Chapter XI Jantung yang Berdebar

Pukul 16.00 ketika Hendry dan Melissa tiba di Villa, Hendry menurunkan Melissa dengan perlahan ke sofa putih miliknya, sementara Ia duduk di pojok sofa sambari memijat kaki Melissa yang terkilir dengan lembut dan perlahan.

"Masih sakit?" tanya Hendry

"Sudah lebih baik kok" Jawab Melissa cepat

"Tunggu sebentar ya, jangan kemana-mana dulu" kata Hendry berdiri menuju kamarnya mengambil balsem untuk Melissa

Hendry meletakkan kaki Melissa di pangkuannya, mengoleskan balsem dengan lembut dan perlahan sambil sesekali memijat bagian pergelangan kaki yang terkilir, Hendry menatap kaki Melissa yang putih dengan jari kaki berwarna bening serta betis mulus seperti porselen, jantung Hendry berdegup kencang, darahnya mengalir begitu cepat dari ujung kaki hingga ujung kepala. Namun hasrat itu segera di tepis Hendry, tidak seharusnya Ia memikirkan hal yang seharusnya tidak ada di benaknya. Hendry melanjutkan pijatannya pada pergelangan kaki Melissa.

"Aouw.. Pelan-pelan dong" Melissa meringis kesakitan ketika tangan Hendry menekan bagian kaki yang terkilir

"Maaf ya" kata Hendry sambil merenggangkan tangannya agar tidak terlalu keras memijat kaki Melissa

Keadaan Hening, Melissa bingung ingin meminta maaf atau berterima kasih pada Hendry, entah mengapa tiba-tiba rasanya canggung dan serba salah tingkah. Bulir keringat menetes di dahinya.

"Boleh minta air putih? " kata Melissa sedikit serak karena kerongkongannya yang kering

Tanpa menjawab, Hendry langsung berdiri untuk mengambilkan air putih. Melissa yang sebelumnya berbaring, kini mengubah posisi duduknya.

"Kamu sudah punya pacar ya? " Tanya Melissa dengan nada yang dibuat santai

"Kalau sudah? " sahut Hendry datar

"Ya, tidak masalah hanya penasaran saja sih.. gadis jaket merah tadi kan?" Kata Melissa masih dengan nada santai yang dibuat-buat

"Perempuan tadi namanya Joana, Dia temanku waktu SD.. Aku belum punya pacar kok" jawab Hendry

"Oh" jawab Melissa masih dengan nada santai namun kali ini dengan mata cerah dan agak berbinar

"Kamu cemburu ya?" Hendry tergelak dengan nada riang sambil menatap Melissa

"Ya tidak mungkin lah.. kenapa Aku harus cemburu?" Melissa pura-pura cemberut namun pipinya merona

"Cemburu juga tidak apa-apa kok, Aku malah senang" Hendry menatap Melissa dalam-dalam

Ditatap lekat jantung Melissa berdebar-debar, entah harus bagaimana Ia mencoba mengalihkan pandangan dari tatapan Hendry.

Diusapnya tengkuknya yang terasa dingin, Melissa benar-benar merasa canggung.

Hendry mendekatinya menatap Melissa lebih dekat, Melissa bertambah malu, sebuah kecupan mendarat dibibirnya. Melissa ingin menghindar namun bibir Hendry begitu manis, Ia membiarkan Hendry menjulurkan lidahnya lebih dalam, menyentuh setiap rongga dalam mulutnya, Melissa menyentuh rahang Hendry, Mereka saling menikmati ciuman mereka.

"Ting..tong.. ting.. tong.." sura bel berbunyi

"Hen, Mel? " Kata Nina dan Garry dari luar Villa

Hendry dan Melissa segera melepaskan ciuman mereka, seolah menyadari sesuatu Hendry langsung pergi menuju pintu dan membukakan pintu untuk Nina dan Garry.

"Bagaimana kakinya Melissa" tanya Nina dengan nada khawatir

"Sudah lebih baik kok Na" sahut Melissa dari dalam

"Kamu serius?" Tanya Nina

"Dua rius malah.. " Melissa tergelak

"Tapi belum bisa banyak bergerak, lihat tuh masih bengkak kan.." Kata Hendry tegas

"Hufft.. kamu Hen, biasa saja kali nadanya" celetuk Nina

"Ayo sudah sore, yang mau mandi silahkan.. kamar mandi letaknya di pojok dapur " Hendry menjelaskan

Nina, Garry dan Hendry sibuk di dapur mempersiapkan makan malam mereka. sementara Melissa tidak diperbolehkan beranjak dari sofa.

Pukul 19.00 Makan malam siap, kali ini mereka makan Pizza Hut porsi jumbo yang dibuat dengan campuran daging ayam, daging sapi, keju, sosis, tomat, saus dan mayonaise serta berbagai sayur diatasnya sebagai pelengkap. Hendry membuat Pizza karena menurut Nina Melissa sangat suka makan Pizza, Ia tahu makanan favorit Melissa dari sejak mereka di bangku SMA.

"Eh.. Apa perasaanku saja, kok kalian diam-diaman ya? " kata Nina sambil melirik Melissa dan Hendry Bergantian

"Iya nih, canggung sekali rasanya" Garry menimpali

"Kalian berantem ya waktu kami tidak ada? " Kata Nina tersenyum penuh arti

"Tidak kok" Melissa dan Hendry menjawab serempak

"Atau jangan-jangan kalian.. " Nina menyipitkan matanya

"Kami tidak ciuman" Melissa dan Hendry menjawab serempak

"Nah..Loh.. kapan Aku bilang kalian ciuman?" Nina tergelak

"Pokoknya kami tidak melakukan apapun, dasar ratu kepo" kata Melissa dengan nada jengkel

"Ya sudah berarti.. Iya kan? " kata Nina makin tergelak

Selesai makan dan mencuci piring mereka nonton film Comeddy, semua tertawa. Hendry lebih sering menatap ke arah Melissa daripada memperhatikan film yang mereka tonton. Melissa bukannya tidak tahu Hendry menatapnya, namun Ia sengaja membiarkan Hendry menatapnya diam-diam.

Pukul 21.00 Hendry mengantar Nina dan Garry lebih dulu, karena jaraknya lebih dekat menuju ke rumah mereka, kemudian barulah Ia mengantar Melissa. Sebenarnya Hendry telah menawari mereka untuk menginap di Villanya namun mengingat besok adalah hari kuliah dan mereka ada mata kuliah pukul 08.00 pagi, jadi mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Pukul 21.40 mereka tiba di Apartemen Melissa. Melissa turun dari Mobil, Ia bicara pada Hendry

"Mau mampir dulu? " kata Melissa basa-basi

"Tidak usah, sudah malam" kata Hendry melirik jam tangannya

"Thanks ya untuk hari ini" Kata Melissa

"Sama-sama Mel.. Tentang yang tadi siang aku minta maaf ya, karena sudah lancang" Kata Hendry

"Yang mana? " kata Melissa pura-pura tidak tahu namun pipinya merona

"Ngomong-ngomong itu ciuman pertamaku loh.. " Hendry tergelak

"Masa?" kata Melissa dengan nada tidak percaya

"Iya, Aku tidak pernah dekat sama perempuan sebelumnya" kata Hendry

Diam-diam Melissa sangat senang, Ia berusaha menyembunyikan senyumnya.

"Eh itu juga yang pertama untukku" kata Melissa dengan senyum tertahan karena malu

"Benarkah? Kamu tidak berbohong kan?" Hendry menaikkan satu alisnya

"Kamu tanya saja ke Nina, apa Aku pernah pacaran sebelumnya?" kata Melissa dengan nada jengkel

"Mel.. ada sesuatu menempel di alismu" kata Hendry

"Eh, dimana? " Melissa mencari-cari

"Sini aku bantu" kata Hendry

Melissa membungkuk mendekatkan wajahnya ke Hendry yang masih berada di dalam mobilnya.

"cupp" Kecupan singkat mendarat di bibir Melissa

"Itu yang kedua" kata Hendry tersenyum nakal

"dasarrrr.. " kata Melissa sambil menimpuk kepala Hendry dengan tas Louis Vuittonnya

Hendry terkekeh dan mencubit pipi Melissa.

"Mulai sekarang Kamu adalah kekasihku, sampai jumpa besok sayangku" kata Hendry setengah berbisik

"Apaan sih.. Siapa yang mau jadi kekasihmu?" Melissa mencibirkan bibirnya sambil melangkah menjauh dari mobil Hendry

Melissa melambaikan tangannya dan masuk ke Apartemennya dengan senyum yang berusaha sekuat tenaga ditahannya. Dibalik pintu, Jantungnya berdebar-debar dan Ia tak sabar menunggu hari Esok.

Di luar Hendry merasa sangat senang, Ia melirik jam tangannya, pukul 22.00 Dia segera mengendarai chevroletnya menuju Villa. Semalaman mereka tidak bisa tidur karena perasaan terlalu bahagia dihati mereka.

Jangan lupa Like dan Komentarnya ya Readers agar Author lebih bersemangat untuk menulis lanjutan ceritanya.. 💕

Terpopuler

Comments

Kristiani D-Unjung

Kristiani D-Unjung

Kok aku jadi ingat waktu masih ABG ya 😂🤭

2020-02-19

4

Kristiani D-Unjung

Kristiani D-Unjung

Kok aku jadi ingat waktu masih ABG ya 😂🤭

2020-02-19

3

Nurlita Kamila

Nurlita Kamila

hendri maksa banget jd pcr melisa

2020-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter I Perempuan patah hati
2 Chapter II Lelaki tidak peka POV Hendry
3 Chapter III Sahabat pengertian
4 Chapter IV Malam sunyi
5 Chapter V Cantik
6 Chapter VI Mata yang saling menatap
7 Chapter VII Pertemuan di perpustakaan
8 Chapter VIII Makan malam menyenangkan
9 Chapter IX Kunjungan tidak terduga
10 Chapter X Passic Falls
11 Chapter XI Jantung yang Berdebar
12 Chapter XII Hubungan Rahasia
13 Chapter XIII Telepon Juno Bram
14 Chapter XIV Penjelasan Juno
15 Chapter XV Bimbang
16 Chapter XVI Kencan pertama
17 Chapter XVII Waktu Berdua
18 Chapter XVIII Tocqueville Restaurant
19 Chapter XIX Tugas Kelompok
20 Chapter XX Charming Luxury Villa
21 Chapter XXI Berbaikan
22 Chapter XXII Keluarga Bram
23 Chapter XXIII Presentasi di depan kelas
24 Chapter XXIV Dia Milikku
25 Chapter XXV Berbincang santai
26 Chapter XXVI Jessyca Laura Wayne
27 Chapter XXVII Restoran Veselka
28 Chapter XXVIII Reuni Dalton School
29 Chapter XXIX Hujan
30 Chapter XXX Pesta BBQ
31 Chapter XXXI Rencana yang gagal
32 Chapter XXXII Cinemark Theatres
33 Chapter XXXIII Berita mengejutkan
34 Chapter XXXIV Pemberontakan Juno
35 Chapter XXXV Senyuman Manis
36 Chapter XXXVI Keberangkatan Hendry ke Indonesia
37 Chapter XXXVII Kejadian tak terduga
38 Chapter XXXVIII Pulang Pov Hendry
39 Chapter XXXIX Penjelasan Melissa
40 Chapter XL Merawat kaki Melissa
41 Chapter XLI Sembuh
42 Chapter XLII Surprise for Melissa
43 Chapter XLIII Rencana Pernikahan Frans Zoan
44 Chapter XLIV Perjalanan ke Boston
45 Chapter XLV Tiba di Boston
46 Chapter XLVI Chinatown
47 Chapter XLVII Keluarga Zoan
48 Chapter XLVIII Pernikahan Frans Zoan
49 Chapter XLIX Pertemuan kembali
50 Chapter L Pemberian Lucas
51 Chapter LI Kembali ke New York
52 Chapter LII Kecemburuan Melissa
53 Chapter LIII Seorang Sahabat
54 Chapter LIV Kesal
55 Chapter LV Benci tapi Rindu
56 Chapter LVI Milikmu
57 Chapter LVII Jumpa Pers Juno dan Jessyca
58 Chapter LVIII Berita di Televisi
59 Chapter LIX Eleven Madison Park Restaurant
60 Chapter LX Brooklyn Bridge New York City
61 Chapter LXI Kenangan Jessyca
62 Chapter LXII Jessyca dan Bunga Tulip
63 Chapter LXIII Rencana Erick
64 Chapter LXIV Rujuk Kembali
65 Chapter LXV Mr. Robinson Wayne
66 Chapter LXVI The Charter Oak Restaurant
67 Chapter LXVII Kemarahan
68 Chapter LXVIII Pulang
69 Chapter LXIX Bimbingan Dosen
70 Chapter LXX Menginap
71 Chapter LXXI Kecewa
72 Chapter LXXII Tanda tanya
73 Chapter LXXIII Sakit hati Erick
74 Chapter LXXIV The Hotchkiss School
75 Chapter LXXV Kabar dari Juno
76 Chapter LXXVI Flashback Juno
77 Chapter LXXVII Bagaimana Perasaanmu?
78 Chapter LXXVIII Tugas Baru Melissa
79 Chapter LXXIX Bleecker Street Pizza
80 Chapter LXXX Perjalanan ke Chicago
81 Chapter LXXXI Kasus 1 Mrs.A dan Mrs.B
82 Chapter LXXXII Hasil Sidang
83 Chapter LXXXIII Menelponya
84 Chapter LXXXIV Kediaman Juno Bram
85 Chapter LXXXV Teman Baik
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter I Perempuan patah hati
2
Chapter II Lelaki tidak peka POV Hendry
3
Chapter III Sahabat pengertian
4
Chapter IV Malam sunyi
5
Chapter V Cantik
6
Chapter VI Mata yang saling menatap
7
Chapter VII Pertemuan di perpustakaan
8
Chapter VIII Makan malam menyenangkan
9
Chapter IX Kunjungan tidak terduga
10
Chapter X Passic Falls
11
Chapter XI Jantung yang Berdebar
12
Chapter XII Hubungan Rahasia
13
Chapter XIII Telepon Juno Bram
14
Chapter XIV Penjelasan Juno
15
Chapter XV Bimbang
16
Chapter XVI Kencan pertama
17
Chapter XVII Waktu Berdua
18
Chapter XVIII Tocqueville Restaurant
19
Chapter XIX Tugas Kelompok
20
Chapter XX Charming Luxury Villa
21
Chapter XXI Berbaikan
22
Chapter XXII Keluarga Bram
23
Chapter XXIII Presentasi di depan kelas
24
Chapter XXIV Dia Milikku
25
Chapter XXV Berbincang santai
26
Chapter XXVI Jessyca Laura Wayne
27
Chapter XXVII Restoran Veselka
28
Chapter XXVIII Reuni Dalton School
29
Chapter XXIX Hujan
30
Chapter XXX Pesta BBQ
31
Chapter XXXI Rencana yang gagal
32
Chapter XXXII Cinemark Theatres
33
Chapter XXXIII Berita mengejutkan
34
Chapter XXXIV Pemberontakan Juno
35
Chapter XXXV Senyuman Manis
36
Chapter XXXVI Keberangkatan Hendry ke Indonesia
37
Chapter XXXVII Kejadian tak terduga
38
Chapter XXXVIII Pulang Pov Hendry
39
Chapter XXXIX Penjelasan Melissa
40
Chapter XL Merawat kaki Melissa
41
Chapter XLI Sembuh
42
Chapter XLII Surprise for Melissa
43
Chapter XLIII Rencana Pernikahan Frans Zoan
44
Chapter XLIV Perjalanan ke Boston
45
Chapter XLV Tiba di Boston
46
Chapter XLVI Chinatown
47
Chapter XLVII Keluarga Zoan
48
Chapter XLVIII Pernikahan Frans Zoan
49
Chapter XLIX Pertemuan kembali
50
Chapter L Pemberian Lucas
51
Chapter LI Kembali ke New York
52
Chapter LII Kecemburuan Melissa
53
Chapter LIII Seorang Sahabat
54
Chapter LIV Kesal
55
Chapter LV Benci tapi Rindu
56
Chapter LVI Milikmu
57
Chapter LVII Jumpa Pers Juno dan Jessyca
58
Chapter LVIII Berita di Televisi
59
Chapter LIX Eleven Madison Park Restaurant
60
Chapter LX Brooklyn Bridge New York City
61
Chapter LXI Kenangan Jessyca
62
Chapter LXII Jessyca dan Bunga Tulip
63
Chapter LXIII Rencana Erick
64
Chapter LXIV Rujuk Kembali
65
Chapter LXV Mr. Robinson Wayne
66
Chapter LXVI The Charter Oak Restaurant
67
Chapter LXVII Kemarahan
68
Chapter LXVIII Pulang
69
Chapter LXIX Bimbingan Dosen
70
Chapter LXX Menginap
71
Chapter LXXI Kecewa
72
Chapter LXXII Tanda tanya
73
Chapter LXXIII Sakit hati Erick
74
Chapter LXXIV The Hotchkiss School
75
Chapter LXXV Kabar dari Juno
76
Chapter LXXVI Flashback Juno
77
Chapter LXXVII Bagaimana Perasaanmu?
78
Chapter LXXVIII Tugas Baru Melissa
79
Chapter LXXIX Bleecker Street Pizza
80
Chapter LXXX Perjalanan ke Chicago
81
Chapter LXXXI Kasus 1 Mrs.A dan Mrs.B
82
Chapter LXXXII Hasil Sidang
83
Chapter LXXXIII Menelponya
84
Chapter LXXXIV Kediaman Juno Bram
85
Chapter LXXXV Teman Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!