Chapter VII Pertemuan di perpustakaan

Mata kuliah Hukum Internasional akhirnya selesai, tepat setelah makan siang Melissa berencana pergi ke perpustakaan kampus karena di sana buku-buku lebih lengkap di banding dengan perpustakaan jurusan. Memasuki semester IV memang mereka sudah mulai mencari tema untuk pengajuan judul Skripsi, tidak heran jika mahasiswa Semester IV sering ada di perpustakaan.

"Bel, ke perpus yuk.. kita cari bahan buat judul skripsi" ajak Melissa

"Duh Sorry banget Mel, Aku ada janji sama Alvin mau bantu Dia beli perlengkapan acara ulang tahun buat adiknya besok" Kata Bella dengan nada menyesal

"Tuh kan, mentang-mentang sudah punya pacar.. teman di lupakan" Jawab Melissa pura-pura marah

"Eh Kamu kok bilang begitu, apa Aku batalkan saja janjiku sama si Alvin? tapi ngomong-ngomong kami belum pacaran loh ya.."

Bella tersenyum seraya melihat layar Handphonnya untuk membatalkan janji dengan Alvin, Bella adalah teman yang sangat baik dan pengertian, bahkan rela melakukan apapun untuk Melissa asalkan Ia mampu.

"Sudah, Aku hanya bercanda kok.. ikut Alvin saja sana.. Kamu seperti baru kenal Aku sehari, dua hari ini" kata Melissa terkekeh menatap Bella

"Habisnya Aku tidak enak sama Kamu Mel.. jarang-jarang kita sempat ke perpustakaan sama-sama belakangan ini" sahut Bella

"Ok, lain kali saja Kita ke perpustakaan sama-sama ya.. Aku duluan" Ujar Melissa melambaikan tangannya

"Ok, hati-hati ya Mel.. dah.." Seru Bella juga melambaikan tangan

Melissa segera menghampiri taxy yang mengarah menuju perpustakan Colombia Univetsity. Jarak antara jurusannya ke perpustakaan pusat cukup jauh jika harus berjalan kaki. Meski tergolong dari keluarga berada Melissa tidak diperbolehkan menyetir mobil atau motor oleh kedua orang tuanya, itulah mengapa Apartemen Melissa berada tidak jauh dari kampus.

Pukul 14.00 ketika Melissa tiba di depan pintu perpustakaan. Ia segera menuju loker penitipan barang dan masuk ke perpustakaan untuk mencari bahan pengajuan judul skripsinya.

Beberapa buku membuat Melissa tertarik, Dia mengambil 5-7 buku, ada satu buku yang sangat Ia butuhkan sebagai bahan pendukung dari judul skripsi yang ada di benaknya, namun buku itu letaknya di rak paling tinggi, Melissa berjinjit namun tetap tidak bisa mengambilnya.

Seseorang tiba-tiba ada di belakangnya dengan posisi seolah memeluknya dari belakang, bahkan Melissa bisa merasakan napas dan hangatnya dada lelaki tersebut pada tengkuk dan punggungnya.

"Yang ini?" lelaki dibelakangnya berkata dengan suara agak berat

"Eh.. i.. iya" Melissa sedikit gugup, rasanya pernah mendengar suara lelaki ini, batinnya.

Tanpa banyak bicara lelaki itu sudah mengambilkan buku yang di inginkan Melissabdan mundur beberapa langkah kebelakang seraya menyodorkan bukunya pada Melissa. Kemudian Melissa menoleh.

"Eh.. Kamu?" Melissa berkata dengan nada terkejut

"Hendry" Kata Hendry memperkenalkan diri

Cih.. Siapa juga yang tanya namanya, bilang saja mau kenalan, Melissa membatin.

"Melissa" Kata Melissa cepat

"Di perpus sendirian?" Hendry bertanya basa-basi

"Sudah tau aku sendiri, masih tanya lagi.. kurang kerjaan atau Kamu sudah buta?" (kalau saja Melissa tidak mengingat bahwa buku yang dibutuhkannya sudah diambilkan oleh Hendry maka kata-kata itulah yang akan keluar dari mulutnya)

"Iya aku sendiri" ucap Melissa datar, sebenarnya Ia masih kesal mengingat kejadian yang tidak menyenangkan tempo hari

"Aku tidak sengaja lihat Kamu berjinjit kesulitan mengambil buku, jadi Aku hanya berusaha membantu" kata Hendry menjelaskan

"Thanks sudah bantu mengambilkan bukunya" kata Melissa mencoba tersenyum

"Sudah makan siang? " Hendry bertanya serius

"Sudah kok, tadi selesai kuliah langsung makan dan langsung ke perpustakaan" kata Melissa menjawab datar

"Kalau Kamu sudah makan?" Melissa balik bertanya hanya untuk berbasa-basi

"Ini lagi makan" Hendry menyuap Strawberry cake yang dia bawa dari Cafe didekat perpus

Ingin rasanya Melissa pergi namun Dia tidak kuat jika harus meminjam 7 buku sekaligus dengan ketebalan 5cm/buku. Akhirnya Ia tetap duduk di seberang Hendry sambil membaca buku.

Setelah menghabiskan Strawberry cakenya, Hendry membaca buku yang Ia pinjam tentang kinerja keuangan di tinjau dari rentabilitas.

Selintas Hendry memperhatikan perempuan di hadapannya, alis matanya tebal walau tidak panjang, hidungnya mancung, bibirnya tipis merah alami, rambutnya ikal keemasan dengan panjang sebahu, kulitnya putih kemerahan. Cantik sekali, pikir Hendry. Namun pikiran itu segera Ia tepis, teringat dia betapa kasarnya perempuan di hadapannya ini.

Melissa sadar dirinya di tatap, entah mengapa jantungnya terasa berdebar-debar, apalagi saat Ia teringat peristiwa saat Hendry mengambilkan buku untuknya, bahkan Melissa masih merasakan hangatnya napas dan dekapan Hendry. Namun Melissa segera menepis, dikatakannya pada dirinya bahwa Ia hanya terkejut, itulah sebabnya jantungnya kini berdebar-debar.

Tidak terasa jam menunjukkan pukul 18.00, perpustakaan sudah mulai sepi, Hendry bisa saja meninggalkan Melissa karena sebenarnya Ia sudah cukup membaca bahan keperluan skripsinya.

"Sudah mau pulang?" Melissa Bertanya sambil menatap Hendry yang mungkin juga berniat pulang seperti mahasiswa yang lain

"Kamu masih punya banyak buku yang ingin di baca? " Hendry balik bertanya

"Tidak apa-apa.. duluan saja, Aku masih mau berlama-lama nih" Melissa berbicara sambil tersenyum

"Aku tidak keberatan, Aku juga lagi senggang kok" Hendry menawarkan untuk menemani Melissa lebih lama

Sekitar 30 menit setelahnya, karena Melissa merasa tidak enak telah merepotkan, akhirnya Ia putuskan untuk menyudahi 4 buku dan meminjam 3 buku untuk Ia baca di Apartemennya.

"Yuk, Aku sudah selesai baca bukunya.. Terima kasih sudah mau menemaniku" Melissa Bicara sambil tersenyum

Hendry yang memperhatikan senyumnya jadi menatap lekat ke wajah Melissa, Entah mengapa Ia sangat senang berada dekat dengan gadis ini.

"Eh, kok jadi melamun? " Melissa menyadarkan Hendry

"Eh.. Iya, tidak apa-apa, aku juga tadi baca buku kan" Kata Hendry dengan senyum datar

"Nah itu ada taxy, aku duluan ya" Kata Melissa bersiap menjauh dari Hendry

Namun Hendry cepat menarik tangan Melissa, sehingga Melissa berada di sampingnya.

"Biar aku antar ke Apartemen Kamu ya.. Sudah malam nih" Kali ini Hendry menatap serius

"Ok, deh.. Boleh kalau Kamu tidak keberatan" kata Melissa datar

Sebenarnya Melissa ingin menolak namun Ia sudah banyak merepotkan Hendry, Ia berencana mengajak Hendry minum atau makan malam di Apartemennya sebagai ucapan terimakasih.

Melissa masuk ke mobil, Hendry membantu memasangkan sabuk pengaman, jarak bibir Melissa ke pipi Hendry hanya satu inch. Melissa sempat menahan napas, aroma tubuh Hendry tercium di hidungnya, aroma Calvin Klein. Ia tau karena Frans kakaknya juga sering menggunakan parfum yang sama. Jantung Melissa semakin berdebar-debar.

Hendry kembali ketempat duduknya, entah mengapa rasanya panas, dihidupkannya AC mobilnya, dan segera mengemudikan mobilnya menuju Apartemen Melissa.

Sesampainya di Apartemen Melissa, Melissa menawari untuk mampir dan makan malam. Hendry sempat menolak, namun Melissa menampakkan wajah kecewa sehingga Hendry akhirnya setuju untuk mampir di Apartemen Melissa.

Jangan lupa Like dan Komentarnya ya Readers agar Author lebih bersemangat untuk menulis lanjutan ceritanya..💕

Terpopuler

Comments

Nurlita Kamila

Nurlita Kamila

bapeeer😍

2020-02-09

1

Ratna safitri

Ratna safitri

woaaaaahhh

2020-02-05

2

Medi Rahadi

Medi Rahadi

kek di film2 nih😆

2020-01-06

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter I Perempuan patah hati
2 Chapter II Lelaki tidak peka POV Hendry
3 Chapter III Sahabat pengertian
4 Chapter IV Malam sunyi
5 Chapter V Cantik
6 Chapter VI Mata yang saling menatap
7 Chapter VII Pertemuan di perpustakaan
8 Chapter VIII Makan malam menyenangkan
9 Chapter IX Kunjungan tidak terduga
10 Chapter X Passic Falls
11 Chapter XI Jantung yang Berdebar
12 Chapter XII Hubungan Rahasia
13 Chapter XIII Telepon Juno Bram
14 Chapter XIV Penjelasan Juno
15 Chapter XV Bimbang
16 Chapter XVI Kencan pertama
17 Chapter XVII Waktu Berdua
18 Chapter XVIII Tocqueville Restaurant
19 Chapter XIX Tugas Kelompok
20 Chapter XX Charming Luxury Villa
21 Chapter XXI Berbaikan
22 Chapter XXII Keluarga Bram
23 Chapter XXIII Presentasi di depan kelas
24 Chapter XXIV Dia Milikku
25 Chapter XXV Berbincang santai
26 Chapter XXVI Jessyca Laura Wayne
27 Chapter XXVII Restoran Veselka
28 Chapter XXVIII Reuni Dalton School
29 Chapter XXIX Hujan
30 Chapter XXX Pesta BBQ
31 Chapter XXXI Rencana yang gagal
32 Chapter XXXII Cinemark Theatres
33 Chapter XXXIII Berita mengejutkan
34 Chapter XXXIV Pemberontakan Juno
35 Chapter XXXV Senyuman Manis
36 Chapter XXXVI Keberangkatan Hendry ke Indonesia
37 Chapter XXXVII Kejadian tak terduga
38 Chapter XXXVIII Pulang Pov Hendry
39 Chapter XXXIX Penjelasan Melissa
40 Chapter XL Merawat kaki Melissa
41 Chapter XLI Sembuh
42 Chapter XLII Surprise for Melissa
43 Chapter XLIII Rencana Pernikahan Frans Zoan
44 Chapter XLIV Perjalanan ke Boston
45 Chapter XLV Tiba di Boston
46 Chapter XLVI Chinatown
47 Chapter XLVII Keluarga Zoan
48 Chapter XLVIII Pernikahan Frans Zoan
49 Chapter XLIX Pertemuan kembali
50 Chapter L Pemberian Lucas
51 Chapter LI Kembali ke New York
52 Chapter LII Kecemburuan Melissa
53 Chapter LIII Seorang Sahabat
54 Chapter LIV Kesal
55 Chapter LV Benci tapi Rindu
56 Chapter LVI Milikmu
57 Chapter LVII Jumpa Pers Juno dan Jessyca
58 Chapter LVIII Berita di Televisi
59 Chapter LIX Eleven Madison Park Restaurant
60 Chapter LX Brooklyn Bridge New York City
61 Chapter LXI Kenangan Jessyca
62 Chapter LXII Jessyca dan Bunga Tulip
63 Chapter LXIII Rencana Erick
64 Chapter LXIV Rujuk Kembali
65 Chapter LXV Mr. Robinson Wayne
66 Chapter LXVI The Charter Oak Restaurant
67 Chapter LXVII Kemarahan
68 Chapter LXVIII Pulang
69 Chapter LXIX Bimbingan Dosen
70 Chapter LXX Menginap
71 Chapter LXXI Kecewa
72 Chapter LXXII Tanda tanya
73 Chapter LXXIII Sakit hati Erick
74 Chapter LXXIV The Hotchkiss School
75 Chapter LXXV Kabar dari Juno
76 Chapter LXXVI Flashback Juno
77 Chapter LXXVII Bagaimana Perasaanmu?
78 Chapter LXXVIII Tugas Baru Melissa
79 Chapter LXXIX Bleecker Street Pizza
80 Chapter LXXX Perjalanan ke Chicago
81 Chapter LXXXI Kasus 1 Mrs.A dan Mrs.B
82 Chapter LXXXII Hasil Sidang
83 Chapter LXXXIII Menelponya
84 Chapter LXXXIV Kediaman Juno Bram
85 Chapter LXXXV Teman Baik
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter I Perempuan patah hati
2
Chapter II Lelaki tidak peka POV Hendry
3
Chapter III Sahabat pengertian
4
Chapter IV Malam sunyi
5
Chapter V Cantik
6
Chapter VI Mata yang saling menatap
7
Chapter VII Pertemuan di perpustakaan
8
Chapter VIII Makan malam menyenangkan
9
Chapter IX Kunjungan tidak terduga
10
Chapter X Passic Falls
11
Chapter XI Jantung yang Berdebar
12
Chapter XII Hubungan Rahasia
13
Chapter XIII Telepon Juno Bram
14
Chapter XIV Penjelasan Juno
15
Chapter XV Bimbang
16
Chapter XVI Kencan pertama
17
Chapter XVII Waktu Berdua
18
Chapter XVIII Tocqueville Restaurant
19
Chapter XIX Tugas Kelompok
20
Chapter XX Charming Luxury Villa
21
Chapter XXI Berbaikan
22
Chapter XXII Keluarga Bram
23
Chapter XXIII Presentasi di depan kelas
24
Chapter XXIV Dia Milikku
25
Chapter XXV Berbincang santai
26
Chapter XXVI Jessyca Laura Wayne
27
Chapter XXVII Restoran Veselka
28
Chapter XXVIII Reuni Dalton School
29
Chapter XXIX Hujan
30
Chapter XXX Pesta BBQ
31
Chapter XXXI Rencana yang gagal
32
Chapter XXXII Cinemark Theatres
33
Chapter XXXIII Berita mengejutkan
34
Chapter XXXIV Pemberontakan Juno
35
Chapter XXXV Senyuman Manis
36
Chapter XXXVI Keberangkatan Hendry ke Indonesia
37
Chapter XXXVII Kejadian tak terduga
38
Chapter XXXVIII Pulang Pov Hendry
39
Chapter XXXIX Penjelasan Melissa
40
Chapter XL Merawat kaki Melissa
41
Chapter XLI Sembuh
42
Chapter XLII Surprise for Melissa
43
Chapter XLIII Rencana Pernikahan Frans Zoan
44
Chapter XLIV Perjalanan ke Boston
45
Chapter XLV Tiba di Boston
46
Chapter XLVI Chinatown
47
Chapter XLVII Keluarga Zoan
48
Chapter XLVIII Pernikahan Frans Zoan
49
Chapter XLIX Pertemuan kembali
50
Chapter L Pemberian Lucas
51
Chapter LI Kembali ke New York
52
Chapter LII Kecemburuan Melissa
53
Chapter LIII Seorang Sahabat
54
Chapter LIV Kesal
55
Chapter LV Benci tapi Rindu
56
Chapter LVI Milikmu
57
Chapter LVII Jumpa Pers Juno dan Jessyca
58
Chapter LVIII Berita di Televisi
59
Chapter LIX Eleven Madison Park Restaurant
60
Chapter LX Brooklyn Bridge New York City
61
Chapter LXI Kenangan Jessyca
62
Chapter LXII Jessyca dan Bunga Tulip
63
Chapter LXIII Rencana Erick
64
Chapter LXIV Rujuk Kembali
65
Chapter LXV Mr. Robinson Wayne
66
Chapter LXVI The Charter Oak Restaurant
67
Chapter LXVII Kemarahan
68
Chapter LXVIII Pulang
69
Chapter LXIX Bimbingan Dosen
70
Chapter LXX Menginap
71
Chapter LXXI Kecewa
72
Chapter LXXII Tanda tanya
73
Chapter LXXIII Sakit hati Erick
74
Chapter LXXIV The Hotchkiss School
75
Chapter LXXV Kabar dari Juno
76
Chapter LXXVI Flashback Juno
77
Chapter LXXVII Bagaimana Perasaanmu?
78
Chapter LXXVIII Tugas Baru Melissa
79
Chapter LXXIX Bleecker Street Pizza
80
Chapter LXXX Perjalanan ke Chicago
81
Chapter LXXXI Kasus 1 Mrs.A dan Mrs.B
82
Chapter LXXXII Hasil Sidang
83
Chapter LXXXIII Menelponya
84
Chapter LXXXIV Kediaman Juno Bram
85
Chapter LXXXV Teman Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!