Pagi ini So Yun bangun lebih awal, ia sudah bersiap sejak pagi karena hari ini awal ia memulai pekerjaan baru menjadi sekretaris. Farah yang baru bangun heran melihat So Yun yang begitu rapi.
" Pagi sekali kamu bangun" kata Farah
" Ini hari pertama ku menjadi sekretaris, jadi aku tidak boleh terlambat" jawab So Yun bersemangat.
" Oh begitu hoam... " sahut Farahbyang masih mengantuk.
" Aku berangkat duluan ya aku naik motor " kata So Yun pamit.
" Kamu yakin naik motor? " tanya Farah.
" Iya kenapa tidak.. Dahh.." So Yun pun pergi terlebih dulu ke kantor sedangkan Farah masih harus bersiap karena ia baru bangun.
Pagi yang cerah untuk memulai pekerjaan baru So Yun sangat penuh dengan semangat sehingga dia tidak ingin datang terlambat ke kantor hari ini.
Sesampainya di kantor suasana Kantor pun masih sepi, hanya ada beberapa karyawan yang sudah datang sedangkan So Yun langsung menuju ruang presdir tetapi ia belum masuk dan menunggu di luar.
Setelah beberapa menit menunggu asisten Hensen pun datang dan menyapa.
" Eh nona So Yun sudah datang, kenapa tidak masuk " kata Hensen
" Saya tidak berani asal masuk pak " jawab So Yun kikuk.
" Panggil saja saya Hensen, ayo silahkan masuk. Sebentar lagi presdir tiba " kata Hensen lalu membuka pintu.
" Ya baiklah" jawab So Yun mengiringi langkah Hensen.
So Yun pun masuk ke dalam ruang kerja presdir dan langsung merapikan mejanya. Beberapa menit kemudian David pun datang dan telah mengetahui dari asistennya bahwa sekretaris barunya sudah udah datang pagi-pagi sekali. David senang mendengar kabar itu ia langsung menuju ke ruang kerjanya.
" Ehem.. " Suara David mengejutkan So yun
" Selamat pagi pak presdir. Saya sudah merapikan meja anda " jawab So Yun sambil tersenyum.
" Baguslah kalau begitu " jawab David dingin.
David terlihat begitu dingin di luar tetapi hatinya diam-diam tersenyum melihat So Yun yang sudah menunggu di ruang kerjanya. Hari ini semua tampak berbeda David lebih bersemangat pergi ke kantor.
Setelah beberapa jam menyelesaikan pekerjaan, tibalah waktunya beristirahat. David mengajak So Yun untuk makan siang bersama.
" Hei kamu, temani aku hari ini makan siang " kata David.
" Aa.. Saya pak? " tanya So Yun gugup.
" Iya kamu, sebagai sekretaris saya kamu harus menemani kemanapun saya pergi " tegas David.
" Baik pak."
So Yun mengikuti David berjalan dibelakangnya, tetapi David merasa kurang nyaman.
" Kenapa berjalan di belakangku? " kata David sambil menarik tangan So Yun.
So Yun kaget karena tiba-tiba ditarik oleh bosnya posisi ia sekarang pun bersebelahan dengan David. Hal itu membuatnya menjadi gugup dan tersipu malu.
Saat dimobil menuju ke restoran So Yun tampak kaku, namun David Justru tersenyum melihat ekspresi wajahnya itu.
" Lain kali jangan panggil saya bapak jika kita sedang di luar, panggil saja saya David " ucapnya.
" Tapi pak bukankah itu tidak sopan? " tanya So yun
" Kenapa? Tidak mau menurut ? " kata David tidak senang
" ah tidak tidak Da... David " sahut So Yun.
" Nah begitu baru sekretarisku " kata David sambil tersenyum.
Melihat senyum di wajah David barusan hati So Yun tiba-tiba menjadi begitu gembira dan jantungnya berdegup kencang. Entah Mengapa apa ia merasakan hal seperti itu tetapi kali ini perasaannya benar-benar tidak bisa dibohongi, begitu pula dengan David yang diam-diam merasa senang.
" Pak.. Eh maksud saya David, apakah tidak apa-apa jika kita makan di restoran seperti ini? " tanya So Yun
" Kenapa? Apakah restorannya kurang bagus? atau kurang mahal?" tanya David.
" Ah tidak, bukan seperti itu maksudku adalah kamu kan seorang presdir, jika nanti ada orang yang mengenali mu makan bersamaku apakah.." kata So Yun
" Tenang saja restoran ini sudah ku sewa jdi tidak akan ada yang berani mengganggu. Cepat pesan makananmu" jawab David sambil memberikan daftar menu.
Mereka pun memesan makanan dan makan bersama, So Yun tidak menyangka jika restoran yang saat ini ia tempati sudah di sewa oleh David sehingga Tidak seorangpun berada di dalam restoran itu. Perasaannya menjadi tidak karuan jantungnya semakin berdegup kencang ia sangat gugup sehingga tidak menghabiskan makanan tersebut.
" Kenapa tidak dihabiskan? " tanya David.
" itu aku sudah selesai dan sudah kenyang " jawab So Yun gugup padahal sih masih laper.
" Ya sudah kita kembali sekarang " ajak David.
Setelah selesai makan Mereka pun langsung kembali ke kantor dan menyelesaikan pekerjaan. Tapi saat berada ada di kantor David menerima telepon dan mimik wajahnya langsung berubah menjadi marah. So Yun takut melihat ekspresi wajah sang presdir tersebut. Tapi David langsung berjalan mendekatinya.
" So Yun, aku ada pekerjaan tambahan untuk kamu " Kata David.
" Apa itu? " tanya So Yun
" Asal kamu bersedia maka gajimu akan saya tambah dua kali lipat dari gaji kamu " kata David menawarkan pekerjaan itu.
" Pekerjaan seperti apa pak? " tanya So Yun lagi.
" Ikutlah denganku, aku akan mengajakmu ke suatu tempat " jawab David menarik tangan So Yun.
" Tapi Pekerjaanku belum selesai " kata So Yun.
" Tinggalkan saja biar Hensen yang menyelesaikannya, kamu harus ikut denganku " jawab David yang terus menarikbtangan So Yun.
So Yun pun masih tampak bingung melihat tingkah bosnya itu, sepanjang jalan tangan nya masih ditarik oleh David. Dia bingung harus merasa senang atau takut perasaannya campur aduk.
Setelah berada di dalam mobil David mengatakan.
" Kamu harus berpura-pura menjadi pacarku, "
" Aa... Apa? " kata So Yun kaget.
" Iya, saat ini aku butuh bantuanmu untuk berpura-pura menjadi pacarku dan menghadiri pesta bersamaku malam ini " jawab David.
" Tapi aku .." So Yun tampak ragu.
" Kamu tidak bisa menolak karena kamu sudah menyetujuinya tadi " kata David dengan raut wajah dingin.
" Kapan aku bilang setuju..Umph " So Yun terkejut karena tiba-tiba David menciumnya.
Jantungnya kembali berdebar.
" Bagaimanapun kamu harus setuju " jawab David setelah mencium gadis itu.
Tanpa berkata-kata lagi So Yun mengikuti kata dari David, bahkan ia tidak bisa lagi menyangkal dan hanya bisa mengikutinya. Beberapa menit menempuh perjalanan mereka sampai di sebuah salon yang sangat mewah.
" Yo presdir terkenal ada apa datang kemari " Sapa seorang perempuan di dalam salon.
" Aku butuh bantuanmu " jawab David.
" Bantuan seperti apa yang kamu butuhkan? " kata wanita itu lagi.
" Dandani dia secantik mungkin, pilihkan baju yang cocok untuknya pergi ke pesta" Kata David menunjuk So Yun
" Siapa lagi gadis ini? Kenapa sangat ingin membuatnya terlihat cantik? " tanya wanita itu.
" Kamu tidak perlu banyak tanya cukup lakukan saja perintahku " sahut David.
" Baiklah.. Ayo nona ikutlah denganku. " kata wanita itu mengajak So Yun kedalam
" Ya " So Yun mengikuti arahan dari wanita tersebut.
" Kamu pacarnya David? " Tanya perempuan itu sambil menata rambutnya.
" Eh bukan. Aku hanya sekretarisnya di kantor " jawab So Yun.
" Tidak mungkin kalau hanya sekedar seorang sekretaris David memperlakukanmu seperti ini, pasti ada sesuatu" kata wanita itu sambil tersenyun.
" Memangnya presdir biasanya bersikap seperti apa? " tanya So Yun
" Sebenarnya dia adalah orang yang sangat dingin. David tidak pernah menemani seorang wanita pergi ke salon apalagi hanya seorang sekretaris, tapi hari ini ini dia sangat berbeda. Mungkin kamu adalah wanita pertama yang spesial baginya " jawab wanita itu.
" Ha tidak mungkin. Dia seorang presdir mana cocok denganku " kata So Yun seolah tak percaya.
" Hahaha kamu benar-benar lucu. Jika wanita lain mungkin sudah menyombongkan dirinya" Wanita itu tertawa mendengar jawaban So Yun.
" Nah sekarang sudah selesai. Ayo tunjukkan pada David. "
" Tapi apa gaun ini cocok? " kata So Yun ragu
" Kenapa bilang seperti itu? Gaun ini dipilihkan langsung oleh david " jawab wanitab itu
Seketika hati So Yun berbunga-bunga mendengar bahwa gaun itu dipilihkan sendiri oleh David.
So Yun
David
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments