"Waahhh... bunga kesukaan mama!", seru Lucy yang baru bangun dr tidurnya, mengagetkan Michael dan Sarah.
"Apa tante Sarah menyukai bunga lili putih? Mama Leona sangat menyukainya", imbuh Lucy.
Sarah hanya tersenyum dan mengangguk. Michael pun hanya terdiam dan segera menyalakan mesin mobil untuk melanjutkan perjalanan. Tak berselang lama, mereka sampai di pemakaman. Lucy begitu bersemangat utk mengunjungi makam ibunya, segera menggandeng tangan Sarah & memgajaknya berlari.
Sesampainya di makam Leona, Sarah dan Michael banyak diam. Hanya Lucy yang bersemangat bercerita tentang ibunya.
"Mama Leona sangat suka memasak. Mama sering memasak untuk bekalku ke sekolah", ucap Lucy sambil meletakkan bunga lili putih yg mereka bawa.
"Mama Leonaaaa... tante Sarah sangat jago bikin kue loh. Mama bisa belajar bikin kue sama tante Sarah", seru Lucy sambil tersenyum bahagia.
"Mama sudah di surga, Lucy. Bagaimana bisa mama belajar bikin kue?", tanya Michael dengan nada pelan.
"Hahahahaha... mungkin mama bisa datang ke mimpi tante Sarah", jawab Lucy sambil cekikikan.
Cukup lama mereka berada di makam Leona, namun hanya Lucy yang terlihat ceria dan banyak bicara. Sebelum perjalanan pulang, mereka berhenti di sebuah restoran China. Mereka memesan cukup banyak menu karena mereka melewatkan makan siangnya.
"Whoaaa... dimsumnya enak sekali! Apa tante bisa membuatnya?", seru Lucy.
"Tante blm pernah membuatnya, lain kali kita coba buat ya", jawab Sarah sambil mengusap rambut Lucy.
"Kenapa hanya makan sedikit?", tanya Sarah kepada Michael yang telah mengakhiri makannya.
"Perutku agak ga enak?", jawab Michael sembari mengambil minum.
"Apa kau butuh obat? Aku akan membelikannya di minimarket sebelah", ucap Sarah sambil beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar restoran.
"Tidak usah, Sarah. Sarah...", teriak Michael. Namun Sarah tetap keluar dan membelikannya obat. Tak berapa lama Sarah kembali dengan membawa obat yang dibelinya di minimarket sebelah restoran.
"Mungkin itu karna maag karna tadi kita ga makan siang, minumlah obat ini", kata Sarah sambil duduk di kursinya dan menyerahkan obat kepada Michael.
"Kau makan yang banyak ya, biar ga sakit perut kayak papa", imbuh Sarah sambil mengambilkan lauk untuk Lucy. Lucy hanya mengangguk sambil mengunyah dan mengacungkan jempol ke arah Sarah. Sarah pun membalasnya dengan senyuman dan melanjutkan makannya. Setelah selesai makan, mereka segera memutuskan utk pulang karena hari sudah mulai sore.
"Biar aku saja yang menyetir. Kau istirahat aja, aku tau jalannya kok", ucap Sarah sambil meminta kunci mobil Michael. Michael yang masih merasa kesakitan pun hanya diam dan menyerahkan kunci mobilnya.
Ditengah perjalanan, hujan deras turun. Lucy mulai ketakutan karena dia takut kilat dan petir.
"Cari hotel aja, kita ga bisa lanjutin perjalanan. Ini berbahaya", ucap Michael sambil menunjuk plang hotel yg dia lihat. Sarah hanya mengangguk dan membelokkan mobilnya ke hotel. Mereka segera masuk ke hotel, baju mereka sedikit basah karena hujan. Michael segera memesan kamar utk mereka bermalam. Kamar yg cukup luas utk mereka bertiga dengan dua ranjang besar di dalamnya.
Sesampainya di kamar, Sarah segera mengeringkan rambut dan baju Lucy yang agak basah. Michael yang melihatnya langsung mengambil handuk dan menyodorkannya kepada Sarah.
"Keringkan juga rambutmu, jangan sampai sakit", ucap Michael seraya berpaling dari Sarah.
"Terimakasih", jawab Sarah sambil menatap Michael yang telah berpaling.
"Selimutnya hangat sekali! Tante, nanti kita tidur bareng ya?", seru Lucy sambil merapikan selimut yg menutupi badannya.
Sarah tersenyum dan mengangguk. Michael diam-diam mengamati interaksi antara Lucy & Sarah sambil memindah chanel TV. Sarah segera mengambil ponselnya & mengirimkan pesan untuk Alice.
*Di rumah Sarah*
Alice sedang melihat ponselnya dan segera mendatangi mertuanya.
"Pa... Ma... Sarah ga pulang malam ini. Mereka terjebak hujan badai dalam perjalanan pulang, jd harus bermalam", ucap Alice sambil duduk di sebelah Rachel.
"Hanya berdua dengan Michael?", tanya Rachel sambil melihat ke arah Alice.
"Sepertinya Lucy ikut bersama mereka", jawab Alice.
"Kalau cuma berdua sama Michael ya ga masalah, mereka kan akan segera menikah", ucap Harry santai sambil meminum teh.
"Kau ini!", seru Rachel sambil memukul paha suaminya itu. Alice hanya tertawa melihat reaksi dari mertuanya itu.
*Di hotel*
Michael sedang berbicara dengan Lidya di telpon.
"Hujannya sangat deras sekali, ma. Aku ga mungkin lanjutin karna Sarah yang nyetir", kata Michael yang duduk di ujung kasur sebelah Lucy dan Sarah berbaring.
Sarah hanya memandangi Michael, tak berapa lama Michael mengakhiri percakapannya di telpon.
"Kau takut terjadi sesuatu karna aku yang nyetir? Aku udah mahir kok nyetirnya, tenang aja", ucap sambil memposisikan Lucy yang sudah tertidur.
"Bukan karna itu. Jarak pandang terlalu pendek, bahaya", jawab Michael agak jengkel.
"Oohhh... kirain", kata Sarah dengan nada meledek.
Michael terlihat jengkel dan memandangi Sarah yang sedang mengelus punggung Lucy yang sedang tidur.
"Kita harus bicara", seru Michael duduk di bagian kasur yang bersebelahan dg Sarah.
"Emang dari tadi kita ga bicara?", jawab Sarah sambil membalikkan badannya dan duduk menghadap Michael. Michael terlihat begitu jengkel dengan jawaban Sarah.
"Dengar ya, aku nikahin kamu itu karna Lucy. Nantinya kamu fokus aja urusin dia, ga usah peduliin aku. Dihadapan keluarga dan orang-orang, kau boleh panggil aku 'sayang'. Tapi kalo hanya ada kita berdua, cukup panggil nama aja. Yang ketiga, ga usah ikut campur sama urusanku. Urusan pribadiku lah, bisnis, apapun itu, kamu ga usah ikut-ikutan. Keempat, kamu cukup bertahan berapa lama yang kau bisa. Ketika kita berpisah, aku akan kasih 30% saham di perusahaanku. Ngerti kan maksudku apa?", kata Michael dengan serius.
Sarah tak percaya Michael mengatakan hal seperti itu. Dia memegang keningnya dengan ekspresi wajah tak percaya.
"Heh... harusnya pakai surat bermaterai. Jadi suatu hari nanti aku bisa gugat kalo kamu lupa", tantang Sarah.
"Ga masalah, nanti aku buatin lebih rincinya", jawab Michael. "Kalau kau ada sesuatu yg mau ditambahin bilang aja, sebut saja itu perjanjian pra nikah kita", imbuh Michael.
Sarah cuma menggelengkan kepalanya. Dia masih tak percaya mendengar pernyataan seperti itu dari Michael. "Udahlah, aku ga mau berdebat", pungkas Sarah sambil membelakangi Michael dan mencoba untuk tidur.
*Keesokan harinya, di rumah Michael*
"Michael tidak akan bertindak jauh kan, sayang?", tanya Lidya kepada Eddy saat sedang sarapan.
"Kau ini kenapa? Ada Lucy disana. Michael dan Sarah sudah dewasa, jika mereka melakukannya itu sudah wajar. Lagian kan mereka juga sebentar lagi menikah", jawab Eddy sambil terus melanjutkan makannya.
"Bukan begitu. Aku takut keluarga jadi menilai buruk ke Michael", jawab Lidya was-was.
"Michael sudah hampir tiga tahun sendiri, dia pasti bisa mengendalikannya. Kau tenanglah", ucap Eddy mengakhiri makannya dan segera meninggalkan meja makan.
Diperjalanan pulang, Michael yang mengemudikan mobilnya.
"Papa... papa udah telpon miss Gina kan kalo hari ini aku libur lagi?", tanya Lucy dari kursi belakang sambil memainkan game di ipad.
"Iya, udah. Hari Senin kamu baru masuk sekolah", jawab Michael sambil fokus menyetir.
"Yaaahhhh... papa, itu lama sekali", jawab Lucy kesal.
"Besok kau harus pergi bersama kakek & nenek utk mencoba baju, nanti belajar sama papa di rumah ya", ucap Michael menenangkan Lucy.
Perjalanan yang melelahkan itu akhirnya selesai juga, Michael mengantar Sarah pulang ke rumahnya. Lucy tertidur lelap di kursi belakang.
"Besok aku akan mengirimkan lokasinya, kita buat perjanjian di tempat yang aman. Jangan sampai orang-orang di sekitar kita mengetahuinya", seru Michael saat Sarah hendak turun dari mobil.
"Terserah kau sajalah", jawab Sarah dengan cuek tanpa melihat Michael. Dia segera turun dari mobil. Michael hanya memandangi Sarah yang berjalan masuk ke dalam rumah dengan rasa jengkel.
Alice yang melihat Sarah langsung menariknya menuju kamar Sarah di lantai 2. Alice mendudukan Sarah di kasurnya.
"Apa terjadi sesuatu diantara kalian?", tanya Alice penasaran sambil tersenyum dan mengedipkan matanya.
"Terjadi apanya sih kak? Ampun deh pertanyaannya aneh bgt", jawab Sarah sambil berbaring di kasurnya. Alice memberikan kode dengan tangannya. Alice membuat gerakan seperti orang tidur dan bibir yg dimonyongkan seperti orang yang akan mencium. Sarah mengerti maksud Alice, dia merasa kesal.
"Apaan sih? Mana mungkin hal seperti itu akan terjadi", jawab Sarah dengan nada kesal.
Alice tertawa. "Ya siapa tau setelah Lucy tidur kalian mencoba untuk berdekatan kan", ucap Alice kegelian sambil tertawa. Sarah tidak merespon Alice dan menutup wajahnya dengan bantal.
*Di rumah orangtua Michael *
Lucy berlari memeluk kakek & neneknya.
"Kau sudah melepas rindu dengan mama?", tanya Lidya sambil memeluk Lucy.
"Iyaaaaa... tante Sarah membelikan bunga kesukaan mama yang indah sekali. Mama pasti sangat menyukainya", seru Lucy dengan bahagia.
"Lucy, segera mandi & ganti bajumu ya", kata Michael sambil masuk ke dalam rumah.
Michael segera masuk ke kamarnya tanpa menyapa kedua orangtua yg ada di pintu depan. Dia masih jengkel terhadap Sarah.
"Kau ini kenapa? Apa terjadi sesuatu antara kau dan Sarah?", tanya Lidya menghampiri Michael di kamarnya yang sedang bersiap untuk mandi.
"Enggak ada, ma. Cuma sedikit jengkel aja", jawab Michael menatap ibunya.
"Jengkel kenapa? Apa dia menolakmu untuk... itu?", tanya Lidya penasaran. Michael malah menjadi tambah kesal. Tidak mungkin juga dia mengatakan hal itu kepada ibunya.
Michael hanya menggelengkan kepalanya dan masuk ke dalam kamar mandi. Lidya segera keluar dr kamar Michael dan menghampiri Eddy yg sedang membaca koran di balkon rumah.
"Sayang... sepertinya Michael ditolak oleh Sarah?", ucap Lidya sambil duduk di sebelah Eddy.
"Ditolak? Apa maksudmu?", jawab Eddy kaget sambil menutup korannya.
"Aahhh... kau ini. Ituuu... hal yg kita bicarakan tadi pagi", kata Lidya sambil tersenyum dan menyolek tangan suaminya itu.
"Michael terlihat begitu jengkel saat aku tanya soal Sarah. Sarah pasti sudah menolaknya untuk itu?", imbuh Lidya sambil tertawa geli.
Eddy tidak merespon, dia hanya menggelengkan kepala dan melanjutkan membaca koran.
"Lagian ya Michael, pernikahan tinggal beberapa hari lagi kenapa ga mau sabar sih? Dasar anak jaman sekarang!", ucap Lidya sambil menyilangkan tangan.
"Sudah... jangan ikut campur urusan mereka!", seru Eddy dari balik koran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Queen Tdewa
nah lo ad ultimatum dri Michael....
awas ya entr klo Sarah jalan sma Danis kamu cemburu....
2022-11-15
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
sumpah pengen nampol pala nya si Michael pake gayung setan kezellllllll😠😠😠😠😠
2021-08-08
1
Yeyeh
Ooo...si michaell ditolak sarah untuk itu. Bagus Sarah. Cewek hebat.
2020-12-25
3