menunggu jawaban

.

.

.

Dareen mengetukkan jari tangannya di atas meja. Memikirkan sesuatu yang membuatnya terdiam sangat lama. Kepalanya terasa pusing karena kondisi tubuhnya memang kurang fit sejak kemarin. Tenaganya seperti terkuras habis karena harus mengurus semua perpindahannya ke Hamburg, walaupun sebagian besar diurus asisten pribadinya. Tiba-tiba saja ia merasakan tenggorokannya kering, lalu melihat secangkir kopi di atas meja, dan mulai meneguknya. Buatan Alea sebelum pergi bersama Vanya ke boutique. Menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan agar bisa secepatnya ditempati.

" Seharusnya hari ini sudah selesai. Kenapa belum ada kabar dari sana?" gumam Dareen yang sedang menunggu email pemberitahuan perencanaan pemindahan proyek di Hamburg. Tidak biasanya asisten kepercayaannya itu telat. Apa mungkin ada kendala? Dareen yang memang dari kemarin bekerja dari rumah, merasa tidak tenang sendiri. Apa sebaiknya ia pergi ke kantor sekarang. Tapi ia benar-benar malas hari ini. Sebenarnya ia sendiri bosan di rumah. Apalagi Alea juga sedang pergi. Ia teringat pada perdebatannya dengan Alea tadi pagi. Sudah bukan hal baru lagi, jika mereka bersama selalu timbul perdebatan walau hanya masalah sepele.

" Dareen, kau tidak ke kantor hari ini?"

" Tidak."

" Kau masih tidak enak badan? Mau kubuatkan teh herbal?" dahi Dareen mengeryit heran. Alea sedang bersiap pergi, sedang Dareen tengah menonton tv sambil bersandar di atas ranjang.

" Kenapa kau tiba-tiba menjadi perhatian?"

" Karena kau sudah membelikanku mobil baru." Dareen memperhatikan Alea dengan seksama. Alea sesenang itu dibelikan mobil. Padahal ia hanya ingin istrinya itu tidak terlalu merepotkannya.

" Buatkan aku kopi,"

" Kau yakin mau minum kopi? Bukannya kau sedang tidak enak badan?"

" Jangan banyak tanya. Buatkan aku kopi." Dareen mematikan televisi, lalu berjalan keluar kamar. Alea tidak peduli, baginya sudah cukup ia mengingatkan Dareen tentang kesehatannya. Kalau Dareen tidak mau mendengarkannya, itu terserah dia sendiri.

" Aku langsung berangkat." Alea meletakkan secangkir kopi di atas meja kerja Dareen. Memperhatikan Dareen yang sibuk menatap layar laptopnya. Suaminya benar-benar gila kerja.

" Pulang sebelum malam." pesan Dareen sebelum Alea pergi.

" Memangnya kenapa?"

" Kau tanya kenapa? Kau sudah punya suami. Harusnya kau lebih mementingkan kebutuhan suamimu." Alea melipat kedua tangannya di atas dada. Selalu saja seperti ini. Haruskah ia mengalah hari ini.

" Kenapa? Kau tidak jadi pergi?"

" Tentu saja jadi." Alea membalikkan tubuhnya, mulai beranjak pergi. Tiba-tiba saja Dareen tak sengaja menyenggol sesuatu hingga terdengar bunyi pecahan.

" Ah," Dareen meringis karena salah satu kakinya terkena cipratan kopi yang tumpah kelantai.

" Astaga.." Alea dengan sigap mengambil asal kertas yang ada di tempat sampah untuk membersihkan pecahan gelas yang tercecer di lantai.

" Kenapa kau bisa seceroboh ini?" omel Alea yang masih sibuk mengepel lantai yang terkena tumpahan kopi. Dareen tidak bisa membantahnya. Karena memang itu kesalahannya. Kepalanya tiba-tiba saja pusing saat mau meminum kopi yang sudah dibuatkan Alea.

" Kenapa kau diam saja?" Alea melihat Dareen yang sedang memegang kepalanya sambil memejamkan matanya.

" Kau mau aku apa? Buatkan aku kopi lagi." ingin rasanya Alea mencekik leher Dareen sekarang juga. Apalagi sekarang Dareen terlihat lelah. Wajahnya saja sedikit pucat.

" Aku bukan asisten rumah tangga."

" Siapa yang bilang kau asisten rumah tangga. Kau kan ibu rumah tangga. Buatkan aku kopi lagi," Alea melihat jam di tangannya. Untung saja ia masih punya banyak waktu pagi ini. Kalau tidak, mungkin ia akan langsung pergi dan tidak mempedulikan suaminya ini.

" Sudah selesai. Aku pergi sekarang" Alea berjalan sedikit cepat untuk segera pergi dari rumah ini, sebelum Dareen menyuruhnya lagi.

Hari mulai siang, perutnya sudah mulai lapar. Tadi pagi Alea hanya menyiapkan nasi goreng. Sudah pasti hari ini ia tidak bisa makan siang masakan Alea.

' Apa kusuruh dia pulang saja?'

Tangannya sudah mulai mencari nomor Alea. Tapi ada perasaan ragu kalau Alea akan menuruti perintahnya. Saat Dareen bingung dengan apa yang harus ia lakukan, secara kebetulan ponselnya berdering. Dari Alea, tanpa menunggu banyak waktu, ia langsung menjawabnya.

' Kapan kau pulang?'

' Aku baru pergi empat jam yang lalu, sekarang kau tanya kapan aku pulang?'

Dareen menggigit bibir bawahnya. Alea benar, dia baru pergi empat jam yang lalu, kenapa malah menanyai kapan dia pulang. Pasti dia akan berpikir kalau ia menunggunya pulang.

' Aku lapar'

' Woahh. Kau bisa lapar juga ternyata. Kukira kau akan kenyang hanya dengan menatap layar laptop di depanmu.'

' Aku sedang tidak ingin bercanda denganmu Alea'

' Memangnya sejak kapan kita pernah bercanda?'

Dareen seperti kehilangan kata-kata menghadapi Alea kali ini. Biasanya ia yang selalu menang melawan Alea. Namun hari ini ia mengaku kalah.

' Untuk apa kau meneleponku?'

' Tadi sebelum aku pergi, aku masak sup iga. Tinggal kau panaskan di microwave. Aku taruh di atas kompor.

' Kau memedulikanku ternyata'

' Tentu saja. Karena kau sudah membelikanku mobil dan gedung mewah ini untukku. Kalau kau tidak melakukannya, mana mungkin aku akan memedulikanmu'

Alea sangat pandai membuat kata-kata. Bukankah secara tidak langsung, dia terlihat seperti wanita matre.

' Terserah kau saja'

Dareen menutup teleponnya. Beranjak dari duduknya, menuju dapur untuk makan. Baru kali ini, ia menyiapkan makan sendiri. Biasanya selalu ada yang menyiapkannya.

' Selamat makan Dareen'

.

.

.

.

.

Sebuah taksi berhenti di depan rumah besar bergaya american clasic. Tak lama, turun seorang pria bertubuh tinggi dengan kacamata hitam bertengger di atas hidung mancungnya. Menyeret koper besar berwarna biru tua memasuki halaman rumah. Melihat sekeliling dengan senyuman. Langkahnya terhenti ketika ada di depan pintu masuk rumah ini. Ada seorang wanita paruh baya tengah berdiri di ambang pintu. Menatapnya tak percaya sampai menitikkan air mata.

" DARIEL.." Dariel. Pria itu tersenyum menunjukkan rentetan gigi rapinya tatkala Mommy kesayangannya berlari menghampirinya. Memeluknya erat seakan tak ingin berpisah lagi.

" I miss you so much, my son."

" I miss you to, Mom." Veronica melepaskan pelukannya. Mengelus kedua pipi Dariel yang terlihat tirus. Putranya semakin tinggi sekarang. Rambutnya yang dulu berwarna hitam pekat berubah menjadi kecoklatan.

" Mom, di mana Daddy?" Dariel mengusap air mata yang menggenang di kedua pipi Veronica. Mengelus punggungnya, mencoba menenangkan Mommy kesayangannya.

" Daddy sudah berangkat ke kantor sayang." Dariel mengangguk mengerti. Sedikit kecewa karena tak bertemu Daddy nya ketika sampai di rumah setelah pergi sekian lama.

" Ayo masuk, kau sudah makan? Mau Mommy masakan sesuatu?" Veronica mengamit lengan Dariel, mengajaknya segera masuk ke dalam rumah.

" Aku mau salmon kari Mom." Veronica tersenyum, bahkan Dariel masih suka makan itu.

" Sebentar sayang. Kau mau tunggu di sini, atau tunggu di kamarmu?"

" Apa Mommy harus bertanya tentang itu?" lagi-lagi Veronica merasa bahagia putra sulungnya itu sudah kembali. Tanpa ada yang berubah sedikit pun dari sikap dan cara bicaranya.

" Apa Dareen dan istrinya tinggal di sini Mom?" Dariel celingukan kesana kemari sambil mengetuk ketukan jarinya di atas meja makan. Veronica yang sedang fokus memasak, menoleh sekejap pada Dariel. Lalu melanjutkan kembali aktivitasnya.

" Mereka tinggal di Hamburg"

" Apa? Hamburg?"

.

.

.

.

.

Dareen menutup sambungan teleponnya. Dari Mommy nya. Mengabarkan kalau kakaknya sudah pulang dari London. Pikiran Dareen melayang membayangkan pesta sambutan yang akan dilaksanakan besok. Bagaimana reaksi mereka ketika melihatnya datang bersama Alea.

" Dareen," Alea masuk ke dalam kamar sambil membawa secangkir teh di atas nampan. Meletakkannya di atas nakas.

" Aku buatkan teh herbal. Minumlah." Dareen melihat teh herbal buatan Alea. Ada perasaan ragu untuk meminumnya.

" Kau takut aku meracunimu? Untuk apa aku lakukan itu?"

" Karena kau tidak suka padaku mungkin"

" Memang benar aku tidak suka padamu. Tapi untuk apa aku meracunimu. Itu hanya akan merugikanku. Lagipula aku masih membutuhkanmu" Dareen mengubah posisi duduknya. Sedikit tegak dengan menyilangkan kedua kakinya.

" Membutuhkanku?" tanyanya.

" Bagaimana kalau aku memerlukan sesuatu? Seperti tas baru, jam tangan, atau semacamnya?" Dareen tersenyum kecut. Apa ini sifat Alea sebenarnya? Kenapa ia tidak pantas menjadi wanita matre.

" Kau membutuhkanku seolah aku ini black cardmu?" Alea memposisikan duduknya di depan Dareen, ikut menyilangkan kedua kakinya.

" Menurutmu untuk apalagi? Aku masih belum tahu kau mau menikah denganku atas dasar apa. Kita tidak mengenal satu sama lain. Bahkan bertemu pun tidak pernah. Lalu kenapa kau mudah bilang mau saat dijodohkan denganku?" ucap Alea. Matanya memperhatikan ekspresi wajah Dareen yang datar sambil menatapnya serius. Sungguh jika bertatapan dengan Dareen kenapa ia menjadi gugup akhir-akhir ini.

" Kenapa menatapku seperti itu?" Dareen langsung mengalihkan pandangannya. Apa maunya Alea sekarang. Tadi bicaranya sangat serius dan pelan. Sekarang seperti mengajaknya perang.

" Karena kau benar-benar wanita aneh!" sahut Dareen. Memang wanita di depannya ini sangat aneh. Emosinya suka berubah-ubah. Sampai ia sendiri bingung dibuatnya.

" Aneh?"

" Ini sudah malam. Aku mau tidur." Dareen tidak mau melanjutkan pembicaraan ini. Sudah cukup ia memikirkan kepulangan Dariel. Ia tidak mau Alea menambahinya dengan pertanyaan alasan ia mau menikah dengannya. Meskipun dalam hatinya memang ada alasan sendiri ia mau menerima perjodohan ini.

" Dareen. Aku belum tahu jawabanmu!" Alea menarik selimut yang menutupi tubuh Dareen. Menggoncangkan tubuh Dareen agar pria itu mau bangun.

" Jawaban apa? Sudah kubilang aku mau tidur. Jangan menggangguku!" pekik Dareen. Kepalanya masih terasa pusing jika banyak bergerak. Sekarang malah Alea mengguncang tubuhnya berkali-kali.

" Jawab dulu Dareen."

" Aku mau tidur!" Dareen tidak bergeming. Ia memejamkan matanya, berharap kepalanya akan lebih ringan jika dibawa tidur. Sampai Alea capek sendiri, kemudian mengambil posisi tidur membelakangi Dareen saking kesalnya pada suaminya itu.

' Aku kan masih ingin tahu alasan dia mau menikah denganku'

.

.

.

.

.

jangan lupa tekan like dan coment🤗

Episodes
1 apa yang kau lakukan?
2 siapa?
3 Kenapa harus kesana?
4 apa yang dia lakukan disana?
5 apa apaan!
6 Apa maksudmu?
7 Seseorang yang spesial
8 Siapa lagi kalau bukan dia?
9 menungguku?
10 siapa dia?
11 dia istriku!
12 sesuatu yang kebetulan
13 seseorang yang beruntung
14 tunggu saja
15 pembalasan
16 aku suka
17 selamat pagi
18 milikmu
19 menunggu jawaban
20 jangan membahasnya
21 kesempatan dalam kesempitan
22 aku tidak suka dibantah
23 mau membantuku?
24 siapa yang kau rindukan?
25 ada yang salah?
26 sakit lagi?
27 perasaan tak menentu
28 menjadi orang yang berharga
29 aku ingin sesuatu
30 takut kehilangan
31 kedatangan tamu
32 perasaan yang salah
33 siapa yang akan menang
34 kau bahagia?
35 kau masih menyukainya
36 jangan ulangi lagi
37 Ada yang salah
38 terima kasih
39 Bagaimana kau akan bertanggung jawab?
40 Lihat saja nanti!
41 memangnya kau siapa?
42 Jangan menatapku seperti itu!
43 aku tidak akan menyesalinya
44 mengancam?
45 atas dasar apa?
46 kuatkan hatimu Dareen!
47 tetaplah di sini
48 jadi selingkuhan?
49 terus saja seperti itu!
50 perlu bantuanku?
51 sangat bahagia.
52 penthouse?
53 romantis sekali
54 semoga saja
55 mau lagi
56 biarkan dia saja.
57 ada yang kau rindukan?
58 pergi tanpa kita
59 jangan pergi
60 jangan menolaknya
61 tugas untuk kalian
62 cepat pikirkan
63 menjijikkan
64 pengawal?
65 dia temanmu?
66 makan siang
67 aku tidak suka
68 wanita lain?
69 aku merindukanmu
70 kau cantik hari ini
71 tetap di sini
72 ingin punya papa
73 ikut aku
74 harus kuat
75 selamat malam
76 terima kasih sudah bertahan
77 temani aku
78 kau menyukainya?
79 ayo kita lakukan
80 menggantikannya?
81 aku percaya
82 kenapa bisa
83 sudah boleh pulang
84 selamat datang kembali
85 menerima dengan lapang dada
86 kita kencan hari ini
87 menjadi pasanganku?
88 kau dalam bahaya?
89 pantai?
90 rindu padaku?
91 selamat
92 papa
93 kejar istriku sekarang
94 pengecut
95 aku janji padamu
96 keguguran?
97 besok?
98 aku janji padamu
99 sindrom
100 mencintai diri sendiri
101 tiba-tiba?
102 bisa tidur?
103 mau ke mana?
104 kenapa diam saja?
105 tidak mau menjawabku?
106 terancam!
107 Apa aku salah?
108 jangan lama-lama di sana
109 dia menyukaimu?
110 ke rumah papa
111 tetap bersamamu
112 berhadapan denganku
113 Maafkan aku
114 kau payah
115 selamatkan aku
116 sangat muak
117 kau mengenalnya?
118 masuk kandang
119 kenapa bisa?
120 cepat sembuh
121 manusia keparat
122 sebuah sogokan?
123 ada angin apa
124 dua bulan lagi
125 pergi saja sendiri
126 bodoh
127 pemeriksaan rutin?
128 bertunangan
129 ingin pulang
130 aku kecewa padamu!
131 memancing perasaan
132 jangan keras kepala
133 apa taruhannya
134 sudah selesai?
135 boleh aku menemaninya
136 sebentar lagi
137 cemburu?
138 mau bermain denganku?
139 mengubah rencana?
140 cepatlah sadar
141 sudah melakukan yang terbaik
142 mencurigai?
143 pengorbanan
144 milikku seutuhnya
145 siapa dia?
146 sudah cukup
147 pernikahan yang salah
148 kapan tugasku akan berhenti?
149 kejutan untukmu
150 aku serius
151 jadi milikku
152 pikirkan baik-baik
153 bersikap biasa
154 tidak baik-baik saja
155 penyesalan atau bahagia?
156 katakan semaumu!
157 sangat menyukainya
158 boleh melakukannya?
159 mau apa dia?
160 Masih marah?
161 Sudah boleh pulang
162 Hubungan rahasia?
163 Akan selalu ada
164 Pembuktian?
165 lihat apa?
166 terpaksa?
167 Membuat kecewa
168 Buku harian
169 segera menikah?
170 kembali seperti dulu
171 Percaya padamu.
172 Melaporkan
173 dimana dia?
174 Berikan padaku.
175 Kau mencintainya?
176 Tidak becus!
177 Harus tenang
178 Apa ini?
179 baik-baik saja
180 Kau tidak suka?
181 Mengusirku?
182 Dia orangnya?
183 Menurut saja
184 Kebetulan sekali!
185 Sudah tidak bisa kembali
186 Ke New York?
187 makan malam
188 Membicarakan apa
189 Jaga diri kalian!
190 kemana?
191 sebentar saja
192 Tahu darimana?"
193 kedua kalinya
194 Tidak ingin diganggu
195 Demi Dareen
196 Daddy bohong
197 Tolong aku
198 Bagaimana kabarmu?
199 Ingin bertemu dengan suamimu?
200 Koma,
201 hukuman
202 terima kasih
203 salah kamar!
204 tidak untuk yang kedua kalinya
205 Maaf
206 Mau ikut denganku?
207 memberi pelajaran
208 Menyebalkan
209 Permainan dimulai.
210 Cepatlah datang
211 Ke rumah sakit sekarang
212 Tenangkan dirimu!
213 Cepatlah sadar, Dareen
214 Lakukanlah
215 semoga saja
216 Obat untuk Alea
217 Anak siapa?
218 Mendapatkan hadiah
219 Kembali seperti dulu
220 suka kado
221 Apa-apaan dia?
222 Membalas.
223 Sudah tahu?
224 Terus lakukan
225 Tinggal disana
226 harus bicara
227 berbuat gila.
228 kau mengenalnya?
229 kemana dia pergi?
Episodes

Updated 229 Episodes

1
apa yang kau lakukan?
2
siapa?
3
Kenapa harus kesana?
4
apa yang dia lakukan disana?
5
apa apaan!
6
Apa maksudmu?
7
Seseorang yang spesial
8
Siapa lagi kalau bukan dia?
9
menungguku?
10
siapa dia?
11
dia istriku!
12
sesuatu yang kebetulan
13
seseorang yang beruntung
14
tunggu saja
15
pembalasan
16
aku suka
17
selamat pagi
18
milikmu
19
menunggu jawaban
20
jangan membahasnya
21
kesempatan dalam kesempitan
22
aku tidak suka dibantah
23
mau membantuku?
24
siapa yang kau rindukan?
25
ada yang salah?
26
sakit lagi?
27
perasaan tak menentu
28
menjadi orang yang berharga
29
aku ingin sesuatu
30
takut kehilangan
31
kedatangan tamu
32
perasaan yang salah
33
siapa yang akan menang
34
kau bahagia?
35
kau masih menyukainya
36
jangan ulangi lagi
37
Ada yang salah
38
terima kasih
39
Bagaimana kau akan bertanggung jawab?
40
Lihat saja nanti!
41
memangnya kau siapa?
42
Jangan menatapku seperti itu!
43
aku tidak akan menyesalinya
44
mengancam?
45
atas dasar apa?
46
kuatkan hatimu Dareen!
47
tetaplah di sini
48
jadi selingkuhan?
49
terus saja seperti itu!
50
perlu bantuanku?
51
sangat bahagia.
52
penthouse?
53
romantis sekali
54
semoga saja
55
mau lagi
56
biarkan dia saja.
57
ada yang kau rindukan?
58
pergi tanpa kita
59
jangan pergi
60
jangan menolaknya
61
tugas untuk kalian
62
cepat pikirkan
63
menjijikkan
64
pengawal?
65
dia temanmu?
66
makan siang
67
aku tidak suka
68
wanita lain?
69
aku merindukanmu
70
kau cantik hari ini
71
tetap di sini
72
ingin punya papa
73
ikut aku
74
harus kuat
75
selamat malam
76
terima kasih sudah bertahan
77
temani aku
78
kau menyukainya?
79
ayo kita lakukan
80
menggantikannya?
81
aku percaya
82
kenapa bisa
83
sudah boleh pulang
84
selamat datang kembali
85
menerima dengan lapang dada
86
kita kencan hari ini
87
menjadi pasanganku?
88
kau dalam bahaya?
89
pantai?
90
rindu padaku?
91
selamat
92
papa
93
kejar istriku sekarang
94
pengecut
95
aku janji padamu
96
keguguran?
97
besok?
98
aku janji padamu
99
sindrom
100
mencintai diri sendiri
101
tiba-tiba?
102
bisa tidur?
103
mau ke mana?
104
kenapa diam saja?
105
tidak mau menjawabku?
106
terancam!
107
Apa aku salah?
108
jangan lama-lama di sana
109
dia menyukaimu?
110
ke rumah papa
111
tetap bersamamu
112
berhadapan denganku
113
Maafkan aku
114
kau payah
115
selamatkan aku
116
sangat muak
117
kau mengenalnya?
118
masuk kandang
119
kenapa bisa?
120
cepat sembuh
121
manusia keparat
122
sebuah sogokan?
123
ada angin apa
124
dua bulan lagi
125
pergi saja sendiri
126
bodoh
127
pemeriksaan rutin?
128
bertunangan
129
ingin pulang
130
aku kecewa padamu!
131
memancing perasaan
132
jangan keras kepala
133
apa taruhannya
134
sudah selesai?
135
boleh aku menemaninya
136
sebentar lagi
137
cemburu?
138
mau bermain denganku?
139
mengubah rencana?
140
cepatlah sadar
141
sudah melakukan yang terbaik
142
mencurigai?
143
pengorbanan
144
milikku seutuhnya
145
siapa dia?
146
sudah cukup
147
pernikahan yang salah
148
kapan tugasku akan berhenti?
149
kejutan untukmu
150
aku serius
151
jadi milikku
152
pikirkan baik-baik
153
bersikap biasa
154
tidak baik-baik saja
155
penyesalan atau bahagia?
156
katakan semaumu!
157
sangat menyukainya
158
boleh melakukannya?
159
mau apa dia?
160
Masih marah?
161
Sudah boleh pulang
162
Hubungan rahasia?
163
Akan selalu ada
164
Pembuktian?
165
lihat apa?
166
terpaksa?
167
Membuat kecewa
168
Buku harian
169
segera menikah?
170
kembali seperti dulu
171
Percaya padamu.
172
Melaporkan
173
dimana dia?
174
Berikan padaku.
175
Kau mencintainya?
176
Tidak becus!
177
Harus tenang
178
Apa ini?
179
baik-baik saja
180
Kau tidak suka?
181
Mengusirku?
182
Dia orangnya?
183
Menurut saja
184
Kebetulan sekali!
185
Sudah tidak bisa kembali
186
Ke New York?
187
makan malam
188
Membicarakan apa
189
Jaga diri kalian!
190
kemana?
191
sebentar saja
192
Tahu darimana?"
193
kedua kalinya
194
Tidak ingin diganggu
195
Demi Dareen
196
Daddy bohong
197
Tolong aku
198
Bagaimana kabarmu?
199
Ingin bertemu dengan suamimu?
200
Koma,
201
hukuman
202
terima kasih
203
salah kamar!
204
tidak untuk yang kedua kalinya
205
Maaf
206
Mau ikut denganku?
207
memberi pelajaran
208
Menyebalkan
209
Permainan dimulai.
210
Cepatlah datang
211
Ke rumah sakit sekarang
212
Tenangkan dirimu!
213
Cepatlah sadar, Dareen
214
Lakukanlah
215
semoga saja
216
Obat untuk Alea
217
Anak siapa?
218
Mendapatkan hadiah
219
Kembali seperti dulu
220
suka kado
221
Apa-apaan dia?
222
Membalas.
223
Sudah tahu?
224
Terus lakukan
225
Tinggal disana
226
harus bicara
227
berbuat gila.
228
kau mengenalnya?
229
kemana dia pergi?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!