"Sejak kapan kau mulai membuka hatimu?", tanya Sarah yg masih berdekapan dengan Michael.
"Hmm... saat aku memilih untuk menikahimu, berarti aku udah membuka hatiku kan?", jawab Michael.
Sarah mendongak ke arah wajah Michael. "Kau menikahiku karna suka denganku ya?", canda Sarah sambil tersenyum lebar.
"Entahlah", jawab Michael singkat. Sarah memanyunkan bibirnya. "Hahahaha... kenapa begitu kecewa?", tanya Michael.
"Aku pikir kau suka padaku sejak awal"
"Setelah kamu datang ke rumah mama pas Lucy sakit, mama mulai cerewet minta aku nikah lagi. Aku sama sekali enggak ada bayangan atau pikiran mau nikahin siapa. Karna Lucy deket sama kamu, aku ga ada pilihan lain. Aku minta pak Kim cari tahu soalmu & keluargamu. Dan ternyata ga ada masalah, yaudah...", jelas Michael.
Michael melepaskan pelukannya, dia mengambil ponselnya yg ia taruh di meja samping tempat tidur. Michael mencari sesuatu dalam ponselnya.
"Hmm... mungkin aku mulai ada rasa sejak aku megambil foto ini", ucap Michael sambil menunjukkan sebuah foto. Foto ketika Sarah melihat pementasan Lucy di sekolahnya.
Sarah mengambil ponsel Michael dan melihat fotonya. Dia kemudian menggeser-geser foto pada galeri ponsel Michael. Ada banyak foto Sarah yg diambil secara diam-diam. Michael mencoba mengambil ponselnya.
"Hey... kenapa jadi usil gitu sih buka-buka ponsel orang", seru Michael. Sarah menjauhkan ponsel dari Michael dan berbalik badan memunggungi Michael.
"Ya Tuhaaaan... diam-diam kau memotretku?", seru Sarah.
"Cepat kembalikan ponselku!", pinta Michael sambil menarik lengan Sarah. Sarah tidak menghiraukan perkataan Michael, kemudian Michael memeluk Sarah dari belakang dan merapatkan tubuhnya.
"Apa dulu kau juga memotret Leona secara diam-diam?", tanya Sarah penasaran.
"Iya... tapi dia selalu tahu. Ga kayak kamu", canda Michael. Sarah tersenyum & membalikkan badannya untuk mengembalikan ponsel Michael dan membalas pelukannya.
"Rasanya aku ga mau tidur aja. Aku takut kalo bangun nanti kamu udah berubah lagi sikapnya", keluh Sarah.
"Hahahaha... enggak. Tidurlah", ucap Michael sambil mencium kening Sarah. Malam itu, Michael dan Sarah tidur tanpa berjarak.
Keesokan harinya, Sarah terbangun lebih dulu. Dia membuka matanya perlahan dan segera melepaskan pelukan Michael. Sarah terduduk di kasur dan memandangi Michael yg masih tertidur pulas.
"Kau pasti sangat lelah", gumam Sarah sambil tersenyum. Dia segera ke kamar mandi dan bersiap menyiapkan sarapan.
"Bibi Rose udah mulai masak?", kata Sarah.
"Iya nyonya, karna harus buat bubur untuk Lucy jadi saya masak lebih awal. Nyonya istirahat saja", jawab bibi Rose.
"Kalo gitu akan ke kamar Lucy dulu ya", ucap Sarah.
Tok... tok...
Sarah mengetuk pintu kamar Lucy dan segera masuk ke kamar Lucy.
"Ternyata sudah bangun", ucap Sarah yang melihat Lucy sedang bermain dengan bonekanya.
"Kemarin aku tidur lebih awal, jadi tadi pagi-pagi sekali bangunnya", jawab Lucy.
"Hari ini libur sekolah dulu ya, dokter Ronald mengharuskanmu istirahat dulu"
"Hmmm... kalo gitu aku ikut mama ke toko ya?", seru Lucy.
"Mama ga ke toko hari ini, mama akan menemanimu di rumah"
"Yaahhh... padahal aku ingin buat kue", jawab Lucy dengan nada kecewa.
"Kita kan bisa bikin kue di rumah, nanti mama belanja bahan-bahannya dulu ya", hibur Sarah.
"Yeaayyy...", ucap Lucy sambil memeluk Sarah. "Mama... mau main boneka denganku?", tanya Lucy.
"Tentu saja", jawab Sarah.
Beberapa saat kemudian, Michael yg baru saja bangun tidur masuk ke kamar Lucy. Michael segera bergabung duduk di lantai bersama Sarah dan Lucy yg sedang bermain boneka.
"Sudah sehat, sayang?", tanya Michael sambil memegang kening Lucy.
"Udah, papa. Mama Sarah & bibi Rose bergantian merawatku kemarin", jawab Lucy.
"Syukurlah, papa sangat senang", jawab Michael sambil menggosok-gosok matanya.
"Kamu ga siap-siap pergi ke kantor?", tanya Sarah.
"Kamu sendiri?", tanya balik Michael.
"Aku mau di rumah jagain Lucy"
"Kalo gitu aku juga ga akan ke kantor", jawab Michael sambil membaringkan tubuhnya di lantai.
"Kenapa ga ke kantor? Lucy kan udah sehatan", tanya Sarah.
"Kalian di rumah, ngapain aku harus ke kantor?", jawab Michael.
"Papa harus bantu aku sama mama bikin kue ya", ucap Lucy.
"Iya, papa bikin kue aja di rumah sama kalian", jawab Michael.
"Hey... kenapa seenaknya sendiri enggak pergi ke kantor begitu? Bagaimana dengan pekerjaanmu nanti?", tanya Sarah.
"Aku kan bos", jawab Michael dengan nada menyombong. Sarah menatap tajam Michael, Michael segera bangun & mencium kening Sarah.
"Ayo kita sarapan, bibi Rose sudah menyiapkan sarapannya", ajak Michael sambil berjalan keluar kamar.
"Yeaaayyy...", Lucy segera Michael pergi ke ruang makan yg kemudian diikuti oleh Sarah.
Hari itu, mereka bertiga membuat kue bersama-sama. Michael dan Lucy terlihat begitu bersemangat melihat Sarah membuat adonan kuenya. Lucy meminta untuk dibuatkan cupcake cokelat yg akan dihias dengan cream cheese frosting.
Karena bangun lebih awal dan kelelahan saat membuat kue, Lucy tertidur setelah selesai memakan 1 kue. Sarah keluar dari kamar Lucy dan menghampiri Michael yang sedang menonton TV di ruang tengah.
"Udah tidur?", tanya Michael sambil menoleh ke arah Sarah.
"Iya, sepertinya dia ngantuk karena bangun lebih awal. Dan mungkin karena efek minum obat juga", jawab Sarah yang duduk di sebelah Michael.
Michael menyandarkan kepalanya pada pangkuan Sarah sambil menyaksikan tayangan TV. Mereka mengobrol santai mengomentari tayangan TV yang mereka saksikan.
"Apa kau bisa semarah seperti wanita di film itu, sayang?", tanya Michael.
"Hmmm... entahlah. Sepertinya aku belum pernah semarah itu"
"Kalo aku membuatmu sangat marah, apa yg akan kamu lakuin?", tanya Michael sambil mendongak kepalanya menatap Sarah.
Sarah terdiam sejenak, dia mencoba memikirkan jawaban dari pertanyaan Michael. "Kenapa kau menjadi sangat serius seperti itu?", ucap Michael sambil duduk dan tertawa.
Sarah tersenyum. "Hmm... mungkin aku akan ke makam Leona", ucap Sarah yg membuat Michael terdiam. "Aku akan bercerita kepada Leona tentang apa yg membuatku marah. Mungkin itu lebih baik daripada aku mengumpatmu dengan kata-kata kasar", sambung Sarah.
Michael tersenyum dan mengelus kepala Sarah. "Ternyata kau lebih dewasa dari yg aku kira", kata Michael.
"Kau sendiri bagaimana?", Sarah bertanya balik kepada Michael.
"Entahlah", ucap Michael sambil berpikir. "Mungkin aku akan menemui Denis", sambung Michael.
"Kenapa kau menemui Denis?", Sarah kebingungan.
"Kau selalu membuatku marah karena Denis. Jadi aku akan menemui Denis untuk menghajarnya", canda Michael.
"Ya Tuhaaann... kenapa kau kejam sekali?"
"Hahahahaha... aku kan udah bilang untuk jaga jarak sama Denis", ucap Michael sambil mencubit pipi Sarah.
***
Hari silih berganti. Michael dan Sarah mulai dekat dan terbiasa satu sama lain.
"Pergilah ke butik Karen, dia akan membantumu memilih baju untuk Sabtu besok. Aku akan kesana pukul 6pm"
Sebuah pesan diterima Sarah. Ya, pesan dari Michael. Sabtu ini mereka akan pergi kebluar kota untuk menghadiri pernikahan teman Michael.
Sarah pergi ke butik Karen dengan naik taksi. Karen merupakan teman Michael dan Leona semasa kuliah.
"Apa kau Sarah istri Michael?", tanya Karen mengagetkan Sarah yg sedang memilih baju.
"Iya, aku Sarah"
"Waahhh... akhirnya kita bertemu juga. Maaf saat itu aku ga bisa datang ke pernikahan kalian karena suamiku baru saja pindah tugas di Irlandia"
"Tidak apa-apa, nyonya Karen"
"Ehhh... kau ini sopan sekali, panggil aku 'Karen' saja"
"Tapi... usia kita terpaut jauh. Aku... merasa sungkan untuk memanggil nama Anda"
"Awww... Michael beruntung sekali mendapat gadis muda yg sopan sepertimu", puji Karen sambil menepuk pundak Sarah. "Bagaimana 4 bulan ini kau menikah dengannya? Apa dia melakukannya dengan baik?", goda Karen.
"Emm... apa... maksud Anda?", tanya Sarah tersipu malu.
"Aahhh... kau ini. Michael kan sangat populer dikalangan wanita, dengan postur seperti itu banyak wanita yang tergila-gila padanya. Dulu aku juga mengejarnya, tapi Leona mengalahkanku", ucap Karen sambil tertawa. "Ahhh... beruntung sekali tubuh ini selalu dicumbu oleh Michael setiap malam", goda Karen sambil membelai lengan Sarah.
Sarah hanya tersenyum malu. "Dicumbu bagaimana? Merasakannya pun belum", gerutu Sarah dalam hati.
Sarah segera memilih gaun dibantu oleh Karen. Tak berselang lama, Michael datang ke butik.
"Sudah dapat gaunnya?", tanya Michael.
"Michael!", seru Karen sambil berlari dan memeluk Michael untuk menyapa. "Aahh... setelah menikah dengan gadis muda kau makin tampan saja", canda Karen.
Michael hanya tersenyum. "Bagaimana pekerjaan suamimu?", tanya Michael.
"Proyek di Irlandia berkembang pesat, dia menunda kepulangannya untuk menyelesaikan tugas. Jadi aku balik kesini duluan", jawab Karen. "Ohh... istrimu sudah memilih bajunya, kau pasti senang memiliki istri dengan tubuh indah seperti itu", imbuh Karen.
"Terimakasih banyak telah membantu istriku, aku harus segera pulang karena Lucy menunggu di rumah untuk makan malam", jawab Michael.
"Tidak masalah, Sarah bisa meminta bantuanku setiap saat. Kapan-kapan kita hang out bersama ya", ucap Karen. Sarah tersenyum dan mengangguk.
"Mampirlah ke rumah, Lucy pasti jg merindukanmu", ucap Michael.
Michael dan Sarah segera meninggalkan butik Karen. Selama perjalanan dan di rumah, Sarah lebih sering diam. Obrolan sebelum tidur yang biasa mereka lakukan pun hening karena Sarah memunggungi Michael.
"Udah ngantuk?", tanya Michael.
"Iya", jawab Sarah singkat.
"Kau ini kenapa? Apa aku melakukan kesalahan?", tanya Michael.
Sarah tidak menjawab, lalu dia berbalik badan berhadapan dengan Michael. "Kenapa tidak bilang kalo karen itu temanmu & Leona dulu?", tanya Sarah.
"Bukannya dulu aku pernah bilang?"
"Kamu cuma bilang itu butik temanku, baru kali ini juga aku bertemu dengan Karen. Tapi aku ga suka dia selalu menggodaku", jawab Sarah kesal.
Michael tertawa. "Dia menggodamu bagaimana?", tanya Michael.
"Lupakanlah, aku ga mau cerita!", jawab Sarah sambil menarik selimut hingga menutupi kepalanya.
Michael menarik selimut Sarah dengan perlahan. "Ayolah, cerita sedikit saja", pinta Michael.
Sarah menghela panjang nafasnya. "Dia bilang kau banyak digilai wanita, bahkan dia juga mengejarmu saat kuliah dulu. Tapi kau lebih memilih Leona", jawab Sarah.
Michael tertawa dengan lantang.
"Kenapa tertawa?", ucap Sarah dengan kesal. Dia segera berbalik badan dan memunggungi Michael.
Michael mendekat dan menyandarkan dagunya pada Sarah. "Apa kau cemburu, sayang?", tanya Michael.
Sarah membalikkan badan menghadap Michael lagi. "Tentu saja. Jika Karen belum menikah, dia pasti masih menggodamu", jawab Sarah dengan kesal.
Michael beranjak dari tidurnya dan menindih tubuh Sarah. Michael mencium bibir Sarah dengan lembut.
"Tidak perlu cemburu kepada Karen. Kalo aku tertarik kepadanya, aku tidak akan sendirian setelah Leona meninggalkanku", ucap Michael sambil membelai rambut Sarah.
Sarah tersenyum tersipu malu, wajahnya memerah. "Aku senang... kau tertarik padaku", ucap Sarah sambil mengalungkan tangannya pada leher Michael.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
sweetnya😘😘😘😘😘😘😘
2021-08-08
2