After Engagement Party

Para tamu undangan satu per satu mulai berpamitan. Salwa berterima kasih dan meminta maaf atas acara pertunangan anaknya yang berakhir batal. Para tamu sama sekali tak masalah akan hal itu. Mereka mengerti suasananya.

"Semoga Sheeva dapat yang lebih baik."

"Dia tidak pantas dengan lelaki brengsek seperti Amaar."

"Sabar, ya. Putrimu cantik, baik, berhak mendapatkan yang baik juga."

Begitulah ucapan teman-teman Salwa dari kalangan bisnis yang datang. Mereka merangkul Salwa seraya memberikan semangat dan memintanya untuk sabar. Sheeva merupakan anak yang baik, berhak mendapatkan yang baik juga.

Para tamu undangan dari kalangan artis juga menghampiri Sheeva. Mereka mendoakan yang terbaik untuk Sheeva ke depannya. Sheeva tersenyum dan berterima kasih menanggapinya.

"Gue yakin lo bakalan dapet yang tajir melintir lebih dari Amaar," ucap salah satu teman artisnya.

"Paling penting baik, enggak main sana-sini," timpal yang lain.

"Aamiin," jawab Sheeva seraya tersenyum lebar.

"Gue balik dulu, ya. Sampai ketemu di lokasi besok!"

Sheeva mengangguk, dia senang banyak yang mendoakannya. Teman-teman dari kalangan artis pun sudah berpamitan semua. Tampak papa Amaar berbincang terlebih dahulu dengan Damian. Setelahnya, Amaar dan papanya berpamitan.

Sebelumnya, papa Amaar sempat menoleh terlebih dahulu pada Sheeva. Dari raut wajahnya terlihat sedih dan merasa bersalah. Sheeva merasa kasihan pada papa Amaar, pria tua itu harus menanggung malu atas perbuatan yang dilakukan oleh anaknya.

"Selamat, ya!" ucap Mila menghampiri Sheeva.

"Terima kasih," jawab Sheeva seraya memeluk Mila.

Mila berpamitan karena ada acara dengan keluarganya. Sheeva tak masalah akan hal itu, dia mengizinkan Mila pulang sama seperti para tamu lainnya. Sementara Damian dan Salwa, mereka berdua masuk ke dalam rumah. Sheeva juga mengerti akan perasaan orang tuanya saat ini.

Sheeva tersenyum, wajahnya tampak terlihat bahagia. Ya, Sheeva bahagia karena merasa puas telah membongkar kebusukan Amaar di depan semua orang. Meskipun Sheeva tak tega dengan papa Amaar, tetapi dia memang harus melakukannya. Sheeva tak mau jatuh ke tangan orang yang salah.

Azam melihat Sheeva tersenyum begitu lebar. Dia turut berbahagia atas pencapaian Sheeva mengungkap kebenaran itu. Azam senang karena majikannya tidak perlu menikah dengan seorang playboy yang sering menebar benih di mana-mana.

"Akhirnya berhasil juga," ucap Azam.

Azam menghampiri Sheeva yang masih berdiri di dekat panggung. Sheeva memperhatikan pihak event organizer yang sedang mencopot dekorasi. Azam menepuk pundak Sheeva perlahan.

"Selamat, ya," ucap Azam.

Sheeva menoleh ke arah Azam lalu tersenyum. "Terima kasih."

"Gimana perasaannya?" tanya Azam.

"Rasanya senang sekali. Semua orang jadi tahu seperti apa Amaar sebenarnya, Mas," jawab Sheeva.

"Aku juga senang karena majikanku tidak akan jatuh pada pria playboy seperti Amaar," timpal Azam.

Sheeva terkekeh pelan mendengarnya. Dia berjalan menuju meja yang tersedia banyak makanan. Azam mengikuti Sheeva, mereka mengobrol ringan.

Sheeva mengambil minuman dan makanan, lalu berjalan menuju bangku yang ada di pojok. Azam juga melakukan hal yang sama, dia terus mengikuti Sheeva. Mereka kini duduk di pojok bangku taman seraya memakan makanannya.

"Minumannya enak," komentar Azam.

"Iya, aku suka minumannya," timpal Sheeva.

Azam dan Sheeva memang mengambil jenis minuman yang sama. Minuman itu merupakan salah satu minuman yang disukai oleh Sheeva. Sementara Azam dia hanya ikut-ikutan mengambil minuman itu dan ternyata rasanya enak.

"Baru pertama kali minum?" tanya Sheeva.

Azam mengangguk. "Iya, ikut kamu yang ambil ini," jawab Azam seraya mengangkat minuman dalam genggamannya.

Sheeva kembali melanjutkan memakan makanannya. Azam juga demikian, sesekali dia melirik ke arah Sheeva. Tak terasa makanan yang diambil oleh keduanya pun telah habis.

"Ayo, kita ambil lagi!" ajak Sheeva.

Azam sempat terkejut dibuatnya. Namun, Sheeva menarik Azam untuk kembali ke tempat meja tadi dan mengambil makanan lagi. Azam tidak bisa menolak, dia menuruti perintah Sheeva. Lagi pula makanannya enak-enak, tak masalah kalau nambah banyak.

"Kalau kamu kuat, habiskan saja semuanya, Mas," ucap Sheeva.

"Boleh, asal berdua sama kamu," celetuk Azam membuat Sheeva tersipu malu.

Setelah mengambil kembali makanan, Sheeva dan Azam kembali duduk di pojok bangku taman tadi. Keduanya makan seraya berbincang hangat. Dari perbincangan itu, Sheeva baru tahu kalau ternyata semua yang terjadi hari ini ada campur tangan sopir pribadinya.

"Terima kasih ya, Mas, kamu sudah bantu aku mengungkap Amaar dan Amora," ujar Sheeva.

"Sama-sama," jawab Azam seraya tersenyum.

Sheeva senang karena Azam ternyata tidak hanya mengantarnya saja, tetapi juga membantunya dalam masalah ini. Namun, dia penasaran bagaimana Azam bisa mendapat bukti rekaman antara Amaar dan Amora yang sedang memadu kasih.

Sheeva menatap Azam dengan lekat, dia harus menanyakannya secara langsung. Apa pun itu, Sheeva tak mau ada hal yang mengganjal dalam pikirannya. Azam menaikkan alisnya sebelah seolah bertanya apa yang terjadi pada Sheeva.

"Kamu dapat video rekaman Amaar dan Amora dari mana?" tanya Sheeva.

Azam menelan salivanya kasar. Dia sudah tahu kalau Sheeva akan menanyakan hal itu padanya. Sebelumnya, Azam memang sudah memprediksi munculnya pertanyaan tersebut. Tentu saja Azam sudah mempersiapkan jawabannya.

"Mas Azam, jawab!" ucap Sheeva tak sabar.

"Ah, itu," jawab Azam seraya tersenyum.

"Habiskan dulu makanannya!" perintah Azam.

Anehnya saat ini Sheeva tak merasa kesal. Dia malah menuruti perintah Azam untuk menghabiskan makanannya terlebih dahulu. Azam terkekeh menatapnya, seperti itukah wanita kalau sedang bahagia?

"Sudah selesai. Jadi jawab pertanyaannya!"

"Jadi itu semua berkat bantuan temanku yang bekerja di hotel tempat Amaar menginap," jawab Azam.

"Ah, jadi teman kamu bekerja di sana?" tanya Sheeva.

Azam mengangguk seraya tersenyum. Sheeva mangut-mangut tanda mengerti. Wanita itu percaya begitu saja terkait apa yang dikatakan oleh Azam. Sheeva sama sekali tak menaruh curiga pada sopir pribadinya itu.

"Kenapa kamu bantu aku dalam masalah ini?" tanya Sheeva yang masih penasaran.

"Kamu membantuku untuk mendapatkan pekerjaan dan memperlakukanku dengan baik. Jadi, aku rasa kamu juga perlu dibantu. Kamu orang baik, berhak mendapatkan yang baik juga. Sudah aku bilang, aku tidak mau majikanku jatuh ke tangan playboy seperti Amaar," jawab Azam panjang lebar.

Sheeva menatap Azam dengan senyuman mengembang. Namun, air matanya tampak berkaca-kaca, dia merasa terharu atas apa yang dilakukan oleh Azam. Sheeva senang karena orang-orang terdekatnya selalu mendukung dan membantunya.

"Terima kasih, ya. Aku benar-benar senang hari ini," ucap Sheeva.

"Boleh aku hitung berapa kali kamu mengucapkan terima kasih?" tanya Azam.

Sheeva terkekeh dibuatnya. Kalimat itu hampir sama seperti apa yang diucapkan oleh Sheeva pada Azam beberapa waktu lalu. Sheeva tersipu malu, wajahnya terlihat merona. Azam merasa gemas dibuatnya.

'Kecantikanmu berkali lipat jika sedang tersenyum, Mbak.'

...***...

Terpopuler

Comments

Ulfah Putri

Ulfah Putri

kaya nya Azzam orang kaya deh yg nyamar jadi orang biasa

2023-05-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!