"Kamu ingin tahu siapa dia?" tanya Bela sambil mengukir senyum.
"Katakan saja, dan jangan pernah membohongi aku, mengerti!"
"Kapan aku pernah membohongi kamu, sayang? Kamu selalu tahu setiap langkah yang aku lakukan,"
Ji hanya terdiam, dan tidak mengatakan apa pun lagi, untuk menimpali ucapan dari sang kekasih.
Karena benar apa yang di katakan Bela, Zi selalu tahu apa yang sang kekasih lalukan, tapi entah mengapa untuk kali ini ia mencurugainya, dan percaya pada ucapan Zi sang istri, yang mengatakan jika Bela memiliki kekasih lain.
"Hei sayang, kenapa diam saja," tanya Bela sambil membelai pipi Ji. "Coba katakan, kapan aku pernah membohongi kamu? Tidak pernah bukan?"
Ji pun langsung menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari sang kekasih. "Tapi aku ingin tahu, siapa pria itu,"
"Baiklah, aku akan memberi tahu. Kamu tahu Bima kan?"
Kembali lagi Ji menganggukkan kepalanya, tentu saja ia sangat mengenal nama yang baru saja di sebut oleh sang kekasih yang tidak lain dan tidak bukan adalah adik kandung Bela.
"Ya dia yang bersamaku pergi ke butik tempo hari," jelas Bela benar adanya.
"Terus, untuk apa kamu memesan pakaian cauple? Apa kamu ada acara dengan dia? Kenapa kamu tidak memberi tahu aku? Aku, kamu anggap apa, hah!"
"Tidak, aku tidak ada acara dengan dia, sayang. Tapi dengan kamu, apa kamu masih ingat, tempo hari aku memberi tahu, jika aku ingin menghadiri pesta pernikahan sahabat aku bersama kamu?"
"Ya, aku masih mengingatnya,"
"Nah, baju yang aku pesan di butik menggunakan ukuran Bima, itu untuk kamu. Karena tubuh Bima dan juga kamu sama persis, sayang,"
Ji sekarang menatap lekat wajah sang kekasih, lalu membawa ke dalam pelukannya. "Maafkan aku sayang, aku sudah berburuk sangka padamu," sesal Ji karena sudah berpikir negatif tentang sang kekasih.
"Tidak masalah," sambung Bela dan melepas pelukan Ji. "Tapi aku gagal memberi kejutan untuk kamu dengan memberikan setelan jas itu," ucap Bela karena sebenarnya setelan jas itu, ingin ia berikan untuk Ji sebagai kado, karena tidak lama lagi keduanya akan merayakan hari jadian keduanya yang genap lima tahun.
"Ya ampun sayang, tidak perlu melakukan hal itu,"
"Sesekali sayang, masa selalu kamu yang memberi kejutan padaku,"
"Karena aku sangat mencintaimu,"
"Aku juga sangat mencintaimu, sayang,"
"Aku tahu itu," sambung Ji sambil mengukir senyum, lalu membelai pipinya. "Aku akan mengirim uang untuk kamu, sebagai pengganti gaun dan setelan jas itu,"
"Sayang, tidak perlu. Aku tahu kamu banyak uang, tapi aku juga memiliki uang,"
"Ya aku tahu, tapi simpanlah uang kamu itu,"
"Sayang, tapi..."
"Terima saja, oke!" sambung Ji memotong perkataan sang kekasih.
"Terima kasih sayang,"
"Sama-sama, sekarang aku akan memijat kamu,"
"Hanya memijat, tidak yang lain,"
"Tidak janji,"
"Ah sayang, kamu curang,"
*
*
*
Setelah berbelanja pakaian layak pakai dengan di antar oleh Coki, bukan hanya di antarnya, tapi semua belanjaan Zi, Coki yang membayarnya.
Akhirnya Zi pulang ke hotel, tentu saja di antara oleh Coki.
"Aku merasa tidak enak, karena semua belanjaan aku, kamu yang bayar," ucap Zi ketika akan turun dari mobil Coki yang berhenti tepat di lobi hotel.
"Aku sudah bilang padamu, itu sebagai kado pernikahan kamu dari aku,"
"Tapi..."
"Sudahlah, terima saja. Dan segera turun, di belakang ada mobil," pinta Coki memotong perkataan dari Zi.
"Baiklah, sebelumnya terima kasih,"
"Sama-sama, hubungi aku bila kamu memerlukan bantuan dan Ji tidak mengangkat sambungan ponselnya,"
Zi hanya membuat lambang oke menggunakan ibu jari dan jari terlunjuk, tak lupa mengukir senyum, lalu turun dari mobil Coki.
Bersambung...............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erina Munir
klo coki baik mah ...mendingan zi sama coki ajaa...drpd sama s muna....najiis deeh
2025-01-17
0
kavena ayunda
mending bkin cerai masak dapet ji bekasss sih
2023-05-20
1
Anggi Susanti
kyaknya zi lebih cocok sama coki deh biar tuh si ji mengjar bela terus nanti dikhianati baru tau rasa
2023-05-07
0