“Siapa yang mengkhawatirkanmu? Kalau kamu mati, aku harus mencari calon istri yang baru. Sangat merepotkan,” ketus Pram dengan ketus. Namun, tiba-tiba ia mengeluarkan sebuah sapu tangan dan menyodorkannya kepada Freya.
Freya terbengong, lalu menyadari apa maksud pria itu. Ia menerima sapu tangan itu dengan ragu. Kainnya terasa sangat halus dan lembut, pasti sangat mahal. Ia melirik Pram, apa pria itu sungguh-sungguh memberikan sapu tangan itu kepadanya. Akan tetapi, wajah pria itu terlihat sedingin es sedang menatap di kejauhan, entah sedang melihat apa.
Freya melipat sapu tangan itu dan menekan luka di kepalanya. Ekspresi wajahnya terlihat buruk. Meski memberikan sapu tangan untuk membalut lukanya, ucapan macam apa itu tadi? Mana ada calon suami yang bermulut tajam seperti Pak Muda Antasena ini?
Oh, iya, dirinya hampir lupa bahwa pernikahan mereka hanya pura-pura! Mungkin kalau dirinya benar-benar mati, pria itu akan kerepotan mencari pengganti dalam waktu singkat.
Tak lama kemudian, terdengar deru suara helikopter mendekat. Freya mendongak dan mencari sumber suara. Di kejauhan, baling-baling yang berputar cepat membuat debu dan daun-daun kering beterbangan. Freya buru-buru menunduk, menutupi wajahnya dengan lengan kanannya.
Melihat hal itu, Pramudya diam-diam bergeser maju dua langkah dan menutupi Freya dengan tubuhnya sendiri.
Freya yang tidak lagi merasakan sapuan angin segera menurunkan tangannya, lalu tertegun melihat pria yang baru saja melontarkan kata-kata tajam itu sedang mengahalangi angin di depan tubuhnya.
Ia terbengong lagi, menatap punggung kokoh yang entah bagaimana memberikan rasa hangat dan aman. Emosi yang kompleks melintas di bawah matanya. Tanpa sadar keningnya berkerut dalam-dalam. Ia tidak dapat memahami temperamen Pak Muda Antasena ....
“Apakah sangat sakit?” tanya Pramudya ketika melihat Freya mengernyit. Alisnya ikut berkerut hingga muncul guratan-guratan halus di keningnya.
“Tidak,” jawab Freya cepat. Ia tidak mau salah paham mengira pria itu sedang perhatian dan membuatnya diejek lagi.
Anehnya, mendengar jawaban itu justru membuat Pram semakin kesal. Gadis bodoh itu jelas-jelas sedang kesakitan, berpura-pura kuat untuk mengecoh siapa?
Ia menarik tangan Freya dan berjalan menuju helikopter, membantunya naik dan memakai headshet untuk alat komunikasi. Semuanya dilakukan tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Freya. Ia lalu segera meminta pilot untuk membawa mereka ke rumah sakit.
Freya hanya diam saja. Terserah pria itu mau berbuat apa. Toh, ia tahu, melawan pun hanya akan sia-sia saja. Pria arogan itu hanya akan melakukan apa yang diinginkannya.
Sepanjang perjalanan, kedua orang itu membisu. Masing-masing menatap keluar jendela pada sisi yang berlawanan. Freya diam-diam memijit pergelangan tangannya yang terasa sakit. Bajingan itu menyeretnya seperti patung, mencengkeram tangannya dengan sangat erat dan menariknya seperti anak kecil. Sakit sekali.
Hari ini benar-benar sial. Mungkin aku harus pulang dan mandi kembang tujuh rupa sebelum tidur agar tidak selalu sial. Sukur-sukur bisa melepaskan diri dari bajingan ini. Hah ... sangat menyesal .... benar-benar menyesal ....
Pram menoleh untuk memeriksa keadaan gadis di sebelahnya. Namun, sebelum ia membuka mulut untuk bertanya, ia melihat gerakan gadis itu yang sedang mengurut pergelangan tangannya pelan-pelan. Ia menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Sepertinya itu karena perbuatannnya. Tadi pasti ia terlalu keras menarik tangan calon istrinya itu.
Freya tersentak dan terkejut ketika merasakan telapak tangan yang kuat dan hangat menyapu punggung tangannya. Ia menoleh dengan cepat dan ingin menarik tangannya, tapi telapak tangan pria itu menahannya sehingga tidak bisa bergerak.
“Maaf, aku tidak sengaja.” Pramudya melengos, menahan tangan Freya di pahanya dan memijit pergelangan tangannya dengan hati-hati.
Freya tercengang untuk waktu yang cukup lama. Pria arogan ini, bos galaknya ini ... baru saja meminta maaf? Apakah dirinya sudah mati dan sampai di surga? Atau telinganya sudah rusak akibat terguncang di dalam mobil yang terbalik tadi? Atau ia sedang pingsan dan bermimpi aneh karena terlalu lelah?
Akan tetapi, rasanya terlalu nyata. Jelas-jelas bukan mimpi.
Freya menatap sisi wajah Pram untuk waktu yang cukup lama. Sebenarnya, bagaimana karakter pria ini? Mengapa dia sangat sulit ditebak? Ketika dia mencoba menghiburnya, pria itu justru mengucapkan kalimat yang membuat sakit hati. Detik berikutnya, dia menunjukkan perhatian dalam tindakan yang akan membuat hati siapa pun terasa hangat.
Pria ini ... sangat berbahaya ....
Freya mengalihkan pandangannya. Pramudya Antasena terlalu berbahaya, tidak baik untuk akal sehatnya. Ia harus lebih sering menghindari interaksi dengan pria itu di masa depan.
“Masih sakit?” tanya Pram.
Freya menggeleng dan menarik tangannya dengan hati-hati. Ia sudah bertekad untuk mengurangi interaksi atau kontak apa pun dengan pria ini.
Pramudya menoleh. Ia merasa sedikit aneh karena gadis konyol di sampingnya itu mendadak jadi pendiam. Apakahnya lukanya terasa sangat sakit?
“Cepatlah, kenapa lama sekali?” desak Pramudya kepada pilot.
“Sebentar lagi sampai, Pak.” Diam-diam pilot mengeluh dalam hati, ini sudah batas kecepatan maksimal, mau lebih cepat bagaimana lagi?
Untung saja mereka memang tiba di rumah sakit tak lama kemudian. Pramudya membantu Freya turun dan memapahnya menuju perawat yang telah menunggu. Ia membantu gadis itu duduk di kursi roda, lalu mengikutinya hingga ruang perawatan.
“Maaf, Pak Pramudya, Anda hanya bisa mengantar sampai di sini. Kami akan merawat Nona dengan baik,” ucap sang perawat dengan hormat. Rumah sakit itu adalah salah satu milik Antasena Group. Semua pekerja di sana mengenal Pramudya Antasena dengan baik. Oleh sebab itulah mereka sangat hormat dan sopan.
Pramudya hanya mengangguk ringan dan duduk di kursi yang berderet di lorong itu. Di bawah cahaya penerangan lampu rumah sakit yang terang, tadi ia bisa melihat luka di sekujur tubuh Freya. Kulit kepalanya pasti robek. Ada memar di pelipis dan luka gores di pipinya. Celana jeansnya koyak dari mata kaki kanan sampai betisnya. Ada juga luka gores yang terlihat cukup dalam. Sial. Ia justru menyeret gadis itu sepanjang jalan menuju helikopter tadi.
Gadis konyol itu, keras kepala sekali! Kenapa tidak menangis atau mengatakan bahwa kakinya terluka?
Pramudya merasa kesal entah kepada siapa.
“Pram!” Suara Bayu terdengar dari ujung lorong. Dia berlari dan menghampiri Pramudya, berjongkok dan memeriksa sekujur tubuh sahabatnya itu dengan teliti.
“Sial, lukamu begini banyak. Kenapa hanya duduk melamun di sini?” Bayu memarahi Pramudya dengan kesal. Pria itu bisa-bisanya duduk dengan santai dengan darah yang merembes dari pakaiannya.
Pramudya menunduk, mengamati kemeja hitam yang tampak basah. Warna gelap menyamarkan darah, tapi bau anyir yang khas itu tidak dapat ditutupi. Tadi ia menggunakan tubuhnya untuk melindungi Freya, tubuhnya juga terluka, tapi ia tidak menganggapnya serius.
Tubuhnya lebih tahan banting dibandingkan dengan gadis tengil itu. Lihat saja mulutnya yang cerewet mendadak diam karena menahan sakit. Memikirkannya saja sudah membuat Pram kembali emosi. Dasar gadis bodoh.
“Pram? Kamu baik-baik saja? Kenapa diam?” tanya Baru dengan cemas.
“Bukan luka serius,” gumam Pramudya acuh tak acuh.
Bayu mengabaikan ucapan sahabatnya itu. Apanya yang bukan luka serius? Bagaimana kalau gegar otak karena terbentur?
Bayu menoleh kepada pengawal yang mengikutinya dan berseru, “Cepat panggilkan dokter!”
“Baik, Pak.” Salah satu dari pengawal itu bergegas pergi dan melakukan perintah Bayu.
“Maaf, aku terlambat. Aku juga dihadang di jalan, jadi tidak bisa langsung mendatangimu. Aku langsung ke sini secepat yang aku bisa,” jelas Bayu dengan perasaan tertekan.
“Hm. Cari tahu siapa pelakunya.” Pramudya mengangguk sekilas. Ia sudah tahu hal itu dari pesan yang dikirimkan oleh anak buahnya sebelumnya.
Aura pembunuhan terpancar dari tubuhnya. Siapa pun orang yang berani menyinggungnya harus mati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih
2024-02-14
1
VS
iya Fre sangat berbahaya.. bahaya untuk jantung.. bahaya untuk akal sehat..
2024-02-14
0
VS
di awal cerita nya sdh tegang, berasa duduk bareng dalam mobil
2024-02-12
1