Mata kuliah Hukum Internasional akhirnya selesai, tepat setelah makan siang Melissa berencana pergi ke perpustakaan kampus karena di sana buku-buku lebih lengkap di banding dengan perpustakaan jurusan. Memasuki semester IV memang mereka sudah mulai mencari tema untuk pengajuan judul Skripsi, tidak heran jika mahasiswa Semester IV sering ada di perpustakaan.
"Bel, ke perpus yuk.. kita cari bahan buat judul skripsi" ajak Melissa
"Duh Sorry banget Mel, Aku ada janji sama Alvin mau bantu Dia beli perlengkapan acara ulang tahun buat adiknya besok" Kata Bella dengan nada menyesal
"Tuh kan, mentang-mentang sudah punya pacar.. teman di lupakan" Jawab Melissa pura-pura marah
"Eh Kamu kok bilang begitu, apa Aku batalkan saja janjiku sama si Alvin? tapi ngomong-ngomong kami belum pacaran loh ya.."
Bella tersenyum seraya melihat layar Handphonnya untuk membatalkan janji dengan Alvin, Bella adalah teman yang sangat baik dan pengertian, bahkan rela melakukan apapun untuk Melissa asalkan Ia mampu.
"Sudah, Aku hanya bercanda kok.. ikut Alvin saja sana.. Kamu seperti baru kenal Aku sehari, dua hari ini" kata Melissa terkekeh menatap Bella
"Habisnya Aku tidak enak sama Kamu Mel.. jarang-jarang kita sempat ke perpustakaan sama-sama belakangan ini" sahut Bella
"Ok, lain kali saja Kita ke perpustakaan sama-sama ya.. Aku duluan" Ujar Melissa melambaikan tangannya
"Ok, hati-hati ya Mel.. dah.." Seru Bella juga melambaikan tangan
Melissa segera menghampiri taxy yang mengarah menuju perpustakan Colombia Univetsity. Jarak antara jurusannya ke perpustakaan pusat cukup jauh jika harus berjalan kaki. Meski tergolong dari keluarga berada Melissa tidak diperbolehkan menyetir mobil atau motor oleh kedua orang tuanya, itulah mengapa Apartemen Melissa berada tidak jauh dari kampus.
Pukul 14.00 ketika Melissa tiba di depan pintu perpustakaan. Ia segera menuju loker penitipan barang dan masuk ke perpustakaan untuk mencari bahan pengajuan judul skripsinya.
Beberapa buku membuat Melissa tertarik, Dia mengambil 5-7 buku, ada satu buku yang sangat Ia butuhkan sebagai bahan pendukung dari judul skripsi yang ada di benaknya, namun buku itu letaknya di rak paling tinggi, Melissa berjinjit namun tetap tidak bisa mengambilnya.
Seseorang tiba-tiba ada di belakangnya dengan posisi seolah memeluknya dari belakang, bahkan Melissa bisa merasakan napas dan hangatnya dada lelaki tersebut pada tengkuk dan punggungnya.
"Yang ini?" lelaki dibelakangnya berkata dengan suara agak berat
"Eh.. i.. iya" Melissa sedikit gugup, rasanya pernah mendengar suara lelaki ini, batinnya.
Tanpa banyak bicara lelaki itu sudah mengambilkan buku yang di inginkan Melissabdan mundur beberapa langkah kebelakang seraya menyodorkan bukunya pada Melissa. Kemudian Melissa menoleh.
"Eh.. Kamu?" Melissa berkata dengan nada terkejut
"Hendry" Kata Hendry memperkenalkan diri
Cih.. Siapa juga yang tanya namanya, bilang saja mau kenalan, Melissa membatin.
"Melissa" Kata Melissa cepat
"Di perpus sendirian?" Hendry bertanya basa-basi
"Sudah tau aku sendiri, masih tanya lagi.. kurang kerjaan atau Kamu sudah buta?" (kalau saja Melissa tidak mengingat bahwa buku yang dibutuhkannya sudah diambilkan oleh Hendry maka kata-kata itulah yang akan keluar dari mulutnya)
"Iya aku sendiri" ucap Melissa datar, sebenarnya Ia masih kesal mengingat kejadian yang tidak menyenangkan tempo hari
"Aku tidak sengaja lihat Kamu berjinjit kesulitan mengambil buku, jadi Aku hanya berusaha membantu" kata Hendry menjelaskan
"Thanks sudah bantu mengambilkan bukunya" kata Melissa mencoba tersenyum
"Sudah makan siang? " Hendry bertanya serius
"Sudah kok, tadi selesai kuliah langsung makan dan langsung ke perpustakaan" kata Melissa menjawab datar
"Kalau Kamu sudah makan?" Melissa balik bertanya hanya untuk berbasa-basi
"Ini lagi makan" Hendry menyuap Strawberry cake yang dia bawa dari Cafe didekat perpus
Ingin rasanya Melissa pergi namun Dia tidak kuat jika harus meminjam 7 buku sekaligus dengan ketebalan 5cm/buku. Akhirnya Ia tetap duduk di seberang Hendry sambil membaca buku.
Setelah menghabiskan Strawberry cakenya, Hendry membaca buku yang Ia pinjam tentang kinerja keuangan di tinjau dari rentabilitas.
Selintas Hendry memperhatikan perempuan di hadapannya, alis matanya tebal walau tidak panjang, hidungnya mancung, bibirnya tipis merah alami, rambutnya ikal keemasan dengan panjang sebahu, kulitnya putih kemerahan. Cantik sekali, pikir Hendry. Namun pikiran itu segera Ia tepis, teringat dia betapa kasarnya perempuan di hadapannya ini.
Melissa sadar dirinya di tatap, entah mengapa jantungnya terasa berdebar-debar, apalagi saat Ia teringat peristiwa saat Hendry mengambilkan buku untuknya, bahkan Melissa masih merasakan hangatnya napas dan dekapan Hendry. Namun Melissa segera menepis, dikatakannya pada dirinya bahwa Ia hanya terkejut, itulah sebabnya jantungnya kini berdebar-debar.
Tidak terasa jam menunjukkan pukul 18.00, perpustakaan sudah mulai sepi, Hendry bisa saja meninggalkan Melissa karena sebenarnya Ia sudah cukup membaca bahan keperluan skripsinya.
"Sudah mau pulang?" Melissa Bertanya sambil menatap Hendry yang mungkin juga berniat pulang seperti mahasiswa yang lain
"Kamu masih punya banyak buku yang ingin di baca? " Hendry balik bertanya
"Tidak apa-apa.. duluan saja, Aku masih mau berlama-lama nih" Melissa berbicara sambil tersenyum
"Aku tidak keberatan, Aku juga lagi senggang kok" Hendry menawarkan untuk menemani Melissa lebih lama
Sekitar 30 menit setelahnya, karena Melissa merasa tidak enak telah merepotkan, akhirnya Ia putuskan untuk menyudahi 4 buku dan meminjam 3 buku untuk Ia baca di Apartemennya.
"Yuk, Aku sudah selesai baca bukunya.. Terima kasih sudah mau menemaniku" Melissa Bicara sambil tersenyum
Hendry yang memperhatikan senyumnya jadi menatap lekat ke wajah Melissa, Entah mengapa Ia sangat senang berada dekat dengan gadis ini.
"Eh, kok jadi melamun? " Melissa menyadarkan Hendry
"Eh.. Iya, tidak apa-apa, aku juga tadi baca buku kan" Kata Hendry dengan senyum datar
"Nah itu ada taxy, aku duluan ya" Kata Melissa bersiap menjauh dari Hendry
Namun Hendry cepat menarik tangan Melissa, sehingga Melissa berada di sampingnya.
"Biar aku antar ke Apartemen Kamu ya.. Sudah malam nih" Kali ini Hendry menatap serius
"Ok, deh.. Boleh kalau Kamu tidak keberatan" kata Melissa datar
Sebenarnya Melissa ingin menolak namun Ia sudah banyak merepotkan Hendry, Ia berencana mengajak Hendry minum atau makan malam di Apartemennya sebagai ucapan terimakasih.
Melissa masuk ke mobil, Hendry membantu memasangkan sabuk pengaman, jarak bibir Melissa ke pipi Hendry hanya satu inch. Melissa sempat menahan napas, aroma tubuh Hendry tercium di hidungnya, aroma Calvin Klein. Ia tau karena Frans kakaknya juga sering menggunakan parfum yang sama. Jantung Melissa semakin berdebar-debar.
Hendry kembali ketempat duduknya, entah mengapa rasanya panas, dihidupkannya AC mobilnya, dan segera mengemudikan mobilnya menuju Apartemen Melissa.
Sesampainya di Apartemen Melissa, Melissa menawari untuk mampir dan makan malam. Hendry sempat menolak, namun Melissa menampakkan wajah kecewa sehingga Hendry akhirnya setuju untuk mampir di Apartemen Melissa.
Jangan lupa Like dan Komentarnya ya Readers agar Author lebih bersemangat untuk menulis lanjutan ceritanya..💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nurlita Kamila
bapeeer😍
2020-02-09
1
Ratna safitri
woaaaaahhh
2020-02-05
2
Medi Rahadi
kek di film2 nih😆
2020-01-06
2