Di lain tempat, Amelia yang sudah sampai di rumah nya. Dia segera masuk ke dalam kamar nya.
“Hmmm aku harus berpenampilan seperti apa?” gumam Amelia sambil membuka lemari nya dan memilih milih baju. Akan tetapi semua baju koleksi nya baju baju sexy dan bermerek. Amelia pun lalu menutup kembali pintu lemari nya, dia melangkah untuk mengambil hand phone yang masih berada di dalam tas nya yang berada di atas meja. Amelia yang sudah membawa hand phone itu lalu duduk di kursi dan setelahnya dia mengusap usap layar hand phone nya dia pun segera belanja on line memesan segala kebutuhan nya untuk mengubah penampilannya.
“Hmmm aku harus berhasil kali ini. Aku sudah lama menginginkan Vadeo akan tetapi sejak dulu hanya bisa melihat dari jauh kini mimpiku bisa menjadi kenyataan.” Gumam Amelia setelah selesai belanja on line sambil tersenyum senang.
“Aku dengar dari cerita cerita orang orang Jonathan Co, Vadeo mencintai Alexandria karena penampilan cupu Alexandria jaman menjadi sekretaris nya. Ha... Ha... Ha... kini aku pun akan melakukan strategi yang sudah dilakukan oleh Alexandria ha.. Ha... “ ucap Amelia lagi sambil tertawa senang.
“Aku tinggal nunggu barang pesanan datang dan setelah itu aku akan mencari tempat kost.” Gumam Amelia lalu dia terlihat berjalan menuju ke tempat tidur nya dan berbaring di sana sambil bermimpi bisa menjadi pengasuh di Mansion Jonathan dan bisa berada di dekat Vadeo papa dari si kembar.
Sementara mobil Vadeo sudah melaju dari rumah Pak Dokter pribadi keluarga William menuju ke mansion Jonathan. Kini Tuan Jonathan yang mengemudikan mobil nya, karena Vadeo masih sibuk dengan hand phone nya dia harus menjawab pertanyaan pertanyaan dari Oma Jo dan Oma William. Dan juga Vadeo menunggu kiriman data data tamu star hotel dari Pak Polisi. Vadeo duduk di jok belakang kemudi sebab biasanya salah satu anaknya minta duduk sendiri di jok di samping kemudi jika orang tua nya atau Opa nya yang mengemudikan mobil. Akan tetapi kini kedua bocah itu duduk minta duduk dipangku oleh Papa nya.
“Deo apa ke dua anakmu sudah makan siang?” tanya Tuan Jonathan tanpa menoleh.
“Udah Opa tadi dikaci pica cama bu poyici.” Saut Deondria dengan lantang. Sedang Valexa terlihat mengantuk dan menyandarkan tubuhnya di dada Papa nya.
“Tapi Opa yang lapar .... he.. he... “ ucap Tuan Jonathan sambil tertawa kecil.
“Mamping beyi baco duyu duda boyeh ..” ucap Deondria memberi usul. Vadeo hanya tersenyum saja sedangkan Valexa matanya sudah terpejam di dada Vadeo.
“Hmmm benar Ya, beli bakso dulu seger rasanya. Nanti makan beneran nya di mansion pasti Oma sudah menunggu. Tadi kamu bilang bakso perut Opa semakin lapar.” Ucap Tuan Jonathan lalu dia pun melajukan mobil nya menuju warung bakso langganan mereka.
“Opa harus nurut pada anak kecil ha... Ha.... Ha... ha... “ suara Opa Jo sambil tertawa bahagia dan terus melajukan mobilnya. Deondria pun tambah tersenyum senang.
Valexa yang tadi tertidur pun mulai terbangun sebab saudara kembarnya membangunkan dan mengatakan kalau mereka mau beli bakso. Setelah mobil terparkir tampak Tuan Jonathan dan Vadeo melepas jas nya agar terlihat lebih santai dan tidak panas nanti saat makan bakso.
“Papa mu pasti juga lapar.” Ucap Tuan Jonathan sambil keluar dari mobil. Vadeo keluar dari mobil sambil menggendong Valexa yang masih mengantuk sambil menggandeng tangan mungil Deondria yang berjalan penuh semangat. Sedangkan Tuan Jonathan sudah berjalan di depan untuk memesan bakso yang sudah diinginkan.
Tidak lama kemudian mereka sudah menikmati bakso pesanannya. Vadeo sambil makan bakso nya, dia juga harus membantu kedua anaknya. Dengan sabar Vadeo melakukan hal itu hingga beberapa orang yang melihatnya tampak kagum pada Vadeo dan gemas pada si kembar Deondria terlihat lebih banyak berbicara minta ini itu pada Vadeo sedangkan Valexa hanya diam saja menurut pada layanan Sang Papa mungkin karena mata nya masih mengantuk.
Saat mereka masih menikmati bakso, tiba tiba ada suara notifikasi masuk ke dalam hand phone Vadeo.
“Itu yang ditunggu Papa cudah macuk.. data dayi pak poyici.” Ucap Deondria sementara Vadeo belum mengambil hand phone di saku kemeja nya. Vadeo menatap Deondria sedangkan Deondria sudah kembali asyik menyendok bakso yang sudah dipotong potong kecil kecil oleh Vadeo.
“Anak anakku kenapa intuisi nya sangat tajam dan memiliki banyak kelebihan.” Gumam Vadeo dalam hati masih menatap dua anak nya yang sedang menikmati bakso, sambil dia mengambil hand phone di saku kemejanya. Vadeo pun segera mengusap usap layar hand phone nya untuk melihat kiriman yang masuk dan ternyata benar kiriman data daftar tamu star hotel.
Sesaat Vadeo membuka data itu dan mata nya membaca satu persatu daftar tamu star hotel dan saat membaca nama seseorang tiba tiba otot wajah Vadeo menegang.
“Richie Bach..” gumam Vadeo dengan geram.
“Papa tenal?” tanya Deondria sedangkan Valexa hanya diam sambil menyantap bakso nya mungkin dia masih mengantuk tetapi tergoda oleh bakso akibat rayuan saudara kembarnya.
“Rival bisnis Papa, dulu dia berniat jahat pada perusahaan Papa, lalu dia masuk penjara. Mungkin kini dia sudah keluar dari penjara.” Jawab Vadeo sambil ekspresi nya tampak berpikir keras.
“Oooo tayak Om Dastin.” Ucap Deondria sambil menatap Papa nya. Valexa dan Deondria memang sudah diajak untuk menjenguk Justin. Tuan dan Nyonya Jonathan masih rutin menjenguk Justin keponakannya itu dan beberapa kali mereka mengajak Valexa dan Deondria agar mereka tetap kenal dengan saudara nya.
“Tapi Om Justin udah ndak dahat kok.” Ucap Valexa dengan santai.
“Kalau sudah selesai makan bakso nya kita pulang.” Ucap Vadeo yang sudah tidak berselera makan. Dia tidak melanjutkan memakan bakso nya yang masih sepertiga porsi itu. Pikirannya kini pada keselamatan Anak anak nya dan isterinya.
“Hmm sekarang yang menjadi sasaran kejahatannya buah hati ku, permata hati ku. Tidak akan kubiarkan kamu menyentuh anak anakku Rich..” gumam Vadeo dalam hati.
Tuan Jonathan pun kini ekspresi wajah nya tampak menegang, meskipun sudah habis dua mangkok bakso gara gara mendengar nama Richie Bach wajah nya yang tadi sudah tampak terpuaskan kini pudar ekspresi wajah itu. Setelah membayar bakso mereka segera meninggalkan warung bakso itu, Vadeo mengendong kedua anak nya dengan posesif. Mereka pun segera masuk ke dalam mobil. Dan mobil pun segera melaju menuju ke mansion Jonathan.
“Aku harus mencari pengawal khusus buat Valexa dan Deondria.” Ucap Vadeo sambil mengusap usap kepala kedua anak nya yang kini sudah nyenyak tidur di dalam pelukannya mungkin kedua nya sudah kekenyangan perutnya.
Mobil terus melaju membelah jalan raya, Tuan Jonathan pun memutar otak memikirkan untuk penjagaan nya pada kedua cucu nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Nia Sulistyowati
suruh aja om richardo,,sang pamanjat pohon asem😁
2024-02-15
0
Kinay naluw
penjahatnya udah kabur.
2023-07-30
1
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
wah ketauan richie tunggu saja kamu pasti tertangkap lg👍🤣
2023-05-05
3