Freya menatap ponselnya dengan gelisah. Sebuah panggilan dari nomor tak bernama membuat jiwanya hampir terlepas begitu saja dari tubuhnya. Jika bukan karena dua pesan sebelumnya yang memberitahukan siapa pemilik nomor itu, ia pasti sudah akan mengabaikannya. Namun, dua pesan yang masuk lima menit yang lalu jelas-jelas mengancamnya, memaksanya untuk mendatangi lokasi yang dikirimkan dalam pesan itu dalam tiga puluh menit.
Ya, siapa lagi pemilik nomor itu kalau bukan sang CEO galak yang arogan, dingin, dan lintah darat itu?
Huh!
Mentang-mentang dia memiliki akses atas data karyawan, lalu seenaknya mengirim pesan dan meneror seperti itu? Benar-benar suka menindas!
“Freya, siapa yang menelepon? Kenapa tidak kamu angkat?” tegur Doni, rekan satu shift Freya malam itu.
“Salah sambung. Biarkan saja,” jawab Freya asal sebelum menata minuman di atas nampan dan membawanya ke meja nomor tujuh.
Freya meninggalkan ponselnya begitu saja di dalam laci meja kasir. Biarkan saja pria itu menelepon sampai ponselnya meledak. Waktu kerjanya baru akan habis dua jam lagi.
Memangnya hanya dia yang sibuk? Huh. Pekerjaan ini sama pentingnya dengan kontrak ribuan dollar yang biasa dia tandatangani, oke?
Freya tidak ingin kehilangan pekerjaan sampingannya hanya karena akan menikahi seorang milyuner. Bagaimana kalau pria itu mencampakkannya sehari setelah pernikahan? Siapa yang akan membayar biaya hidupnya? Sewa tempat tinggal di ibu kota sangat mahal!
Sambil mengomel dalam hati, Freya terus membuat dan mengantarkan pesanan ke meja para pelanggan. Dengan dibantu oleh Doni, pekerjaannya tidak terasa berat. Apalagi mereka telah bekerja sama cukup lama sehingga telah saling memahami satu sama lain.
Freya sedang membuat segelas vanilla late ketika tiba-tiba Doni menghampirinya dengan wajah panik.
“Freya, apakah kamu berutang kepada renternir? Ada orang-orang dengan wajah seram di depan. Mereka sedang mencarimu!”
“Hah?” Freya terbengong sesaat, lalu menatap ke depan. Kaca jendela yang transparan membuatnya bisa melihat dengan cukup jelas siapa orang-orang yang dimaksud oleh Doni.
“Astaga, mati aku! Kenapa dia bisa ke sini?!” Freya panik dan tidak sengaja menumpahkan vanilla late yang siap dihidangkan. Tangannya gemetaran dan wajahnya memucat, membuat Doni semakin yakin bahwa orang-orang di luar itu adalah preman yang ingin menagih utang.
“Berapa utangmu kepada mereka? Katakan, aku akan membantu membayarnya,” ucap pria itu dengan gugup. Tidak mungkin utangnya sampai ratusan juta, ‘kan? Doni diam-diam menelan ludah. Biarpun sampai ratusan juta, ia rela membayarkannya. Anggap saja sebagai uang muka untuk mas kawin. Wajah pria itu lalu memerah karena pemikirannya sendiri.
“Ini lebih menakutkan dari utang,” ucap Freya yang tidak tahu harus melakukan apa. Bagaimana pria itu bisa menemukan tempat kerjanya? Kemampuannya sangat mengerikan!
“Lebih menakutkan dari utang?” Doni tertegun. Apa yang lebih menakutkan dari utang? Keningnya berkerut dalam. Tak lama kemudian, sepasang matanya membola. Penculik! Orang-orang itu pastilah mafia yang suka menculik gadis-gadis cantik dan menjualnya kepada pria hidung belang!
“Apakah orang-orang itu ingin menculikmu?” Doni menarik tubuh Freya dan menghalanginya dengan tubuhnya sendiri. “Tenang saja, aku tidak akan membiarkan mereka membawamu pergi!”
Freya terkejut sesaat, kemudian segera menyadari apa yang dipikirkan oleh Doni. Ia mengulurkan tangan untuk memukul bahu pria itu sambil memarahinya, “Apa yang kamu bicarakan? Imajinasimu terlalu berlebihan! Berhenti membaca manga di aplikasi online!”
“Ck ... ck ... ck ... tidak kusangka nyali seorang gadis kecil ternyata sangat besar. Calon suamimu sudah hampir meledak karena emosi di dalam mobil, tapi kamu malah tarik-tarikan dengan sangat mesra dengan selingkuhanmu di sini. Tidak ingin nyawamu lagi kah?”
Seluruh tubuh Freya menegang ketika mendengar suara yang sedikit familier itu. Dengan takut-takut ia melongok dari balik tubuh Doni. Ternyata benar, itu adalah Pak Bayu yang memanggilnya dari kantin tadi siang.
Freya maju satu langkah dan bermaksud untuk menjelaskan, “Itu ... Pak ... saya ... waktu kerja saya masih ada satu jam lagi. Kalau pergi begitu saja, saya akan dipecat ....”
Bayu mencibir. “Kamu pikir kamu tidak akan dipecat dari Antasena Group kalau tidak pergi sekarang?”
Freya mematung. Ia menggigit bibirnya dan membuat kalkulasi dalam hati. Setelah dipikir-pikir, gaji dari Antasena Group lebih besar. Apakah dia lebih memilih pekerjaan di sana atau di kafe ini? Jawabannya sudah jelas. Lagipula, barangkali besok ia masih bisa mendatangi pemilik kafe dan memohon dengan wajah memelas. Semoga saja sang pemilik sedang berbaik hati dan membiarkannya tetap bekerja.
Setelah menimbang dan memutuskan, Freya melepaskan apron dan menyerahkannya kepada Doni. Ia mengambil ponsel di dalam laci dan tas ranselnya di bawah meja, kemudian menatap Doni dengan sungguh-sungguh dan berkata, “Maaf, aku merepotkanmu hari ini. Nanti kalau sudah gajian kutraktir makan siang. Oke?”
Doni yang masih terkejut atas pernyataan tamu tak diundang mereka mengenai calon suami yang menunggu di dalam mobil masih belum memberikan reaksi apa pun.
Sampai akhirnya ketika melihat Freya hendak masuk ke mobil Lexus hitam yang parkir di luar, ia melompat dan berseru, “Freya! Siapa calon suamimu? Kenapa tidak memberitahukannya kepadaku? Aaah ... Freya! Jangan tinggalkan aku!”
Freya memijit keningnya yang mendadak pening. Semua pelanggang dalam kafe menatap ke arahnya dengan ekpresi yang sangat kepo. Mereka seolah sedang menonton pertunjukan drama yang seru. Dan sialnya sang pemeran utama adalah dirinya. Sungguh sangat memalukan. Bagaimana ia harus mengangkat wajah untuk menatap para pelanggannya kelak? Benar-benar menjengkelkan.
“Ng ... itu ... saya ....” Freya terpaku di depan pintu mobil yang terbuka. Ia tidak tahu harus duduk di mana? Haruskah bersebelahan dengan CEO galak itu?
“Masuklah. Kesabaranku tidak banyak.” Suara sedingin es yang datang dari dalam mobil membuat Freya langsung melompat masuk tanpa bertanya lagi.
Di belakangnya, Bayu hanya bisa mendesah ringan dan masuk ke mobilnya sendiri. Calon istri sahabatnya itu memang sangat bernyali besar. Mungkinkah nyawanya ada sembilan?
Apakah dia tidak tahu kalau temperamen Pram sama sekali tidak baik? Kesabaran pria itu hanya setebal seutas benang!
Adalah sebuah keajaiban Pramudya Antasena masih bersedia datang menjemput dan menunggu di dalam mobil. Bayu sedikit heran dengan kesabaran Pram dalam menghadapi gadis konyol yang menjadi calon istrinya itu. Jika itu orang lain yang membuat Pramudya menunggu, mungkin altar leluhurnya pun sudah diratakan dengan tanah.
Iring-iringan mobil itu akhirnya meninggalkan kafe, meninggalkan semua pelanggan dengan raut wajah masih penasaran dan Doni yang masih berdiri di depan pintu seraya menatap kepergian Freya dengan tak percaya.
Ia sama sekali tidak percaya Freya akan segera menikah! Sial, kalau tahu akan berakhir seperti ini, seharusnya ia mengutarakan perasaannya lebih cepat. Sekarang sudah terlambat, hanya bisa melihat barang bagus dirampok orang asing di depan mata tanpa dapat melakukan apa-apa. Benar-benar sial.
Di dalam mobil, Freya sama sekali tidak berani bergerak. Ia duduk dengan punggung tegak, bahkan tidak berani menyentuh sandaran kursi. Pria di sampingnya terlalu menyeramkan. Wajahnya terlihat seperti akan memakan orang kapan saja.
Cih.
Mengapa harus semarah itu? Bukan aku yang mengirim pesan secara tiba-tiba dan menyuruhmu menjemput ke tempat kerja, oke? Memangnya aku harus mengikuti semua perintahmu? Dasar diktator! Berdarah dingin! Kejam!
“Kenapa tidak membalas pesanku?”
“Eh?” Freya langsung berhenti mencaci maki di dalam hati. Ia menoleh dengan sangat perlahan sambil menjawab, “Saya masih ada jam kerja. Tidak bisa—“
“Kenapa tidak mengangkat teleponku?”
“Itu ... saya masih ada jam kerja, tidak boleh menerima tele—“
Pramudya menoleh dan memelototi Freya dengan sadis. Ia ingin melihat apakah gadis itu masih berani bicara omong kosong atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
rayy syiiruup
pram memang mengerikan
2024-03-21
0
VS
malaikat maut tu bang
2024-02-14
0
Praised94
terima kasih
2024-02-13
0