My Secret Lover
Seorang pria dan wanita tengah asik bercumbu. Pekerjaan mereka sedikit senggang, hingga akhirnya membawa mereka ke dalam ciuman yang panas. Percumbuan mereka sudah dimulai dari sepuluh menit yang lalu.
"Sshhh," desaah sang wanita.
Desaahan yang lolos dari mulut wanita yang sedang dicumbunya membuat gelora napsu semakin membara. Tangan si pria dengan lihai membelai paha sedangkan tangan satunya lagi membuka kancing baju wanita tersebut.
Tak tinggal diam, si wanita juga melakukan hal yang sama. Dia bahkan sudah mulai meremas kejantanan milik pria yang bercumbu dengannya.
Sheeva membuka pintu ruang kerja Amaar secara perlahan. Saat masuk ke dalam, Sheeva membelalakan matanya melihat apa yang terjadi di sana. Tangannya mengepal dengan kuat, rahangnya mengeras.
"Amaar, Amora!" teriak Sheeva lantang dengan amarah yang membara.
Amaar, calon tunangannya itu tengah bercumbu dengan wanita lain. Wanita tersebut yaitu Amora, yang tak lain adalah sekretaris pribadi Amaar. Bagaimana tak kaget, Sheeva melihat dengan mata kepalanya sendiri pakaian Amaar dan Amora hampir terlepas dari tubuhnya masing-masing.
Sheeva berjalan tergesa masuk ke dalam ruangan. Napas wanita itu tersengal hebat melihat calon tunangannya tengah bercumbu mesra dengan wanita lain.
"Gila ya, kalian selingkuh di belakang gue!" seru Sheeva. Tatapan mata tajam bagai seekor burung elang yang sedang mengintai mangsanya.
"Apaan sih, berisik banget!" timpal Amora dengan santai, seraya merapikan bajunya yang berantakan.
Setelah bercumbu dengan calon tunangan Sheeva, Amora sama sekali tak terlihat merasa bersalah. Justru, wanita seksi itu tampak tenang. Dia melihat ke arah Sheeva dengan tatapan menantang.
"Heh, lo murahan banget, ya. Mau-mau aja sama calon tunangan orang!" bentak Sheeva.
"Cowok lo aja mau sama gue, masa iya mesti gue tolak. Makanya, kalau punya cowok dijaga jangan sampai direbut wanita lain." Tersenyum smirk mencoba memprovokasi Sheeva.
"Dasar gatel, murahan, lo cocoknya temenan sama ulat," timpal Sheeva.
"Jaga mulut lo!" bentak Amora. Dia sama sekali tidak takut pada wanita yang ada di depannya. Sekalipun Sheeva adalah calon istri dari pemilik perusahaan, dia tak akan gentar sedikit pun.
"Lo yang jaga mulut, bukan gue! Udah kegatelan, enggak tahu diri! Lo sadar enggak kalau cowok yang lo embat itu calon tunangan gue."
Dengan santai Amora menjawab, "Bodo amat. Emang gue pikirin!"
Sheeva dan Amora beradu mulut, keduanya tak ada yang mau mengalah. Sheeva mengamuk, bahkan hendak menampar Amora, tetapi Amaar menahannya. Sheeva semakin geram, karena Amaar membela sekretaris pribadinya.
"Jangan pernah menyentuh Amora, Va!" sergah Amaar sambil mencekal pergelangan tangan Sheeva yang hendak melayangkan tamparan di wajah sang sekretaris. Lantas pria itu menepis tangan Sheeva dengan kasar.
"Aku akan laporkan perbuatan bejat kamu ke keluarga kita!" ancam Sheeva dengan wajah merah padam. Dada wanita itu kembang kempis menahan amarah yang telah meledak-ledak.
Amaar tersenyum smirk. "Aku rasa itu hanya sia-sia, Sheeva," timpal pria itu. Tidak ada rasa takut sama sekali terpancar dari sorot mata pria itu.
"Aku akan bilang kalau kamu selingkuh, bercumbu dengan wanita lain di belakangku," tambah Sheeva.
Amaar tampak diam sejenak, dia mendengarkan ancaman yang dilontarkan oleh calon tunangannya. Sheeva merasa kalau Amaar sekarang sudah mulai takut dengan ancamannya. Namun, ternyata tidak, Amaar malah tersenyum lebar seraya menatap ke arah Sheeva.
"Silakan saja, aku yakin tidak akan ada yang percaya. Mereka akan menganggap kamu pembual karena tidak ada bukti yang jelas," ucap Amaar.
Wajah Sheeva semakin memerah, dia marah. Sheeva hanya kasihan pada mamanya karena telah berbaik hati pada calon menantu sebrengsek Amaar. Apa yang dikatakan oleh Amaar ada benarnya, keluarga mereka pasti tidak ada yang percaya karena tidak ada barang bukti.
"Emang cocok banget kalian, sama-sama berengsek!" ujar Sheeva menatap kedua orang yang ada di hadapannya.
Amora dan Amaar seolah menganggap Sheeva angin lalu. Mereka bagaikan iblis yang tak peduli perasaan Sheeva saat ini.
"Sampah!" ujar Sheeva sambil menyenggol pundak Amora kencang hingga tubuh sang sekretaris sedikit bergoyang ke sebelah kanan.
Niat hati memberi titipan bekal makan siang untuk Amaar, Sheeva justru terkejut akan perbuatan calon tunangannya yang tega selingkuh di belakangnya. Dia berlalu begitu saja meninggalkan Amaar dan Amora yang tengah menatap aneh kepadanya. Kalau bukan karena dipaksa Salwa, dia pun tak sudi berada dalam satu ruangan sama dengan dua manusia sialan itu.
"Emang sialan mereka berdua! Kalau gue enggak datang hari ini pasti enggak akan tahu bagaimana prilaku Amaar yang sesungguhnya," kata Sheeva lirih.
Sheeva mempercepat langkah kakinya menuju parkiran. Dia segera masuk ke dalam mobil dengan kekesalan dan amarah yang menggebu-gebu. Sheeva mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Amora pasti mau balas dendam ke gue karena dulu waktu SMA, dia selalu berada di urutan kedua setelah gue. Ah, awas aja lo, Amora. Gue enggak bakalan biarin lo menang dari gue!" teriak Sheeva di dalam mobil.
Jalanan cukup senggang, Sheeva bisa lebih leluasa melajukan mobilnya dengan kencang. Di sepanjang perjalanan, Amora dan Amar terus disebutnya. Sheeva tidak fokus berkendara, hingga akhirnya dia menabrak seseorang.
"Astaghfirullah!" pekik Sheeva kaget. Kakinya yang jenjang menginjak pedal rem dalam-dalam.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
$uRa
salam..baca ahh
2023-06-01
0