#2

Setelah kunjungan Sarah ke rumah, Michael semakin sering memikirkan perkataan kedua orangtuanya. Hingga suatu hari, dia menemukan diary yang berisi gambar dan sedikit tulisan Lucy. Michael mulai membuka dan membacanya.

"Aku senang membuat kue dengan tante Sarah"

"Aku senang tante Sarah datang untuk menengokku"

Ya, hampir semua tulisannya bercerita tentang betapa senangnya Lucy bersama Sarah. Michael pun membawa buku diary Lucy. Dengan tergesa-gesa, dia mengemudikan mobilnya menuju toko kue Sarah.

"Apakah Sarah ada disini?", tanya Michael kepada salah seorang karyawan toko.

"Ada pak, sedang menghias kue di belakang pak"

"Bisa tolong panggilkan? Aku akan menunggunya dekat jendela sebelah sana ya", kata Michael sambil menunjuk salah satu kursi.

Tak berapa lama, Sarah yg masih lengkap memakai apron datang menghampiri Michael.

"Ohh... pak Michael, ada apa pak?", tanya Sarah sambil tersenyum dan duduk di depan Michael.

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan, apa kau sibuk?"

"Hmmm... tidak, pak. Ada apa?", tanya Sarah penuh penasaran.

"Apa kau... sedang dekat dengan seseorang?", tanya Michael dengan sedikit ragu.

Sarah kaget, "Hah? Tidak pak".

"Ada pacar?", tanya Michael makin tegas.

Sarah makin kebingungan, "Sebenernya ada apa ini, pak?"

"Tolong menikahlah denganku, ini demi Lucy"

Sarah sangat kaget mendengar apa yang baru saja dikatakan Michael, kenapa begitu tiba-tiba. Selama ini dia juga tidak ada perasaan terhadap Michael. "Apa... terjadi sesuatu terhadap Lucy?", tanya Sarah penasaran.

"Kalo sedang senggang bacalah buku ini, ini diary Lucy", kata Michael sambil menyodorkan buku kepada Sarah. "Dia begitu senang ketika bersamamu, dia tidak bisa segembira itu setelah kepergian ibunya", imbuh Michael.

Sarah mulai membuka buku diary Lucy, dia memperhatikan dengan seksama gambar dan tulisan yang Lucy buat. Kemudian terselip selembar tiket pementasan sekolah Lucy, Sarah mengambil tiket tersebut dan melihat ke arah Michael.

"Itu tiket pementasan Lucy di sekolah hari Sabtu besok. Jika kau bersedia, datanglah. Aku akan memberikanmu waktu untuk berpikir. Ini bukan demi aku saja, tapi sepenuhnya demi Lucy. Aku sangat memohon kepadamu"

"Aku akan memikirkannya", jawab Sarah dengan suara lirih.

Pertemuan dg Michael hari itu jelas membuat Sarah hilang konsentrasi. Dia tidak pernah menyangka akan terjadi hal seperti itu. Selama ini dia bersikap baik kepada Lucy karena memang dia menyukai anak-anak. Tapi mungkin bagi Lucy yang telah ditinggal oleh ibunya, perhatian Sarah punya makna berbeda baginya. Sarah terus memikirkannya dengan seksama, dia juga tak ingin keputusannya akan merugikan dirinya atau orang lain. Karena jika dia mengiyakannya, dia akan menikah dengan orang yang sama sekali belum dikenalnya secara mendalam.

"Bu Sarah, ada yg mencari", ucap seorang karyawan mengagetkannya.

"Ohh...iya, terimakasih", Sarah segera beranjak dr duduknya dan segera keluar. Dilihat ada teman semasa sekolahnya dulu, Denis yang datang sambil membawa bouquet bunga.

"Denis! Kapan balik kesini?", tanya Sarah sambil tersenyum lebar.

"Semalam. Aku udah pengen banget ketemu sama kamu", kata Denis sambil menyerahkan bouquet bunganya. "Ini untuk ucapan selamat karena akhirnya kamu buka toko kue juga. Maaf ya telat", ujar Denis sambil tertawa.

"Telat banget tau ga sih, udh hampir setahun baru datang"

"Aku kan sibuk bantu papa ngurusin kerjaannya di Belanda. Are you okay?", tanya Denis penasaran. "Kayak lagi sedih, atau bingung gitu. I don't know", lanjutnya.

"Hahahaha... Gapapa kok, cuma... agak capek aja"

Sarah dan Denis mengobrol panjang lebar disana, kemudian Denis mengantarkan Sarah pulang.

"Sabtu ini mau nonton ga?", tanya Denis sambil memegang pergelangan tangan Sarah yg hendak turun mobil.

"Hmm... maaf Denis, aku udah ada janji"

"Whoaaaa... kamu udah punya pacar? Siapa?"

"Aku masuk dulu ya, Den. Terimakasih banyak udah nganterin aku pulang, bye...", jawab Sarah mengabaikan pertanyaan Denis. Dia segera turun mobil & segera masuk ke dalam rumah.

*Keesokan harinya

"Pa... Ma... Sarah mau ngomong sesuatu", ucap Sarah saat sarapan bersama orangtuanya.

"Ada apa, nak? Kayaknya serius", tanya mamanya.

Sarah menghela nafas panjang, "Ada... seseorang yang melamar Sarah. Dia ingin Sarah menikah dengannya"

Kedua orangtuanya kaget. "Siapa dia? Sepertinya selama ini kamu ga keliatan lagi deket sama seseorang", tanya mamanya.

"Apa dia laki-laki yg baik?", tanya papanya penuh penasaran.

"Namanya Michael, aku mengenalnya setelah membuka toko kue. Dia seorang duda dengan satu anak. Putrinya sering mampir ke toko dan kami memang sangat dekat. Aku... akan mengenalkannya setelah papa mama memberikan restu", kata Sarah sedikit ragu.

Kedua orangtuanya saling menatap & tersenyum, "Suruh dia kemari ya", kata papanya.

Setelah selesai makan, Sarah segera menghubungi Michael.

"Halo, ada apa Sarah?", jawab Michael sambil memeriksa dokumen kerjaannya.

"Apa kau sibuk?"

"Enggak, aku cuma lagi memeriksa dokumen"

"Orangtuaku... ingin bertemu denganmu"

Michael kaget, seketika dia berhenti memeriksa dokumen. "Ka... kapan?", tanya Michael.

"Besok malam saja, sekalian jemput aku sebelum pergi ke pementasan Lucy"

Michael makin bingung, "Sarah... apa itu artinya... kau?"

"Aku mengiyakan permintaanmu, aku telah memikirkannya matang-matang"

"Ohh... oke, Sarah. Besok aku akan ke rumahmu lebih awal sebelum ke sekolah Lucy"

"OK, aku akan mengirimkan alamat rumahku"

Michael menjadi kebingungan, entah bagaimana dia harus bereaksi. Senangkah? Sedihkah?

Malam harinya sesampainya di rumah, Lidya menanyakan mengenai pementasan Lucy besok pagi.

"Kau akan datang kn, nak?"

"Iya, ma. Nanti papa mama duluan aja ke sekolah, aku ada urusan sebentar"

"Tapi pasti datang kan?"

"Iya ma, aku akan datang dengan seseorang"

"Siapa?", tanya Lidya sambil mencolek suaminya agar memperhatikan ucapan Michael.

"Seperti yang papa mama minta, besok akan aku kenalkan di sekolah Lucy saja", kata Michael sambil meninggalkan ruangan & menuju kamarnya.

"Kau dengar itu, sayang? Dia akan membawa calon istrinya ke sekolah Lucy", ucap Lidya.

"Cepat sekali berubahnya", ucap papanya sambil tersenyum sinis & mengganti chanel tv.

*Keesokan harinya*

Michael sedang dalam perjalanan ke rumah Sarah, selama perjalanan dia sibuk mempersiapkan diri untuk berkenalan dengan keluarga Sarah. Sesampainya di rumah Sarah, telponnya berdering. "Halo, Sarah. Aku sudah sampai di depan rumahmu"

"Oke. Eee.... Michael, kita tidak perlu mengarang cerita, aku sudah mengatakan yang sebenernya ke orangtuaku"

"Baiklah, aku akan segera masuk"

Sarah segera turun menyambut Michael dan mengenalkan kepada orangtuanya. Harry dan Rachel terlihat begitu menyukai Michael dengan postur tegap dan wajah tampannya.

"Kau bersungguh-sungguh ingin menikahi putriku?", tanya Harry.

"Iya, pak. Saya bersungguh-sungguh untuk meminang Sarah"

"Apa kau jatuh cinta kepada Sarah karena putri kecilmu?", tanya Lidya.

"Iya bu, karena Lucy. Dia begitu dekat dengan Sarah, dia juga begitu bahagia didekat Sarah. Sama bahagianya ketika dia bermain bersama ibunya dulu"

Harry dan Rachel menggangguk mendengar penjelasan Michael.

"Apa... bapak & ibu merestui saya untuk menikah dengan Sarah?"

"Ya, tentu saja. Sebagai orangtua, kami hanya bisa merestui. Nantinya kau yang akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap Sarah. Kami hanya berharap kau dapat memperlakukan Sarah dg baik", pinta Harry.

"Tentu, pak. Saya akan melakukannya"

"Sebaiknya kita segera mengatur pertemuan keluarga, kau juga belum bertemu kakak Sarah. Karena ini sangat mendadak, dia tidak bisa datang kesini", kata Rachel.

"Ohh... baik bu, akan saya sampaikan kepada orangtua saya mengenai jadwal pertemuan keluarga. Saya dan Sarah akan mengatur jadwalnya"

Setelah pertemuannya dg orangtua Sarah, Michael dan Sarah segera bergegas menuju sekolah Lucy. Sesampainya di parkiran sekolah,

"Aku sudah bilang pada orangtuaku akan memperkenalkan seseorang sebagai ibu baru Lucy, kau siapkan diri saja. Mungkin akan ada ekspresi berlebihan dari Lucy dan Mama", kata Michael sambil menarik pergelangan tangan Sarah yang akan keluar mobil.

Sarah hanya mengangguk. Kedua berjalan bersama menuju auditorium tempat pementasan Sarah. Michael segera menuju ke back stage untuk melihat persiapan Lucy. Dia dan teman-temannya akan tampil menari balet.

"Tanteeeeeee...", teriak Lucy kegirangan melihat kehadiran Sarah, dia segera berlari dan memeluk Sarah. Lucy terlihat makin lucu dengan kostum baletnya.

Kedua orangtua Michael tampak sangat terkejut ketika mengetahui bahwa wanita yg datang bersama Michael adalah Sarah. Lidya tak bisa menahan kebahagiannya, matanya langsung berkaca-kaca. Eddy mencoba menenangkan istrinya dg menepuk-nepuk bahunya.

"Kau cantik sekali, Lucy. Apa kamu sudah siap utk pementasannya?", tanya Sarah sambil melepaskan pelukan Lucy.

"Iya, tante. Aku dan teman-teman sudah berlatih dengan sangat giat", jawab Lucy sambil memperagakan gerakan plie. Semua merasa senang dan bertepuk tangan untuk Lucy. Michael pun ikut berjongkok agar menjadi sepadan dengan tinggi badan Lucy.

"Tante Sarah datang karena sangat ingin melihat penampilanmu, nantinya tante akan semakin sering melihatmu tampil dipementasan", ucap Michael sambil memegang kedua tangan Lucy.

"Oiya? Kenapa begitu, pa?"

"Papa akan segera menikah dengan tante Sarah. Dengan begitu, kau akan punya banyak waktu dg tante Sarah. Membuat kue, bermain, menari, belajar dan aktifitas lainnya", jawab Michael meyakinkan Lucy.

"Bernarkah? Yeeeeaaaayyyyy... aku akan punya mama lagi!", seru Lucy kegirangan.

"Segeralah bersiap-siap, kami akan menontonmu dikursi paling depan"

Lucy segera pergi berkumpul dengan teman-temannya. Sesekali dia menengok ke arah keluarganya dan melambaikan tangan. Lidya masih belum bisa menahan kebahagiaannya mendengar Michael akan menikah lagi. Dia berulang kali mengucapkan terimakasih kepada Sarah sambil membelai kedua pipi Sarah dengan kedua tangannya.

Pementasan sekolah pun dimulai. Sarah duduk disebelah Michael dan menikmati pertunjukan anak-anak. Saat tiba pertunjukkan Lucy dan teman-temannya, Sarah begitu terpukau melihat anak-anak menari balet dengan lincahnya. Sarah tersenyum lebar sambil bertepuk tangan. Michael mengambil ponselnya dan memotret Lucy beberapa kali. Michael mencoba mencuri pandang ke arah Sarah yang tak henti-hentinya tersenyum melihat pementasan balet Lucy dan teman-temannya. Michael mengarahkan ponselnya ke arah Sarah.

"Dia cantik sekali", ucap Michael dalam hati ketika melihat wajah ceria Sarah.

Terpopuler

Comments

Yesi Triyanto

Yesi Triyanto

masa belm kenal. dah mau main nikah aja, ntar kaya ditv2 brpa buln kemudian nama nya terdftr gugat cerai. pengenalan dulu kek. apa lagi yg laki mash cinta bngt ama mendiang istri nya. menikah itu kan bukan cm perkara simple. tpi gak apa2 ini kan didunia halu segala nya lebh bsa mudah hi...

2022-10-03

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

the point banget si Michel

2021-08-08

0

Agustin

Agustin

Klo aq sdh baca karyanya author 1 bagus, pasti sy cari cerita yg lain nua

2021-01-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!