Tanggal pernikahan sudah ditetapkan. Tinggal menunggu hari Alea akan menjadi bagian dari keluarga Smith, yang merupakan keluarga terpandang di penjuru kota ini. Meskipun Ayahnya juga bagian dari keluarga terpandang, namun tak bisa mengungguli keluarga calon suaminya. Bukannya merasa bangga dan bersyukur akan hal ini, Alea malah merasa memikul beban yang sangat berat dalam hidupnya. Apa ia bisa melakukan perannya dengan baik di keluarga barunya nanti? Dirinya yang masih manja pada orang tuanya, kini akan menjadi seorang istri dari putra orang terpandang. Ia belum cukup mental akan hal itu. Bagaimana jika ia melakukan kesalahan besar? Apa yang akan keluarga itu lakukan padanya.
" Ahhh.. " Alea mengacak rambutnya frustasi. Pikirannya sangat kalut. Bahkan pekerjaannya yang ingin dia selesaikan hari ini juga menjadi terbengkalai karena suasana hati dan pikirannya yang kacau.
" Al, aku bawakan kopi espresso kesukaanmu." tiba-tiba saja seorang wanita dengan setelan kemeja pink muda dengan celana jeans hitam datang dari balik pintu dengan membawa secangkir kopi di atas nampan. Alea melihatnya malas. Ia sedang tidak ingin diganggu saat ini.
" Taruh saja di meja." Alea memperhatikan sekelilingnya. Nampak banyak patung yang ia pakaikan gaun-gaun indah berjejer rapi di dalam ruang kerjanya ini. Pekerjaan desainer adalah impiannya sejak dulu, dan kini ia berhasil menjadi desainer ternama atas kerja kerasnya belajar selama ini. Butik yang ia bangun tanpa bantuan kedua orang tuanya itu sudah menjadi bangunan mewah yang menjajakan karyanya. Dalam sehari, tak pernah sekalipun sepi pengunjung. Terlebih karena Alea juga menyediakan jasa pemesanan gaun pesta maupun gaun pengantin. Kini, kedua bola mata Alea berhenti pada gaun yang berada paling ujung dari jajaran. Berjalan mendekati gaun itu dengan mata yang tak berkedip. Itu adalah gaun pernikahan yang sangat ia idam-idamkan selama ini. Gaun yang ia rancang khusus untuk dirinya sendiri jika suatu saat ia akan menikah. Apakah ia akan memakai gaun ini nantinya.
" Vanya. Apa menurutmu, gaun ini pantas jika kupakai?" Vanya. Sahabat sekaligus asisten pribadinya itu masih belum mengerti dengan pertanyaan Alea. Kenapa juga Alea bertanya tentang itu. Jelas saja itu sangat cocok untuknya. Bukannya itu adalah gaun rancangan untuk dirinya sendiri?
" Vanya, kau mendengarnya?" Alea membalikkan tubuhnya kesal. Vanya yang sejak tadi berdiri di belakang Alea merasa aneh dengan situasi ini.
" Nona Alea, kau mau menikah kenapa wajahmu suram seperti itu, dan apa tadi yang kau tanyakan. Jelas saja kau akan sangat cantik memakainya. Apa perlu kau bertanya tentang hal itu?" Vanya mendekati Alea yang berdiri mematung dengan tatapan kosong. Menepuk pelan pundak Alea. Mencoba memberikan kekuatan pada sahabatnya. Ia sudah tahu tentang semuanya. Jika Alea akan menikah dengan pria yang dijodohkan orang tuanya. Dia sendiri pun sempat tak percaya dengan omongan Alea. Namun ekspresi Alea yang benar-benar serius membuatnya mau tak mau percaya.
" Al, tidak semua pernikahan karena perjodohan itu akan membuat sengsara. Bisa jadi kau akan bersyukur karena menikah dengannya. Kau harus yakin Al, kalau semua ini bisa kau lewati." Alea menghembuskan nafasnya kasar. Ingin sekali ia terima takdir ini, tapi rasa gelisahnya sangat menyesakkan dada. Entah apa yang membuatnya sangat gelisah seperti ini.
" Aku baru mengenalnya Van, dan beberapa hari lagi, aku akan menikah dengannya. Bagaimana bisa aku menikah dengan orang yang tidak kucintai?"
" Kau tahu, kadang cinta bisa tumbuh kapan saja. Bisa saja karena sering bersama kau akan jatuh cinta dengannya. Seorang pria dan wanita yang tinggal bersama dalam ikatan pernikahan tanpa cinta, tak menutup kemungkinan akan timbul perasaan saling membutuhkan karena seringnya bersama. Setelah itu, perasaan saling membutuhkan akan berubah menjadi rasa sayang dan cinta. Bukankah itu sesuatu yang mungkin terjadi?"
" Kau menasehatiku seperti ini, kau pikir aku akan membenarkan apa katamu? Kau saja masih sendiri sampai sekarang. Malah sekarang kau mencoba menasehatiku tentang cinta. Cari cintamu dulu, baru menasehatiku!" Vanya menggertakkan giginya geram karena ucapan Alea. Kalau bukan karena posisi Alea di sini adalah atasannya. Pasti dia akan mencekik leher Alea saat ini juga. Bisa-bisanya mengatai dirinya seperti itu. Dia hanya mau menghibur. Malah dapat cacian. Tapi jika di pikir memang ucapan Alea sebagian besar benar adanya. Ia memang masih sendiri setelah perpisahan dengan kekasihnya tiga tahun yang lalu. Sampai sekarang ia belum mendapatkan pengganti karena masih belum bisa membuka hatinya untuk orang lain.
" Nona, ada yang ingin bertemu dengan Nona." keduanya menoleh kearah sumber suara.
" Siapa?"
" Seorang pria, namanya Dareen Smith."
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Maria Lay
aku datang
aku kasih 👍
aku kasih 🌹
aku vote
2022-05-18
1