Saat Vadeo belum juga melakukan panggilan pada Oma Jo. Hand phone Vadeo sudah berdering dan di layar tertera nama kontak Oma Jo. Vadeo pun segera menggeser tombol hijau..
“Deo kamu segera ke rumah sakit. Tadi polisi menelepon kamu tapi hand phone mu sibuk.” Suara Oma Jo dengan nada khawatir di balik hand phone Vadeo.
“Siapa yang sakit Ma? Aku baru saja mau menelepon Mama apa Valexa dan Deondria sudah sampai Mansion.” Ucap Vadeo kini ekspresi wajahnya tampak kaku dan bingung.
“Hiks.. Hiks... kata polisi mobil menabrak pembatas jalan, terus mereka dibawa polisi ke rumah sakit milik polisi itu rumah sakit apa...Hiks.. Hiks... Pak sopir tidak bisa dihubungi sedang diperiksa.. Aku telepon Nanny malah dia tidak tahu katanya mereka terpisah.” Ucap Oma Jo dan sudah mulai terisak isak menangis membayangkan kedua cucunya yang sedang dalam masalah.
“Baik Ma, aku segera lihat mereka.” Ucap Vadeo tampak sedih dan Vadeo pun lalu memutus sambungan telpon dari Oma Jo sebab dia ingin segera ke rumah sakit untuk melihat kondisi kedua anaknya.
“Ada apa Deo?” tanya Opa Jo
“Mobil kecelakaan Pa.” Ucap Vadeo sambil menutup layar lap top nya.
“Aku ikut, biar kantor diurus Rio dan Raymond.” Ucap Tuan Jonathan sambil bangkit berdiri. Sekretaris Rio yang juga sedang berada di ruang itu tampak menatap Tuan Jonathan sambil menganggukkan kepala nya. Tuan Jonathan pun segera mengikuti langkah Vadeo yang sudah berjalan menuju ke pintu untuk keluar dari ruang kerjanya. Wajah Vadeo terlihat kusut, berkali kali dia mengusap wajah nya dengan kasar.
Beberapa menit kemudian Vadeo dan Tuan Jonathan sudah masuk ke dalam mobil. Vadeo pun segera menjalankan mobil nya dengan kecepatan penuh agar bisa sampai di tempat tujuan.
Akan tetapi saat memasuki di suatu ruas jalan Vadeo mengurangi kecepatannya. Dan mobil hanya bisa berjalan dengan pelan pelan.
“Apa kamu tidak bisa menambah kecepatan nya Deo. Aku sudah tidak sabar melihat kondisi kedua cucuku.” Suara Tuan Jonathan dengan tidak sabar.
“Pa, Papa lihat jalan kan macet.” Ucap Vadeo berusaha untuk bersabar sebab dia pun juga tidak ingin menjalankan mobilnya dengan kecepatan rendah.
“Apa yang terjadi kenapa mereka bisa kecelakaan.” Ucap Tuan Jonathan kemudian.
“Kata Mama mobil menabrak pembatas jalan, Pak Sopir tidak bisa dihubungi sedang diperiksa oleh Dokter.” Ucap Vadeo tanpa menoleh pada Tuan Jonathan, Vadeo menekan klakson agar mobil di depan nya cepat berjalan.
“Apa katanya? Bagaimana cucu cucuku kata nya?” tanya Tuan Jonathan
“Masih diperiksa semua.” Jawab Vadeo dan menjalankan mobilnya masih dengan kecepatan pelan pelan.
“Bagaimana kata Dokter?” tanya Tuan Jonathan lagi akan tetapi belum juga Vadeo menjawab terdengar suara dering hand phone yang berada di saku jas nya. Dengan segera tangan kiri Vadeo mengambil hand phone nya yang masih berdering itu. Dia khawatir jika polisi atau pihak rumah sakit yang menghubungi diri nya. Saat dilihat layar hand phone nya ternyata Nyonya William sang mertua yang menghubungi nya lewat panggilan suara.
Vadeo lalu menyerahkan hand phone nya pada Tuan Jonathan.
“Oma William.” Ucap Vadeo sambil mengulurkan hand phone nya pada Tuan Jonathan. Tuan Jonathan pun menerima hand phone itu dan segera menggeser tombol hijau untuk berbicara dengan sang besan.
“Deo bagaimana cucu cucuku? Kata Oma Jo mereka masuk rumah sakit karena kecelakaan. Apa kamu sudah mengabari Alexa....” suara keras Nyonya William di balik hand phone Vadeo yang dipegang oleh Tuan Jonathan
“Nyonya...” suara Tuan Jonathan
“Ehhh kok suara Opa Jo, apa aku salah pencet...” suara Nyonya William tampak takut takut, takut salah sambung.
“Tidak Nyonya, ini Vadeo sedang mengemudikan mobil, kami baru di dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Nyonya doakan saja semoga Valexa dan Deondria baik baik..” ucap Tuan Jonathan
“Ooo iya iya..” ucap Nyonya William
“Dan tolong jangan kabari dulu Alexa biar Dia tidak panik di sana..” ucap Tuan Jonathan lagi. Dan Tuan Jonathan pun memutus sambungan telepon.
“Kalau aku yang terima telepon nya, pasti mertuaku akan marah marah ke aku.” Ucap Vadeo sambil tangan kirinya memasukkan lagi hand phone ke dalam saku jas nya.
“Deo kamu itu gimana baru ditinggal Alexa sebentar saja cucu cucu ku sudah ada masalah, bagai cara kamu menjaga cucu cucu ku..” ucap Vadeo menirukan suara Nyonya William sang mertua. Tuan Jonathan yang mendengar ingin tersenyum namun saat mengingat kondisi kedua cucu nya yang belum pasti maka dia hanya diam dan ekspresi wajah nya datar datar saja.
Sementara itu di lain tempat. Amelia yang sudah mendapat informasi jika mobil yang membawa Valexa dan Deondria mengalami kecelakaan dan sudah ditangani oleh polisi. Tampak Amelia marah marah.
“Sial, gooblok benar membawa mobil saja tidak bisa. Aku gagal mendapatkan banyak uang. Uang sudah di depan mata melayang.” Ucap Amelia yang marah marah sendiri di dalam kamarnya. Amelia segera mengusap usap layar hand phone nya untuk menghubungi Richie, melaporkan berita terkini.
Dan tidak lama kemudian sambungan panggilan suara dengan Richie pun sudah terhubung. Amelia segera melaporkan jika mobil yang membawa Valexa dan Deondria yang sedang menuju ke lokasi hotel tempat Richie menginap mengalami kecelakaan dan sudah ditangani oleh Polisi.
“Apa? Sudah ditangani Polisi? Kenapa kamu terlambat menyampaikan kabar? Jika kamu menyampaikan saat mobil itu kecelakaan kita bisa segera mengambil kedua bocah itu dan kita bawa lari apa pun keadaan nya.” Ucap Richie dengan nada tinggi, marah, kesal dan kecewa.
“Iya Rich. Aku dapat berita dari orang suruhan juga sudah ditangan polisi mereka tidak ikut di dalam mobil yang membawa bocah itu.” Ucap Amelia yang tidak kalah kecewanya.
“Sial! Aku harus tinggalkan negeri ini dulu untuk sementara waktu.” Gumam Richie kemudian.
“Aku ikut Rich pasti polisi akan mencari kita.” Ucap Amelia dengan nada khawatir.
“Kita harus segera ke bandara sebelum polisi meminta keterangan pada mereka. Aku harus secepatnya ke luar dari hotel ini.” Ucap Richie lalu dia segera memutus sambungan teleponnya dengan Amelia.
Richie segera mengemasi barang barang nya. Wajahnya tampak menegang. Rencana yang sudah dia buat gagal.
“Hmmm tidak apa apa gagal sekarang, aku coba lagi lain waktu harus dengan rencana yang lebih rapi. Amel mungkin belum bisa mencari orang yang bisa diandalkan.” Gumam Richie dalam hati..
“Alexandria tunggu pembalasanku... Dan kamu Vadeo jangan senang senang dulu kamu dan usahamu yang makin sukses... semua kekayaanmu akan mengalir ke padaku ha.... ha.... ha.... kedua anakmu itu yang akan gunakan untuk mengalirkan kekayaanmu ke tempat ku ha... ha... ha...” suara Richie sambil tertawa terbahak bahak lalu dia menarik koper nya dan ke luar dari kamar hotel itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Nia Sulistyowati
dari pada sibuk buat celakain oranv,
gunakan waktumu buat kerja khan jadi bisa kaya dan aman,malah cari bahaya,,dasarrr
2024-02-15
1
Kinay naluw
ya kabur Sono yang jauh kalo perlu ke mars.
2023-07-29
2
Nit_Nit
duh mobilnya kecelakaan ya moga twins ga knapa napa
2023-05-04
4