Setelah 1 minggu dirumah menyelesaikan hukuman akhirnya hari ini So Yun kembali ke sekolah. Pagi ini dia diantar oleh papanya. Dan semua teman dikelasnya menyambut dia dan meminta maaf atas perlakuan mereka waktu itu. Semua temannya kembali percaya padanya dan tidak ada lagi yang memusuhinya kecuali Youra dan gengnya itu..
Saat itu jam belajar usai, waktu istirahat tiba So Yun pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Ia dikenal sebagai anak yang sangat pintar disekolah, walau pun ia kutu buku tetapi wajahnya tidak menunjukkan bahwa dia orang yang cupu seperti kutu buku kebanyakan. Banyak murid yang mengagumi prestasinya disekolah. Selain pintar So Yun juga punya bakat bernyanyi dan menari. Ia sering diminta guru untuk selalu ikut dalam perlombaan mewakili sekolah. Sudah banyak piala yang ia menangkan dan mengharumkan nama sekolah. Oleh sebab itu banyak guru yang tidak percaya dengan rumor yang beredar kemarin.
Saat ia sedang memilih buku tiba-tiba Justin menyusul dan duduk menemaninya membaca buku. Bagaimana tidak Saat ini mereka menjalin hubungan, mau tidak mau harus saling mengerti satu sama lain.
Pernah suatu ketika teman-teman Justin menanyainya " Hei apa kamu tidak bosan menemani pacar cantikmu itu diperpustakaan setiap hari? "
" Memangnya kenapa? Aku senang melakukannya " Jawab Justin.
" Aku curiga jangan-jangan kamu selalu menuruti keinginannya pasti kamu juga dapat imbalan ? Iya kan? " Goda teman Justin
" Haha ngomong apa kamu ini sih " kata Justin mengelak.
" Sudahlah bro, jujur saja! Aku benar kan? " kata temannya itu
" Kalo memang benar kenapa? " Justin tanya balik.
" Ha sudah kuduga dari awal. Mana mungkin kamu sepenurut itu dengan wanita " kata teman Justin dengan nada tengil.
" Ah sudahlah jangan dibahas lagi. Nanti ada yang dengar bisa bahaya " kata Justin.
" Hmm ngomong-ngomong kamu sudah dapat apa dari dia? Sampe kamu rela seperti ini? " tanya temannya penasaran.
" Aku... Aku pastinya sudah dapatkan semuanya lah dari dia. Rugi dong kalo aku nurutin dia tapi aku nggak dapat apa-apa " kata Justin sedikit sombong.
" Hahaha benar juga kamu ya.. Cewek sombong seperti dia memang pantas diperlakukan seperti itu " kata salah satu temannya yang pernah ditolak oleh So Yun.
So Yun yang mendengar percakapan mereka pun terkejut ketika kata-kata itu terucap dari mulut orang yang begitu ia percayai selama ini. Dia tidak menyangka Justin akan menceritakan hal ini kepada teman satu tongkrongannya. So Yun merasa sangat kesal dan telah dibohongi, ingin sekali rasanya ia melabrak mereka tetapi dia juga tidak punya kekuatan untuk melawan. So Yun hanya diam dan menunggu saat yang tepat untuk memutuskan hubungan dengan Justin itu.
Saat pulang sekolah Justin sudah menunggu di gerbang bersiap untuk mengantar So Yun. Sebenarnya So Yun masih kesal mendengar ucapan Justin tadi tetapi kali ini dia harus berpura-pura senang.
Sepanjang perjalanan So Yun hanya diam beberapa kali ia ditanya jawabannya hanya mengangguk dan menggeleng. Justin pun heran ada apa dengannya hari ini.
" Sayang kenapa? Sepertinya kamu tidak senang? " tanya Justin sambil menyetir.
" Nggak kenapa-napa. Aku hanya lelah. " ketus So Yun
" Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar, baru setelah itu kita pulang? " usul Justin mencoba menghiburnya.
" Tidak usah kita pulang saja. Aku sudah lelah. " jawab So Yun dengan nada jutek.
" Ya sudah kalau begitu "
Justin pun langsung mengantar So Yun pulang hari itu. Suasana masih terasa hening. So Yun hanya diam sepanjang jalan. Sesampainya dirumah Soo Yun tidak mengatakan apapun, ia langsung buru-buru masuk. Justin merasa aneh dengan sikapnya itu.
Sore itu So Yun menerima telpon dari Justin, sebenarnya ia enggan mengangkat telpon nya tapi karena telpon tidak berhenti ia pun menjawab telpon tersebut.
" Hallo "
" Hallo sayang. Kenapa tidak angkat telponku? " tanya Justin.
" Aku tadi sedang mandi " jawabnya dengan nada cuek.
" Kenapa kamu berubah? Katakan ada masalah apa? " tanya Justin yang merasa aneh dengan sikap kekasihnya itu.
" Ah sudah lah aku mau putus ! " kata So Yun spontan
" Kenapa?"
" Alasannya kamu sendiri sudah tahu. Kamu mendekati aku hanya karena taruhan. Apa kamu pikir aku ini sebuah barang yang bisa dijadikan bahan taruhan? Mulai detik ini kita putus! " kata So Yun langsung menutup telponnya
Tuuuut...
Telpon terputus. Belum sempat Justin menjelaskan tetapi So Yun sudah mematikan telponnya. Dia sudah kecewa dengan Justin, orang yang ia percaya, ia sayang, dan ia cinta malah menganggapnya sebagai bahan taruhan. Terlebih, Justin juga menceritakan hal yang telah mereka berdua lakukan kepada temannya itu.
Akan tetapi berbeda dengan Justin yang kini mulai memiliki perasaan tulus terhadap So Yun. Awal nya memang hanya ingin memenangkan taruhan tetapi setelah melewati hari-hari bersama Justin mulai mencintai So Yun dengan tulus. Dia merasa menyesal karena telah membohongi So Yun, ia pun berinisiatif untuk menemui So Yun dan meminta maaf.
" Selamat malam tante, apakah So Yun ada dirumah? " tanya Justin kepada mama So Yun
" Eh Justin, ayo silahkan masuk. So Yun sedang ada dikamarnya. Sebentar tante panggilkan " kata Mary yang mempersilahkan Justin masuk
" Iya tan " Justin pun masuk dan duduk diruang tamu.
Beberapa menit kemudian..
" Duh maaf nak Justin sepertinya moodnya sedang tidak baik. Dia tidak mau keluar " kata mama So yun merasa tidak enak.
" Emm begitu ya tan, Kalau boleh saya minta izin membujuk dia tan " Justin meminta izin.
" Ya sudah kamu coba saja dulu, siapa tahu dia mau keluar kalau kamu yang panggi " jawab mamanya.
Justin pun naik ke lantai atas menuju kamar So Yun setelah meminta izin kepada mamanya. Berharap kali ini dia mau menemuinya dan meminta maaf secara langsung.
Tok...tok..tok. terdengar suara ketukan pintu.
" Ma aku sudah bilang kalau aku tidak akan keluar dari kamar " ucap Soo Yun dari dalam kamar.
" Yun ini aku Justin, tolong buka pintunya ada hal yang ingin kubicarakan dengan kamu " ucap Justin membujuknya.
" Kamu ... Ngapain kamu di rumahku? Saat ini aku sedang tidak mau menemui siapapun. Lebih baik kamu pergi dari sini " teriak So Yun.
" Yun kenapa kamu menjadi seperti ini? Dengarkan aku sebentar, awalnya memang aku taruhan bersama teman-temanku, tapi Semakin hari aku semakin merasakan ada perasaan terhadap kamu. Aku harap kamu bisa memaafkan aku. " kata Justin menjelaskan perlahan.
" Apa katamu? Aku sudah tidak percaya lagi kepadamu. " jawab So Yun
" Kumohon Percayalah padaku, aku rela melakukan apapun Asal kau mau memaafkan aku " kata Justin mencoba membujuknya.
" Sudahlah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan. kita sudah berakhir " ucap So Yun yang tetap tidak ingin keluar
" Yun aku mohon jangan bicara seperti itu, aku benar-benar tulus kepadamu. Aku minta maaf karena sudah tidak jujur padamu sebelumnya " kata Justin lagi.
" Saat ini aku masih belum mau memaafkanmu tolong beri sedikit waktu" ucap Soo Yun mereda.
" Baiklah jika kamu masih butuh waktu untuk memaafkanku, tapi yang jelas aku lega karena telah menyampaikan ini kepadamu secara langsung. Aku permisi dulu " kata Justin perlahan menjaih dari pintu kamar So Yun.
Justin pun pamit pulang setelah ia berbicara kepada So Yun.
" Gimana nak Justin? Udah ketemu sama So Yun? " tanya mama So Yun kepada Justin.
" Belum tante, sepertinya dia butuh waktu untuk sendiri dulu " jawab Justin sedikit putus asa.
" Ya sudah, kamu sabar aja. Nanti coba tante bujuk dia " kata Mary menenangkan Justin.
" Terima kasih tante, saya permisi dulu." Justin pamit.
Sementara di dalam kamar Soo Yun termenung setelah mendengar permintaan maaf dari Justin tadi. Sebenarnya dia masih memiliki perasaan terhadap Justin tetapi tidak bisa dipungkiri rasa kecewa pun masih menyelimuti hatinya. Dia ingin sekali membenci Justin tetapi tetap saja tidak bisa.
So Yun bingung harus melakukan apa agar hatinya tidak terus-terusan tersakiti seperti ini. ingin sekali rasanya ia menemui Justin tetapi ia juga sungkan karena rasa kesal itu masih ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments