Hari ini adalah hari senin waktunya untuk kembali ke aktivitas semula begitu pula dengan So Yun. Sebenarnya hari ini dia berniat untuk tidak masuk kantor, tetapi berhubung ia ingin segera menyelesaikan pekerjaan dan kembali ke cina, ia terpaksa harus masuk.
Di perjalanan ia terus menguatkan diri untuk bertemu pria cinta satu malamnya, ia tidak ingin menambah masalah hari ini.
Setibanya dikantor seperti biasa, Sang presdir belum muncul. So Yun yang sudah datang terlebih dahulu sudah memulai pekerjaannya. Tiba-tiba terdengar suara seseorang membuka pintu.
Huh jangan-jangan itu dia yang datang. Ucap So Yun dalam hati.
" Hansen saya butuh dokumen yang kamu kerjakan kemarin, nanti kalau sudah taruh saja di ruang kerja saya " terdengar suara David dari depan pintu.
" Baiklah akan segera saya selesaikan " jawab Hensen.
" Baguslah. Aku tunggu diruanganku " kata David yang kemudian masuk.
Setelah berbincang dengan asistennya David langsung masuk ke ruang kerjanya dan melihat SoYun telah memulai pekerjaannya. Dia pun menyapanya. " Pagi sekali kamu datang " kata David.
Suasana hening, tidak ada jawaban satu kata pun dari So Yun.
" Hei kamu, aku sedang bicara denganmu! " kata David lagi.
" Maaf presdir ada yang bisa saya bantu? " tanya So Yun.
" Kenapa kamu tidak menjawabku tadi? " Tanya david yang tiba-tiba mendekati So Yun dan menatapnya.
" Maaf pak tolong jaga sikap anda. Tidak baik jika anda sedekat ini dengan saya " kata So Yun mendorong David.
" Kenapa? Apa kamu masih marah atas kejadian kemarin? " tanya David.
" Marah? Untuk apa saya marah. Lagi pula saya merasa tidak ada apapun yang terjadi. Lebih baik kamu lupakan saja !" Jawab So Yun sambil mengetik.
" Lupakan? Semudah itu kamu bilang. Apakah laki-laki yang bersamamu lebih bisa memuaskanmu sehingga kami menyuruh ku melupakan itu? " kata David menarik dagu gadis itu agar melihatnya.
" CUKUP ! SUDAH CUKUP ANDA DAN KAKEK ANDA MENGHINA SAYA. WALAUPUN SAYA PERNAH BERBUAT SALAH DIMASA LALU ITU SAMA SEKALI TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGANMU! " kata So Yun melepaskan tabgan David dan berdiri.
" Lalu kenapa kamu melupakan hal itu? Bukankah kamu juga menikmatinya? " Kata David dengan nada Sombong.
" Saya tidak punya waktu untuk meladeni anda, saya akan segera menyelesaikan pekerjaan saya dalam waktu satu minggu ini, dan saya akan kembali ke Cina " jawab So Yun.
" Apa katamu? Cina? Kamu tidak boleh pergi kemanapun tanpa seizinku! " kata David.
" Memangnya kenapa? Aku bukan siapa-siapa kamu dan kamu tidak berhak melarangku. Aku akan kembali ke rumahku dan mengurus usaha ku sendiri. Dan kamu tidak berhak melarangku untuk pergi " kata So Yun dengan lantang.
" Kamu! Beraninya kamu...!! " David marah lalu mencium gadis itu.
" Umph... Ahk lepaskan aku.." ucap So yun mengatur nafas.
" Tidak, aku tidak akan melepaskanmu " jawab David yang melanjutkan ciumannya itu.
Ya tuhan tolong lah aku..
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Tok..Tok..Tok..
" Bos, saya mengantar dokumen yang anda minta tadi " kata Hensen dari luar pintu.
Mendengar suara itu, David pun berdiri dari atas So Yun dan merapikan pakaiannya.
" Masuklah " jawab David.
" Ini bos semua sudah ku selesaikan. " kata asisten Hensen menyerahkan dokumen tersebut.
Mereka berdua berdiskusi tentang masalah pekerjaan, sementara So Yun masih sibuk dengan komputernya. Setelah beberapa jam kemudian waktunya istirahat.
So Yun langsung bergegas meninggalkan ruang kerja itu dan David tidak sempat mengejarnya.
David pun mencarinya dan ternyata So Yun sedang berada di kantin menikmati makan siang bersama Farah.
" Lihat itu presdir kita, hari ini sepertinya dia akan makan dikantin " kata seorang karyawan.
" Iya benar, tidak biasanya " bisik mereka.
Semua orang memperhatikan David yang sedang mengantri makanan di kantin, lalu setelah mendapatkan makanannya ia menghampiri meja So Yun.
" Apakah kursi ini kosong? " Tanya David.
" Iii.. Iya itu kosong " Jawab Farah
" Apa kalian keberatan aku duduk disini? " tanya David.
" Silahkan saja pak kami sama sekali tidak keberatan " jawab Farah.
David pun duduk disebelah So Yun, hal itu tentu tidak membuat hati So Yun merasa senang ia pun berniat untuk pergi.
" Aku sudah kenyang Farah, Aku mau kembali " Kata So Yun beranjak dari tempat duduk.
" Cepat sekali kamu makan " kata Farah yang masih mengunyah makanan.
David yang melihatnya, menarik tangan So Yun dan menyuruhnya duduk lagi. " Benar-benar tidak sopan! Atasanmu masih ada disini kamu mau pergi. Tidak ada yang boleh pergi! " kata David.
" Presdir tolong lepaskan tanganku. Kalau tidak.." kata So Yun.
" Kalau tidak apa? Diam dan duduk lah! " jawab David memerintah.
So Yun tidak berkata lagi, ia terpaksa menunggu sampai David selesai makan karena tangannya terus di pegangi oleh David.
Setelah selesai makan David langsung mengajak So Yun pergi, sementara Farah sudah lebih dulu kembali.
" Kamu akan bawa aku kemana? " tanya So Yun
" Aku akan bawa kamu ke suatu tempat, ikuti saja "
" Pelan lah sedikit"
Mereka berdua pun akhirnya pergi meninggalkan kantor dan menuju ke sebuah tempat yang pemandangannya sangat indah.
" Kenapa kamu ajak aku kesini ? " tanya So Yun melihat sekitar tempat itu.
" Ini adalah tempat dimana aku menghabiskan waktu ketika aku sedang marah. Tempat ini sangat indah dan nyaman " jawab David sambil menghirup udara segar.
" Lalu apa hubungannya denganku? " tanya So Yun.
" Kamu sedang marah, makanya aku bawa kamu kesini. Aku benar-benar minta maaf atas apa yang sudah aku perbuat. Aku sudah menyakitimu, begitu pula kakekku. Aku minta maaf atas nama kakekku " kata David kemudian memegang tangan So Yun.
" Untuk apa kamu minta maaf, bukankah dimata kalian wanita biasa sepertiku hanya dianggap remeh dan tidak punya harga diri " jawab So Yun dengan nada kesal.
" Tidak seperti itu, sebenarnya kakek hanya ingin aku segera menikah dan dia belum mengenalmu. Dia hanya khawatir terhadapku " kata David.
" Kalau begitu kenapa kamu tidak menikah saja dengan calon tunanganmu itu? " ucap So Yun sambil memalingkan muka.
" Tidak, aku tidak bisa. Aku tidak mencintai dia. Aku sudah memilih seseorang yang tepat untuk bersamaku " jawab David.
" Ya sudah nikahi saja dia! " ketus So Yun.
" Tapi saat ini dia sedang marah padaku. Dan dia juga masih belum mengenal kakekku " kata David tersenyum.
" Siapa wanita itu? " tanya So Yun.
" Kenapa kamu bertanya? Apa kamu cemburu? " kata David menggodanya.
" Kenapa cemburu. Siapa pun wanita itu tidak lah penting bagiku." jawab So Yun.
" Asal kau tahu, wanita itu sekarang ada di hadapanku" kata David sambil mengecup tangan So Yun
Seketika So Yun membeku mendengar kata-kata barusan dalam hatinya berkata Apa yang ia maksud adalah aku? Tidak mungkin "
" So Yun, aku mencintaimu. Apa yang aku katakan malam itu benar dari dalam hatiku " Kata David sambil berlutut dihadapan So Yun.
" Aku tidak bisa bersamamu " kata So Yun melepaskan genggaman tangan David
" Kenapa? " tanya David
" Karena kakekmu tidak menyukai ku, lebih baik kamu menikah dengan wanita pilihan kakekmu! " jawab So Yun.
" Tidak, aku hanya mencintaimu. Soal kakek kamu masih belum mengenalnya. Kakek sebenarnya orang yang lembut hanya saja kalian belum saling mengenal." kata David.
" Tapi apa mungkin kakek mu akan menerima ku? Sedangkan hari itu beliau rela memberi uang padaku demi kamu menjauh dariku " kata So Yun penuh keraguan.
" Tenang saja, aku sudah bicara banyak dengan kakek. Perlahan-lahan beliau akan mengerti dan memahami perasaanku padamu. Yang terpenting sekarang adalah aku benar benar tulus mencintaimu " jawab David.
So Yun terharu mendengar hal itu, tetapi ia tidak semudah itu percaya kata-kata David. So Yun masih harus berhati-hati dan tidak akan melakukan kesalahan masa lalu untuk yang kedua kalinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments