Freya menatap Pram dengan keras kepala dan berkata, “Maaf, Pak, tapi saya benar-benar tidak bisa meninggalkan tempat itu sebelum jam kerja usai. Sekarang Anda telah menyusahkan saya. Bagaimana kalau bos saya tahu saya pulang sebelum shift berakhir? Dia pasti akan memotong gaji saya, atau bahkan akan memecat saya. Apakah Anda akan bertanggung jawab jika itu terjadi?”
Pramudya sangat kesal sampai merasa tercekik. Ia melonggarkan dasinya dan mendengkus. Gadis sialan di sampingnya itu tidak hanya tidak takut, tapi juga mengoceh tanpa henti. Apakah gadis jelek itu sedang menyalahkannya karena membuatnya pergi sebelum jam kerja selesai? Berani sekali!
“Kamu sedang menyalahkanku?” tuduh Pram dengan wajah muram.
“Memangnya saya harus menyalahkan siapa lagi? Bukankah saya pergi karena Anda? Lagipula kenapa tidak bilang dari tadi siang? Kalau Anda bilang, saya bisa meminta izin lebih awal,” balas Freya dengan kesal.
Tadi dia merasa ketakutan setengah mati, tapi ditanya seperti itu membuatnya hampir meledak karena emosi. Kalau bukan karena memikirkan ia akan dipecat dari Antasena Group, ia tidak akan pergi dengan mudah!
Pramudya hampir muntah darah. Gadis kecil itu benar-benar memiliki keberanian yang cukup besar. Sialan. Ia bahkan tidak dapat membantah ucapan bocah tengik ini.
Di depan, sopir diam-diam menyeka keringat dingin di keningnya. Dia sangat ingin mengacungkan jempol untuk calon Nyonya Muda. Sangat hebat! Tadinya ia sudah takut Tuan Pram akan melempar calon Nyonya Muda keluar mobil, tapi Tuan hanya mendengkus dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Itu sangat luar biasa!
Ia tidak sabar untuk menyampaikan berita ini kepada rekan-rekannya yang lain. Oh, iya, kepala pelayan pun harus tahu, sepertinya sekarang sudah ada yang bisa menjinakkan Pak muda. Dengan begitu mereka tidak perlu ketakutan setiap hari lagi!
Di kursi belakang, segera setelah melampiaskan emosinya, Freya kembali menyusut dan berusaha membuat keberadaannya tidak disadari. Rasanya sangat ingin memukul mulutnya sendiri. Sangat susah bisa masuk kerja di Antasena Group, baru satu hari, bagaimana kalau pria pelit di sampingnya itu berubah pikiran dan memecatnya? Bukankah semuanya akan sia-sia?
Tahan emosimu, Freya ... tahan ... anggap saja dia paman tua yang menyebalkan. Tidak perlu pedulikan dia. Toh, nanti setelah menikah kalian akan hidup masing-masing .... ini hanya status saja ... hanya status ... sabar ... setelah mengumpulkan banyak uang, kamu bisa pergi dan menikah dengan pemuda seusiamu. Cari yang tampan dan romantis, tidak kaya tidak apa-apa ... yang penting jangan seperti paman tua ini, galak dan menjengkelkan!
“Kenapa tidak turun? Ingin aku menggendongmu keluar?”
“Hah?” Freya mengerjap dan menoleh ke luar. Sejak kapan mobilnya berhenti? Sial. Ia terlalu banyak mengkhayal. Buru-buru ia menyusul Pram yang sudah lebih dulu memasuki sebuah gedung bernuansa minimalis yang bagian depannya full kaca. Ada manekin yang mengenakan gaun pengantin, juga setelan kemeja dan jas. Sekarang ia mengerti mengapa bos galaknya itu mengajaknya pergi.
Bibir Freya cemberut. Kenapa bos galaknya itu tidak mengatakannya di pesan? Hanya menyuruhnya pergi tanpa mengatakan apa alasannya. Kalau dia mengatakannya, mungkin aku akan memikirkannya dan tidak menolak ....
Toko itu tampaknya sudah akan tutup, tapi masih ada seorang pelayan pria yang berjaga di pintu masuk, Begitu melihat kedatangan rombongan Pramudya Antasena, pelayan itu langsung menyambut dengan sopan dan mengantar mereka masuk.
Mereka berjalan melewati meja resepsionis dan langsung memasuki sebuah ruangan yang tampaknya menjadi tempat untuk tamu VIP. Di dalam ruangan itu telah menunggu seorang wanita cantik dengan rambut berwarna keemasan. Riasannya natural, membuat garis wajahnya terlihat semakin kuat, cantik dan berkarisma. Gaun ungu muda yang membalut tubuhnya dengan pas membuatnya terlihat sangat memesona. Freya terpana menatap kecantikan wanita itu yang terlihat seperti peri.
“Nona Freya, ini adalah Valentina, perancang busana yang akan mendesain gaun pernikahan kalian. Dia akan mengukur dan membuatnya sendiri.” Bayu yang entah sejak kapan telah berada di samping Freya menunjuk ke arah wanita cantik itu dan memperkenalkan identitasnya.
Rahang Freya hampir terlepas dari mulutnya. Sebagai seorang gadis yang menyukai fashion, tentu saja ia tahu siapa Valentina itu! Satu-satunya perancang busana yang menerima berbagai penghargaan di usia yang masih muda dan berhasil menembus sampai ke Paris! Menakjubkan!
Sepasang mata Freya bersinar menatap peri di depannya tanpa berkedip. Diam-diam ia mencubit tangannya untuk memastikan bahwa dirinya tidak sedang bermimpi. Kalau tidak ada orang lain, mungkin ia sudah akan melompat dan bersorak kegirangan.
“Halo, Nona Freya, kehormatan bagi saya dapat merancang gaun pengantin Anda dan Pak Pram.” Valentina yang lebih dulu menyapa Freya dan tersenyum tipis.
Freya sudah hampir pingsan. Ia menepis semua rasa malunya dan memberanikan diri untuk bertanya, “Kakak, aku penggemarmu. Bolehkan aku berfoto denganmu?”
Valentina mengangkat alisnya, menatap Freya dan Pram bergantian, lalu tersenyum tak berdaya dan mengangguk dengan sopan. Sepertinya calon istri Pram tidak yang seperti ia bayangkan. Tidak sama seperti gadis-gadis kaya yang menempel setiap saat dan bermuka dua. Gadis ini ... cukup unik ....
Tanpa ragu Freya segera mendekat dan mengarahkan ponselnya untuk selfie. Kedua jarinya teracung di depan kamera, ia tersenyum lebar dan terlihat sangat bahagia.
Bayu hampir tersandung dan terjungkal. Ia buru-buru menepuk dadanya agar tidak tersedak. Gadis ini benar-benar luar biasa! Tidak hanya mengabaikan Pramudya, tapi juga memberikan tatapan memuja seperti itu kepada Valentina. Apakah dia tidak tahu kalau semua wanita di dunia sangat mengagumi Pramudya dan rela melakukan apa saja demi dapat bersamanya? Diam-diam ia melirik Pram, ingin melihat sejelek apa penampilan wajahnya saat ini. Untung saja Pram tidak mengecewakannya. Wajah sahabatnya itu benar-benar terlihat buruk!
Kedua tangan Pram dimasukkan ke dalam saku celana. Ia menatap Freya dengan sengit. Sepertinya gadis itu sedang berusaha membuatnya emosi sampai kehilangan kendali.
“Sudah selesai membuat onar?” cibirnya ketika melihat akhirnya Freya menjauh dari Valentina dengan ekspresi puas. Gadis itu sibuk melihat foto-fotonya di ponsel, sepertinya lupa apa tujuan mereka datang ke tempat itu malam-malam.
Freya mendongak dan menatap Pram dengan sepasang mata bulatnya yang polos. “Saya tidak membuat onar. Saya sangat mengagumi Kak Valentina. Dia sangat berbakat. Semua hasil karyanya adalah master piece. Dia adalah jenius.”
Valentina tertawa pelan. Tidak seperti orang lain yang memujinya hanya karena berbasa-basi atau mencari muka, ia bisa merasakan calon istri Pram cukup tulus. Ia semakin menyukai gadis itu.
“Sudahlah, jangan bertengkar. Biarkan aku mengukur untuk bajumu dulu,” ucap Valentina.
Pram hanya mendengkus sekilas, sedangkan Freya menyeringai kikuk. Mereka berdua mengikuti Valentina dengan patuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
rayy syiiruup
ancur harga diri Pram
2024-03-22
1
rayy syiiruup
sabar ya Pram... wanita dg nilai tinggi EMG agak beda
2024-03-22
1
VS
pelan pelan pak sopiirr
(jargon yg viral pd masanya)
2024-02-14
1