak itu menggeleng gelengkan kepala nya.
“Odah... maunya Om Yicado.” Ucap mereka berdua sambil menyandarkan tubuhnya di tubuh Papa nya.
“Minum obat dulu baru nanti Papa hubungi Om Ricardo lagi.” Ucap Vadeo lagi lalu menyuruh sang pengasuh untuk mengambilkan obat si kembar yang tertinggal di dalam mobil.
“Kamu hubungi Bule, bilang keponakan dia sakit. Dan ceritakan apa yang sudah terjadi tadi.” Ucap Tuan William sambil bangkit berdiri dan berjalan mendekat ke tempat duduk kedua cucu nya.
Vadeo tampak masih membujuk pada kedua anak nya agar mau minum obat dulu. Beberapa saat kemudian tampak sang pengasuh datang dengan membawa obat demam buat si kembar. Nyonya William dan Nyonya Jonathan tampak membuka obat itu dan akan meminumkan pada Valexa dan Deondria. Akan tetapi dua anak itu menutup mulut nya dengan telapak tangannya.
“Hmmm pasti yang dinginkan Richardo.” Gumam Vadeo yang sudah hafal dengan perilaku anak anak nya.
“Kamu harus nurut sama anak kucing..” gumam Nyonya William. Deondria yang mendengar gumaman Sang Oma lalu tangannya mencubit kecil paha sang Oma yang duduk di dekatnya. Oma William tidak marah akan tetapi malah tertawa terkekeh kekeh dan menciumi Deondria yang masih terasa hangat suhu tubuh nya.
Vadeo pun lalu mengambil hand phone dan segera menghubungi Bang Bule yang kini sudah menjadi saudaranya sebab sudah menikah resmi dengan Ixora William adik dari Alexandria William.
Vadeo melakukan panggilan video pada Bang Bule. Vadeo pun menceritakan kejadian usaha penculikan pada Valexa dan Deondria dan berakhir dengan kecelakaan. Termasuk kecurigaan Vadeo pada Richie Bach. Dan dia pun juga menceritakan rencananya untuk mencari pengawal buat si kembar hingga Si Kembar demam karena gagal mendapatkan Richardo untuk menjadi pengawal nya.
“Okey besok kamu ke rumahku. Kita bicarakan secara serius dan profesional.” Ucap Bang Bule.
“Coba lihat pada wajah keponakanku.” Ucap Bang Bule Vincent yang ingin melihat wajah Valexa dan Deondria. Vadeo pun mengerahkan kamera depan ke arah wajah Valexa dan Deondria.
“Senyum dulu pada Uncle Vin baru nanti Uncle kasih pengawal idola kalian..” ucap Bang Bule sambil tersenyum manis.
“Awas tayo boong..” ucap Valexa dengan lantang.
“Tapi besok kalian ikut ke rumah Uncle Vin ya...” ucap Bang Bule masih dengan senyum manis nya.
“Accccciiiiiikkkkk...” teriak mereka berdua. Valexa dan Deondria memang paling senang jika diajak ke rumah Bang Bule dan Bang Bule pun juga senang jika dikunjungi oleh kedua keponakan nya itu. Sudah lama juga Valexa dan Deondria ingin masuk ke ruang rahasia yang berada di dalam lokasi rumah Bang Bule. Akan tetapi Bang Bule belum mengizinkan hingga pernah di suatu hari kedua anak itu pernah akan mencoba untuk masuk sendiri ke ruang rahasia itu akan tetapi mereka tidak bisa membuka pintu yang dikunci dengan rapat dan tidak pernah kelupaan dalam mengunci ruang rahasia itu.
Setelah selesai menghubungi Bang Bule. Kedua bocah itu sudah tidak lesu dan cemberut lagi bibir nya. Suhu tubuh nya pun sudah mulai normal kembali.
“Anak kucing... anak kucing... “ gumam Nyonya William lalu menciumi kedua cucu nya, dan pamit pulang bersama suaminya, karena kondisi kedua cucu nya sudah baik baik saja.
“Da.. da... Oma tucing....” teriak mereka berdua sambil melambai lambaikan tangannya tidak lupa bibir nya tersenyum lebar.
Dan waktu pun terus berlalu. Di malam hari di lain tempat, Amelia yang sudah membeli segala perlengkapan untuk mengubah penampilannya pun lalu pamit pada orang tua nya dia bilang ada pekerjaan mendadak ke luar kota.
Amelia pergi dengan memakai taxi on line. Dia masih dengan penampilan aslinya. Tujuannya ke salah satu temannya yang tinggal di rumah kost.
Beberapa menit kemudian Amelia sudah sampai di alamat kost temannya yang dituju. Setelah turun dari mobil taxi on line Amelia segera berjalan menuju ke kamar teman nya. Dia sudah beberapa kali ke tempat kost temannya ini.
Sesampai di depan kamar kost temannya, Amelia pun segera mengetuk ngetuk pintu kamar itu.
TOK... TOK... TOK...
Sesaat kemudian pintu kamar itu sudah terbuka dan muncul sosok seorang gadis yang tidak lain adalah teman Amelia.
“Zul, bener tolong aku ya.. kalau berhasil aku bayar mahal dech pertolongan mu ini.” Ucap Amelia pada temannya yang bernama Zulfa itu. Dan mereka berdua segera masuk ke dalam kamar dan pintu kamar ditutup dengan rapat.
“Kamu boleh menumpang di kamarku ini sesuka kamu Mel. Kamar ini memang untuk dua orang tapi aku tempati sendiri dan aku bayar untuk dua orang.” Ucap Zulfa sambil duduk di kursi. Amelia yang sudah beberapa kali datang ke kamar itu pun juga langsung duduk di kursi satu nya dan kopernya dia taruh di dekat tempat dia duduk.
“Terima kasih Zul, namun aku juga akan minta jenis pertolongan kamu yang lainnya juga.” Ucap Amelia dengan nada serius dan menatap tajam ke arah Zulfa.
“Apa?” tanya Zulfa penasaran.
“Aku mau mengubah penampilanku menjadi lain, menjadi gadis yang berpenampilan sederhana.” Ucap Amelia dengan tersenyum licik.
“Buat apa Mel pakai mengubah penampilan segala? Apa yang bisa ku bantu kamu mau pinjam baju bajuku?” tanya Zulfa yang memang tidak tahu. Amelia pun dengan jujur menceritakan maksud dan tujuannya.
“Sepertinya sulit Mel, yang aku dengar Tuan Vadeo sangat mencintai isterinya tidak mungkin tergoda sama kamu apalagi mau berpenampilan sederhana ha... ha...” ucap Zulfa sambil tertawa
“Ah kamu belum tahu saja. Dan aku tidak akan pinjam baju mu aku sudah siapkan semua. Tapi aku butuh bantuanmu dan ini sangat penting. ” ucap Amelia masih dengan nada serius.
“Terus apa?” tanya Zulfa
“Aku akan berpenampilan sederhana, setelah itu kamu antar aku ke pak er te sini. Kamu bilang aku adalah saudara kamu dari desa yang kecopetan saat di bis.” Ucap Amelia dengan suara yang sangat lirih.
“Dan kamu usahakan agar Pak Er te itu mau membuatkan kartu identitas buat aku. Kartu identitas sementara tidak masalah.” Ucap lirih Amelia lagi.
“Jadi kamu juga mau buat kartu identitas palsu.” Ucap Zulfa sambil menatap Amelia.
“Sudah tahu nanya.” Ucap Amelia sambil melempar bolpen yang ada di atas meja itu ke arah Zulfa.
“Okey lah besok aku antar kamu ke rumah Pak Er te. Kamu siapkan uang untuk pelicin pak er te.” Ucap Zulfa selanjutnya.
“Beres aku punya uang banyak dari temanku. Sampai pak er te kepleset pun bisa karena saking licin nya.” Ucap Amelia sambil tersenyum lalu membuka koper nya. Dan dia pun mulai berlatih untuk membuat penampilan barunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Kinay naluw
ulet bulu beraksi.
2023-07-31
2
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
amelia beraksi
2023-05-05
2