“Maaf sudah merepotkan Kak Valentina malam-malam begini. Aku yang salah karena tidak menuruti pesan dari Pak Pram tadi,” ucap Freya dengan penuh penyesalan. Ia bersungguh-sungguh. Kalau tahu tadi akan datang ke tempat ini, ia tidak peduli jika dipecat saat itu juga oleh pemilik kafe. Rasanya sepadan.
“Tidak masalah, hanya persoalan kecil,” jawab Valentina seraya tersenyum lebar. “Pram biasanya lebih menyulitkanku. Dia suka datang semaunya, membuat semua anak buahku ketakutan setengah mati karena kewalahan menghadapinya.”
“Benarkah?” Ekspresi wajah Freya terlihat seperti seorang gadis kecil yang ingin bergosip.
Valentina tidak bisa menahan tawa. “Ya, dia sangat merepotkan. Kamu harus membiasakan diri setelah menikah dengannya nanti.”
Freya mencibir. “Aku rasa tidak perlu. Toh, pernikahan ini hanya pura-pura. Aku juga tidak mencintainya. Untuk apa membiasakan diri? Kami akan hidup masing-masing.”
Valentina menatap Pram dengan ekspresi yang rumit, merasa sedikit lucu sekaligus kasihan. Belum pernah ada wanita yang memperlakukan Pramudya Antasena seperti itu. Bahkan kadang dirinya pun harus bersikap hati-hati di depan pria itu.
Pram memelototi Freya, kesal setengah mati. Namun Freya justru menatap Bayu, meminta pertolongan, ia baru sadar kalau sudah keceplosan!
Bayu memutar tubuhnya, berpura-pura tidak melihat sepasang mata bulat Freya yang sudah berair. Pundak dan punggung Bayu bergetar hebat. Jelas-jelas dia sedang menahan tawa.
Tak lama kemudian, tawa yang lantang menyembur keluar. Bayu sudah hampir mati karena menahannya, benar-benar tidak bisa lagi.
“Ha-ha-ha-ha ... oh, astaga ... aku sungguh tidak menyangka akan ada saat seperti ini untukmu, Sobat. Ha-ha-ha ....” Bayu tertawa sambil memegang perutnya.
Sungguh konyol! Seorang pria nomor satu yang digilai semua wanita akhirnya ditolak oleh seorang gadis tengil! Seorang Pramudya Antasena ditolak terang-terangan! Apa kata gadis itu barusan? Tidak mencintainya? Ha-ha-ha ... di dunia ini, siapa yang tidak mencintai Pramudya? Jika bukan karena wajah tampannya, setidaknya hampir separuh penduduk Bumi akan mencintai uang dan kekuasaannya. Tapi gadis lucu ini justru menolaknya dengan santai, mengatakan bahwa dia tidak mencintainya ...
Bayu benar-benar tidak tahan. Ia merasa akan gila kalau tidak menertawakan sahabatnya itu.
Untung saja Valentina langsung menyelamatkan Freya dengan mengajaknya pindah ruangan untuk mencoba gaun dan perhiasan. Tentu saja Freya mengikuti Valentina dengan senang hati. Ia berjalan melewati Pramudya dengan tubuh tegak, seolah-olah tidak melihat api kemarahan yang menyembur dari sepasang mata obsidian pria itu.
Hampir saja ... Freya, mulutmu memang perlu dihajar ....
“Kulihat sepertinya kamu benar-benar tidak tertarik kepada Pram?” tanya Valentina setelah mereka tiba di ruangan yang dipenuhi asesoris pernikahan.
Freya menjawab dengan canggung, “Bukannya tidak suka. Sebenarnya Pak Pram cukup tampan, tapi auranya itu sangat menakutkan. Aku merasa sedikit tertekan. Selain itu, mulutku yang ceroboh ini memang kadang-kadang tidak bisa direm.”
Gadis itu menghela napas panjang dan menatap Valentina dengan air muka menyedihkan, seperti seekor anak rusa yang hampir diterkam oleh seekor serigala jahat.
“Lalu kenapa kamu setuju untuk menikah dengannya?” tanya Valentina lagi seraya mengeluarkan beberapa kotak perhiasan.
“Itu karena tawarannya sangat menggiurkan. Aku tidak perlu bekerja keras di dua tempat untuk menghasilkan uang. Aku ingin kuliah dan menjadi sehebat Kak Valentina,” ucap Freya dengan tulus.
Valentina terkekeh pelan. Gadis ini benar-benar bertolak belakang dengan Pram. Entah bagaimana kehidupan dua orang itu ke depannya nanti.
“Gaun seperti apa yang kamu inginkan?” tanyanya.
“Hm ... aku tidak suka yang terlalu mewah, dan jangan terlalu terbuka. Bentuk tubuhku kurang bagus, jangan sampai Pak Pram malu karena istrinya jelek dan diejek oleh para tamu undangan.”
Freya mengatakannya setengah bercanda, tapi sepasang mata Valentina bersinar semakin terang. Semakin lama ia merasa semakin menyukai calon istri Pram. Gadis itu tidak egois dan mementingkan dirinya sendiri meskipun tidak memiliki perasaan untuk calon suaminya. Sungguh seorang calon istri yang sulit didapatkan. Bisa dikatakan Pramudya Antasena cukup beruntung.
“Jangan khawatir, aku pasti akan membuatmu menjadi sangat cantik sehingga tidak akan ada yang mengejekmu.”
Freya menatap Valentina dengan berbunga-bunga. “Terima kasih, Kak Valentina!”
“Hm. Sekarang mari kita coba gaun yang sedikit mirip dengan yang kamu inginkan. Aku akan memadukannya dengan perhiasan ini.”
“Baik.”
Valentina meletakkan sebuah kotak perhiasan edisi khusus di atas meja rias, kemudian memanggil dua orang asistennya untuk membawakan contoh gaun limited edition hasil rancangannya.
Dua orang perempuan segera masuk sambil mendorong manekin ke ujung ruangan, lalu dengan sopan meminta Freya memeriksa detail gaunnya. Freya mengusap permukaan kain berwarna putih gading itu perlahan ... terasa sangat lembut di telapak tangannya. Desainnya sederhana dan elegan, juga tidak terlalu terbuka, persis seperti yang ia minta. Freya menganggukan kepala, puas dengan contoh gaun dari Valentina.
“Pakailah, aku akan memasang perhiasan ini,” ucap Valentina.
“Oh, oke.”
Dengan dibantu oleh kedua orang asisten Valentina, Freya mengenakan contoh gaun pengantin itu, kemudian Valentina memasangkan sebuah tiara bertahtakan berlian di atas kepalanya. Sepasang anting-anting dan kalung yang senada memantulkan cahaya lampu dengan cemerlang. Saat itu, meskipun tanpa riasan wajah, Freya terlihat sangat cantik dan memesona.
“Kamu sangat cantik. Pramudya tidak salah memilihmu,” ujar Valentina penuh arti. Aura yang memancar dari wajah dan tubuh Freya akhirnya membuatnya mengerti mengapa Pram memilih gadis polos ini.
“Kakak Valentina pandai bercanda. Aku mana ada cantik,” ucap Freya tersipu malu. Selama ini tidak ada yang pernah memujinya cantik. Kulitnya tidak terlalu putih. Tubuhnya juga tidak terlalu tinggi. Tidak ada yang bisa dibanggakan.
Valentina hanya tersenyum. Ia mengamati tubuh Freya dari atas sampai bawah, kemudian membuat sketsa di bukunya. Ada beberapa bagian yang perlu disesuaikan dengan ukuran tubuh Freya. Setelah dirasa cukup, ia meminta kedua asistennya untuk membantu melepaskan gaun itu.
“Aku akan mengusahakannya untuk siap dalam waktu lima hari. Aku akan mengabarimu jika gaunnya sudah selesai,” ucap Valentina seraya membereskan alat-alat sketsanya.
“Kak Valentina, kami benar-benar sudah merepotkanmu,” ucap Freya merasa bersalah.
“Tidak perlu sungkan. Pram membayarku sepuluh kali lipat. Itu sepadan,” balas Valentina seraya mengedipkan matanya.
“Oh ....” Freya terpana, lalu tertawa canggung. Kenapa dirinya benar-benar bodoh? Tentu saja Kak Valentina dibayar mahal untuk kerja kerasnya. Memangnya ini acara amal? Dasar bodoh!
Valentina berjalan keluar diikuti Freya. Bayu dan Pram menatap mereka berdua dengan ekspresi yang tidak tertebak.
“Sudah beres,” ucap Valentina seolah mengerti pertanyaan yang tidak diucapkan oleh kedua pria itu. “Lima hari lagi aku kabari.”
“Pak Pram tidak melihat contoh baju?” tanya Freya sambil menatap Pram.
Pram meliriknya sekilas dan berkata, “Model apa pun sama saja. Tidak penting.”
Freya terdiam. Air mukanya menyusut. Ia menelan ludahnya yang terasa getir. Rupanya hanya dirinya saja yang terlalu antusias menanggapi pernikahan ini. Sungguh konyol. Selain bodoh, dirinya memang sangat konyol.
Pram mengabaikan perubahan ekspresi Freya, bangun dari kursi dan berjalan keluar tanpa mengatakan apa-apa. Bayu menatap gadis kecil itu dengan kasihan dan memberinya isyarat untuk segera mengikuti keluar.
“Terima kasih, Kak Valentina! Aku pergi dulu! Nanti jangan lupa datang ke pernikahan kami!” seru Freya sebelum mengekor di belakang Bayu. Kesedihan di wajahnya sudah hilang. Ia tersenyum lebar dan melambaikan tangan kepada Valentina dengan penuh semangat.
Bayu yang sempat mengasihani gadis itu hampir tersandung. Perubahan emosi gadis kecil itu sangat luar biasa. Mungkin seharusnya ia tidak telalu memikirkannya seperti Pram. Abaikan saja gadis konyol ini. Huh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
VS
"bukannya tidak suka"
beloom....hehehe 😀
2024-02-14
1
Praised94
terima kasih
2024-02-13
0
VS
Freya mah tahan banting, kuatirkan dirimu sendiri Bayu
2024-02-12
1