Beberapa menit kemudian mobil sudah memasuki halaman mansion Jonathan. Valexa dan Deondria masih tertidur pulas di pangkuan Vadeo.
“Ada mobil Tuan William.” Gumam Tuan Jonathan yang melihat mobil Sang besan terparkir manis di dekat pintu utama Mansion, Vadeo pun melihatnya. Mobil yang dikemudikan oleh Tuan Jonathan berjalan pelan pelan dan selanjutnya berhenti di belakang mobil Tuan William.
“Siap siap kamu kena semprot Mama Mertua.” Ucap Tuan Jonathan sambil mematikan mesin mobil nya. Setelah melepas sabuk pengaman, Tuan Jonathan segera membuka pintu mobil nya, dan setelah keluar dari mobil Tuan Jonathan membuka pintu belakang lalu meraih tubuh mungil salah satu cucu nya dan digendongnya. Vadeo pun menggendong yang satu nya dan segera keluar dari mobil. Mereka berdua lalu berjalan menuju ke pintu utama Mansion. Belum juga sampai di depan pintu utama, masih menaiki anak tangga teras. Pintu utama Mansion sudah terbuka dan muncul tiga sosok orang, yang tidak lain adalah Tuan William, Nyonya William dan Nyonya Jonathan.
“Bagaimana cucu cucu ku?” tanya mereka bertiga sambil berjalan keluar dari pintu utama Mansion dan menuruni anak tangga untuk menyambut cucu cucu nya.
“Apa mereka dibius?” tanya Nyonya William karena melihat cucu cucu nya lelap dalam gendongan Vadeo dan Tuan Jonathan.
“Kekenyangan perutnya.” Jawab Vadeo. Nyonya William dan Nyonya Jonathan pun meminta Valexa dan Deondria untuk digendongnya karena mereka berdua sudah sangat kangen dan mengawatirkan sejak tadi.
“Apa yang sakit pada mereka? Syukurlah tubuh nya baik baik saja.” Ucap Nyonya William sambil memeriksa tubuh Valexa yang sudah dia gendong. Vadeo pun menjawab jika Valexa dan Deondria baik baik saja.
Mereka semua masuk ke dalam mansion, menuju ke ruang keluarga.
“Oma William mari kita bawa mereka langsung ke kamarnya.” Ucap Nyonya Jonathan pada sang besan.
“Oma... Mama mana..” suara lirih Valexa dan Deondria yang mendengar saudara kembar nya mengucap kata Mama dia pun jadi terbangun.
“Mama mana..” suara Deondria juga yang sudah membuka mata nya.
“Mama kan sedang kerja.” Jawab Nyonya William dan Nyonya Jonathan.
“Atu mo itut Papa..” ucap Valexa yang matanya kini terbuka lebar.
“Atu duda..” ucap Deondria juga.
“Ganti baju dulu...” ucap Nyonya William dan Nyonya Jonathan secara bersamaan masih berjalan menaiki anak tangga.
“Didantiin Papa..” teriak Valexa dan Deondria.
Akhirnya Nyonya William dan Nyonya Jonathan pun sambil masih menggendong cucu cucu nya itu menuruni anak tangga lagi sambil menyuruh dua pengasuh si kembar untuk membawakan ganti baju nya.
Sementara itu Vadeo bersama Tuan Jonathan dan Tuan William sedang membahas tentang kedatangan Richie di Indonesia dan rencana mencari pengawal khusus buat Valexa dan Deondria.
“Kamu tanya Bule saja siapa yang paling tepat untuk menjadi pengawal Valexa dan Deondria. Cari dua orang pengawal.” Ucap Tuan William sambil menatap Vadeo. Dan sesaat kemudian Nyonya William dan Nyonya Jonathan datang sambil masih menggendong cucu cucunya.
“Pa... atu mau Om Yicado.” Ucap Valexa yang kini matanya sudah terbuka lebar dan bersemangat karena mendengar rencana mencari orang pengawal buat mereka.
“Iya Pa..” ucap Deondria pula. Para orang tua itu pun saling pandang. Sebab sudah tahu jika kedua cucu nya itu sudah punya kemauan pasti akan terus berusaha dikabulkan.
“Ya, semoga Om Richardo belum ada tugas lainnya.” Ucap Vadeo dan kedua anak nya pun kini sudah duduk di dekatnya dan tidak lama kemudian dua pengasuh nya datang sambil membawakan baju ganti. Satu pengasuh yang tadi bertugas menjemput tampak masih takut takut. Takut kena marah dari Vadeo dan dua Nona kecil nya.
Dan tidak lama kemudian ....
“Nanny itu tayo dibiyangi cama anak tecing dangan ngeyeng... beneng tan. Pak coping dadi cakit tan mobing na yusak..” teriak Valexa dengan lantang dan para orang tua menahan diri agar tidak tersenyum atau pun tertawa, sebab jika tidak mereka pun akan terkena marah oleh si Kembar.
“Iya Non, maaf besok lagi Nanny nurut pada omongan Nona.” Ucap sang pengasuh sambil menganggukkan kepala menatap Valexa.
“Iya kamu itu harus nurut pada anak kucing.” Ucap Nyonya William tanpa senyum an apalagi tawa, sambil menatap pengasuh lalu menatap kedua cucu nya yang mulai diganti baju nya oleh Vadeo.
“Butan anak tucing Oma tapi anak tecing..” ucap Deondria dengan nada tinggi.
“Oma itu ndak denge denan baik baik.” Ucap Valexa yang masih diganti baju nya oleh Vadeo.
Beberapa saat kemudian mereka berdua sudah berganti baju dengan rapi. Mereka pun duduk di samping kanan kiri Vadeo. Sesaat Vadeo teringat pesan dari Pak Dokter. Tangan Vadeo pun lalu terulur untuk memegang dahi ke dua anak nya.
“Nanny tolong ambilkan termometer buat test suhu Aca dan Aya.” Ucap Vadeo pada pengasuh yang sedang mengambil baju seragam Valexa dan Deondria. Sang pengasuh pun menganggukkan kepalanya dan segera melangkah untuk menjalankan perintah dari Vadeo.
“Apa mereka demam?” tanya dua pasang Opa dan Oma secara bersamaan.
“Tida ..” ucap Valexa dan Deondria sambil tangan mungilnya memegang dahi nya masing masing.
Vadeo sambil menunggu termometer dia mengambil hand phone dari saku kemeja nya, untuk menghubungi Richardo.
Vadeo mengusap usap layar hand phone nya untuk mencari nama kontak Richardo. Dan tidak lama kemudian dia melakukan panggilan suara pada nama kontak Richardo.
“Hallo Tuan Vadeo, apa yang bisa saya bantu?” suara Richardo di balik hand phone Vadeo.
“Do aku butuh pengawal buat Valexa dan Deondria, mereka berdua meminta kamu. Kamu tahu kan kalau mereka sudah meminta sesuatu harus dipenuhi.” Ucap Vadeo dengan nada serius.
“Tapi Tuan maaf saya masih ada tugas dan belum selesai kontrak kerja nya.” Jawab Richardo dengan nada menyesal.
“Apa benar benar tidak bisa?” tanya Vadeo masih mencoba melobby agar Richardo mau menjadi pengawal buat puteri puteri nya. Sebab sudah terbukti jika Richardo lah yang menjadi pahlawan sejak kedua puteri nya terbentuk.
“Maaf Tuan.” Jawab Richardo lagi dan Vadeo pun lalu memutus sambungan teleponnya. Ekspresi wajah Vadeo tampak sedih dan kecewa. Valexa dan Deondria pun kini tampak lemas dan raut wajahnya juga sedih dan kecewa.
Pengasuh yang tadi disuruh oleh Vadeo mengambil termometer sudah berdiri di dekat mereka, dia mengulurkan dua buah termometer itu pada Vadeo. Vadeo dibantu oleh Nyonya Jonathan memasang termometer pada tubuh Valexa dan Deondria.
Dan beberapa menit kemudian Vadeo terlonjak kaget. Sebab termometer itu menunjukkan angka di atas suhu normal.
"Baru saja tadi suhu tubuh mereka baik baik saja, kenapa sekarang suhu tubuh mereka tinggi." ucap Vadeo sambil mengamati dua termometer itu. Nyonya William dan Nyonya Jonathan pun segera mendekat dan memeluk Valexa dan Deondria dengan hati yang sangat kuatir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Nia Sulistyowati
tecing oma bukan tucing,kok ndak dengel baik baik oma itu jadi kena malah khan sama si twins
2024-02-15
0
Kinay naluw
lagian Oma kok gak paham bahasa twins.
2023-07-30
1
Lina aja
aduh c kembar bikin heboh di keluarga ini
2023-06-15
3