Setelah ciuman itu, Sarah & Michael lebih banyak diam. Bahkan dalam perjalanan pulang ke rumah, mereka hanya berbicara seperlunya saja.
"Mamaaaaa...", teriak Lucy yg telah menunggu kepulangan mereka di rumah.
"Maafkan kami karena telah meninggalkanmu beberapa hari ini", ucap Sarah sambil memeluk Lucy.
Malam harinya, Sarah memutuskan untuk tidur bersama Lucy.
"Kenapa?", tanya Michael yg baru saja keluar dari kamar mandi.
"Gapapa, cuma kangen aja", jawab Sarah sambil membuka pintu kamar & keluar menuju kamar Lucy.
Sarah mulai menjaga jarak dengan Michael hingga 3 bulan setelah mereka dari Santorini. Sarah masih banyak diam, Michael pun mencoba untuk tidak mengusik Sarah. Sarah juga menghindari untuk bertemu dengan Denis. Dia mencoba untuk menata perasaanya.
Pagi itu, Sarah menyibukkan diri di dapur setelah selesai membantu Lucy bersiap-siap ke sekolah. Dia tidak menemani Michael yg kala itu tengah sarapan sendirian. Saah bahkan belum bersiap untuk pergi ke toko.
"Berhentilah, biar bibi Rose yg mengerjakan itu", ucap Michael.
"Eng... Enggak apa-apa, ini udah mau selesai kok", jawab Sarah tanpa menghiraukan Michael.
Michael meletakkan sendoknya, "Cepat kemarilah & sarapan denganku", teriak Michael.
Sarah terdiam, dia segera menghentikan membersihkan dapur & segera berjalan menuju meja makan. Michael mengambilkan makanan dan meletakkannya di depan Sarah. "Cepat habiskan, dan siap-siap pergi ke toko. Aku akan mengantarmu", kata Michael.
Michael mengambil sebuah kartu debit dari dompetnya dan memberikannya kepada Sarah. "Pakai ini untuk beli keperluan yg kamu butuhkan, pinnya 783412", sambung Michael.
Sarah terdiam. "Emm... kamu duluan aja, aku ke toko agak siangan kok, aku... harus ke bank dulu", jawab Sarah.
"Mau ngapain?"
"Ada sesuatu yg harus aku urus"
"Aku bilang aku akan antar", jawab Michael sambil meletakkan sendok & mengakhiri sarapannya. "Aku tunggu di ruang kerja", imbuh Michael sembari meninggalkan meja makan.
Perjalanan menuju bank jg menjadi kaku, Michael dan Sarah tak berbicara sedikit pun.
"Akun baru Anda sudah aktif, nyonya. Ada yg bisa saya bantu lagi?", tanya pegawai bank.
"Hmm... iya, aku mau memindahkan sejumlah uang ke akun tersebut", jawab Sarah.
"Baiklah, akan saya bantu"
Setelah selesai dengan urusan di bank, Sarah segera menuju toko.
"Kak Alice enggak datang ya?", tanya Sarah.
"Iya, katanya sedang ada urusan dengan suaminya", jawab Ellen. Sarah mengangguk. Ponselnya tiba-tiba berdering, "Denis?", gumam Sarah dalam hati.
"Ya Denis, ada apa?", tanya Sarah.
"........."
"Oke mampirlah, aku baru saja sampai di toko", ucap Sarah sambil mengakhiri panggilan telponnya.
"Bu Sarah serius menyuruh pak Denis kesini?", ucap Ellen terkejut sambil memukul lengan Lily.
Sarah tersenyum. "Kalian ini kenapa? Denis kan cuma mau mampir", jawab Sarah santai.
"Tapi... nanti... bagaimana kalo pak Michael marah? Aku begitu ketakutan ketika dia memukul meja seperti waktu itu. Dan bukannya 3 bulan ini bu Sarah menghindari bertemu dengannya", kata Lily.
"Sudah... kalian tenanglah"
Terdengar suara pintu toko yang terbuka.
"Kalian membicarakanku?", tanya Denis sambil tersenyum.
Lily dan Ellen saling menatap. Sarah tertawa, "Sudah, kau duduk dulu sana. Aku buatkan minum dulu", kata Sarah.
Sarah segera membuatkan minum untuk Denis dan menghampirinya di meja toko.
"Sering banget sih nyariin aku selama 3 bulan ini, lagi ga sibuk ya?", tanya Sarah sambil meletakkan minuman Denis.
"Enggak. Michael sering sibuk ya?"
Sarah tertawa. "Iya, dia sering banyak kerjaan", jawab Sarah.
"3 bulan ini kau menghindariku karna Michael yang minta?", tanya Denis.
"Eng... enggak. Mungkin karena kebetulan aja kita ga bisa ketemu", jawab Sarah dengan tersenyum.
"Aku liat difoto profilmu... kalian pergi liburan ke Santorini"
"Oohh... iya, kita pergi honeymoon"
Denis terkejut. "Kamu beneran tidur bareng Michael?", Denis penasaran.
Sarah yg terkejut dengan pertanyaan Denis berusaha untuk tetap tenang. "Denis... yg namanya udah nikah ya pasti tidur bareng. Emangnya harus gimana?", tanya Sarah sambil tertawa.
"Aku kira kalian cuma nikah bohongan gitu, trus tidur di kamar terpisah"
"Kenapa kamu kecewa gitu?", tanya Sarah sambil cekikikan.
"Entahlah!", ketus Denis.
Tiba-tiba ponsel Sarah berdering, Michael menelpon Sarah. Sarah memandangi Denis & mengangkat telponnya.
"Ada apa, sayang?", tanya Sarah.
"........."
"Apa? Oke, aku akan siap-siap", Sarah mematikan panggilan telponnya. "Maaf Denis, aku harus mengusirmu. Michael akan segera tiba disini", ucap Sarah.
"Emangnya kenapa? Emang aku ga boleh datang untuk minum dan makan kue disini?", jawab Denis dengan cuek.
"Ku mohon, Denis. Tolonglah...", pinta Sarah.
"Aahhh... suamimu itu merepotkan sekali", kata Denis sembari beranjak dari duduknya dan meninggalkan toko. Sarah segera berlari untuk bersiap-siap.
"Lily... aku pulang dulu ya. Lucy sakit", ucap sambil tergesa-gesa merapikan tasnya.
"Baik bu, semoga Lucy cepat sembuh", ucap Lily.
Tak berapa lama terdengar suara klakson mobil di depan toko. Sarah segera berlari keluar toko dan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Sarah dan Michael menuju kaar Lucy. Lucy tengah tidur ditemani bibi Rose.
"Lucy...", seru Sarah sambil berjalan menuju tempat tidur.
"Sejak kapan dia demam?", tanya Michael kepada bibi Rose.
"Gurunya bilang sejak pelajaran olahraga, Lucy bilang katanya badannya demam. Jadi pak Kim segera membawanya pulang", jawab bibi Rose.
"Sudah panggil dokter kan?", tanya Michael.
"Sudah, tuan. Dokter Ronald sedang dalam perjalanan kemari"
Beberapa saat kemudian, dokter datang dan memeriksa Sarah. Lucy terbangun saat akan diperiksa dokter Ronald.
"Ini hanya demam biasa, demamnya akan segera turun. Aku akan berikan resep obatnya", ucap dokter Ronald.
"Terimakasih banyak, dokter", jawab Sarah.
"Makan yang banyak ya, dan habiskan obatnya", ujar dokter Ronald kepada Lucy.
"Siap, dokter", jawab Lucy dengan suara lirh dan mengacungkan jempolnya kepada dokter Ronald.
"Mari saya antar keluar, dok", kata Michael. Michael & dokter Ronald berjalan keluar kamar Lucy. Bibi rose masuk ke dalam kamar dengan membawakan makanan untuk Lucy.
"Makan dulu ya, sayang. Mama suapin", kata Sarah.
"Tapi sedikit aja ya, ma. Aku lagi ga mau makan banyak", kata Lucy.
"Baiklah, yg penting kamu harus mau makan", jawab Sarah. Michael masuk kembali ke kamar Lucy.
"Makan yg banyak ya, papa sedih kalo kamu sakit", kata Michael.
"Aku cuma demam, papa jangan bersedih", jawab Lucy sambil mengunyah makanan.
Michael tersenyum dan mengangguk.
"Kau kembalilah ke kantor, aku akan menjaga Lucy", kata Sarah.
"Boleh papa kembali ke kantor sebentar? Papa ada meeting sore ini", tanya Michael.
"Iyaaaa... aku sama mama Sarah aja", jawab Lucy.
"Tapi kau harus berjanji untuk makan yg banyak dan minum obatnya ya?"
"Oke, papa"
"Aku akan ke kantor sebentar, tolong jaga Lucy ya", ucap Michael.
Sarah mengangguk. "Ya, hati-hati di jalan", kata Sarah.
Sarah terus bersama Lucy, ia bahkan belum mengganti baju yg telah dikenakannya seharian. Demam Lucy berangsur turun, Sarah & Lucy tidur bersama di kamar Lucy.
Michael pulang kerja dan langsung menuju ke kamar Lucy. Dia segera memegang kening Lucy untuk mengecek demamnya. Setelahnya, dia membangunkan Sarah.
"Ayo pindah ke kamar", kata Michael.
"Aku tidur disini ajalah sama Lucy", jawab Sarah dalam keadaan mengantuk.
"Ada bibi Rose yg akan menjaga Lucy, pindahlah ke kamar & mandilah"
"Kau istirahatlah, aku disini aja sama Lucy"
Michael tidak menjawab, dia menatap tajam Sarah.
"Baiklah, aku akan pindah. Kenapa kau galak sekali?", gerutu Sarah sambil keluar kamar Lucy.
Setelah Michael dan Sarah selesai membersihkan diri, Michael mencoba mengajak mengobrol Sarah yang berbaring memunggunginya.
"Kenapa berubah jadi pendiam?", tanya Michael membuka percakapan.
"Siapa yang jadi pendiam? Aku biasa aja", jawab Sarah.
"Kamu marah?"
Sarah terdiam. Dia merubah posisi tidurnya menjadi telentang. "Aku enggak marah, aku... ga tahu perasaanku ini kenapa", jelas Sarah.
"Apa... karena... ciuman itu?", tanya Michael sambil menoleh ke arah Sarah.
Sarah tidak menjawab, dia hanya menatap langit-langit kamarnya.
"Aku melakukannya bukan karena aku merindukan Leona", ucap Michael.
"Aku... mungkin ga akan jadi seperti Leona, aku dan dia orang yang berbeda. Aku... ga masalah kamu ga menganggapku. Aku ga masalah kamu manfaatin aku demi Lucy. Aku cuma ga mau kamu main-main sama perasaanku. Harusnya dulu aku minta kamu untuk masukin itu dikontrak pra-nikah", ucap Sarah sambil berkaca-kaca.
Michael berbaring menghadap ke Sarah, dia menarik nafas dalam-dalam. "Aku melakukannya dengan sadar. Aku melakukannya karena itu kau", jelas Michael.
Sarah menoleh ke arah Michael dengan air mata yang berlinang. Dia segera memunggungi Michael sambil menangis. "Kau ini kenapa?", tanya Sarah sambil terisak.
Michael mengelus punggung Sarah untuk menenangkannya. Sarah segera berbalik badan menghadap Michael.
"Kenapa diam saja?", kata Sarah.
"Aku tunggu kau tenang dulu. Kalo aku ngomong, nanti nangismu akan makin kenceng", canda Michael.
"Kenapa kau selalu menyebalkan seperti ini?", ucap Sarah sambil memukul lengan Michael. Michael segera menahan pukulan berikutnya dan memegang tangan Sarah. Michael mengusap bekas air mata di wajah Sarah.
"Apa kau akan mengakhiri pernikahan ini?", tanya Michael.
"Kenapa... kau bertanya begitu?", ucap Sarah.
"Jawab saja, apa kau mau mengakhirinya?", Michael mengulangi pertanyaannya.
Sarah diam sejenak. "Kalau kau mengakhirinya, aku juga sama", jawab Sarah lirih. "Kau sendiri?", sambung Sarah.
Michael tersenyum. "Mari kita akhiri sandiwara ini", kata Michael. Mata Sarah kembali berkaca-kaca mendengar perkataan Michael.
Michael menyunggingkan senyum dibibirnya, tangan kanannya membelai pipi Sarah dengan lembut. "Bukannya kamu ingin ini jadi pernikahan yg sesungguhnya?", kata Michael. "Ayo kita lakukan bersama-sama", imbuh Michael.
Sarah menangis, Michael segera memeluk Sarah. "Sudah kubilang kau pasti akan menangis lebih kencang", kata Michael sambil mengelus kepala Sarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Queen Tdewa
akhirnya sadar jga ... cuit ...cuit ...cuit
2022-11-15
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
baguslah Michael sadar
2021-08-08
2
Fida Bunda Nino
akhirnyaaaaaa
2020-05-29
3