Semua mata tertuju pada Michael dan Sarah. Mereka bersorak dan bertepuk tangan.
"Hey, Michael! Ini pesta pernikahanku, kau jangan mencuri panggung!", teriak Gary dengan nada bercanda.
Michael menghentikan ciumannya, dia tersenyum dan mengacungkan jempol kepada Gary sambil mendekap Sarah.
Sesampainya di hotel, seperti biasanya, Sarah mendiamkan Michael. Dia memunggungi Michael di tempat tidur.
"Kau marah lagi?", tanya Michael.
"Enggak", jawab Sarah singkat.
"Ayolah berbalik, apa aku harus berbicara dengan punggungmu ini?", canda Michael.
"Yaudah ngomong aja sama punggung", jawab Sarah dengan nada kesal.
Michael tertawa. "Kau ini kenapa sih? Kau marah karena ciuman tadi?", tanya Michael.
Sarah segera berbalik badan menatap Michael. "Kau membuatku malu dihadapan teman-temanmu. Aahh... menyebalkan sekali", keluh Sarah sembari memukul lengan Michael.
"Malu kenapa? Kita kan udah nikah"
"Pokoknya aku malu, apalagi ada kak Karen disana. Dia pasti akan sering menggodaku", ucap Sarah dan menghela nafasnya. "Beruntung sekali tubuh ini dicumbu Michael setiap malam. Aahhh... sungguh menyebalkan", sambung Sarah sambil menirukan ucapan Karen.
Michael terdiam dan memandangi Sarah. "Dia mengatakan itu padamu?", tanya Michael dengan tersenyum.
"Iyaaa...", jawab Sarah dengan nada kesal. Kemudian dia tersadar dan menoleh ke arah Michael. "Ya Tuhaaann... kenapa aku mengatakan itu padanya", gumam Sarah dalam hati.
"Kenapa begitu kesal? Apa karna aku belum melakukannya untukmu?", tanya Michael sambil beranjak dari tidurnya dan menindih Sarah.
"Kamu... ngapain sih?", Sarah terkejut.
"Mau melakukannya sekarang?", goda Michael.
Mata Sarah membelalak menatap Michael, degup jantungnya makin tak beraturan. "Eee... enggak. Nanti... sprei hotel jadi... kotor", jawab Sarah terbata-bata.
"Ada binatu yang akan mencucinya"
"Eee... ini... sudah larut. Kau... harus segera istirahat, karena... besok akan nyetir"
Michael tersenyum dan melepaskan Sarah, dia berbaring disebelah Sarah dan menatap langit-langit kamar. "Tidurlah, aku cuma bercanda", kata Michael.
Sarah berbalik badan dan kembali memunggungi Michael, dia mencoba menenangkan dirinya. Beberapa kali dia mencoba menarik nafas panjang. "Sayang... kamu ga marah kan?", tanya Sarah lirih.
"Sudah... tidurlah, ga usah dipikirin", ucap Michael sambil mengelus punggung Sarah.
"Aku... minta maaf", kata Sarah. Michael segera mendekatkan tubuhnya kepada Sarah dan memeluknya dari belakang.
"Aku paham. Sekarang tidurlah, kita bisa melakukannya ketika kau siap", kata Michael.
***
*Keesokan harinya*
Sarah dan Michael sedang dalam perjalanan pulang, mereka beristirahat di sebuah rest area setelah mengisi bahan bakar dan makan siang. Sarah keluar dari minimarket dengan membawa beberapa cemilan dan menuju ke mobil Michael.
"Masih kurang kenyang ya?", tanya Michael sambil tertawa.
"Enggak... aku cuma mau ngemil aja", jawab Sarah sembari menyodorkan kopi kepada Michael. Michael tersenyum dan mengusap rambut Sarah.
"Tentang semalam...", ucap Sarah ragu. "Aku benar-benar minta maaf", sambung Sarah.
"Udahlah, kenapa masih dibahas?"
"Aku... takut kamu marah"
"Dengar, sayang. Aku udah pernah nikah, aku paham kenapa kau bersikap begitu", jelas Michael. "Kita hanya perlu waktu yg tepat, saat kita sama-sama percaya terhadap satu sama lain", imbuh Michael.
"Aku bukannya ga percaya sama kamu, aku cuma..."
"Udah ya", Michael memotong perkataan Sarah sambil mengusap rambut Sarah. "Jangan bahas itu lagi", sambung Michael.
Setibanya di rumah Michael, ternyata ada Denis yang sudah menunggu di depan rumah. Michael terlihat begitu kesal dengan kedatangan Denis. Sarah segera keluar mobil dan menghampiri Denis.
"Udah lama nungguin? Ada apa?", tanya Sarah.
Denis menatap ke arah Michael dan tersenyum sinis. "Aku udah terbiasa nungguin kamu", jawab Denis.
Michael keluar dari mobil dan berjalan menghapiri Denis dan Sarah. "Sayang, masuklah ke dalam", kata Michael.
"Tapi..."
"Ku bilang masuklah ke dalam", ucap Michael dengan nada tinggi. Denis memegang pergelangan tangan Sarah, kekesalan Michael menjadi kian memuncak.
"Aku kesini mau ketemu Sarah, ngapain kamu suruh dia masuk hah?", ucap Denis.
Michael segera melepaskan tangan Denis dari Sarah dan menarik Sarah untuk masuk ke dalam rumah. Michael membanting pintu pagar tanpa mempedulikan Denis.
"Sayang... lepasin, ini sakit sekali!", seru Sarah.
Michael melepaskan tangan Sarah. "Sudah kubilang untuk jaga jarak dengannya!"
"Kenapa berteriak begitu? Aku ga nyuruh Denis untuk datang kesini!", jawab Sarah dengan nada kesal.
"Aku tahu kau masih sering bertemu dengannya. Tapi sudah ku bilang jangan bawa dia ke rumahku!", bentak Michael.
Mata Sarah berkaca-kaca, dia segera masuk ke dalam kamar meninggalkan Michael di ruang tengah. Michael melihat dilayar bel rumah untuk memastikan keberadaan Denis yg ternyata sudah meninggalkan rumah Michael.
Sarah mengganti bajunya dan segera keluar kamar. Dia melewati Michael yang duduk di sofa ruang tengah.
"Mau kemana?", tanya Michael.
"Bukan urusanmu!", jawab Sarah dengan kesal sambil terus berjalan keluar rumah. Sarah menyetop taksi dan pergi dari rumah Michael. Dia pulang ke rumah orangtuanya.
"Kalo kau dan Michael sedang bertengkar, jangan kabur seperti ini. Ini tidak akan menyelesaikan masalah", kata Rachel.
"Aku cuma menenangkan diri, ma. Lagian kan aku cuma pergi kesini, enggak ke tempat lain", jawab Sarah.
"Kabari Michael kalo kau disini, jangan buat dia khawatir", ucap Harry.
"Kenapa kalian semua membela Michael? Menyebalkan sekali", gerutu Sarah sambil meninggalkan ruang tengah dan pergi ke kamarnya.
Lois masuk ke ruang tengah sepulangnya dari rumah sakit. Dia segera duduk disebelah Alice.
"Sarah kenapa?", tanya Lois.
"Dia bertengkar dengan Michael, jadi dia kabur kesini", jelas Alice.
"Cepat kau telpon Michael, beritahu dia kalo Sarah ada disini", pinta Rachel.
Lois menggelengkan kepalanya. "Ga mau, ma.
Aku ga mau ikut campur, Michael juga akan tahu kalo Sarah ada disini. Mau kemana lagi dia?", kata Lois.
Setelah makan malam, Sarah pun belum mau kembali ke rumah Michael. Dia segera masuk ke kamarnya menghindari omelan Rachel.
Tok... tok...
Alice mengetuk pintu kamar Sarah dan masuk ke dalam. Sarah mengalihkan pikirannya dengan membaca di sudut ruangan.
"Belum mau pulang?", tanya Alice mendekati Sarah.
Sarah menggelengkan kepalanya. "Aku mau disini dulu", jawab Sarah.
"Ada masalah apa sih?", Alice penasaran.
Sarah terdiam dan menutup bukunya. "Denis datang ke rumah dan Michael marah besar", jawab Sarah.
"Karena itu kan kabur kesini?", tanya Alice sambil tertawa. Sarah mengangguk.
Tiba-tiba Lois ikut masuk ke dalam kamar Sarah. "Kalian bersekongkol dengan Michael?", celetuk Sarah.
"Bersekongkol apa sih? Ya Tuhaaann... kekanak-kanakan sekali kau ini", ucap Lois sambil mencubit pipi Sarah.
"Mereka bertengkar karena Denis, dia datang ke rumah Michael", jelas Alice kepada Lois.
Lois tertawa. "Sepertinya Denis akan selalu mengganggumu", kata Lois.
"Aku tidak menyuruhnya datang ke rumah, tapi Michael langsung marah padaku", ucap Sarah kesal.
"Sarah, Michael marah karena dia ga suka ada pria lain yg mendekati istrinya", ucap Lois sambil merangkul Sarah.
"Tapi kan itu cuma Denis, ngapain dia berlebihan seperti itu?"
"Tetap saja. Aku pun akan cemburu jika Alice terlalu dekat dengan pria lain meskipun itu teman baiknya", jelas Lois. "Pulanglah, Michael dan Lucy pasti mencemaskanmu", imbuh Lois.
Sarah menghelas nafas panjang. Dia segera mengambil tasnya dan bersiap untuk pulang.
"Sekarang kau jauh lebih dewasa, adik ipar!", seru Alice sambil memeluk Sarah dari belakang.
"Aku pulang karena Lucy, bukan Michael", ketus Sarah.
"Tapi tetap saja, kau sudah bisa mengesampingkan ego-mu", kata Alice.
Mereka turun ke ruang tengah, Sarah berpamitan kepada orangtuanya.
"Kalo ada masalah dengan suamimu ga usah kabur seperti ini, selesaikan masalahnya berdua. Aduuhhh... buruk sekali kebiasaanmu ini", ucap Rachel sambil memukul bahu Sarah.
"Awww... sakit, ma!", seru Sarah.
"Kamu kekanak-kanakan sekali", jawab Rachel.
"Udah ma, nanti dia malah ga jadi pulang", canda Lois.
"Minta maaflah sama Michael begitu sampai di rumah", kata Harry.
"Kan Michael yang mulai, pa. Kenapa harus aku yg meminta maaf?", jawab Sarah kesal.
"Kau juga salah karena pergi meninggalkan rumah", jelas Harry.
"Baiklah. Heuuu... kenapa kalian cerewet sekali", gerutu Sarah.
"Aku antar kau pulang ya", ucap Lois
"Enggak usah, kak. Aku naik taksi aja", jawab Sarah. "Aku pulang dulu", kata Sarah sambil melambaikan tangan ke arah keluarganya yg berdiri di teras rumah.
Ketika Sarah membuka pintu pagar, sebuah mobil berhenti di depan rumah Sarah. Ya, Michael datang menjemput Sarah. "Pasti salah seorang dari mereka memberitahu Michael", gumam Sarah sambil menutup pintu pagar.
Michael turun dari mobil dan menghampiri Sarah. Namun Sarah segera berjalan masuk ke dalam mobil. Michael melihat ke arah keluarga Sarah dan mengangguk memberi salam. Lois memberikan kode bahwa mereka akan masuk ke dalam rumah dan melambaikan tangannya ke arah Michael. Michael segera masuk ke dalam mobil, dia menatap Sarah yg sedang memandangi rumah orangtuanya.
"Cepat jalan, mereka masih mengawasi kita dari balik jendela", ucap Sarah.
"Ohh... Oke", jawab Michael yg dengan segera melajukan mobilnya.
Michael dan Sarah tidak saling mengobrol selama perjalanan.
"Lucy udah tidur. Kamu langsung istirahat aja", kata Michael setelah selesai memarkirkan mobilnya di garasi rumah.
Sarah tidak merespon perkataan Michael, dia segera masuk ke kamar dan membaringkan tubuhnya di kasur. Michael menyusul Sarah dan berbaring di sebelahnya.
"Sorry", ucap Michael memecahkan suasana yg hening. "Maaf karena telah membentakmu. Aku... terbawa emosi", jelas Michael.
Sarah menghela panjang nafasnya. "Aku juga minta maaf karena meninggalkan rumah", ucap Sarah dengan menoleh ke arah Michael.
Michael tersenyum. "Aku senang kita ga terlalu lama marahannya", ucap Michael sambil mengusap rambut Sarah.
"Kau jangan terlalu keras dengan Denis", kata Sarah sambil berbaring menghadap Michael. "Kalau kau ga suka Denis, cukup jangan hiraukan dia", sambung Sarah sembari mengelus pipi Michael.
"Kau ingin aku seperti itu?", tanya Michael.
Sarah mengangguk, tangannya masih mengelus pipi Michael. "Kalau aku ada perasaan kepada Denis, aku pasti sudah melakukannya dari dulu", jelas Sarah.
Michael meraih tangan Sarah dan menciumnya.
"Aku bisa tidur nyenyak sekarang", ucap Michael.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Queen Tdewa
Denis bener2 ya mengganggu ketentraman rumah tangga ny Michael
2022-11-15
0
Queen Tdewa
seharusnya Denis yg di marahi ..
kan dia yg dtng kerumah buat mengganggu rumah tangga ny kalian...
2022-11-15
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Denis bikin Michael emosi trus😤😤😤😤
2021-08-08
1