Topan

15 Oktober 2018

Pukul 19.33

DALAM situasi politik tertentu, seorang pimpinan setingkat kepala pemerintahan seringkali harus mengambil kebijakan yang tidak populer. Sebutan 'tidak populer' itu berangkat dari opini publik yang umumnya menganggap kebijakan tersebut di luar kebiasaan. Tidak jarang pengambilan keputusan semacam itu banyak melahirkan pro dan kontra yang masif dari beberapa lapisan masyarakat.

Kalau boleh beranalogi, jalan hidup yang telah lama kupilih ini ibarat sebuah kebijakan yang tidak populer. Memang tidak mudah menjalani hidup dengan cara yang berbeda. Aku mesti rela menjadi bahan gunjingan masyarakat luas. Orang-orang yang menyebut diri mereka beradab itu tidak pernah jemu mencibir segala perilaku sesamanya karena dianggap tidak sesuai dengan kaidah norma yang mereka agung-agungkan.

Aku sendiri sadar bahwa menentukan pilihan hidup bukanlah hal yang sederhana, apalagi jika keputusanku dianggap berseberangan dengan tatanan norma. Rintangan sudah pasti akan selalu menghadang. Diasingkan keluarga dan kerabat, dicemooh dan didakwa sebagai kaum rendahan. Toh, bagaimana pun rumit dan pahitnya keadaan, siapa sangka hingga detik ini aku masih sanggup bertahan dengan pilihan hidupku yang sesulit ini?

Empat tahun telah berlalu. Tidak ada alasan lagi bagiku untuk bersikap ragu-ragu. Toh, tidak ada seorangpun yang benar-benar mengerti pasang-surut hubunganku dengan Rana selama ini. Bermacam kemudahan dan kesulitan telah kami alami. Maka dari itu, seandainya mereka yang memadati restoran ini berniat menjadikan kami berdua bahan olok-olokan, kami tidak akan segan-segan melancarkan perlawanan. Mereka belum mengenal kami dan apa yang sejauh ini telah kami lakukan.

Aku sengaja mengadakan perayaan kecil di hari anniversary hubunganku dengan Rana. Tepat empat tahun silam, kami berdua telah sepakat menjalin hubungan. Meski nyata-nyata harus tanpa restu keluarga dan sanak family, toh, sepanjang empat tahun ini aku dan Rana telah berhasil menjadi pasangan yang tegar dalam menghadapi segala kesulitan yang ada.

Malam ini, Rana tampil elegan dengan balutan gaun hitam yang merupakan hadiah ulang tahun pemberianku setahun yang lalu. Busana itu memang jarang dikenakannya, kecuali di saat-saat tertentu ketika menghadiri acara spesial. Kendati warna merah merupakan warna favoritnya, kelihatannya di malam yang spesial ini dia ingin menampilkan suasana yang berbeda. Paparan gincu, lipstick, dan glitter yang bertaburan di parasnya menasbikan kepiawaiannya dalam hal tata rias. Tentunya, hal itu tidak terlepas dari pengalamannya semasa berkarir sebagai kapster salon kecantikan selama bertahun-tahun.

Sepintas kebahagiaan terpancar dari parasnya yang nyaris menyerupai perempuan sungguhan. Kesan ketus yang acap diperlihatkannya seolah pudar oleh raut mukanya yang sumringah. Tak ada yang lebih menyenangkan bagiku selain melihat senyum Rana malam ini yang tak henti-hentinya membuncah. Memang sudah terlalu lama kami tak keluar kandang seperti ini. Lagi-lagi, hubungan kami yang kerap dianggap masyarakat sebagai hal yang tak wajar itulah penyebabnya. Tak mudah mempersiapkan mental untuk go public, berbaur dengan masyarakat luas. Selama ini aku dan Rana terlampau sensitif mendengar tanggapan miring masyarakat.

"Kamu habis merampok dimana?" tanya Rana dengan senyum yang masih merekah. Dia jelas memahami kondisi keuanganku yang tak pernah sekalipun bermasalah. Aku bisa kapan saja mengajaknya makan malam. Tabungan kami dari hasil kerja sampingan sudah cukup melimpah. Tapi, agaknya ia memang gemar memainkan kalimat retoris. Begitulah Rana-ku. Kata-katanya selalu menyimpan sejuta makna.

"Apa perlu aku menjawabnya?" Aku membalas senyum Rana yang memesona.

"Tumben kamu ngajak makan malam. Di restoran mewah lagi. Ada angin apa rupanya?"

"Yaaah. Sekali-sekali kita butuh suasana seperti ini. Sekadar untuk mempererat hubungan."

Melihatnya mengangguk manja, seketika muncul hasrat untuk membenamkan kepalanya ke dalam pelukanku, meski hal itu urung kulakukan karena menyadari keberadaan kami berdua di tempat umum. "Kamu senang kan?"

"Jawaban apa yang kamu harapkan? Apa ekspresiku kurang cukup mewakili perasaanku?" Rana justru balik bertanya dengan nada bicaranya yang khas. Sinis. Tetapi melihat ekspresi kegembiraannya, kesan sinis itu termaafkan.

"Sekarang kamu sudah bisa mengakui bahwa ternyata aku juga bisa romantis kan?"

"Lumayan. Setidaknya kamu sudah berusaha." Aku terkekeh mendengar nada bicara Rana yang masih bersikeras memaksakan kesan sinisnya.

Dengan sigap aku meraih sebotol anggur dari bejana besar berisi es batu yang berada di atas meja, lalu menuangkannya ke dalam dua buah gelas kosong. Segelas anggur untuk Rana, segelas lainnya untukku. Kami berdua saling mengangkat gelas masing-masing.

"Untuk tahun-tahun berikutnya yang jauh lebih menyenangkan," seruku dengan segelas anggur di tangan.

Gelas kami pun berdenting. Sembari melirik ke arahku, Rana menenggak minuman alkohol berwarna merah itu hingga tandas. Malam ini kami berlagak menjadi sepasang kaum borjuis yang bergelimang kemewahan. Sejenak meninggalkan rutinitas yang membosankan di rumah susun. Sembari berharap anggur merah yang membasahi tenggorokan kami menjadi pintu gerbang bagi tahun-tahun yang lebih berwarna.

Usai menandaskan segelas anggur kejayaan itu, aku mengedar pandangan ke arah sekitar. Aku baru teringat akan misi dari 'Juragan' yang harus kuemban malam ini. Sebuah misi pengintaian. Misi yang tak perlu kuinformasikan kepada Rana. Seandainya ia tahu, itu hanya akan merusak suasana romantis yang sudah terjalin malam ini.

"Kamu cari siapa?" Tiba-tiba Rana menanyaiku. Di luar dugaan, ia rupanya sanggup membaca tindak-tandukku yang mencurigakan.

"Enggak kok. Aku cuma menikmati suasana sekitar."

"Kamu pikir aku nggak tahu?"

Spontan, aku langsung menoleh ke arah Rana. Wajah pasanganku itu nampak sudah berubah drastis. Entah darimana datangnya, kesan sinis yang kentara mendadak muncul kembali seperti biasanya. Senyum tanggung yang kerap berujung sengkarut pertengkaran rumah tangga mencuat di sudut bibirnya. Suatu pertanda buruk.

"Tahu soal apa?"

"Aktingmu jelek sekali. Kamu pikir aku nggak tahu soal pengintaian itu?"

"Enggak. Bukan begitu, Sayang."

"Sudahlah. Kamu sedang memata-matai Rama kan?" Aku terdiam. "Mungkin lima menit lagi dia sampai di tempat ini bersama teman wanitamu itu."

"Teman wanita? Maksudmu?"

"Kamu pikir selama ini aku buta? Kamu kira aku nggak tahu, kamu menelepon perempuan itu setiap hari?"

"Kamu salah paham, Sayang."

"Kalau kamu memang sudah nggak betah hidup kayak gini, seharusnya kamu bilang dari awal. Jadi aku nggak perlu kabur dari rumah orangtuaku."

"Kok kamu jadi bahas masalah itu? Aku sudah memilih kamu, Rana. Apa gunanya aku mendekati perempuan?"

"Ah, sudahlah." Rana menyela. Perlahan wajahnya mulai dikuasai amarah yang rupanya sudah sejak tadi dipendamnya. "Aku pulang duluan."

Rana beranjak dari duduknya dan bergegas meninggalkanku. Langkahnya yang beradu dengan keramik perlahan semakin menjauh dan menyisakan kekecewaan di dalam batinku. Aku sudah berupaya semaksimal mungkin menutup rapat-rapat rahasia itu. Tetapi rupanya dia lebih pandai menyembunyikan kekesalan yang akhirnya ditumpahkannya di saat-saat terakhir. Dalam sekejap mata, keceriaan memang bisa saja berubah wujud secara tiba-tiba.

Untuk meredakan kekecewaan, aku kembali menuang anggur ke dalam gelas tirus yang ada di depanku. Kuteguk minuman beralkohol itu secepat mungkin, lalu kuletakkan gelasnya di permukaan meja dengan kecepatan tinggi hingga menimbulkan bunyi denting. Malam ini aku tak boleh lupa akan tugasku.

Untung saja, ketika aku dan Rana terlibat pertengkaran tadi, Rama belum sempat menampakkan batang hidungnya. Seandainya tetangga sebelahku itu sudah hadir di sini beberapa menit yang lalu, pengintaianku akan terbongkar gara-gara kekacauan yang baru saja terjadi. Resiko terburuknya aku bisa ditendang keluar dari markas besar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!